BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. (non cash), yang diawali dengan alat pembayaran menggunakan kertas (paper

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya

Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. uang dari suatu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

BAB I PENDAHULUAN. tranformasi sistem pembayaranpun juga semakin berkembang. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran yang baru dilahirkan pada tahun 1995 sudah merupakan hal yang tidak

Perkembangan Uang Elektronik di Indonesia Tahun : Kajian Regulasi, Pertumbuhan Volume dan Nilai Transaksi

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II

Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia 2015

No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N

GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 4/12/DASP Jakarta, 24 September 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

METADATA.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penerbit e-money

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seorang investor dalam melakukan pembelian dan penjualan suatu saham

SMAM 3 LHOKSEUMAWE ALAT PEMBAYARAN TUNAI & NON JUDUL MATERI LAT. SELESAI TUNAI. Indikator: Alat pembyrn tunai & non tunai

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of

BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

No.15/13/DASP Jakarta, 12 April 2013 S U R A T E D A R A N

I. PENDAHULUAN. perbankan yang ada memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. belum secanggih saat ini. Awalnya masyarakat memunuhi kebutuhannya. logam dan sampai lah ke tahap penetapan uang kertas.

Ringkasan Materi UAS 2 Ekonomi Kelas X

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Kusnul Latifah Education SISTEM PEMBAYARAN & ALAT PEMBAYARAN. Kusnul Ekonomi Kelas X

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke 21, terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

Sosialisasi PBI Perlindungan Konsumen Sistem Pembayaran Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR. 13/ 8 /PBI/2011 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/22/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengaruh Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) terhadap Variabel Makroekonomi Influence of Card Payment toward Variable of Macroeconomics

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan yang bersangkutan. Tetapi sistem ini mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan aktifitas, khususnya dalam kegiatan sehari-hari. Dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sektor jasa terutama jasa perbankan. transaksi ekonomi terus mengalami perkembangan dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pola hidup konsumtif kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Ini

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 29 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Huruf a Perhitungan pemenuhan GWM Primer secara harian dilakukan berdasarkan posisi s

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/6/PBI/2004 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam perekonomian suatu

Tinjauan Terhadap Sistem Dan Prosedur RTGS Pada PT Bank BJB Syariah Kantor Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/24/PBI/2005 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

DRAFT FINAL HASIL LEGAL REVIEW No. 13/ 7 /DASP Jakarta, 25 Februari 2011 S U R A T E D A R A N

BAB 1 PENDAHULUAN. Instrumen/alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran.

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian TCASH (Telkomsel)

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/2/PBI/2007 TENTANG LAPORAN HARIAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik

BAB I PENDAHULUAN. transaksi. Untuk itu, perbankan dituntut untuk menyediakan berbagai. yang disediakan oleh jasa perbankan adalah Kliring.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

Analisis Struktur Industri Bisnis Uang Elektronik (Electronic Money) di Indonesia

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar

No. 3/ 4 /DASP Jakarta, 23 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/26/PBI/2000 TENTANG FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut Peraturan Bank Indonesia yang menjelaskan mengenai Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK). APMK adalah alat pembayaran yang berupa kartu kredit, kartu Automated Telller Machine (ATM) dan/atau kartu debet. APMK termasuk kedalam sistem pembayaran non tunai (cashless). Pembayaran nontunai yaitu pembayaran yang dilakukan tanpa menggunakan uang tunai yang beredar melainkan Bilyet giro (BG) dan alat pembayaran menggunakan kartu (ATM, kartu kredit, kertu debit, prabayar). Kartu kredit adalah APMK yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai, dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang disepakati baik dengan pelunasan secara sekaligus (charge card) ataupun dengan pembayaran secara angsuran. Kartu ATM adalah APMK yang dapat digunakan untuk melakukan penarikan tunai dan/atau pemindahan dana simana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada Bank atau Lembaga selain Bank yang berwenang untuk menghimpun dan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kartu Debet adalah APMK yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transksi pembelanjaan dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada Bank atau Lembaga selain Bank yang berwenang

untuk menghimpun dana sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Didalam peraturan tersebut juga menyebutkan, pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari APMK. Sedangan penerbit kartu adalah Bank atau Lembaga selain Bank yang menerbitkan APMK. 1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi dan pengetahuan yang semakin pesat, turut memberikan peranan di segala sektor. Termasuk sektor perbankan dan moneter. Didalam sektor perbankan dan moneter, perkembangan teknologi informasi dan pengetahuan yang semakin pesat kini menghadirkan salah satu alternatif alat pembayaran, yaitu Alat Pembayaran Non Tunai (Cashless). Dalam Undang undang No. 23 1999 yang telah di amandemen menjadi No. 3 2004 menjelaskan mengenai Tugas utama Bank Indonesia yaitu, Mengatur dan Menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sesuai dengan tugas tersebut, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menciptakan sistem pembayaran yang dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat. Masyarakat membutuhkan sistem pembayaran yang cepat dan efesien. Maka Bank Indonesia pun meluncurkan Alat Pembayaran Non tunai. Menurut Bank Indonesia (2011), Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim digunakan masyarakat. Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank (LSB), baik dalam proses pengiriman dana, penyelenggara kliring maupun sistem penyelesaian akhir (settlement) sudah tersedia dan dapat berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia

melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan Sistem Kliring. Sebagai informasi, sistem BI-RTGS merupakan awal dari seluruh penyelesaian transaksi keuangan di Indonesia. Tercatat hampir 95 persen transaksi keuangan nasional bernilai besar dan bersifat mendesak (urgent) seperti transaksi di Pasar Uang AntarBank (PUAB), transaksi di bursa saham, transaksi pemerintah, transaksi valuta asing (valas) serta settlement hasil kliring dilakukan melalui sistem BI-RTGS. Pada tahun 2010, BI-RTGS melakukan transaksi sedikitnya Rp174,3 triliun per hari. Sedangkan transaksi nontunai dengan APMK dan uang elektronik masing-masing nilai transaksinya hanya Rp8,8 triliun per hari yang dilakukan bank atau LSB. Dengan kata lain, kehadiran alat pembayaran non tunai dapat menggantikan peranan uang tunai dalam transaksi ekonomi di Indonesia. Kini masyarakat memiliki alternatif untuk bertransaksi. Karena pada dasarnya masyarakat membutuhkan sistem pembayaran yang cepat dan dapat dipercaya. Transaksi non tunai pun di Indonesia meningkat. Bank Indonesia mencatat transaksi pembayaran nontunai di seluruh Indonesia terus meningkat dari sekitar lima persen pada tahun lalu, kini sudah lebih dari 10 persen. Anggota Task Force Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia Pungki P Wibowo di Batam. Kamis, mengatakan saat ini transaksi tunai mencapai 89,7 persen. Untuk transaksi nontunai, terdiri dari pembayaran menggunakan kartu kredit sebanyak 3,8 persen, kartu debit 5,6 persen, dan sisanya penggunaan uang elektronik dan menurut voucher. (Okezone.com, 23 April 2015). Hal ini semakin dikuatkan dengan adanya program dari Bank Indonesia yang resmi dirilis pada tanggal 14 Agustus 2014, yang mencanangkan program tahunan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Diharapkan dengan adanya program tersebut masyarakat di Indonesia

dapat beralih ke transaksi non tunai (cashless), sehingga dapat mengurangi penggunaan uang tunai (kartal). Karena penggunaan uang tunai dianggap kurang efesien. Ini didukung oleh salah satu hasil penelitian terdahulu yaitu menurut Hadayati et al (2006), salah satu Kajian yang dipublikasikan melalui website resmi Bank Indonesia mengemukakan bahwa penerbitan e-money dinilai sebagai salah satu faktor yang dapat mengubah fungsi permintaan uang dan selanjutnya dapat menurunkan rata-rata jumlah uang tunai (average money holdings) yang dipegang oleh masyarakat. Penurunan average money holdings ini mengakibatkan meningkatnya velocity of money atau semakin tingginya sirkulasi uang dalam perekonomian. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara e-money terhadap velocity of money. Namun hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Tammy and Michael Parker (2008), dalam penelitiannya menyatakan bahwa terjadi tidak terdapat pengaruh antara uang elektronik terhadap velocity of money di Finlandia. Adanya fenomena tersebut didukung oleh data-data yang peneliti peroleh dari data publikasi Bank Indonesia dimana dalam data tersebut terlihat adanya dampak dari penggunaan alat pembayaran non tunai baik kartu debet dan kartu kredit mengalami peningkatan jumlah instrumen peredaran setiap bulannya. Hal ini menunjukkan mulai banyaknya masyarakat yang menggunakan sistem pembayaran non tunai sebagai alat transaksi mereka.

Tabel 1.1 Perkembangan Transaksi non tunai 2010-2015 2010 2012 2014 Januari 57243995 Januari 78142043 Januari 105719938 Februari 57555243 Februari 79216918 Februari 106786872 Maret 58396289 Maret 80611958 Maret 102118929 April 59070631 April 81912823 April 103117838 Mei 59688516 Mei 83307867 Mei 105921250 Juni 60526532 Juni 84771378 Juni 109084641 Juli 61307117 Juli 86706895 Juli 112120831 Agustus 62989583 Agustus 88017982 Agustus 115558251 September 63732425 September 89847631 September 116856106 Oktober 64082708 Oktober 90990585,89 Oktober 119137881 Nopember 65200167 Nopember 91606088,33 Nopember 120291253 Desember 65213838 Desember 92569720 Desember 121871551 2011 2013 2015 Januari 67298181 Januari 93361649 Januari 123264334 Februari 68255935 Februari 94309821 Februari 124700342 Maret 69574816 Maret 95155740 Maret 125965337 April 70352969 April 95740287 April 127262856 Mei 71401663 Mei 97047248 Mei 127118535 Juni 72569316 Juni 97709457 Juni 128917118 Juli 72575544 Juli 99123117 Juli 130698344 Agustus 73657289 Agustus 99695295 Agustus 131586332 September 74137547 September 100020122 Oktober 75250703 Oktober 101890673 Nopember 76275601 Nopember 103403804 Desember 78170692 Desember 104553973 Sumber : Bank Indonesia (Diolah), 2015. Selain adanya perkembangan transaksi non tunai yang meningkat, kecepatan perputaran uang pun turut dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantara lain inflasi dan PDB. Jika terjadi kenaikan harga atau terjadi inflasi dalam suatu negara maka masyarakat akan cenderung untuk menahan uang mereka untuk bertransaksi sehingga akan menyebabkan penurunan velocity of money. Dan sebaliknya jika terjadi penurunan harga maka masyarakat akan cenderung untuk menghabiskan uang mereka untuk bertransaksi. Oleh karena itu, dengan fenomena yang mendukung adanya peningkatan dari transaksi non tunai (cashless) dan dengan perbedaan hasil dari penelitian terdahulu. Peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini menjadi sebuah penelitian. Penelitian ini akan diberi judul Pengaruh Transaksi Non Tunai, Transaksi Tunai, Produk Domestik Bruto, dan Inflasi terhadap Velocity Of Money di Indonesia. 1.3 Perumusan Masalah Penggunaan alat pembayaran non tunai (cashless) meningkat per bulannya dimulai pada tahun 2009. Hal ini telah didukung oleh fenomena dan data data yang telah peneliti dapatkan. Alat pembayaran non tunai ini telah menjadi implementasi dari perkembangan teknologi informasi dan pengetahuan yang sekarang semakin berkembang pesat. Apakah perkembangan alat pembayaran non tunai ini dapat menggantikan permintaan uang tunai di Indonesia. Apakah Produk domestik bruto dan inflasi dapat berpengaruh terhadap penurunan/peningkatan velocity of money. Permasalahan yang akan peneliti selesaikan dalam penelitian ini mengenai Bagaimana Transaksi Non Tunai (Cashless Transaction) dalam penggunaan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) yaitu Kartu Debet dan Kartu Kredit, Transaksi Tunai, Produk Domestik Bruto, dan Inflasi dapat mempengaruhi velocity of money di Indonesia.

1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan dengan latar belakang yang berisikan fenomena datadata yang mendukung sehingga peneliti pun memiliki pertanyaan sebagai permasalahan yang akan ditelaah pada penelitian ini, sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh penggunaan transaksi non tunai (cashless), transaksi tunai, Produk Domestik Bruto, dan inflasi secara parsial terhadap velocity of money Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh transaksi non tunai, transaksi tunai, Produk Domestik Bruto, dan inflasi secara simultan terhadap velocity of money di Indonesia? 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan yang akan ditelaah didalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan transaksi non tunai (cashless), transaksi tunai, Produk Domestik Bruto, dan inflasi secara parsial terhadap velocity of money Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh transaksi non tunai, transaksi tunai, Produk Domestik Bruto, dan inflasi secara simultan terhadap velocity of money di Indonesia. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Aspek Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjawab serta memperkuat fenomena yang ada mengenai peningkatan penggunaan

transaksi non tunai (cashless) serta untuk mengetahui beberapa fakor yang mempengaruhi lainnya diantara lain Transaksi Tunai, PDB, dan Inflasi di Indonesia. Selain fenomena, penelitian ini diharapkan pula dapat memperkuat teori mengenai sistem pembayaran dan transaksi di Indonesia. Teori tersebut menjelaskan mengenai berkembangnya alat pembayaran menggunakan kartu akan mengurangi transaksi tunai (cash transaction) dan diharapkan dapat menciptakan efesiensi, mengingat pengelolaan uang tunai sangat mahal dan bagi Bank Sentral (Bank Indonesia), itu merupakan biaya terbesar kedua setelah biaya Sumber Daya Manusia (SDM). Sedangkan bagi masyarakat, transaksi non tunai (non cash transaction) akan lebih mudah, cepat, praktis, dan mengurangi resiko kejahatan. (Nirmala, 2011). Dengan demikian, jika dihubungkan dengan teori Velocity Of Money, maka sesorang akan lebih memilih menggunakan kartu dalam sistem pembayaran. Sehingga akan menurunkan average money holdings dan meningkatkan velocity of money. 1.6.2 Teori Praktis Secara praktis, manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengukur Program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dari Bank Indonesia. serta memberikan masukan kepada pihak terkait dalam program pelaksanaan kegiatan GNNT. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini diliputi oleh dua variabel yaitu, Variabel Independent dan Variabel Dependent. Variabelnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independent : Merupakan variabel yang yang mempengaruhi (bebas) yaitu, Penggunaan Transaksi Non

Tunai (cashless), transaksi tunai, Produk Domestik Bruto, dan inflasi. 2. Variabel Dependent : Merupakan variabel yang dipengaruhi (terikat) yaitu, velocity of money di Indonesia Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara penggunaan transaksi non tunai terhadap permintaan uang tunai di Indonesia. Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti penggunaan APMK yaitu Kartu debet/atm dan kartu kredit. Penelitian ini mengambil data sekunder yang di publikasikan di website resmi Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik. Penelitian ini dilakukan pada periode 2015 2016, yang dilakukan di Jalan Telekomunikasi, Universitas Telkom, Bandung, Indonesia. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini berisikan Gambaran Umum Objek Penelitian, Latar Belakang mengenai fenomena atau gambaran permasalahan yang akan diteliti, Perumusan Masalah, Pernyataan Masalah yang berisikan masalahmasalah yang akan ditelaah, Tujuan Penelitian meliputi masalah yang akan diselesaikan, Ruang Lingkup Penelitian mengenai batasan dari penelitian, dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir. Bab 2 Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian Pada bab ini berisikan Tinjauan Pustaka Penelitian meliputi Study Literature dan teori yang terkait, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian. Bab 3 Metode Penelitian

Pada bab ini berisikan Karakteristik Penelitian, Alat Pengumpulan Data, Tahapan Pelaksanaan Penelitian, Populasi dan Sampel, Pengumpulan Data dan Sumber Data, Validitas atau Truthworthiness, dan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis. Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini berisikan Analisi Responden Terhadap Variabel Penelitian, Analisis Statistik, dan Analisis Pengaruh Variabel mengenai hubungan pengaruh antara variabel independent dan variabel dependent. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisikan Kesimpulan dan Saran sebagai hasil akhir dari penelitian ini.