1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan suatu negara tidak lagi bersandar kepada produksi dalam negeri saja tetapi dapat dilakukan dengan melakukan pembelian dari luar negeri ( import ) atau dengan memproduksi barang dan dijual ke luar negeri ( ekspor ). Negara yang mampu menjual barang dengan murah kepada negara yang membutuhkan disebut juga dengan keunggulan komparatif sehingga melakukan ekspor ke negara lain dan terjadilah transaksi antar negara. Mekanisme dalam perdagangan internasional yaitu adanya penyerahan barang dan adanya pembayaran sejumlah uang yang terjadi antara kedua negara. Dalam pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau dengan hutang impor dimana dimulai dengan adanya perjanjian kedua belah pihak untuk melakukan pembayaran dengan nilai dari mata uang tertentu dengan jangka waktu tertentu. Sehingga negara yang akan melakukan pembayaran harus menukar nilai mata uang domestiknya sebelum melakukan pembayaran. Setiap negara menginginkan suatu perekonomian yang tumbuh dan terus berkembang. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari beberapa faktor secara makro antara lain : kinerja ekspor yang terus meningkat, investasi yang semakin besar dilihat dari kepercayaan investor terhadap iklim ekonomi negara yang baik, perluasan
2 kesempatan kerja dimana berkurang jumlah penganguran karena negara memiliki banyak lapangan pekerjaan dan faktor- faktor ekonomi makro lainnya. faktor- faktor makro tersebut sangat rentan dengan perubahan kurs, dimana perubahan kurs dapat merubah target dan kebijakan ekonomi suatu negara. Indonesia merupakan negara yang menganut rezim devisa bebas dan nilai tukar mengambang ( floating ) sejak bulan Agustus 1998 dimana perubahan kurs mata uang Rupiah terhadap hard currencies berdasarkan keadaan pasar. Demikian pula terjadi akibat banyaknya utang luar negeri khususnya sektor swasta yang sangat besar berjangka waktu cukup pendek antara 6 bulan sampai 1 tahun sehingga menyebabkan berkurangnya kepercayaan pihak investor terutama perbankan luar negeri terhadap perekonomian dalam negeri dapat dilihat dari penolakan untuk perpanjangan utang ( roll over ). Dari pengalaman tersebut maka dapat diketahui bahwa baik swasta dan pemerintah di Indonesia harus memikirkan dampak yang besar dari memiliki kewajiban luar negeri berjangka dimana swasta dan pemerintah merupakan pihak yang banyak dirugikan. Transaksi-transaksi yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai kurs yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang mempengaruhinya seperti kebijakan luar negeri pemerintah. Risiko fluktuasi valuta asing yang dimiliki perusahaan memiliki arus kas dalam bentuk valuta asing. Perusahaan yang dalam perdagangan internasional terdapat dalam posisi hutang memiliki risiko yang tinggi, terutama mengingat nilai Rupiah terdepresiasi oleh semua mata uang di dunia. Berakibat nilai hutang impor yang dibayarkan perusahaan meningkat menyebabkan
3 perusahaan menanggung kerugian yang cukup besar akibat selisih yang ditimbulkan. Transaksi-transaksi yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai kurs yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang mempengaruhinya seperti kebijakan luar negeri pemerintah. Risiko fluktuasi valuta asing yang dimiliki perusahaan memiliki arus kas dalam bentuk valuta asing. Perusahaan yang dalam perdagangan internasional terdapat dalam posisi hutang memiliki risiko yang tinggi, terutama mengingat nilai Rupiah terdepresiasi oleh semua mata uang di dunia. Berakibat nilai hutang impor yang dibayarkan perusahaan meningkat menyebabkan perusahaan menanggung kerugian yang cukup besar akibat selisih yang ditimbulkan. Hal ini disebabkan karena kurangnya memperhatikan manajemen resiko valuta asing ( foreign exchange risk management ) dengan mengunakan hedging melalui instrumen keungulan derivatif yang disediakan perbankan, seperti money market hedging dan forward market hedging. Perusahaan dalam hal ini harus dapat membuat kebijakan yang dapat menerapkan standar perhitungan yang stabil terhadap besarnya biaya investasi yang akan dikeluarkan kedepan. Manajemen keuangan internasional dikenal dengan suatu teknik perhitungan yang dapat mengurangi risiko perubahan nilai tukar dikenal dengan teknik hedging lindung nilai. Perusahaan pada umumnya merasakan manfaat yang besar dari teknik hedging yaitu perusahaan dapat menetapkan jumlah pembayaran secara pasti berdasarkan perjanjian, dan perusahan dapat menetapkan kebijakan anggaran perusahan selanjutnya kedepan dengan lebih baik.
4 Statement kebijakan moneter oleh Direktorat Riset Ekonomi dan kebijakan moneter dari BI pada tanggal 11 September 2008 menyebutkan bahwa nilai tukar Rupiah masih dibawah tekanan inflasi secara rata-rata masih terdepresiasi oleh mata uang Dollar dan mata uang lainnya tapi cenderung untuk menurun tapi dalam skala yang terbatas. Nilai rupiah sempat tertekan oleh isu eksternal yaitu kekuatiran dampak perlambatan global dan fluktuasi harga komonditas terhadap ketahanan ekonomi. Bank Indonesia melakukan upaya stabilisasi nilai tukar guna menghindari volatilitas yang berlebihan dipasar valuta asing. Dengan tetap menaikan nilai suku bunga BI Rate ke posis diatas 9.00% merupakan kebijakan BI dalam memenuhi target inflasi yang diproyeksikan melalui pengurangan tekanan harga terhadap bahan makanan sehingga terjadi keseimbangan disisi permintaan dan penawaran sampai akhir tahun 2008. Dengan asumsi bahwa kebijakan yang diambil oleh Dewan gubenur Bank Indonesia dapat mengendalikan tekanan terhadap stabilitas makroekonomi dan membawa inflasi pada tahun 2009 pada kisaran 6.40% sampai 7.50 %. hal ini dapat dilihat dari penurunan tingkat suku bunga BI Rate dari bulan Januari kisaran 8.00% menjadi 6.50% diakhir bulan Desember 2009 berdasarkan keputusan rapat dewan BI. Seberapa besar pengaruhnya kebijakan tingkat suku bunga BI Rate sebagai tingkat suku bunga acuan bagi suku bunga deposito dan suku bunga pinjaman antar bank, terutama terhadap perhitungan nilai transaksi hutang yang terjadi pada periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2009.
5 Perusahaan harus dapat menetapkan kebijakan yang tepat untuk mengurangi tingkat risiko akibat fluktuasi kurs yang berubah-ubah. Alasan inilah yang kemudian melatarbelakangi dilakukanya analisis terhadap sebuah perusahaan impor di Jakarta, yaitu CV. Buana. Analisis yang dilakukan berfokus pada pengunaan teknik hedging pada hutang valas dengan memperhatikan fluktuasi kurs Euro terhadap nilai Rupiah. Penulis menyampaikan sebuah skripsi yang berjudul Analisis Pengunaan Teknik Hedging Exposure Jangka Pendek dalam meminimalkan risiko akibat Fluktuasi Kurs Euro terhadap Hutang Impor pada CV. CBS. 1.2 Perumusan Masalah Adanya fluktuasi kurs yang berubah-ubah yang sangat mempengaruhi kebijakan anggaran investasi perusahan kedepan yang semakin tidak pasti, maka perumusan masalah yaitu sebagai berikut: a. Bagaimanakah perbandingan pembayaran hutang impor yang harus dibayarkan perusahaan antara tidak melakukan teknik hedging ( open position ) dengan mengunakan teknik hedging (money market hedging dan forward contract hedging ) periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 pada CV. CBS? b. Bagaimanakah perbedaan pengunaan teknik hedging dari money market hedging terhadap forward contract hedging periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 pada CV. CBS?
6 1.3 Pembatasan Masalah Perusahaan CV. CBS Medical Supplier merupakan perusahan Distributor alat-alat impor kedokteran yang didatangkan dari negara-negara Eropa, maka pembatasan masalah sebagai berikut: a. Mata uang yang dievaluasi hanya sebatas antara nilai hutang impor dengan pembayaran mengunakan kurs Euro terhadap nilai Rupiah pada CV.CBS. b. Hanya mengunakan 2 teknik hedging transaksi exposure jangka pendek yang digunakan yaitu money market hedging, dan forward contract hedging periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 pada CV. CBS. c. Melakukan uji beda hanya untuk money market hedging terhadap forward contract hedging periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 pada CV. CBS. d. Analisis yang digunakan berdasarkan laporan transaksi impor yang dimiliki perusahan tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 pada CV. CBS. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari dilakukanya penelitian adalah : a. Untuk mengetahui perbandingan pembayaran hutang impor yang harus dibayarkan perusahaan antara tidak melakukan teknik hedging ( open position ) dengan mengunakan teknik hedging (money market hedging dan forward contract hedging ) periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 pada CV. CBS.
7 b. Untuk mengetahui perbedaan pengunaan teknik hedging dari money market hedging terhadap forward contract hedging periode tahun 2008 sampai dengan 2009 pada CV. CBS. 1.4.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian dilakukan adalah : a. Bagi Perusahaan Perusahaan dapat menerima kesimpulan dan saran yang dibuat dalam penelitian tersebut sebagai masukan dalam perusahaan untuk menetapkan suatu kebijakan dan keputusan anggaran perusahaan terhadap investasi kedepan dan dapat mengurangi risiko dan memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. b. Bagi Pembaca Dapat dilakukan sebagai suatu gambaran pengambilan keputusan yang tepat dalam penerapan ilmu manajemen keuangan internasional dalam perusahaan yang bergerak dalam perdagangan internasional dan digunakan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya. c. Bagi Penulis Untuk dapat lebih lagi memahami ilmu manajemen keuangan khususnya manjemen keuangan internasional dengan membandingan ilmu yang didapatkan dalam masa kuliah dengan penerapannya di dalam perusahaan dengan melihat hasil yang diperoleh dari penelitian ini.