Membedah Laporan EITI KAP SUKRISNO SARWOKO & SANDJAJA

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PENGEMBANGAN EITI DAERAH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN DBH SUBDIT DBH DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

PROGRES PELAKSANAAN EITI DI INDONESIA

BUKU PEGANGAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR

EXTRACTIVE INDUSTRY TRANSPARENCY INITIATIVE (EITI): STANDAR 2013

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM (DBH SDA)

Inception Report. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

, No.2057 tentang Kurang Bayar dan Lebih Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2014 Menurut Provinsi/Ka

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DANA BAGI HASIL. Novotel, Bogor, 06 September 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laporan Kontekstual. Progress

MEKANISME PENGHITUNGAN DBH MIGAS

Ruang Lingkup Laporan EITI Indonesia (a draft as of 18 April 2017) Disampaikan pada Rapat Tim Pelaksana 20 April 2017)

CATATANKEBIJAKAN. Peta Jalan Menuju EITI Sektor Kehutanan. No. 02, Memperkuat Perubahan Kebijakan Progresif Berlandaskan Bukti.

Kerangka Acuan. Semiloka Pelaksanaan Transparansi dan Upaya Perbaikan Tata Kelola Industri Ekstraktif di Indonesia

ATURAN STANDAR EITI 2013 SURABAYA, 8 OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

RAPAT MSG EITI. Sekretariat EITI 20 Februari 2017

BAB III GAMBARAN UMUM DANA PERIMBANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pelaksanaan EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) di Indonesia. Sekretariat EITI Indonesia 8 Oktober 2015

Pelaksanaan EITI (Extractive Industries Transparency Initiative) di Indonesia. Sekretariat EITI Indonesia 25 Agustus 2015

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Aloka

Peranan Sektor Migas sebagai Sumber Pendapatan APBN dan APBD. Disampaikan pada Diskusi Publik IESR Jakarta, 23 September 2015

DRAFT. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

LAPORAN EITI INDONESIA

Dini Hariyanti.

LAPORAN STATUS PEKERJAAN INDEPENDENT ADMINISTRATOR KAP SUKRISNO SARWOKO & SANDJAJA

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

CATATANKEBIJAKAN. Transparansi Penerimaan Negara Sektor Kehutanan. No. 01, Memperkuat Perubahan Kebijakan Progresif Berlandaskan Bukti

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN EITI SCOPING NOTE Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian

PENGELOLAAN PNBP SDA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA. Biro Keuangan Kementerian ESDM

REKOMENDASI LAPORAN EITI INDONESIA DAN TINDAKLANJUTNYA SEKTOR MIGAS

TINJAUAN HASIL LAPORAN EITI SEKTOR MIGAS TAHUN Disampaikan oleh : Direktur Pembinaan Program Migas

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tujuan negara

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA EXTRACTIVE INDUSTRIES TRANSPARENCY INITIATIVE (EITI) INDONESIA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No 2-4 Jakarta Indonesia Telepon ; Fax.

2011, No Memperhatikan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

EITI Dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan Yang Transparan dan Akuntabel

DRAFT LAPORAN EITI

LAPORAN EITI

OPTIMALISASI PERAN DANA BAGI HASIL (DBH) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH. Isti'anah Pemerhati Masalah Otonomi Daerah/Pegawai Depkeu ABSTRACT

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

-2- No.1927, 2015 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan N

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 344/KMK.06/2001 TANGGAL 30 MEI 2001 TENTANG PENYALURAN DANA BAGIAN DAERAH DARI SUMBER DAYA ALAM

Pelaporan EITI Inception Report. 5 Januari 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. DBH. SDA Pertambangan Panas Bumi. Perkiraan.

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); MEMUTUSKAN: Menetap

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 344 / KMK.06 / 2001 TENTANG PENYALURAN DANA BAGIAN DAERAH DARI SUMBER DAYA ALAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peran KESDM Dalam Transparansi Lifting Migas

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanju

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 17/PMK.07/2009 TENTANG

Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No 2-4 Jakarta Indonesia Telepon ; Fax.

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOTULENSI SOSIALISASI DAN SEMINAR TRANSPARANSI INDUSTRI EKSTRAKTIF INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 pemerintah pusat dan pemerintah daerah diwajibkan

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2000 TENTANG DANA PERIMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN EITI INDONESIA 2015 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

2 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Tahun Anggaran 2013; Mengingat : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.07/2013 tentang Perkiraan Alokas

PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004

Progress Report - Rekonsiliasi. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No 2-4 Jakarta Indonesia Telepon ; Fax.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Gambaran Ruang Lingkup LAPORAN EITI 2014

Sosialisasi: Peraturan Menteri ESDM No. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM No.

2016, No tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016, perubahan rincian Dana Bagi Hasil sebagai akibat dari perubah

39/PMK.07/2011 PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN PANAS BUMI TAHUN ANGG

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu

TRANSPARANSI USULAN PENYALURAN PNBP SDA (SISI TUGAS, FUNGSI DAN PERAN BIRO KEUANGAN KESDM)

PENGELOLAAN PNBP SDA KEHUTANAN. Jakarta 9 Oktober 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Sosialisasi Laporan EITI Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2000 TENTANG DANA PERIMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2000 TENTANG DANA PERIMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA;

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA. Oleh : Indra Syahputra Lubis

SIARAN PERS. Koalisi Masyarakat Sipil untuk Transparansi dan Akuntabilitas Tata Kelola Sumberdaya Ekstraktif

RENCANA KERJA TAHUN 2006 DJAPK A. Bidang Ekonomi Makro. 1. Melakukan pembentukan dan pengembangan sistem informasi dan analisa ekonomi makro; 2.

Pelaksanaan Rekomendasi Laporan EITI Indonesia Tahap II dan Relevansinya Terhadap Perbaikan Tata Kelola Industri Ekstrakif

Laporan Kontekstual 2014

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan manusia, baik manfaat tangible yang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.03/2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur No 2-4 Jakarta Indonesia Telepon ; Fax.

LAPORAN REKONSILIASI LAPORAN EITI INDONESIA 2015 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Rekonsiliator EITI Indonesia Tahun 2009 LAPORAN AKHIR 22 April 2013

Transkripsi:

Membedah Laporan EITI KAP SUKRISNO SARWOKO & SANDJAJA

Agenda 1 2 3 4 Apa itu EITI Komponen dalam Laporan EITI Penerapan Standar EITI 2013 dan Dampak Terhadap Laporan Signifikansi Laporan EITI terhadap Pembangunan di Daerah

Apa itu EITI

Apa itu EITI? Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) atau Inisiatif Transparansi untuk industri Ekstraktif adalah standar global bagi transparansi penerimaan negara dari sektor ekstraktif; termasuk didalamnya minyak, gas bumi, mineral dan batu bara. Untuk Indonesia, kegiatan ini diatur dalam Peraturan Presiden No 26 tahun 2010 tentang Transparansi Pendapatan Negara dan Pendapatan Daerah yang Diperoleh dari Industri Ekstraktif. EITI memiliki tujuan jangka panjang yaitu mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam.

Apa itu EITI? Prinsip kerja dan proses EITI Companies Disclose Payments Government Discloses Receipt of Payments Independent Verification of Tax & Royallty Payments Oversight by a Multi- Stakeholder Group

Standar EITI

Entitas Pelapor Sektor Migas Instansi Pemerintah : SKK Migas, Kementerian ESDM Ditjen Migas, Kementerian ESDM Dit PNBP, Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan Ditjen Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan Propinsi Jawa Timur Propinsi Kalimantan Timur Propinsi Riau Kontraktor Migas : Operator adalah pemegang participating interest yang ditunjuk sebagai wakil oleh pemegang participating interest lainnya yang menjalankan kegiatan operasi Migas. Non Operator adalah pemegang participating interest yang tidak menjalankan kegiatan operasi Migas. Participating Interest adalah hak dan kewajiban sebagai kontraktor kontrak kerja sama, baik secara langsung maupun tidak langsung pada suatu wilayah kerja.

Entitas Pelapor Sektor Minerba Instansi Pemerintah : Ditjen Minerba, Kementerian ESDM Ditjen Pajak, Kementerian Kementerian Keuangan Dit PNBP, Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan Ditjen Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan Propinsi Jawa Timur Propinsi Kalimantan Timur Propinsi Riau Perusahaan Minerba : Perusahaan Batubara pemegang kontrak PKP2B dan IUP-Batubara yang membayar royalty >25 M di tahun 2012 & 2013. Perusahaan Mineral pemegang kontrak KK-Mineral dan IUP-Mineral yang membayar royalty >25 M di tahun 2012 & 2013.

Komponen Dalam Laporan EITI

Komponen dalam Laporan EITI Contextual Report Laporan yang berisi informasi konteks dari industri ekstraktif di Indonesia untuk memperkuat laporan EITI dalam rangka memperbaiki proses validasi dan tata kelola untuk memaksimalkan dampak dalam industri ekstraktif. Reconciliation Report Laporan yang berisi informasi rekonsiliasi penerimaan pajak dan non pajak yang berasal dari sektor migas dan minerba antara yang telah dibayarkan oleh perusahaan dan diterima oleh pemerintah.

Komponen dalam Laporan EITI Contextual Report Contoh dari isi laporan kontekstual mencakup: Ringkasan Eksekutif Latar Belakang Tata kelola industri ekstraktif di Indonesia Proses tender kontrak pertambangan migas dan perijinan pertambangan minerba Manajemen penerimaan Negara dan industri esktraktif Pengelolaan industry ekstraktif Badan usaha milik Negara (BUMN) Kesimpulan dan rekomendasi

Komponen dalam Laporan EITI Reconciliation Report Contoh dari isi laporan rekonsiliasi mencakup: Ringkasan Eksekutif Ruang lingkup rekonsiliasi Metodologi Hasil rekonsiliasi Dana Bagi Hasil Prosedur audit Kesimpulan dan rekomendasi

Penerapan Standar EITI 2013 Dan Dampak Terhadap Laporan

Standar EITI 2013 Contextual Report A description of the legal framework and fiscal regime govevrning the extractive industries (Requirement 3.2) An overview of the extractive industries, including any significant exploration activities (Requirement 3.3) Where available, information about the contribution of the exctractive industries to the economy for the fiscal year covered by the EITI Report (Requirement 3.4) Production data for the fiscal year covered by the EITI Report (Requirement 3.5) Information regarding state participation in the extractive industries (Requirement 3.6)

Standar EITI 2013 Contextual Report (lanjutan) Distribution of revenues from the extractive industries (Requirement 3.7) Any further information requested by the MSG on revenue management and expenditures (Requirement 3.8) Information on the licensing process and register (Requirement 3.9) and the allocation of the licenses (Requirement 3.10) Any information requested by the MSG on beneficial ownership (Requirement 3.11)

Standar EITI 2013 Reconciliation Report - Oil and Gas Non-tax revenue: Revenue from oil production Revenue from gas production Revenue from crude oil Signature bonus Production bonus NOC Dividends Social expenditures Taxes: Oil income tax Gas income tax Land and building tax Value added tax (VAT) Local tax and retribution

Standar EITI 2013 Reconciliation Report - Minerals and Coal Non-tax revenue: Royalties Sales Revenue Share Dividends Dead rent Forestry fees Social expenditures Taxes: Corporate income tax Land and building tax Other taxes and levels (regional taxes)

Standar EITI 2013 Additional commentary on scope The materiality and inclusion of sub-taxnational payments (Requirement 4.2(d)) The disclosure and reconciliation of payments to and from state-owned enterprises (Requirement 4.2(c)) The materiality and inclusion of sub-national transfers in accordance with Requirement 4.2(e)

Signifikansi Laporan EITI Terhadap Pembangunan Di Daerah

EITI-DBH SDA-Pemda Hubungan antara EITI - DBH SDA - Pemda EITI DBH SDA Pemda

EITI-DBH SDA-Pemda Hubungan antara EITI dengan Pemda Mulai tahun 2013 EITI International telah menerbitkan EITI standard yang baru. Beberapa perubahan yang terkait dengan DBH SDA adalah: a. Berdasarkan requirement 4.2 (e) bahwa transfer DBH SDA Migas dan Pertum dari Pemerintah kepada seluruh Pemda yang selama ini belum menjadi bagian yang wajib dicantumkan dalam pelaporan telah diubah menjadi bagian yang wajib terdapat dalam laporan EITI; b. MSG didorong agar dapat melakukan rekonsiliasi data transfer tersebut dan menjelaskan apabila terdapat perbedaan data antara Pemerintah dengan Pemda-pemda, namun rekonsiliasi data tersebut belum menjadi suatu kewajiban.

EITI-DBH SDA-Pemda Hubungan antara EITI dengan DBH SDA Berdasarkan EITI requirement 4.2 (d) setiap pembayaran (yang jumlahnya material) oleh perusahaan kepada Pemda harus menjadi bagian dari Pelaporan EITI dan merupakan data yang wajib direkonsiliasi; Pembayaran dimaksud dapat berupa Pajak dan Retribusi Daerah. Dengan adanya laporan EITI, Pemda dituntut untuk menyampaikan penerimaan PDRD dari setiap perusahaan industri ekstraktif yang beroperasi di daerahnya.

EITI-DBH SDA-Pemda Hubungan antara DBH SDA dengan Pemda DBH: Dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DBH SDA: Bagian daerah yang berasal dari PNBP SDA Kehutanan, Pertambangan Umum, Perikanan, Pertambangan Minyak Bumi, Pertambangan Gas Bumi, dan Pertambangan Panas Bumi.

EITI-DBH SDA-Pemda Cakupan/Jenis DBH-SDA DBH Kehutanan Penerimaan Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (IIUPH) Penerimaan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Penerimaan Dana Reboisasi (DR) DBH Perikanan Penerimaan Pungutan Pengusahaan Perikanan Penerimaan Pungutan Hasil Perikanan EITI DBH Pertambangan Umum DBH Pertambangan Migas Penerimaan Pungutan Pengusahaan Perikanan Penerimaan Pungutan Hasil Perikanan Penerimaan SDA Minyak Bumi Penerimaan SDA Gas Bumi DBH Pertambangan Panas Bumi Setoran Bagian Pemerintah Iuran Tetap (Land Rent) dan Iuran Produksi (Royalti)

EITI-DBH SDA-Pemda Prinsip Penyaluran BY ORIGIN BASED ON ACTUAL REVENUE Daerah penghasil Mendapatkan porsi lebih besar Daerah lain (dalam provinsi ybs.) Mendapatkan bagian pemerataan dengan porsi tertentu Penyaluran DBH SDA berdasarkan realisasi penerimaan T.A. berjalan (Ps. 23 UU 33/2004)

EITI-DBH SDA-Pemda Peranan Pemda dalam transparansi penerimaan Industri Ekstraktif 1 2 Dalam tahapan perencanaan Dalam tahapan realisasi penerimaan

EITI-DBH SDA-Pemda 5 Siklus DBH-SDA APBD 1 Perencanaan Penerimaan 2 Perencanaan DBH 1. Perencanaan Penerimaan masuk dalam APBN 2. PMK merupakan Perkiraan Alokasi 3. Rekonsiliasi dilaksanakan secara Rutin 4. Penyaluran mengikuti Pagu PMK/DIPA 5. APBD dapat lebih rendah/tinggi dari PMK 4 Proses Penyaluran 3 Rekonsiliasi Realisasi

TERIMA KASIH