BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang misterius dan kompleks. Keberadaan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN. Ada tiga hal dari realitas hidup bersama secara khusus dalam teks

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang sangat. kompleks karena ada banyak aspek yang bisa diulas,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti memiliki tujuan hidup. Tujuan tersebut menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. diri. Sebagai person manusia memiliki keunikan yang membedakan dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki Pancasila yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya selalu menjalin relasi dengan orang lain. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman

BAB I PENDAHULUAN. filsafat. Setiap tradisi atau aliran filsafat memiliki pemikiran filosofis masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,

PERSAHABATAN MENURUT THOMAS AQUINAS: ANALISIS KRITIS ATAS BUKU KOMENTAR ETIKA NIKOMAKEA ARISTOTELES BUKU VIII DAN IX ALOYSIUS LUIS KUNG

BAB V PENUTUP. diajukan dalam rumusan masalah skripsi. Dalam rumusan masalah skripsi ini,

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jürgen Habermas dalam bukunya Faktizitat und Geltung mengungkapkan

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan

BAB I PENDAHULUAN. dianggapnya bebas, misalnya mengutarakan pendapat di depan publik.

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai persona pertama-tama karena ke-diri-annya (self). Artinya, self

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

PERSAHABATAN PADA HIDUP BERSAMA MENURUT ARISTOTELES DALAM ETIKA NIKOMAKEA IX, 12 GONZAGA VENERANDA

BAB IV PENUTUP. Pada Bab IV ini penulis memaparkan kesimpulan dan relevansi tentang

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK

BAB IV KESIMPULAN. Pada bab analisis dipaparkan bagaimana tokoh utama melakukan penolakan

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

KEPENUHAN HIDUP MANUSIA DALAM RELASI I AND THOU 1 (Antonius Hari Purnanto)

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles pada kalimat pertama dalam bukunya, Metaphysics,

BAB I PENDAHULUAN. atau tepat. Kecakapan berpikir adalah ketrampilan untuk menerapkan hukum-hukum

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik. Ia berbeda dengan makhluk hidup yang lain

BAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan

Pendahuluan BAB I. A. Pengertian

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat. By : Amaliatulwalidain, MA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak manusia menghidupi kehidupan palsu. Kehidupan yang

Deskripsi Mata Kuliah

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

KONSEP KEHENDAK BEBAS MENURUT HENRI BERGSON DALAM TIME AND FREE WILL ANDREAS ARDHATAMA WIKANARKO ( )

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7

Diterjemahkan oleh K.J. Veeger, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm Zainal, Abidin, Filsafat Manusia, (Jakarta: Rosda Karya, 2003), hlm.

FILSAFAT MANUSIA. Person dan Individu Manusia dan Review Materi Kuliah I s/d VI. Firman Alamsyah AB, MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. rekayasa genetika beberapa tahun terakhir. Teknologi teknologi dalam

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 1. Gregorius Martia Suhartoyo 1

BAB I PENDAHULUAN. bawah bumi dan di atasnya. Manusia ditempatkan ke dalam pusat dunia. 1 Pada masa itu budi

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 ETIKA BISNIS DAN RUANG LINGKUPNYA. khotbah-khotbah, patokan-patokan, serta kumpulan peraturan dan

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James)

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

RASIONALITAS HASRAT DALAM PEMIKIRAN THOMAS AQUINAS Kajian terhadap Summa Theologica I-II Quaestiones 22-25

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

THOMAS AQUINAS Oleh: Fitria Eka Putri

Filsafat Umum. Filsafat Timur. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

Pandangan tokoh Teori Sociological Jurisprudence mengenai hukum yang baik dalam. masyarakat

S K R I P S I OLEH: EMANUEL TATI TAENA. No. Reg

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

BAB IV ANALISA. sinodal) dan siding majelis jemaat (lingkup jemaat). 2. Hubungan yang dinamis antara majelis sinode dan majelis jemaat.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pertemuan 1. Pembahasan. 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika

MEMBANGUN RELASI : ETIKA PERSAHABATAN DALAM PERSPEKTIF ARISTOTELES. Yohanes Probo Dwi S

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang memerdekakan merupakan sebuah wacana yang dapat membuka kesadaran kita untuk

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PSIKOLOGI

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

I. PENDAHULUAN. seperti halnya suku-suku lain. Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

Filsafat Ilmu dan Logika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

BAB VII PENUTUP. dan di kritisi dalam menganalisis isu-isu pendidikan kontemporer. Berdasarkan

Tujuan pembangunan suatu negara adalah untuk pemenuhan kebutuhan masyarakatnya supaya mereka dapat hidup baik dan sejahtera. Untuk itu pembangunan

Filsafat Manusia. Manusia Sebagai Persona. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu

RESPONS - DESEMBER 2009

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang misterius dan kompleks. Keberadaan dan cara beradanya mengandung sejumlah teka-teki yang sudah, sedang dan akan terus dicari jawabannya. Usaha ini telah dimulai sejak beribu-ribu tahun lalu oleh para filsuf Yunani kuno hingga sekarang. Keberadaan manusia sebagai makhluk yang paling unik membuat manusia semakin sulit dipahami. Kesulitan-kesulitan itulah yang semakin merangsang daya pikir kritis para filsuf untuk mengungkapkan teka-teki tentang siapa itu manusia. Salah satu elemen yang paradoks dari manusia adalah keberadaannya sebagai makhluk individu yang unik (persona) dan juga sekaligus makhluk sosial yang selalu hidup dalam relasi dengan sesamanya sebagai sebuah komunitas. Manusia adalah makhluk independen yang mengungkapkan keberadaannya sebagai individu yang unik dan bebas, namun di sisi lain keberadaannya sebagai pribadi yang unik dan bebas itu juga terperangkap dalam relasinya dengan sesama. Seperti yang diungkapkan Aristoteles bahwa manusia adalah makhluk sosial atau dalam bahasa Yunaninya dikenal sebagai zoon politikon. 1 Manusia selalu hidup dalam relasi dengan sesamanya. Bahkan kesempurnaan diri dan 1 FRANZ MAGNIS SUSENO, 13 Tokoh Etika; Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19, Kanisius, Yogyakarta 1998, 35. 1

tujuan akhirnya ( kebahagiaan menurut Aristoteles 2 ) hanya bisa dicapai dalam relasinya dengan sesama. Atau dalam bahasa eksistensialnya dikatakan sebagai aku menjadi aku karena kamu. 3 Menurut Thomas Aquinas yang mengikuti pendapat Aristoteles, bentuk tertinggi dari sebuah relasi yang dijalani oleh manusia dalam lingkungan sosialnya ialah persahabatan. 4 Bahkan dia juga berpendapat bahwa persahabatan adalah hal yang paling penting (necessary) bagi manusia dalam menjalani hidupnya di dunia ini karena tujuan dari persahabatan ialah kebaikan. Tetapi ada sumber lain yang menilai bahwa relasi yang paling penting dalam hidup manusia bukanlah pada persahabatan melainkan pada keluarga. Mereka melihat bahwa keluarga berperan sangat penting dalam seluruh perkembangan kepribadian seseorang. 5 Pendapat ini sangat benar adanya. Bahkan dalam dunia modern ini, kebanyakan dari kita bersikap skeptis tentang makna persahabatan sejati. Ada beberapa situasi atau kejadian amoral yang menjadikan persahabatan sebagai alasan untuk melakukan tindakan tersebut. Misalnya saja kelompok pemuda yang menggunakan narkoba dengan mengatasnamakan persahabatan sebagai tujuannya. Situasi-situasi seperti inilah yang mengakibatkan munculnya sikap skeptis akan eksistensi persahabatan sejati yang selalu bertujuan pada kebaikan. Lalu mengapa Thomas dan Aristoteles melihat persahabatan itu sebagai bentuk relasi yang tertinggi? 2 Idem, Menjadi Manusia Belajar dari Aristoteles, Kanisius,Yogyakarta 2009, 3. 3 ALDEBERT SNIJDERS, Antropologi Filsafat Manusia Paradoks dan Seruan, Kanisius, Yogyakarta 2004, 36. 4 THOMAS AQUINAS, Commentary on Aristotle s Nicomachean Ethics, diterjemahkan oleh C. I. Lizinger, Dumb Ox Books, Notre Dame 1964, 476. 5 ALDEBERT SNIJDERS, Op. Cit. 36. 2

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu menjawabnya dengan mengajukan sebuah pertanyaan baru dan esensial: apakah itu persahabatan? Secara umum persahabatan atau friendship dalam bahasa Inggrisnya didefinisikan sebagai sebuah bentuk ikatan atau relasi sosial karena sikap menghormati atau afeksi. 6 Selain itu persahabatanpun dapat didefinisikan sebagai ikatan sosial menuju kesempurnaan, yang menjaga persatuan antar masyarakat suatu negara, atau antar anggota dari sebuah kelompok, atau asosiasi dari beberapa kepentingan. 7 Ini adalah pengertian umum yang sesuai dengan perspektif kita dewasa ini. Namun menurut Torrel kata philia yang dipakai Aristoteles atau kata amicitia menurut Thomas Aquinas memiliki makna yang jauh lebih luas daripada makna persahabatan yang sering kita dengar dewasa ini. 8 Maknanya yang luas ini dapat kita lihat dalam penjelasan dari Aristoteles dalam bukunya Etika Nikomakea atau dalam penjelasan Thomas Aquinas dalam bukunya Komentar atas Etika Nikomakea Aristoteles khususnya dalam buku VIII dan IX. Dalam buku ke VIII, Aristoteles mengklasifikasikan jenis-jenis persahabatan menurut jenis-jenis cinta. Jadi sangat jelas bahwa persahabatan itu ada beberapa jenis berdasarkan cinta yang diungkapkan oleh mereka yang saling mencintai. Oleh karena itu, kita perlu memahami dengan jelas tentang makna apa itu persahabatan dan jenis-jenis persahabatan. 6 Friendship is attachment to one another by respect or affection. The Merriam Webster Dictionary Twelfth Edition, United States of America, 2004, 291. 7 Friendship is the social bond par excellence, which maintains unity among the citizens of a city, or among the comrades in a group, or the associates of some business. JEAN PIERRE TORRELL, Saint Thomas Aquinas Spiritual Master Volume II, (judul asli: Saint Thomas d Aquin, Maiter Spirituel) diterjemahkan oleh Robert Royal, The Catholic University of America Press, Wahington D.C. 2003, 276. 8 Ibid. 3

Melihat bahwa pemahaman akan persahabatan ini sangat penting, penulis sadar bahwa sangatlah perlu untuk mengupas kembali makna sesungguhnya dari persahabatan khususnya menurut salah satu filsuf terbesar abad pertengahan yaitu Thomas Aquinas. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis akan mengkaji dan mendalami makna persahabatan dan elemen-elemen penting yang menjadikan sebuah persahabatan itu esensial, menurut Thomas Aquinas dalam buku komentarnya atas Etika Nikomakea Aristoteles khususnya dalam buku VIII dan IX. Tidak hanya itu, namun penulis juga akan mengkaji perbedaan antara konsep persahabatan yang diungkapkan oleh Thomas Aquinas dan Aristoteles. Thomas Aquinas dan Aristoteles menekankan pentingnya cinta dalam sebuah persahabatan. Namun konsep cinta Aristoteles ini lebih bersifat utilitarian dan pleasurable. 9 Thomas tidak mengelak bahwa manusia secara alamiah memiliki dua jenis cinta ini, namun dia menambahkan sebuah elemen atau jenis cinta yang lain dalam relasi sebuah persahabatan. Dan cinta tersebut adalah charity. 10 Atau dalam bahasa Yunaninya diterjemahkan sebagai agape. Penulis sangat berharap bahwa dengan mengkaji kembali makna persahabatan dalam pandangan Thomas Aquinas ini mampu mengubah perspektif kita tentang apa itu persahabatan. Tidak hanya sampai pada pemahaman semata, namun penulis juga sangat berharap bahwa pandangan ini dapat mengubah persepsi kita untuk diterapkan dalam cara kita bersahabat dengan sesama dalam realitas yang semakin kompleks ini. 9 DANIEL SCHWARTZ, Aquinas on Friendship, Clarendon Press, Oxford 2007, 2. 10 Ibid., 5. 4

1.2. RUMUSAN MASALAH Dalam karya tulis ilmiah ini penulis akan mengupas kembali dan memperdalam makna dan elemen-elemen dari sebuah persahabatan dari sudut pandang filosofis Thomas Aquinas seperti yang tersirat dalam bukunya Komentar atas Etika Nikomakea Aristoteles. Hal ini penulis anggap penting karena menyetujui pendapat Thomas, penulis pun yakin bahwa persahabatan itu adalah sebuah bentuk relasi tertinggi yang dijalani oleh seorang manusia dengan sesamanya. Sebagai makhluk sosial, ada kecenderungan alamiah atau will dalam diri manusia yang mendorongnya untuk berelasi dengan sesamanya. Baik itu dengan orang tua, keluarga, sahabat dan orang lain. Makna persahabatan yang diperdalam ini bukan hanya sekedar makna persahabatan menurut dunia moderen yang sangat sempit cakupannya (friendship). Penulis akan memaknai persahabatan sebagai amicitia yang sesuai pandangan Thomas Aquinas. Jadi jelas bahwa persahabatan yang dimaksudkan di sini ialah tidak hanya semata-mata persahabatan antar sesama manusia yang sebaya atau setara. Namun persahabatan yang dicakup adalah semua jenis persahabatan. Pertanyaan mendasar yang akan menjadi patokan bagi penulis dalam memahami makna persahabatan menurut Thomas Aquinas ini ialah: apa makna persahabatan menurut Thomas Aquinas? Dan elemen-elemen apa sajakah yang menjadikan sebuah persahabatan yang dijalani itu menjadi sebuah persahabatan? 5

Dari dua pertanyaan yang menjadi landasan dasar untuk memperdalam karya ilmiah ini, maka penulis merumuskan judul dari skripsi ini sebagai; PERSAHABATAN MENURUT THOMAS AQUINAS: ANALISIS KRITIS ATAS BUKU KOMENTAR ETIKA NIKOMAKEA ARISTOTELES BUKU VIII DAN IX. 1.3. TUJUAN PENULISAN Tujuan utama dari penulisan karya tulis ini ialah untuk memperlihatkan kembali makna sesungguhnya dari sebuah persahabatan menurut Thomas Aquinas kepada kita semua. Dewasa ini banyak sekali muncul sikap skeptis dari kita akan makna sebuah persahabatan. Kebanyakan dari kita juga mencanggungkan keeksistensian dari persahabatan ini. Di sini penulis melihat bahwa sebab utama dari permasalahan tersebut adalah sebuah kesalahpahaman akan makna sesungguhnya dari persahabatan. Oleh karena itu, sangatlah perlu kita mengupas kembali tentang apa itu makna persahabatan. Selain itu, dalam tulisan ini juga penulis akan mengkaji elemen-elemen penting yang membuat persahabatan itu mungkin. Salah satu elemen yang terpenting dalam membangun sebuah relasi persahabatan adalah cinta. Thomas sendiri menambahkan satu jenis cinta sebagai pelengkap dari tiga jenis cinta yang lain yang telah dipaparkan oleh Aristoteles. Thomas sendiri mengatakan bahwa cinta (charity) itu adalah persahabatan. 11 Oleh karena itu perbedaan dalam 11 THOMAS AQUINAS, Summa Theologiae, II-II. Q.23. 6

persahabatan itu dipengaruhi oleh bedanya cinta yang kita tunjukkan pada orang lain. Tujuan lain dari penulisan skripsi ini juga ialah tidak lain sebagai sebuah pemenuhan persyaratan dalam menyelesaikan program studi strata satu (S1) di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya. 1.4. MANFAAT PENULISAN Dengan menulis Skripsi ini, penulis sangat mengharapkan bahwa hasil penelitian pustaka tentang makna persahabatan ini mampu memberikan sebuah masukan bagi kita semua sebagai manusia-manusia yang bersahabat. Penulis percaya bahwa dengan mengetahui tentang apa yang baik dan benar, kehendak manusia akan mendorong manusia untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sosial kita dengan sesama baik itu dalam skala luas maupun sempit. 1.5. METODE PENULISAN Metode yang digunakan dalam pembuatan karya tulis ini adalah metode kepustakaan. Penulis akan mempelajari dan membahas pemikiran Thomas Aquinas tentang persahabatan dalam bukunya Commentary on Aristotle s Nicomachean Ethics khususnya dalam buku VIII dan IX. Selain itu penulis juga akan membuat perbandingan dengan beberapa quaestiones dalam Summa Theologiae milik Thomas Aquinas yang juga membahas tentang persahabatan guna membantu penulis untuk memperdalam pembahasan tentang makna persahabatan ini. 7

1.6. SKEMATIKA PENULISAN Untuk skema penulisan karya tulis ilmiah ini, secara keseluruhan akan dibagi menjadi 5 buah bab utama. Dalam bab 1, penulis memberikan gambaran awal dalam bentuk pendahuluan untuk mengantar kita kepada isi skripsi nantinya. Isi dari bab satu ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan skema penulisan Sedangkan dalam bab 2, penulis akan memperkenalkan biografi singkat tentang siapa itu Thomas Aquinas dan Aristoteles dan hubungan antar keduanya, khususnya dalam pemikiran mereka. Pada bagian ini penulis melihat mazhab thomisme sebagai Perkembangan dari mazhab aristotelianisme, jadi penulis akan memaparkan kedua inti pemikiran dari masing-masing mazhab tersebut dan melihat keterkaitan dan perbedaan antara keduanya. Selain itu untuk menutup bab 2 ini, penulis akan menulis rangkuman dari buku VIII dan IX dari buku Etika Nikomakea. Pada bab 3, penulis akan memfokuskan pada persamaan dan perbedaan pandangan Thomas Aquinas dan Aristoteles dalam konsep mereka tentang persahabatan. Untuk bisa menemukan perbedaan dan kesamaannya itulah, maka penulis akan membuat studi banding akan isi dari buku VIII dan IX buku Etika Nikomakea karya Aristoteles dan buku Komentar Etika Nikomakea karya Thomas Aquinas. Pada bab 4, sebagai tinjauan kritisnya penulis akan menelaah lebih lanjut makna persahabatan dari Aristoteles. Dalam hal ini penulis akan berusaha 8

meneliti apakah makna persahabatan dalam buku Komentar atas Etika Nikomakea Aristoteles milik Thomas Aquinas itu sudah mencakupi keseluruhan maknanya? Penulis akan membandingkannya dengan beberapa konsep persahabatan yang diangkat oleh Thomas Aquinas dalam beberapa quaestiones dari buku Summa Theologiae-nya. Pada bab yang ke 5, penulis akan membuat kesimpulan dari karya ini dan relevansinya dalam kehidupan kita khususnya dalam hubungan dari konsep persahabatan tersebut dengan pernikahan di dalam Gereja Katolik. 9