EVALUASI PROGRAM PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

PELAKSANAAN PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI INTI KURIKULUM 2013 KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

Edu Elektrika Journal

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI WATANSOPPENG. Hj. SALMAYZURI RUSLAN TRIYANTO PRISTIWALUYO. Guru SMA NEGERI 3 Watansoppeng1

STUDI EKSPLORASI KESULITAN GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS BERDASARKAN KURIKULUM 2013

Pengembangan Perangkat Penilaian Autentik Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran IPA/Biologi di Sekolah Menengah Pertama

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika dengan Menggunakan Model EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbagai sudut pandang yang tidak bisa dipisahkan. Jika dilihat dari sudut

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN OTENTIK TES TERTULIS PILIHAN JAMAK BERALASAN DENGAN SCIENTIFIC APPROACH

TINJAUAN PELAKSANAAN PRAKTEK DASAR KERJA KAYU SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 PADANG

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

KEEFEKTIFAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI KOTA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP SWASTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

Journal of Physical Education and Sports

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF SISWA KELAS VII A SMP N 1 BINANGUN CILACAP

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang terdiri dari lima fase

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

PEMAHAMAN GURU PROGRAM STUDI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN TENTANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMKN 1 SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

Alviyana, Baedhowi, Kristiani * *Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Sebelas Maret

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMPN SE-KABUPATEN PATI

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI PADA BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SMK SWASTA SE-KABUPATEN SLEMAN

DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN BAB II : KAJIAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ETNOMATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

STUDI EVALUASI TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN TARI BEDANA SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG. (Jurnal Penelitian) Oleh DEVIELIA VEBRIANA JUNETE.

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Oleh:

EVALUASI PROGRAM PELATIHAN INSTALASI PENERANGAN DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN PATI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

PENDAHULUAN. CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

PENERAPAN GROUP TO GROUP EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XA SMA NEGERI I TANJUNGSARI GUNUNGKIDUL

EFEKTIFITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN SISTEM BLOK JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 2, Juli 2016

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

EVALUASI STANDAR KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK PADA PROGAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN SMK N 1 MAGELANG

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No 1, November 2013

Annisa Carina Sutrisno Mujiyono

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESESUAIAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER IPS TERPADU DENGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 1 SAMBI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

DESKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BERKARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU SMK SE-KABUPATEN PURWOREJO

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PADA PRAKTIKUM PEMROGRAMAN WEB DI SMK

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

Mardiatul Hasanah 41, Wachju Subchan 42, Dwi Wahyuni 43

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

Transkripsi:

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 39, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 109-118 EVALUASI PROGRAM PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA KURIKULUM 2013 KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK Novi Rahmawati Sutrisno Made Wena Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif Keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif evaluatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan skala likert. Teknik analisis data menggunakan deskriptif. Hasil analisis data menunjukkan: (1) Input program penilaian dilihat dari kesiapan guru, dan sarana termasuk kategori cukup, (2) Proses program penilaian dilihat dari langkah-langkah pelaksanaan penilaian termasuk kategori cukup, sedangkan macam-macam penilaian termasuk kategori kurang, (3) Produk program penilaian dilihat dari kualitas penilaian termasuk kategori kurang, sedangkan ketercapaian penilaian termasuk kategori cukup. Kata-kata Kunci: evaluasi, penilaian, kurikulum 2013 P Abstract: The Evaluation of Learning Outcome Assessment Program of Curriculum 2013 Productive Subject Group of Wood Construction Engineering Skills in SMK. The aim of this research is to describe the learning outcomes assessment program of the curriculum 2013 productive subject group of Wood Construction Engineering Skills in SMK. This research is a descriptive evaluative research. The data collection technique was using a questionnaire with a Likert scale. Data were analyzed using descriptive. The results showed: (1) Input assessment program evaluated from the readiness of teachers, and facilities were categorized as sufficient, (2) process of assessment program evaluated from the steps of the assessment exercise was categorized as sufficient, while the variety of ratings was categorized as deficient, (3) Product of assessment program evaluated from the assessment quality was categorized as deficient, while the assessment achievement was categorized as sufficient. Keywords: evaluation, assessment, curriculum 2013 Novi Rahmawati adalah alumni Jurusan Teknik Sipil. Email: novi_rahmawati53@yahoo.com. Sutrisno dan Made Wena adalah Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang. Alamat Kampus: Jl. Semarang No. 5 Malang 65145. 109 enilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 merupakan salah satu elemen yang penting dalam pembelajaran kurikulum 2013. Penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 yang baik dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan serta keberhasilan siswa, dalam pencapaian tujuan pembelajaran kurikulum 2013. Kunandar (2014) menyatakan bahwa kurikulum 2013 lahir sebagai penyempur-

110 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 39, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 109-118 naan kurikulum 2006 yang belum sepenuhnya berbasis Kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional. Kompetensi kurikulum 2006 belum menggambarkan secara nyata unsur sikap, keterampilan dan pengetahuan, selain itu standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci dan masih terpusat pada guru. Dari sisi standar penilaian juga belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil). Menurut Kunandar (2014), ada beberapa masalah dalam penilaian hasil belajar berdasarkan Kurikulum 2013 peserta didik, yaitu: (1) Nilai yang diberikan guru kepada peserta didik tidak dapat diperbandingkan dengan nilai yang diperoleh dari guru lainnya, (2) Hasil penilaian yang dilakukan guru terkadang belum sepenuhnya menggambarkan pencapaian kompetensi riil dari peserta didik, sehingga peserta didik yang sudah dinyatakan menguasai kompetensi tertentu ternyata sesungguhnya belum menguasai kompetensi dasar tersebut, (3) Mutu instrumen atau soal yang dihasilkan masih belum valid dan reliabel, karena penulisannya dilakukan terlalu tergesa-gesa, bahkan ada beberapa guru yang mengambil soal dari buku atau LKS untuk keperluan penilaian, (4) Belum semua guru dalam menyusun soal terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal, (5) Belum semua guru menyusun pedoman atau rubrik penskoran pada soal uraian, (6) Guru belum menggunakan teknik penilaian yang bervariasi. Hasil penelitian Pemila (2014) menyatakan bahwa guru sudah merancang model penilaian sesuai dengan kurikulum 2013, namun secara pelaksanaan penilaian belum berjalan secara maksimal. Dalam pelaksanaanya masih mengalami kendala. Kendala yang utama dalam pelaksanaan 2013 yaitu tidak semua guru menerapkan model penilaian yang sudah direncanakan pada RPP. Berdasarkan masalah diatas, pelaksanaan 2013 masih perlu diperbaiki. Menciptakan suatu proses pelaksanaan penilaian hasil belajar dengan baik bukanlah hal yang sederhana, perlu persiapan dan perencanaan yang matang. Oleh karena itu agar pendidik mampu melakukan penilaian hasil belajar yang berkualitas baik, maka pendidik dituntut memiliki sejumlah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan penilaian. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam proses 2013, diantaranya guru dapat melaksanakan langkah-langkah penilaian dengan baik dan guru dapat melaksanakan macam-macam penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 dengan baik. Jika proses penilaian tersebut telah dilakukan guru dengan baik maka diharapkan akan mendapatkan produk yang baik juga. SMK Negeri 1 Kediri merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan di kota Kediri. SMK Negeri 1 Kediri ini sudah menggunakan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2015/2016 dan sudah berjalan meskipun belum sepenuhnya sempurna. Berdasarkan wawancara dari Bapak Memet selaku kepala Program Keahlian Teknik Konstruksi Kayu, bahwa guru-guru di SMK Negeri 1 Kediri ini telah mendapatkan sosialisasi kurikulum 2013 namun guru belum sepenuhnya menerapkan kurikulum 2013 secara utuh termasuk juga penilaian hasil belajar kurikulum 2013. Guru Keahlian Teknik Konstruksi Kayu pun masih kebingungan dalam proses penilaian hasil belajar kurikulum 2013. Hal ini terkait dengan kesiapan guru sebelum memulai penilaian, perencanaan perangkat-perangkat penilaian yang terlalu banyak, kemudian hal tersebut berpengaruh terhadap pelaksanaan

Rahmawati,dkk., Evaluasi Program Penilaian Hasil Belajar 111 penilaian hasil belajar peserta didik. Program penilaian hasil belajar kurikulum 2013 pada Keahlian Teknik Konstruksi Kayu masih terdapat kendala dan selama ini belum ada evaluasi tentang keterlaksanaan program penilaian hasil belajar. Oleh karena ltu perlu diadakan evaluasi program penilaian hasil belajar Kurikulum 2013 pada Keahlian Teknik Konstruksi Kayu. Arikunto dan Jabar (2009) menyatakan bahwa evalusi program adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Tyler (dalam Arikunto dan Jabar, 2009) mendefinisikan bahwa evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah dapat terealisasi. Mulyatiningsih (2011: 114-115) menyebutkan bahwa evaluasi program dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain, (2) Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan. Menurut Setiawan (1999: 20) tujuan evaluasi program adalah agar dapat diketahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan program dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan program dimasa yang akan datang. Model evaluasi tentunya bermacam-macam, menurut Kaufman dan Thomas yang dikutib oleh Arikunto dan Jabar (2009: 40), membedakan model evaluasi menjadi delapan. Dari kedelapan model evaluasi tersebut, model yang digunakan adalah model pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Stake yang dikenal dengan nama countenance evaluation model. Menurut Tayibnapis (2000: 22) model Stake menekankan pada adanya dua hal pokok yaitu: (1) Deskripsi (description) dan (2) Pertimbangan (judgements), serta membedakan adanya tiga komponen dalam evaluasi pogram yaitu: (1) Input (antecendents/context), (2) Proses (transaction/process) dan (3) Produk (outputoutcomes). Evaluasi input dilakukan untuk mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sumber daya, bahan, alat, manusia dan biaya, untuk melaksanakan program yang telah dipilih (Mulyatiningsih, 2011: 129). Komponen input yang akan dilakukan evaluasi meliputi kesiapan guru dan sarana. Menurut Slameto (2003:11-13), kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Menurut Bafadal (2004: 2) sarana pendidikan adalah semua perangkatan peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi atau memprediksi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan atau implementasi program. Evaluasi dilakukan dengan mencatat atau mendokumentasikan setiap kejadian dalam pelaksanaan kegiatan, memonitor kegiatan-kegiatan yang berpotensi menghambat dan menimbulkan kesulitan yang tidak diharapkan, menemukan informasi khusus yang berada diluar rencana; menilai dan menjelaskan proses secara aktual. Selama proses evaluasi, evaluator dituntut berinteraksi dengan staf pelaksana program secara terus menerus (Mulyatiningsih, 2011: 130-131). Komponen proses yang akan dilakukan evaluasi meliputi langkah-langkah proses guru dalam penilaian dan macam-macam penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013.

112 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 39, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 109-118 Sukmadinata (2009: 127) menyatakan bahwa evaluasi produk adalah kegiatan yang ditujukan guna mengukur kelayakan program bagaimana dilihat dari proses dan hasil pelaksanaan program tersebut. Menurut Tayibnapis (2000) menyatakan bahwa evaluasi produk bertujuan untuk membantu membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Komponen produk yang akan dilakukan evaluasi meliputi kualitas penilaian hasil belajar siswa pada kurikulum 2013 dan ketercapaian program penilaian hasil belajar siswa pada kurikulum 2013. Adapun tujuan penelitian ini adalah Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 kelompok mata pelajaran produktif Keahlian Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan. METODE Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif evaluatif, penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2006: 12). Sedangkan penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat (worth) dari suatu praktik pendidikan (Sukmadinata, 2009). Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif evaluatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan dan data yang yang dikumpulkan menentukan nilai atau manfaat dari suatu praktik pendidikan. Populasi dalam penelitian ini adalah program penilaian hasil belajar kurikulum 2013 mata pelajaran produktif kelas X dan kelas XI keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 1 Kediri. Mata pelajaran produktif pada kelas X bidang keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 1 Kediri terdiri dari Mekanika Teknik, Gambar Teknik, Simulasi Digital, Ilmu Ukur Tanah, Konstruksi Bangunan 1. Sedangkan mata pelajaran produktif pada kelas XI bidang keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 1 Kediri terdiri dari Konstruksi Bangunan 2, Pelaksanaa Konstruksi Kayu, Finishing Kayu, Teknologi Konstruksi Kayu. Karena mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI ada sembilan mata pelajaran, maka keseluruhan populasi dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sensus, yaitu teknik mengambil sampel dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Jumlah responden ditentukan sebanyak 6 siswa tiap penilaian pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner), yaitu peneliti sudah memberikan alternatif jawaban pada angket tersebut. Angket (kuesioner) dalam penelitian ini diberikan kepada responden yaitu siswa kelas X dan kelas XI keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 1 Kediri untuk memperoleh jawaban dari responden. Teknik angket (kuesioner) digunakan peneliti untuk memperoleh data utama yaitu input, proses, dan produk tentang program penilaian hasil belajar mata pelajaran produktif. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu setiap pernyataan telah disertai sejumlah pilihan jawaban yang kemudian responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai. Penskoran pada kuesioner menggunakan skala likert yang variabelnya akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan

Rahmawati,dkk., Evaluasi Program Penilaian Hasil Belajar 113 atau pernyataan. Teknik yang dipakai untuk memperoleh data penelitian adalah statistik deskripsi dengan metode analisis deskriptif presentase. HASIL Input Program Penilaian Hasil Belajar Deskripsi dari hasil penelitian tentang input program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif terdapat dua indikator, yaitu kesiapan guru dan sarana. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, rata-rata evaluasi input kesiapan guru pada program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif mencapai nilai 64,39% dan tergolong dalam kategori Cukup, rata-rata evaluasi input sarana pada program penilaian mata pelajaran produktif mencapai nilai 65,19% dan tergolong dalam kategori Cukup. Dari kedua indikator diatas untuk lebih jelasnya hasil input dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Input Program Penilaian Hasil Belajar No. Indikator Nilai Persentase Kriteria 1. Kesiapan Guru 64,39% Cukup 2. Sarana 65,19% Cukup Indikator paling rendah pada evaluasi input adalah pada indikator kesiapan guru, khususnya terdapat pada guru mampu memberikan tugas yang terkait dengan kehidupan sehari-hari sebesar 50,74% termasuk dalam klasifikasi kurang, dan yang paling tinggi adalah pada indikator sarana, khususnya terdapat pada ketersediaan lembar jawaban uraian dalam penilaian pembelajaran produktif persentasenya sebesar 71,85% termasuk dalam kategori Baik. Berdasarkan pada analisis data skor rata-rata evaluasi input pada program penilaian mata pelajaran produktif adalah sebesar 64,79%. Mengacu pada kualifikasi pada bab III, evaluasi input program penilaian mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 1 Kediri termasuk dalam kategori Cukup. Proses Program Penilaian Hasil Belajar Deskripsi dari hasil penelitian tentang proses program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif terdapat dua indikator, yaitu langkah-langkah pelaksanaan penilaian oleh guru dan macam-macam penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, rata-rata evaluasi proses langkahlangkah pelaksanaan penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 oleh guru pada program 2013 mata pelajaran produktif mencapai nilai 68,44% dan tergolong dalam kategori Cukup, rata-rata evaluasi proses macam-macam penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 pada program 2013 mata pelajaran produktif mencapai nilai 57,41% dan tergolong dalam kategori Kurang. Dari dua indikator diatas untuk lebih jelasnya hasil proses dapat dilihat pada Tabel 2. Indikator paling rendah pada evaluasi proses adalah pada indikator macam-macam penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013, khususnya terdapat pada guru melakukan Ulangan Tengah Semester sebesar 47,78% termasuk dalam klasifikasi jelek, dan yang paling tinggi adalah pada indikator langkah-langkah penilaian, khususnya terdapat pada guru memberikan remidial kepada siswa yang nilainya di bawah batas ketuntasan nilai (KKM)

114 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 39, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 109-118 Tabel 2. Proses Program Penilaian Hasil Belajar No. Indikator Nilai Persentase (%) Kriteria 1. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Oleh Guru 68,44 Cukup 2. Macam-macam Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Oleh Guru 57,41 Kurang Tabel 3. Produk Program Penilaian Hasil Belajar No. Indikator Nilai Persentase (%) Kriteria 1. Kualitas Penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 58,30 Kurang 2. Ketercapaian Penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 68,81 Cukup persentasenya sebesar 73,70% termasuk dalam kategori Baik. Berdasarkan pada analisis data skor rata-rata evaluasi proses pada program 2013 mata pelajaran produktif adalah sebesar 62,92%. Mengacu pada kualifikasi pada bab III, evaluasi proses program penilaian mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 1 Kediri termasuk dalam kategori Cukup. Produk Program Penilaian Hasil Belajar Deskripsi dari hasil penelitian tentang produk program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif terdapat dua indikator, yaitu kualitas 2013, dan ketercapaian penilaian. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, rata-rata evaluasi produk kualitas 2013 pada program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif mencapai nilai 58,30% dan tergolong dalam kategori Kurang, ratarata evaluasi produk ketercapaian penilaian pada program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif mencapai nilai 68,81% dan tergolong dalam kategori Cukup. Dari dua indikator diatas untuk lebih jelasnya hasil produk dapat dilihat pada Tabel 3. Indikator paling rendah pada evaluasi produk adalah pada indikator Kualitas 2013, khususnya terdapat pada guru menilai secara adil sebesar 49,26% termasuk dalam klasifikasi jelek, dan yang paling tinggi adalah pada indikator ketercapaian 2013, khususnya terdapat pada siswa memiliki keterampilan yang lebih baik persentasenya sebesar 70,74% termasuk dalam kategori Baik. Berdasarkan pada analisis data skor rata-rata evaluasi proses pada program Penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 Mata Pelajaran Produktif adalah sebesar 63,56%. Mengacu pada kualifikasi pada bab III, evaluasi produk program 2013 mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 1 Kediri termasuk dalam kategori Cukup. PEMBAHASAN Input Program Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan analisis data dari hasil evaluasi input kesiapan guru dalam program penilaian hasil belajar pada kuriku-

Rahmawati,dkk., Evaluasi Program Penilaian Hasil Belajar 115 lum 2013 mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 1 Kediri didapatkan hasil 64,39% yang tergolong dalam kategori cukup. Diperoleh hasil temuan bahwa guru kurang mampu memberikan tugas yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, yang mengindikasikan kesiapan guru dalam program penilaian masih kurang optimal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pemila (2014) yang menyatakan bahwa guru kesulitan dalam membuat tugas terkait dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga guru belum memberikan tugas terkait dengan kehidupan sehari-hari kepada peserta didik. Hasil penelitian terhadap evaluasi input sarana dalam program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 1 Kediri didapatkan hasil 65,19% yang tergolong dalam kategori cukup. Dari analisis diatas diperoleh hasil temuan bahwa belum tersedianya program excel untuk menghitung nilai siswa, yang menyebabkan sarana pada program penilaian mata pelajaran produktif masih kurang optimal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Retnawati (2015) yang menyatakan bahwa sebagian besar guru masih belum membuat program excel sebagai alat untuk menghitung nilai siswa. Hal ini disebabkan karena guru belum mampu membuat program excel dengan baik karena wawasan teknologi informasi yang dimiliki oleh guru masih tergolong kurang. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat dinyatakan bahwa input program penilaian mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 1 Kediri masuk kategori cukup. Dengan kelemahan yang didapat pada hasil temuan bahwa guru kurang mampu memberikan tugas yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan belum tersedianya program excel untuk menghitung nilai siswa. Proses Program Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan analisis data dari hasil evaluasi proses langkah-langkah pelaksanaan 2013 oleh guru mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 1 Kediri didapatkan hasil 68,44% yang tergolong dalam kategori cukup. Diperoleh hasil temuan bahwa kurangnya guru dalam melakukan penilaian yang bebas dari kecurangan, yang menyebabkan kurang optimalnya langkah-langkah penilaian hasil belajar pada Kurikulum 2013 yang di lakukan oleh guru. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2015) yang menyatakan bahwa pelaksanaan penilaian masih terdapat kecurangan. Hal ini disebabkan karena masih ada beberapa guru yang kurang mengawasi peserta didik saat kegiatan penilaian. Hasil penelitian terhadap evaluasi proses macam-macam pelaksanaan penilaian oleh guru mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 1 Kediri didapatkan hasil 57,41% yang tergolong dalam kategori kurang. Diperoleh hasil temuan bahwa kurangnya guru dalam melakukan Ulangan Tengah Semester, yang menyebabkan kurang optimalnya macam-macam penilaian hasil belajar pada Kurikulum 2013 yang di lakukan oleh guru. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khafidzoh (2016) yang menyatakan sebagian besar guru sudah melakukan Ulangan Tengah Semester, namun ada beberapa guru yang masih belum melaksanakan Ulangan Tengah Semester. Hal ini disebabkan karena guru

116 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 39, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 109-118 menganggap Ulangan tengah semester tidak perlu dilaksanakan. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat dinyatakan bahwa proses program penilaian mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 1 Kediri masuk kategori cukup. Dengan kelemahan yang didapat pada hasil temuan bahwa kurangnya guru dalam melakukan penilaian yang bebas dari kecurangan dan kurangnya guru dalam melakukan Ulangan Tengah Semester. Produk Program Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan analisis data dari hasil evaluasi produk kualitas penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 1 Kediri didapatkan hasil 58,30% yang tergolong dalam kategori kurang. Diperoleh hasil temuan bahwa hasil penilaian yang diberikan guru kurang adil, yang mengidentifikasikan penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 masih kurang optimal. Hal ini disebabkan karena macam-macam penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 masih kurang berjalan secara optimal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2015) yang menyatakan guru tidak memberikan nilai yang adil bagi siswa. Hal ini disebabkan karena guru hanya mengamati siswa-siswa yang bersikap menonjol, sedangkan siswa yang kurang menonjol tidak teramati dengan baik. Hasil penelitian terhadap evaluasi produk ketercapaian penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 1 Kediri didapatkan hasil 68,81% yang tergolong dalam kategori cukup. Dari analisis diatas diperoleh hasil temuan bahwa siswa belum memiliki sikap yang lebih baik, yang menyebabkan ketercapaian penilaianhasil belajar pada kurikulum 2013 pada program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif kurang tercapai sesuai tujuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2015) yang menyatakan sikap yang ditunjukkan peserta didik setelah pelaksanaan penilaian masih kurang baik. Sikap peserta didik seperti kurang tertib saat pembelajaran berlangsung dan saat proses diskusi kelas berlangsung masih banyak dijumpai oleh guru. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat dinyatakan bahwa produk program 2013 mata pelajaran produktif pada kelas X dan kelas XI keahlian teknik konstruksi kayu SMK Negeri 1 Kediri masuk kategori cukup. Dengan kelemahan yang didapat pada hasil temuan bahwa hasil penilaian yang diberikan guru kurang adil dan siswa belum memiliki sikap yang lebih baik. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dideskripsikan ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Input program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif pada keahlian Teknik Konstruksi Kayu dilihat dari kesiapan guru, dan sarana 2013 termasuk kategori cukup, (2) Proses program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif pada keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK dilihat dari langkah-langkah pelaksanaan 2013 oleh guru termasuk kategori cukup, sedangkan macam-macam penilaian oleh guru termasuk kategori kurang, (3)

Rahmawati,dkk., Evaluasi Program Penilaian Hasil Belajar 117 Produk program penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 mata pelajaran produktif pada keahlian Teknik Konstruksi Kayu SMK dilihat dari kualitas penilaian termasuk kategori kurang, sedangkan ketercapaian 2013 termasuk kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun saran-saran dari penulis adalah sebagai berikut: (1) Kepada para guru sebaiknya meningkatkan kemampuan dalam melakukan semua macam-macam penilaian sehingga kualitas dari penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013 menjadi lebih baik lagi. Peningkatan kemampuan dalam melakukan semua macam-macam penilaian dapat dilakukan dengan cara mengikuti berbagai seminar, loka karya dan pelatihan terkait dengan peningkatkan kemampuan dalam melakukan macam-macam penialain hasil belajar pada kurikulum 2013. Kemudian sebaiknya guru menilai siswa secara lebih mendalam dan menyeluruh lagi agar didapatkan nilai yang adil, (2) Pihak sekolah diharapkan melakukan peningkatan kemampuan guru dalam melakukan macam-macam penialain hasil belajar pada kurikulum 2013 dengan cara mengirimkan guru untuk mengikuti kegiatan seminar, loka karya dan pelatihan mengenai penilaian hasil belajar pada kurikulum 2013, agar kualitas dari penilaian menjadi lebih baik lagi, (3) Peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian yang berkaitan dengan program penilaian mata pelajaran produktif pada semua kompetensi keahlian SMK agar dapat mengetahui tingkatan program penilaian pada setiap kompetensi keahlian. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. & Jabar, C.S.A. 2009. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bafadal, I. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya. Jakarta :Bumi Aksara. Khafidzoh. 2016. Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Ekonomi di SMA Se-Kabupaten Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Jakarta: Rajawali Pers. Mulyatiningsih, E. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Alfabeta. Pemila, A.W. 2014. Pelaksanaan Penilaian Otentik Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA Beracuan Kurikulum 2013 di Kabupaten Gunung Kidul. Tesis. Universitas Negeri Yogyakarta. Retnawati, H. 2015. Hambatan Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama dalam Menerapkan Kurikulum Baru. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Saputri, W.A. 2015. Pelaksanaan Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Ngemplak. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Setiawan, A. 2015. Profil Hasil Belajar Siswa Melalui Asesmen Portofolio dan Pendekatan Saintifik di SMP. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

118 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 39, NO. 2, SEPTEMBER 2016: 109-118 Setiawan, B. 1999. Agenda Pendidikan Nasional. Yogjakarta: Ar-Ruz Media. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sukmadinata, N.S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Tayibnapis, F.Y. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Wulandari, A. 2015. Evaluasi Implementasi Model Penilaian Autentik dalam Penilaian Kurikulum 2013 di SMK Negeri Banyudono. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.