PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI 6-24 BULAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

BAB I PENDAHULUAN. faltering yaitu membandingkan kurva pertumbuhan berat badan (kurva weight for

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI UMUR 6-24 BULAN DI POSYANDU KARYAMULYA JETIS JATEN.

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI DUSUN IX DESA BANDAR SETIA

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA BULAN DI DESA JENGGRIK KABUPATEN NGAWI TAHUN 2015

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KELURAHAN BIRA KOTA MAKASSAR TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi


HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN ASI NON EKSKLUSIF DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BAYI 0-6 BULAN DI DESA GIRIPURWO, WONOGIRI

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

SURVEY PEMBERI AN MP-ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA PULODARAT PECANGAAN JEPARA

MAULANA WIJAYA NIM. J

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOMPASO KECAMATAN TOMPASO

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEHADIRAN IBU DI KELAS IBU HAMIL DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Transkripsi:

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN Sri Wahyuni 1), Astri Wahyuningsih 2) DIII Kebidanan, Stikes Muhammadiyah Klaten sunan_puan@yahoo.com DIII Kebidanan, Stikes Muhammadiyah Klaten astrinadine@gmail.com Abstrak Pemberian makan yang tidak tepat dapat mengakibatkan anak mengalami malnutrisi, gizi buruk, kecerdasan otak tidak maksimal, menurunkan daya tahan tubuh dan pertumbuhan serta perkembangan terhambat. Pemberian makan yang tepat pada bayi dan anak dapat mempengaruhi kenaikan berat badan secara optimal sehingga anak dapat mengalami pertumbuhan dan berkembangan dengan sehat dan baik. Berat badan digunakan untuk memonitor pertumbuhan anak apabila ada masalah dapat diketahui sejak awal sehingga pencegahan dan penanganan dapat segera dilakukan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan PMBA dengan kenaikan berat badan bayi usia 6-12 bulan di Posyandu Desa Pakahan Jogonalan Klaten. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan waktu crosssectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang berkunjung di Posyandu Desa Pakahan Jogonalan Klaten pada periode April sampai Mei 2015 sebanyak 37 bayi. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling diperoleh 37 bayi setelah dilakukan kriteia insklusi eksklusi. Instrumen yang digunakan adalah lembar wawancara. Data di analisis dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa praktik PMBA pada bayi usia 6-12 bulan adalah tepat sebanyak 23 responden (62,2%), kenaikan berat badan bayi usia 6-12 bulan sebanyak 27 responden (73,0%), p value sebesar 0,002 (p < 0,05). Simpulan ada hubungan antara PMBA dengan kenaikan berat badan bayi usia 6-12 bulan di Posyandu Desa Pakahan Jogonalan Klaten. Saran bagi responden yaitu agar melakukan praktek PMBA sesuai dengan anjuran yang telah diberikan agar tingkat pertumbuhan berat badan anak lebih baik dan optimal dengan cara lebih aktif mencari informasi mengenai PMBA. Kata Kunci : PMBA, kenaikan berat badan, berat badan bayi Abstract Improper feeding can cause children are malnourished, poor nutrition, intelligence is not the maximum, lowered immune system and stunted growth and development. Proper feeding in infants and children may influence weight gain optimally so that the child can experience growth and progress with healthy and good. Weight loss is used to monitor the growth of children if a problem can be known from the beginning so that prevention and treatment can be done immediately. Objective: to determine the relationship PMBA with weight gain in infants aged 6-12 months Posyandu Pakahan Jogonalan Klaten. This research method is descriptive correlation with cross-sectional time approaches. The population of this research is all mothers with babies aged 6-12 months who visited Posyandu Pakahan Jogonalan Klaten in April-May 2015 as many as 37 babies. Sampling with a total sampling obtained 37 baby after kriteia insklusi exclusion. The instrument used was the questionnaire. Data were analyzed with chi square test. Result: The PMBA practice shows that in infants aged 6-12 months are exactly as many as 23 respondents (62.2%), weight gain infants aged 6-12 months by 27 respondents (73.0%), p value of 0.002 ( p <0.05).Conclusion: there is a relationship between PMBA with weight gain in infants aged 6-12 months Posyandu Pakahan Jogonalan Klaten. Advice for the respondents, in order to practice PMBA accordance with the recommendation that has been given so that the growth rate of the child's weight better and optimized in a way more active in seeking information about the PMBA. Keyword : weight gain, weight baby 349

PENDAHULUAN Pemberian Makan pada Bayi dan Anak atau sering disingkat dengan PMBA merupakan salah satu program pemerintah untuk menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kualitas hidup ibu sesuai dengan Millenium Developments Goals yang keempat dan kelima. Selain itu, program PMBA juga bertujuan meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak di Indonesia (Depkes, 2010). Menurut WHO dan UNICEF tahun 2003 dalam penelitian Anis (2013) bahwa yang tercantum dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO dan UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan dalam praktik PMBA yaitu memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan serta meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Anak yang mendapatkan nutrisi yang adekuat tidak dapat dipastikan bahwa anak tumbuh dan berkembang dengan baik, apalagi jika nutrisi yang diterima anak tidak adekuat maka dapat menghambat anak mencapai derajat kesehatan yang optimal (Purwitasari, 2009). Menurut Paath, dkk (2005) menyebutkan bahwa kebutuhan nutrisi anak bervariasi sesuai dengan status kesehatan, pola aktivitas dan laju pertumbuhan anak. Semakin besar laju pertumbuhan anak, maka kebutuhan nutrisi anak semakin besar juga. Menilai pola pertumbuhan tentang kebutuhan nutrisi dapat dibuat berdasarkan usia anak, meskipun pola pertumbuhan anak bersifat individual. Pemberian makanan pendamping terlalu dini ataupun terlambat merupakan masalah yang umum yang sering terjadi di masyarakat. Pemberian variasi makanan pada anak sangat dibutuhkan karena anak memerlukan asupan nutrisi yang berbeda-beda. Selain praktek yang kurang tepat dalam pemberian makanan, kebiasaan masyarakat juga sangat berpengaruh. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makan pada bayi dan anak yang meliputi usia anak, frekuensi pemberian makanan dalam sehari, jumlah pemberian makanan atau porsi untuk sekali makan, tekstur makanan, variasi makanan, memberikan makanan secara aktif/ responsive pada anak dan selalu menjaga kebersihan (Silawati, dkk, 2013). Menurut Supariasa (2011) apabila asupan nutrisi yang diberikan kurang, maka akibat yang akan terjadi pada bayi yaitu malnutrisi, mengalami gizi buruk, kecerdasan otak tidak maksimal, menurunkan daya tahan tubuh dan pertumbuhan serta perkembangan yang terhambat. Selain itu, Dobbing dalam Suharjo (2010) menyatakan bahwa terdapat masa kritis dalam perkembangan otak manusia di mana pada masa otak berkembang cepat adalah masa yang sangat rawan terhadap gangguan gizi kurang dan ini berada sejak tiga bulan dalam kandungan sampai umur dua tahun, karena jaringan otak anak yang tumbuh normal akan mencapai 80% berat otak orang dewasa sebelum berumur 3 tahun, jika terjadi gangguan gizi kurang dapat menimbulkan kelainankelainan fisik maupun mental. Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak yang pernah mengalami gizi kurang sewaktu masih bayi memiliki tingkat kecerdasan IQ yang lebih rendah, dibandingkan 350

dengan anak yang tidak pernah mengalami gizi kurang sewaktu bayi. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) dengan kenaikan berat badan bayi Di Kabupaten Klaten. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini bersifat deskriptif korelasi yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel sebab atau risiko dan variabel akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan dan dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini Di Kabupaten Klaten pada bulan November 2014 sampai Juli 2015. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memilki bayi usia 6-12 bulan yang berkunjung ke Posyandu Di Kabupaten Klaten yang berjumlah 37 ibu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan purposive sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dengan pedoman wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti. Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan pengisian kuesioner untuk mengetahui PMBA dengan wawancara sedangkan data sekunder berupa kenaikan berat badan bayi usia 6-12 bulan yang diperoleh dari hasil penimbangan dan catatan di buku KIA. Analisa yang digunakan adalah univariat dan bivariate menggunakan uji chi square. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik responden yang diidentifikasi dalam penelitian ini meliputi : Tabel 1. Distribusi Frekuensi PMBA pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Posyandu Desa Pakahan Jogonalan Klaten No PMBA f % 1 Ya 23 62,2 2 Tidak 14 37,8 Jumlah 37 100 Sumber : Data Primer 2015 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 6-12 Bulan di Posyandu Desa Pakahan No Kenaikan BB f % 1 Ya 27 73,0 2 Tidak 10 27,0 Jumlah 37 100 Sumber : Data Sekunder 2015 2. Hubungan PMBA dengan Kenaikan Berat Badan Bayi 6-12 Bulan Tabel 3. Hubungan PMBA dengan Kenaikan Berat Badan Bayi 6-12 Bulan di Posyandu Desa Pakahan N o PMB A Y a Kenaikan BB Tida k Tota l f f f 1 Ya 21 2 23 2 Tidak 6 8 14 X 2 10,3 57 Jumlah 27 10 37 Sumber : Data Primer dan Sekunder 2015 B. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukan bahwa PMBA pada bayi usia 6-12 P 0,00 2 351

bulan Di Kabupaten Klaten sebagian besar yaitu melakukan dengan tepat sebanyak 23 responden (62,2%). Pemberian makan pada anak harus disesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak. Hasil ini didukung oleh Silawati (2013), bahwa dalam praktik PMBA ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu usia anak, frekuensi / berapa kali ibu dalam memberikan makanan dalam sehari, jumlah pemberian makanan atau porsi untuk sekali makan, tekstur makanan, variasi makanan, memberikan makanan secara aktif/ responsive pada anak dan selalu menjaga kebersihan. Kenaikan berat badan bayi usia 6-12 bulan menunjukan hasil bahwa sebanyak 27 bayi (73,0%) mengalami kenaikan berat badan. Hal ini menunjukan adanya keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Makanan yang diberikan harus tepat, menurut Bina Gizi (2012: 78-79) yaitu dengan terus memberikan ASI (paling kurang selama 2 tahun) dan memberikan makanan tambahan 4 bintang pada anak. Makanan 4 bintang dibuat dengan memasukan makanan-makanan dari kategori makanan pokok, sayuran dan buah, kacang-kacangan dan makanan hewani. Peningkatan berat badan sangat dipengaruhi oleh pemberian makanan yang sesuai, baik ASI maupun makanan pendamping ASI lainnya. Jika pemberian makanan bayi dan anak tidak tepat atau tidak benar, hal ini akan membuat gizi kurang, stunting/ pendek, gizi buruk, balita kurus serta kelebihan berat badan/ obesitas (Bina Gizi, 2012). Selain itu, diperjelas oleh Supriasa (2013), jika bayi mendapatkan asupan nutrisi yang kurang akan mengakibatkan malnutrisi, mengalami gizi buruk, kecerdasan otak tidak maksimal, daya tahan tubuh menurun, pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat. Masalah status gizi atau berat badan pada anak terutama bayi usia 6-12 bulan dapat diatasi dengan strategi pemeberian makan yang tepat melalui praktek pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA). Tujuan PMBA menurut Depkes (2010), adalah untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak di Indonesia Anilisis bivariat dengan uji chi square diperoleh nilai p = 0,002 berarti p < 0,05. Jadi dalam hal ini hipotesa kerja diterima, yang berarti bahwa praktik PMBA akan mempengaruhi kenaikan berat badan bayi sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara PMBA dengan kenaikan berat badan bayi usia 6-12 bulan di Posyandu Desa Pakahan, Jogonalan, Klaten. Hasil ini dapat dibuktikan dengan praktik PMBA yang tepat, anak cenderung mengalami kenaikan berat badan sebanyak 21 bayi (56,8%) sedangkan praktik PMBA yang tidak tepat, bayi cenderung tidak mengalami kenaikan berat badan sebanyak 8 bayi (21,6%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa praktik PMBA yang baik dapat meningkatkan 352

kenaikan berat badan anak, hal ini sesuai dengan tujuan PMBA menurut Depkes (2010), yaitu meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak Indonesia, melalui strategi peningkatan praktek pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) dengan optimal. Penelitian ini didukung juga oleh Marimbi (2010), asupan zat-zat gizi yang lengkap masih terus dibutuhkan anak selama proses tumbuh kembang terus berlanjut. Makanan memegang peran penting dalam pertumbuhan dan kecerdasan anak. Pola makan yang baik akan mengikuti pola gizi seimbang dengan memenuhi zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh sehingga pertumbuhan anak akan berjalan optimal. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. PMBA pada bayi usia 6-12 bulan di Posyandu Desa Pakahan, Jogonalan, Klaten adalah melakukan PMBA dengan tepat sebanyak 23 (62,2%) reponden. 2. Kenaikan berat badan bayi usia 6-12 bulan adalah 27 (73,0%) bayi. 3. Ada hubungan PMBA dengan kenaikan berat badan bayi usia 6-12 bulan di Posyandu Desa Pakahan, Jogonalan, Klaten. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Bina Gizi, Direktor. 2012. Panduan Fasilitator Modul Pelatihan Konseling Pemberian Makan pada Bayi dan Anak. Direktorat Jendral Bina Gizi dan KIA. Jakarta Depkes RI. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas) 2013. http://www.depkes.go.id/resource/d ownload/general/hasil%20riskesd as%202013.pdf. Diunduh tanggal 5 Januari 2015 jam 14.00 WIB..2013. Pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Didapat dari: http://gizi.depkes.go.id/pelatihanpemberian-makan-bayi-dan-anakpmba. Diakses pada tanggal 27 Desember 2014 jam 19.45 WIB.. 2010. Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak (PMBA). Kementrian Kesehatan. Jakarta. Haryono, Rudi dan Sulis Setianingsih. 2014. Manfaat Asi Eksklusif Untuk Buah Hati Anda. Pustaka Baru. Yogyakarta. Herdiana. 2009. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang MP-ASI dengan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan Di Posyandu Kalikotes Klaten. STIKES Muhammadiyah Klaten. Indonesia, Ind. 2013. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten. Kementrian Kesehatan dan JICA. Jakarta. Jahari, Abas B., dkk. 2013. Pedoman Perencanaan Program Gizi Nasional Percepatan Gizi dalam Ragka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Republik Indonesia. Jakarta. Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Nuha Medika. Yogyakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 353

Paath, Erna Francin, dkk. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. EGC. Jakarta. Purwitasari, Desi dan Dwi Maryanti. 2009. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika. Yogyakarta. Silawati, dkk.2013. Kegiatan Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) dalam Situasi Bencana. Departemen Komunikasi World Vision Indonesia. Jakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Alfabeta. Bandung. Suhardjo. 2010. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Kanisius. Yogyakarta. 354