BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila barang yang dihasilkan oleh suatu negara dijual ke negara lain

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa. krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Teh merupakan salah satu komoditas ekspor utama sektor perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR TEKSTIL INDONESIA TAHUN

meningkatkan pembangunan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat. dicerminkan dari adanya pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan.

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor

Analisis ekspor karet dan pengaruhnya terhadap PDRB di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pasar modal yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya perdagangan bebas ini, persaingan bisnis global membuat masing-masing negera terdorong untuk melaksanakan perdagangan internasional. Perdagangan internasional mempunyai peranan penting bagi perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah suatu negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari aktivitas perdagangan internasional, salah satunya adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi menghasilkan barang-barang dan jasa secara lebih murah, baik dari segi biaya, bahan, maupun cara berproduksi. Apabila suatu negara dapat menghasilkan barang dan jasa secara berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor ke negara yang kekurangan atas barang dan jasa tersebut. Ekspor adalah arus keluar sejumlah barang dan jasa dari suatu negara ke pasar internasional. Ekspor merupakan kegiatan pengiriman barang yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi dengan melintasi batas negara (Christy,2015). Menurut Todaro (2011), ekspor adalah kegiatan perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar, bersama dengan struktur politik yang stabil dan lembaga sosial yang fleksibel. Dengan kata lain, ekspor mencerminkan aktifitas perdagangan internasional, sehingga suatu negara yang sedang berkembang 1

kemungkinan dapat mencapai kemajuan perekonomian setara dengan negara-negara yang lebih maju. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam tersebut dapat dikelola dengan baik dan dapat menghasilkan sesuatu yang berharga bagi masyarakat Indonesia. Salah satu sektor sumber daya alam yang dapat dikembangkan dari Indonesia adalah sektor pertanian karena ditunjang dengan struktur tanah yang baik untuk digunakan bercocok tanam. Sektor pertanian Indonesia dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Salah satu sub sektor pertanian adalah sektor perkebunan yang memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia. Arah pembangunan sub sektor perkebunan seperti yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, adalah perkebunan yang efisien, produktif dan berdaya saing tinggi untuk kemakmuran rakyat secara berkeadilan dan berkesinambungan. Secara umum tanaman perkebunan, mempunyai peranan besar dan memberikan kontribusi dalam penyediaan lapangan kerja, ekspor dan sumber pertumbuhan ekonomi. Indonesia merupakan daerah subtropis yang potensial untuk pengembangan komoditas primer perkebunan. Salah satu komoditas primer perkebunan utama Indonesia yaitu tanaman kopi. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor andalan pekebunan yang mempunyai peran sebagai penyumbang devisa terbesar di Indonesia, kopi merupakan komoditas global bernilai ekonomi tinggi dan salah satu bahan minuman paling populer di dunia. Hasil produksi kopi Indonesia termasuk berdaya saing tinggi, sehingga dapat bersaing dengan negara pengekspor kopi terbesar di dunia yaitu Brazil dan Vietnam. Indonesia negara ke tiga pengahasil kopi terbaik di 2

dunia, sehingga tujuan ekspor utama negara Indonesia adalah negara Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Italy dan negara lainnya. Negara Amerika Serikat merupakan negara pengimpor kopi terbesar dari Indonesia, karena tingginya konsumsi masyarakat Amerika terhadap minuman kopi ini. Kondisi perkebunan kopi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, perubahan keadaan cuaca sangat besar pengaruhnya terhadap hasil perkebunan kopi di Indonesia. Perkebunan kopi cenderung tergantung pada cuaca yang tidak panas, karena perkebunan kopi sebagian besar berada pada daerah dataran tinggi. Dengan kondisi lahan perkebunan yang baik, maka akan dapat meningkatkan hasil perkebunan kopi di Indonesia. Dengan meningkatnya hasil perkebunan kopi, maka akan dapat meningkatkan volume ekspor kopi di Indonesia, sehingga perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi di Indonesia, diantaranya jumlah produksi kopi, luas lahan perkebunan kopi di Indonesia, dan nilai tukar (kurs). Pada kurun waktu 1997-2014 ekspor kopi paling tinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 532.139 ton dan terendah terjadi pada tahun 2001 yaitu sebsar 254.823 ton. Rendahnya ekspor kopi pada tahun 2001 kemungkinan disebabkan karena hasil produksi kopi yang meningkat namun tidak diiringi dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya, hal ini disebabkan karena iklim atau cuaca yang tidak mendukung keberhasilan sektor pertanian dan pada akhirnya kualitas kopi yang dihasilkan menjadi turun. Perkembangan produksi kopi Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, produksi kopi Indonesia paling tinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 735.094 dengan pertumbuhan sebesar 4,22%. Sedangkan produksi kopi terendah 3

terjadi pada tahun 1997 yaitu sebesar 428.418 ton, rata-rata pertumbuhan produksi kopi sepanjang tahun 1997-2014 adalah sebesar 1,99%. Semakin banyaknya produksi kopi dalam negeri yang diiringi dengan kualitas yang baik maka akan dapat meningkatkan ekspor kopi Indonesia ke negara-negara pengimpor kopi di pasar Internasional. Namun tinggi atau rendahnya produksi kopi Indonesia juga dipengaruhi oleh seberapa besarnya luas lahan perkebunan kopi yang ada di Indonesia. Menurut Zulmi dalam Mona (2014) luas lahan sangat mempengaruhi produksi, apabila luas suatu lahan semakin meningkat maka output yang dihasilkan komoditi tersebut akan semakin besar dan ekspor juga mengalami peningkatan, sebaliknya apabila luas lahan semakin sempit maka produksi komoditi tersebut akan semakin sedikit sehingga dapat mempengaruhi nilai ekspor di suatu negara. Luas lahan merupakan salah satu faktor penting untuk mendorong meningkatkan jumlah produksi suatu perkebunan. Begitu juga dengan perkebunan kopi, bagusnya kondisi lahan yang ada akan dapat meningkatkan jumlah produksi kopi sehingga juga akan dapat meningkatkan ekspor kopi Indonesia. Namun, jika lahan yang tersedia tidak produktif maka akan dapat mempengaruhi hasil produksi kopi sehingga dapat menurunkan ekspor kopi Indonesia. Perkembangan luas areal lahan kopi di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 0,95%. Sementara itu, luas lahan tertinggi terdapat pada tahun 2002 yaitu seluas 1.372.184 Ha dengan pertumbuhan sebesar 4,47%. Sedangkan luas lahan dengan nilai angka terendah 4

terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 1.153.369 Ha dengan pertumbuhan sebesar -1,42%, hal ini kemungkinan terjadi karena terjadinya bencana alam di Indonesia. Ekspor tentunya akan memakai nilai kurs. Kurs didefenisikan sebagai jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya nilai rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Kurs mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing. Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing sebagai alat pembayaran internasional. Semakin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan (Sukirno, 2013). Kurs selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, hal ini diduga disebabkan antara lain perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi, perkembangan ekonomi, perubahan harga barang-barang ekspor dan lain sebagainya. Perkembangan kurs dari tahun 1997-2014 cenderung berfluktuasi, rata-rata pertumbuhan kurs sepanjang tahun 1997-2014 adalah sebesar 7,67%. Berdasarkan data publikasi Bank Indonesia, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar paling menguat pada tahun 1997 yaitu sebesar 4.650 Rp/US$, sementara Rupiah paling melemah terjadi di tahun 2014 yaitu sebesar 12.378 Rp/US$, yang diduga disebabkan oleh kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang kurang stabil. Prospek kopi cukup menggembirakan bila dilihat dari perolehan jumlah devisa dan jumlah kopi yang dikonsumsi di dalam negeri. Namun perdagangan kopi 5

di Indonesia masih mempunyai banyak kendala yang cukup berat yaitu terjadinya kelebihan produksi. Beberapa usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak terkait untuk mengatasi hal tersebut, antara lain meningkatkan nilai ekspor dan tingkat konsumsi dalam negeri. Dari beberapa penelitian terdahulu, dijelaskan bahwa produksi kopi, luas areal lahan kopi dan kurs berpengaruh positif terhadap ekspor kopi. Dimana semakin tinggi hasil produksi kopi maka volume ekspor kopi juga akan semakin tinggi ataupun sebaliknya, begitupun dengan luas lahan dan kurs, jika luas lahan semakin besar maka produksi kopi juga akan meningkat sehingga juga dapat meningkatkan ekspor kopi, sedangkan pada kurs dengan semakin tingginya kurs maka akan dapat meningkatkan ekspor dan akan cenderung menurunkan impor. Namun dalam hal ini peningkatan tersebut tidak diiringi dengan peningkatan jumlah ekspor kopi yang tetap, maksudnya dengan adanya peningkatan dari jumlah produksi namun tidak selalu dapat meningkatkan volume ekspor kopi di Indonesia, dimana ekspor kopi menunjukkan perkembangan yang fluktuasi setiap tahunnya. Berdasarkan hal itu maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Indonesia Tahun 1997-2014. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perkembangan volume ekspor komoditi kopi Indonesia, jumlah produksi, luas lahan, dan kurs selama periode 1997-2014? 2. Bagaimana pengaruh jumlah produksi, luas lahan, dan kurs terhadap volume ekspor kopi Indonesia selama periode 1997-2014. 6

1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis perkembangan volume ekspor komoditi kopi Indonesia, jumlah produksi, luas lahan, dan kurs selama periode 1997-2014? 2. Untuk menganalisis pengaruh jumlah produksi, luas lahan, dan kurs terhadap volume ekspor kopi Indonesia selama periode 1997-2014. 1.4. Manfaat penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan, terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi Indonesia. 2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna didalam memahami perkembangan volume ekspor kopi Indonesia. 3. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi yang digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 4. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis karya ilmiah dan untuk menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi Indonesia. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian akan dapat dilakukan secara terarah dan lebih fokus atas masalah yang diteliti, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian, oleh sebab itu penulis membuat ruang lingkup penelitan yaitu penelitian ini dibatasi pada waktu penelitian (times series) yang digunakan dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2014 dan 7

objek penelitian adalah negara Indonesia. Variabel bebas yang diteliti adalah jumlah produksi, luas lahan, dan kurs. Sedangkan variabel terikatnya adalah volume ekspor kopi Indonesia. 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi Penelitian ini disusun dengan sistematika Bab yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV Gambaran Umum Daerah Penelitian, Bab V Temuan Empiris dan Implikasi Kebijakan dan Bab VI Penutup. BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan latar belakang penelitian, dari latar belakang yang telah diuraikan maka diperoleh rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah maka akan diperoleh tujuan dari penelitian. Pada akhir bab ini akan dijelaskan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan teori-teori dan penelitian terdahulu yang dijadikan landasan dalam melakukan penelitian. Dari landasan teori dan penelitian terdahulu tersebut maka di dapat kerangka pemikiran konseptual. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang variabel-variabel penelitian dan defenisi operasional, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, ruang lingkup penelitian dan pengolahan data. BAB IV : GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 8

Pada bab ini akan menguraikan kondisi umum daerah dan kemudian menjelaskan perkembangan variabel variabel penelitian di Indonesia. BAB V : TEMUAN EMPIRIS DAN IMPIKASI KEBIJAKAN Dalam bab ini memuat hasil dan pembahasan dari analisa data yang telah diteliti serta merumuskan kebijakan apa yang perlu dan bisa diambil dalam penelitian ini. BAB VI : PENUTUP Bab ini menjelaskan kesimpulan singkat dari penelitian yang telah dilakukan dan juga berisi saran untuk berbagai pihak 9