BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penggunaan model evaluasi CIPP (context, input, process dan product)

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif (evaluation research) berdasarkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERATURANPEMERINTAH RI NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PNS BAB I KETENTUAN UMUM

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BERBASIS AKRUAL ANGKATAN I

BAB I PENDAHULUAN. sektor pemerintahan, turut bertanggung jawab atas keberhasilan dalam

Jakarta, Juli 2009 Rektor Universitas Terbuka. Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed, Ph.D NIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

bersih berwibawa, berdaya guna, bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggungjawabnya.

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PANDEGLANG,

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sudah melaksanakan pelayanan secara efektif, yaitu kualitas pelayanan yang

Hal. Bab I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Maksud dan Tujuan... 5

Lampiran Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan Nomor: SK.74/II-Peg/2005 Tanggal: 12 Juli 2005

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. Penyelenggaraan. Seleksi. Diklat PIM II. Pedoman.

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

Latar Belakang. Program Sertifikat Administrasi Pemerintahan Desa - 1

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Jl. KH. Dimyati No. 27 Telp./Fax (0357) Pacitan

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

- 1 - POLA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN KEHUTANAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

2017, No menghadapi ancaman melalui peningkatan kesadaran bela negara di lingkungan kementerian, lembaga dan pemerintah daerah; c. bahwa berda

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dewasa ini dan di masa datang mensyaratkan perubahan paradigma

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA AKSI PER KELOMPOK SASARAN STRATEGIS TAHUN 2017 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN JOMBANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

Ketiga, promosi jabatan dalam organisasi mempakan salah satu upaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PELANTIKAN JABATAN STAF AHLI MENTERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 25 MEI 2015

Jakarta, Juli 2009 Rektor Universitas Terbuka

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia tidak hanya terkait dengan

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2013 TENTANG ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT PRAJABATAN GOLONGAN III ANGKATAN XIV DAN XV TAHUN 2016 I. LATAR BELAKANG Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada

E. PERSYARATAN Bagi Pegawai Negeri Sipil yang akan mengajukan Tugas Belajar harus memenuhi persyaratan umum dan khusus :

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa Bangsa Indonesia, saat ini dihadapkan pada perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis dan mempengaruhi birokrasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Salah satu perubahan lingkungan strategis yang dimaksud adalah penerapan paradigma kepemerintahan yang baik (good governance) yang memberikan nuansa peran dan fungsi yang seimbang antara pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan prinsip-prinsip tertentu. Menurut Hartatiningsih (2004:5) prinsip yang mendasarinya antara lain transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa. Dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dibutuhkan sumber daya aparatur yang bermutu dan profesional. Oleh karena itu, setiap organisasi pemerintah berupaya membangun Sumber Daya Manusia (SDM) agar dapat bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi yang tinggi, sebab SDM yang berkompeten menjadi syarat unggulan organisasi sekaligus pendukung daya saing organisasi dalam memasuki globalisasi yang kompetitif dan dinamis. Untuk dapat membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil tersebut perlu dilakukan suatu pembinaan yang sifatnya berkelanjutan terhadap pegawai negeri sipil yakni dari sejak pertama diangkat sebagai Calon

2 Pegawai Negeri Sipil sampai menjelang pensiun. Salah satu bentuk pembinaan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil adalah melalui program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil ini merupakan proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Pendidikan dan Pelatihan menjadi penting untuk mewujudkan aparatur yang kompeten dan profesional, agar mampu menghasilkan kinerja optimal melalui transformasi pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu agar memenuhi syarat dan cakap dalam melaksanakan pekerjaannya. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang tujuan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS memuat bahwa: a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan dilandasi kepribadian dan etka PNS sesuai dengan kebutuhan instansi. b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa. c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat. d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik. Untuk mewujudkan PNS yang memiliki kompetensi sesuai dengan amanat PP 101 Tahun 2000 tersebut maka seorang CPNS harus mengikuti dan lulus Diklat Prajabatan sebagai syarat untuk dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang

3 salah satunya adalah Pendidikan dan Pelatihan. Diklat berfungsi untuk peningkatan kemampuan Pegawai Negeri Sipil terutama dalam bidang pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi. Lembaga yang didirikan oleh Pemerintah Jawa Barat sesuai dengan yang tercantum diatas adalah Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai lembaga teknis daerah yang memiliki tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan pengendalian di bidang pendidikan dan pelatihan aparatur daerah yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan diklat serta pengembangan sistem diklat dituntut untuk lebih berperan aktif dalam mendukung program pemerintah di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur yang tangguh dan dapat memberikan kontribusi positif dalam tugas pekerjaan yang dihadapinya. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Badan Diklat Daerah Provinsi Jawa Barat melaksanakan pengembangan program pendidikan dan pelatihan Prajabatan Golongan II. Dalam sistem kediklatan, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh lembaga diklat untuk mengetahui keefektifan/ keberhasilan sebuah program pelatihan. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan feed-back dalam memperbaiki dan menyempurnakan program diklat. Pada dasarnya evaluasi bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan dalam program secara keseluruhan.

4 Evaluasi sebagai sub sistem dari manajemen diklat memiliki peran yang sangat penting untuk mengukur dan menentukan keberhasilan mutu penyelenggaraan diklat. Di sisi lain, evaluasi diklat hasilnya bukan hanya sekedar mengukur tingkat akademik dan perilaku para peserta, tetapi juga untuk kepentingan organisasi terutama dalam memberikan informasi kepada pimpinan sebagai bahan utama dalam membuat kebijakan kebutuhan diklat dimasa yang akan datang. Pada kenyataannya sesuai dengan hasil pra survey yang peneliti lakukan di lembaga diklat tersebut, ternyata belum ada evaluasi program pada Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Sementara ini evaluasi hanya sebatas evaluasi hasil belajar dan panitia tidak melakukan perbaikan atas program sebelumnya. Tentu saja hal ini belum dapat menggambarkan keberhasilan program secara komprehensif. Mengingat diklat ini diwajib untuk seluruh Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan diadakan setiap tahun, kegiatan evaluasi program sangatlah penting dilakukan. Tanpa adanya evaluasi, keberhasilan dan kegagalan program tidak dapat diketahui. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian yang bersifat evaluatif, yaitu jenis penelitian yang menilai program secara keseluruhan berdasarkan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Peneliti menentukan model evaluasi CIPP sebagai model yang digunakan untuk mengevaluasi program karena peneliti akan menganalisis program diklat Prajabatan Golongan II berdasarkan komponen-komponennya sehingga evaluasi terhadap program Prajabatan Golongan II lebih komprehensif.

5 Komponen evaluasi Context merupakan upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan tujuan program diklat Prajabatan Golongan II.Komponen evaluasi Input merupakan upaya untuk mengevaluasi kemampuan awal peserta diklat, panitia penyelenggara diklat, dan tim widyaiswara.komponen evaluasi Process diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan dalam programsudah terlaksana sesuai dengan rencana.komponen evaluasi Product diarahkan pada hal-hal yang menunjukan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Evaluasi Product merupakan tahap akhir dari serangkaian evaluasi program. Berdasarkan uraian-uraian diatas cukup jelas bahwa evaluasi program merupakan upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu program secara cermat dengan cara mengetahui efektifitas/keberhasilan masing-masing komponennya. Kegiatan evaluasi program ini mengacu pada tujuan, dengan kata lain tujuan tersebut dijadikan ukuran keberhasilan. Sesuai dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana keberhasilan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II (Prajab II) di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dirasa penting oleh penulis karena wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator/peneliti untuk pengambilan keputusan (decision maker). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengajukan masalah penelitian Bagaimana keberhasilan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan IIdi Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat?

6 Penelitian ini berusaha melihat keberhasilan Program Diklat Prajabatan Golongan II, dilihat dari aspek secara keseluruhan. Secara lebih rinci berikut dijabarkan menjadi sub masalah: 1. Bagaimana keberhasilan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dilihat dari komponencontext? 2. Bagaimana keberhasilan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dilihat dari komponeninput? 3. Bagaimana keberhasilan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dilihat dari komponenprocess? 4. Bagaimana keberhasilan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dilihat dari komponenproduct? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan Program Diklat Prajabatan Gol II di di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui keberhasilan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dilihat dari komponencontext. 2. Mengetahui keberhasilan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dilihat dari komponeninput. 3. Mengetahui keberhasilan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dilihat dari komponenprocess.

7 4. Mengetahui keberhasilan Program Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dilihat dari komponenproduct. Beberapa masukan/ rekomendasi penting dalam penelitian ini sekiranya dapat dijadikan pedoman bagi penentu kebijakan dalam hal ini Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat untuk dapat memberikan keputusan terhadap program tersebut. D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian evaluatif tentang program Prajabatan Golongan II di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Lembaga yang diteliti (Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada lembaga, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat, dan perangkat pendukung lembaga lainnya dalam penyelenggaraan program Prajabatan Golongan II. 2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pendidikan yang berkaitan dengan evaluasi program diklat yang lebih baik dan produktif.

8 3. Peneliti Memberikan gambaran dan wawasan pengetahuan yang lebih dalam serta menjawab rasa keingintahuan peneliti mengenai keberhasilan program Prajabatan Golongan II dilihat dari aspek Context, Input, Process dan Product di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dan agar lebih memahami isi yang terkandung dalam penelitian dan judul skripsi, maka perlu menjelaskan istilahistilah sebagai berikut: 1. Penelitian Evaluatif Penelitian Evaluatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menilai keberhasilan Program Diklat Prajabatan Golongan II berdasarkan kriteria tertentu menggunakan evaluasi CIPP. Model Evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian peneliti menganalisis program berdasarkan komponen-komponennya.cipp adalah singkatan dari huruf awal dari empat buah kata yaitu, Context, Input, Process, Product. Kriteria dalam penelitian ini adalah Panduan Diklat Prajabatan Golongan II yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan program diklat Prajabatan Golongan II diantaranya meliputi latar belakang, dasar hukum, tujuan dan sasaran, kompetensi, kurikulum, strategi pembelajaran dan tata tertib.

9 2. Diklat Prajabatan Golongan II Diklat Prajabatan Golongan II adalah sebuah pendidikan dan pelatihan yang harus diikuti oleh CPNS. Diklat Prajabatan Golongan II bepesertakan CPNS yang dinyatakan dengan SK Pengangkatan CPNS dan memiliki ijazah SLTA, D1, D2, D3 dan sederajat.