BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

2015 PROFIL SCIENCE-RELATED ATTITUDES SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Ketapang. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Ketapang yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

DAMPAK ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI GAYA DAN GERAK

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan penguasaan

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

III. METODE PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Kelas VIII di SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Bandar Lampung terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. treatment yang diuji yaitu pembelajaran aktif dengan metode peer lesson terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan internet sebagai alat bantu. Dalam penelitian ini software

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif analisis. Metode penelitian ini diambil karena berkesesuaian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Miftahul Ulum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan masalah yang dirumuskan, penelitian yang dilaksanakan adalah untuk melihat profil scince-related attitudes siswa melalui pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi berbasis Predict-Observe-Explain (POE). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang termasuk ke dalam quasi-experiment, yaitu metode penelitian yang dilakukan dikarenakan sampel tidak dicuplik secara acak (Arikunto, 2010) melainkan secara purposive. Pertimbangan dalam menggunakan metode quasi-experiment adalah kelas yang digunakan sudah terbentuk (Ruseffendi, 2005), yaitu kelas sudah diberikan perlakuan berupa pembiasaan pembelajaran menggunakan pendekatan POE yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga tidak dilakukan lagi pengelompokkan secara acak. Desain penelitian eksperimen yang dipilih adalah one group pre-post-re test design (perluasan dari One Group Pre-Test Post-Test Design) (Fraenkel & Wallen, 2006) yang berarti sebelum sampel diberikan perlakuan, sampel diberikan pre-test terlebih dahulu dan di akhir pembelajaran setelah diberikan perlakuan, sampel diberikan post-test untuk melihat kemunculan aspek pengukuran science-related attitudes dari hasil pre-test, posttest I, dan post-test II. Post test II dilakukan untuk melihat sejauh mana ketahanan (retensi) dari science-related attitudes siswa setelah satu bulan diberikan perlakuan. Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pre-Post-Re Test Design Pre-Test Treatment Post-Test Re-Test O 1 X O 2 O 3 Keterangan: X : Perlakuan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE O 1 : Tes awal sebelum perlakuan (pre-test) O 2 : Tes akhir setelah perlakuan (post-test) O 3 : Tes setelah satu bulan melaksanakan post-test (re-test)

28 B. Partisipan Partisipan dari penelitian ini adalah siswa SMPN 12 Bandung kelas VII-F yang berjumlah 32 orang siswa. Partisipan tersebut dipilih karena materi bahan ajar untuk melaksanakan materi ini berada di SMP kelas VII. Di samping itu, pemilihan partisipan dipertimbangkan dari segi usia yang tergolong masih muda, karena partisipan dengan usia muda diprediksikan mimiliki sedikit pengalaman yang terkait dengan sains sehingga profil science-related attitudes yang akan didapatkan dari penelitian ini akan lebih terlihat perbedaan di setiap tesnya. C. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah siswa SMPN 12 Bandung kelas VII. Dari populasi tersebut diambil beberapa sampel untuk digunakan dalam penelitian, yaitu siswa kelas VII sebanyak satu kelas. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berdasarkan pertimbangan kemampuan siswa dianggap homogen dan siswa yang diuji telah melaksanakan pembiasaan terhadap pembelajaran berbasis POE yang diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran biologi. D. Definisi Operasional 1. Metode Demonstrasi Berbasis POE Metode demonstrasi berbasis POE yang digunakan adalah kegiatan pembelajaran yang berpusat pada satu percobaan yang dilakukan oleh guru di depan kelas tentang efek pemanasan global. Selama kegiatan demonstrasi berlangsung, siswa dituntut untuk mengisi LKS yang berisi instruksi untuk memprediksi hubungan antara kenaikan suhu dengan mencairnya es di kutub utara, serta kenaikan volume permukaan air laut di bumi. Kemudian mengobservasi pengaruh CO 2 terhadap meningkatnya suhu yang dapat diukur melalui termometer, serta pengaruh dari peningkatan suhu tersebut terhadap tinggi permukaan air pada diorama yang dapat diukur melalui mistar. Terakhir, siswa diminta untuk menjelaskan hubungan antara prediksi yang telah dibuat oleh siswa dengan peristiwa yang terjadi pada akhir

29 percobaan. Selanjutnya penjelasan tersebut ditulis dalam LKS yang telah di diberikan pada siswa sebelumnya. 2. Profil Science-Related Attitudes Siswa Profil Science-Related Attitudes siswa merupakan bentuk sikap siswa terhadap sains yang diukur menggunakan Test of Science- Related Attitudes (TOSRA). TOSRA yang digunakan diadopsi dari Barry J. Fraser tahun 1981. TOSRA memiliki tujuh aspek pengukuran, yaitu implikasi sains terhadap sosial (social implications of sience), normalitas peneliti(normality of scientist), sikap terhadap penyelidian ilmiah (attitude to science scientific inquiry), adopsi sikap ilmiah (adoption of scientific attitude), kesenangan terhadap pelajaran sains (enjoyment of science lessons), minat terhadap sains saat waktu luang (leisure interest in science), minat berkarir dalam bidang sains (career interest in science). Tes tersebut diberikan kepada siswa sebelum kegiatan pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi berbasis POE dan setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Kemudian sebulan setelah pelaksanaan post-test, tes tersebut diberikan lagi kepada siswa yang bertujuan untuk mengukur retensi science-related attitudes siswa. Untuk memvalidasi hasil profil science-related attitudes siswa, dilakukan wawancara kepada setiap siswa. E. Instrumen Penelitian 1. Test of Science-Related Attitude (TOSRA) Intrumen yang digunakan adalah Test of Science-Related Attitude (TOSRA) yang diadopsi dari lembar kuisioner Barry J. Fraser tahun 1981 yang telah diuji reliabilitas dan validitasnya. TOSRA merupakan tes berupa kuisioner yang beisikan tentang pendapat-pendapat mengenai sains sebanyak 70 butir soal dan harus diisi oleh sampel mengenai kecenderungan sampel terhadap pernyataan yang terdapat pada lembar tes tersebut. Setiap pernyataan yang tertera dalam lembar tes dikategorikan ke dalam aspek-aspek tertentu sehingga dari jawaban sampel tersebut dapat diketahui persentase pada setiap aspek.

30 Implikasi Sains terhadap Sosial Setiap pernyataan memiliki pilihan pendapat yang harus dijawab sampel dari mulai sangat setuju (SA), setuju (S), tidak yakin (TY), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan poin yang diberikan 5-1 dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju jika pernyataan positif, dan sebaliknya. TOSRA yang diadopsi diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kemudian dilakukan uji kelayakan instrumen terlebih dahulu, yaitu TOSRA yang telah diterjemahkan dikonsultasikan pada dosen untuk dinilai kelayakan per butir soal, kemudian masukan dan saran yang diberikan digunakan dalam memperbaiki terjemahan TOSRA tersebut. Setelah dilakukan uji kelayakan, dilakukan uji keterbacaan pada 10 orang siswa SMP kelas VII untuk diketahui sejauh mana soal tersebut dapat dimengerti oleh siswa kelas VII kemudian saran yang diberikan digunakan untuk memperbaiki instrumen TOSRA. Pendangan terhadap ilmuwan Sikap terhadap Penyelidikan Ilmiah Tabel 3.2 Kisi-Kisi TOSRA Adopsi Sikap Ilmiah Kesenangan Terhadap Pelajaran Sains Minat Terhadap Sains di Waktu Luang Minat Berkarir dalam Bidang Sains (S) (N) (P) (A) (K) (M) (MB) 1 (+) 2 (-) 3 (+) 4 (+) 5 (+) 6 (+) 7 (-) 8 (-) 9 (+) 10 (-) 11 (-) 12 (-) 13 (-) 14 (+) 15 (+) 16 (-) 17 (+) 18 (+) 19 (+) 20 (+) 21 (-) 22 (-) 23 (+) 24 (-) 25 (-) 26 (-) 27 (-) 28 (+) 29 (+) 30 (-) 31 (+) 32 (+) 33 (+) 34 (+) 35 (-) 36 (-) 37 (+) 38 (-) 39 (-) 40 (-) 41 (-) 42 (+) 43 (+) 44 (-) 45 (+) 46 (+) 47 (+) 48 (+) 49 (-) 50 (-) 51(+) 52 (-) 53 (-) 54 (-) 55 (-) 56 (+) 57 (+) 58 (-) 59(+) 60 (+) 61 (+) 62 (+) 63 (-) 64 (-) 65 (+) 66 (-) 67 (-) 68 (-) 69 (-) 70 (+)

31 2. Lembar Wawancara Selain TOSRA, dilakukan pula wawancara terbuka, yaitu wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya berpedoman pada garis besar permasalahan yang didapatkan berasal dari hasil tes TOSRA. Hasil tes TOSRA akan menunjukkan beberapa sampel dengan hasil tes ekstrim dan sampel yang mendapatkan hasil ekstrim pada setiap aspek inilah yang akan melakukan tes wawancara. Hal ini dilakukan karena wawancara bertujuan untuk memvalidasi hasil tes TOSRA. Lembar wawancara yang telah dibuat dikonsultasikan dengan dosen pembimbing lalu masukan dari dosen pembimbing digunakan untuk memperbaiki lembar wawancara. Tabel 3.3 Penggunaan Instrumen Penelitian No. Tujuan Instrumen Sumber Data 1 Test of Science- Melihat kemunculan Related berupa persentase sciencerealated attitudes siswa Attitudes (TOSRA) Siswa 2 Validasi hasil test of science-related attitudes siswa Lembar Wawancara Terbuka Siswa F. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap kegiatan, yaitu: 1. Persiapan penelitian yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Merumuskan masalah penelitian, yaitu tentang profil science-relaed attitudes siswa melalui pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis predict-observe-explain (POE) b. Melakukan analisis standar isi dan materi biologi SMP berdasarkan kurikulum KTSP. Analisis ini dilakukan untuk menentukan bahan/ materi yang harus di ajarkan sesuai dengan konsep penelitian yang akan dilakukan.

32 c. Melakukan studi tentang science-related attitudes siswa dan studi tentang desain POE serta metode demonstrasi yang digagas untuk dijadikan dasar atau perlakuan pada penelitian ini. d. Menghubungi pihak sekolah untuk pengaturan waktu dan tempat penelitian. e. Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) tentang pencemaran udara yang berfokus pada dampak pemanasan global f. Membuat dum ekologi berupa diorama kutub utara yang terkena dampak pemanasan global g. Menguji coba dum ekologi hingga memunculkan fakta dari fenomena efek pemanasan global brupa peningkatan suhu mempengaruhi tinggi permukaan air. h. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa TOSRA yang berisi 70 butir soal yang telah tervalidasi. 2. Pembiasaan. Siswa dibiasakan untuk melakukan pembelajaran berbasis predictobserve-explain (POE). Pembiasan menggunakan pembelajaran yang berbasis POE dilakukan sebanyak dua kali pertemuan (2x40 menit) dengan menggunakan materi pencemaran air dan pengaruh kepadatan populasi terhadap lingkungan. Hal ini dilakukan karena pembelajaran berbasis POE merupakan pembelajaran yang tidak pernah diberikan kepada siswa sebelumnya. Sehingga perlu dilakukan pembiasaan untuk mengenalkan dan melatih siswa membuat prediksi, melakukan observasi dan membuat penjelasan. Pembiasaan akan membantu siswa saat penelitian berlangsung terutama dari segi waktu. 3. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pengumpulan data Pengumpulan data hasil TOSRA yang dilakukan sebanyak tiga kali dalam 2 kali pertemuan. Tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) dilakukan dalam satu kali pertemuan (3x40 menit) dan tes retensi (re-test) dilakukan dalam satu kali pertemuan (2x40 menit). Pre-test dilakukan 30 menit sebelum kegiatan pembelajaran menggunakan demonstrasi berbasis predict-observe-explain (POE), post-test dilakukan 30 menit setelah pembelajaran biologi menggunakan metode demonstrasi berbasis POE berakhir dan re-test dilakukan sebulan setelah pembelajaran biologi

33 menggunakan metode demonstrasi berbasis POE. Berikut ini merupakan diagram alir yang menggambarkan kegiatan pembelajaran: Kegiatan Apersepsi, dan mengerjakan pre-test TOSRA Guru memperlihatkan informasi terkait dengan penyebab pemanasan global dan data pemanasan global Siswa menerima LKS Siswa mengamati demonstrasi dan mengisi LKS Siswa melihat alat peraga dan mengikuti tahapan demonstrasi Siswa menuliskan prediksi Siswa menuliskan penjelasan/ eksplanasi. Guru memberi penjelasan percobaan yang dilakukan Siswa menyimpulkan hasil pengamatan Siswa diwawancara Siswa mengerjakan soal post-test TOSRA Gambar 3.1 Diagram Alir Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Demonstrasi Berbasis POE pada Materi Pemanasan Global Adapun Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut: a. Tes awal dilakukan sebelum pembelajaran menggunakan demonstrasi berbasis POE diberikan dengan tujuan untuk mengetahui profil awal science-related attitudes siswa yang dimiliki seluruh sampel penelitian. b. Tes akhir satu dilakukan segera setelah pembelajaran menggunkaan demonstrasi berbasis POE diberikan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan profil science-related attitudes sampel penelitian dari pre-test sebelumnya. c. Tes retensi dilakukan sebulan setelah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE diberikan dengan tujuan untuk mengetahui ketahanan profil science-related attitudes sampel penelitian dari hasil post-test. d. Wawancara dilakukan setelah profil dari keseluruhan tes diketahui. Wawancara diberikan pada siswa yang memiliki skor ekstrim rendah ataupun ekstrim tinggi pada setiap aspek science-related attitudes dan siswa yang mengalami peningkatan dan penurunan

34 skor TOSRA. Wawancara diberikan di luar jam pelajaran dengan memanggil satu per satu siswa yang menjadi target wawancara. 4. Pengolahan data dan penarikan kesimpulan Berikut ini merupakan garis besar alur penelitian: Analisis standar isi biologi SMP berdasarkan kurikulum KTSP Studi kepustakaan mengenai science-related attitudes studi kepustakaan mengenai metode demonstrasi berbasis POE Penentuan materi biologi Studi kepustakaan pemanasan global sesuai kurikulum KTSP Penerjemahan instrumen penelitian Penyusunan RPP pemanasan global Uji keterbacaan instrumen TOSRA dan Pembuatan diorama dampak pemanasan global di kutub utara Pengisian TOSRA (pre-test) oleh siswa Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi berbasis POE Pengisian TOSRA (post-test) oleh siswa Satu bulan setelah perlakuan, pengisian TOSRA (re-test) oleh siswa Pengolahan data dan analisis data hasil TOSRA Penyususnan lembar wawancara dan perbaikan Pelaksanaan wawancara Pengolahan data dan analisis data Penarikan kesimpulan Gambar 3.2 Diagram Alir Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

35 G. Analisis Data 1. Test of Science-Related Attitudes (TOSRA) Cara yang digunakan dalam menganalisis science-related attitudes siswa adalah dengan cara mencari persentase dari setiap aspek pengukuran science-related attitude dengan panduan penskoran aspek likert, dan menggunakan persamaan berikut: P (%) = Skor dari masing-masing aspek yang didapatkan Skor maksimal kemudian data yang didapatkan dikategorikan berdasarkan tabel 3.3 yang merujuk pada analisis data Arikunto, (2010). Tabel 3.4 Analisis Data (Sumber: Arikunto, 2010) Data yang diperoleh dari pre-test, post-test dan re-test digunakan dalam analisis gain untuk melihat peningkatan science-related attitudes siswa ternormalisasi <g> untuk kemudian dibandingkan dengan kategori yang dikemukakan oleh Hake (1998). Gain ternormalisasi merupakan perbandingan skor gain aktual, yaitu skor yang diperoleh oleh siswa dengan skor gain maksimum, yaitu skor gain tertinggi yang mungkin didapatkan siswa. Dengan demikian, skor gain ternormalisasi dapat dinyatakan dalam persamaan: Keterangan: <g> = Persentase T2-T1 S1-T1 g : gain T1 : skor pre-test T2 : skor post-test/ skor re-test S1 : skor maksimal pre-test/ post-test/ re-test Kategori 76% - 100% baik 56% - 75% Cukup 40% - 55% Kurang baik < 40% Tidak baik X 100%

36 Menurut Hake (1998) hasil skor gain ternormalisasi dibagi ke dalam tiga kategori yang dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.5 Kategori Gain Ternormalisasi Indeks Gain Kategori 0,70 < g < 1,00 Tinggi 0,30 < g < 0,70 Sedang 0,00 < g < 0,30 Rendah (Sumber: Hake, 1998) 2. Wawancara Data yang diperoleh dari TOSRA akan menunjukkan skor ektrim rendah dan ekstrim tinggi dari skor total TOSRA, skor pada setiap aspek science-related attitudes yang didapatkan setiap siswa serta peningkatan maupun penurunan skor science-related attitudes siswa. Dari data tersebut dapat dijakian dasar wawancara. Data wawancara dideskripsikan sehingga menggambarkan keadaan dan kemampuan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan keseluruhan data yang telah dikumpulkan, data dipilih berdasarkan kriteria aspek science-related attitudes yang telah ditentukan dan dibuat generalisasi dari masing-masing aspek. Kemudian disajikan melalui interpretasi dan diurai menjadi sebuah deskripsi keadaan siswa pada setiap aspek science-related attitudes.