BAB I PENDAHULUAN. kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dinegara ini berakibat semakin

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hasil penelitian Tambunan (2008) yang berjudul Analisis Peran Internal

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan resiko dan perwujudan Good Corporate Governance untuk

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan dunia bisnis memperlihatkan lemahnya penerapan good corporate

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. roda perusahaan manajemen akan diawasi oleh fungsi satuan pengawasan internal

BAB II KERANGKA TEORI. American Accounting Association mendefenisikan sebagai proses. kepada pihak yang berkepentingan (Sawyer et al, 2005:8).

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance yang diterbitkan

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

LAPORAN HASIL ASSESMENT PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PT. PERSERO BATAM TAHUN 2006 Periode 24 November Januari 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan milik swasta maupun pemerintah melaksanakan Good Corporate

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, isu mengenai Good Corporate Governance (GCG) mulai

PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam pasar bebas yang kuncinya adalah efisiensi, PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Selain efisiensi secara finansial,

Hubungan Kerja Direksi dan Dewan Pengawas. Good Governance is Commitment and Integrity

BAB II LANDASAN TEORI. mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:9) dan International

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara-negara tersebut adalah lemahnya pelaksanaan tata kelola (corporate

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dewasa ini berakibat semakin banyaknya perusahaan yang bergerak pada berbagai bidang. Pada perusahaan skala kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di perusahaannya. Akan tetapi, jika perusahaan semakin besar skala usahanya maka diperlukan internal auditor yang efektif, efisien, bertugas dan bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan internal di dalam perusahaan. Dengan adanya internal auditor maka diharapkan segala kebijakan pimpinan perusahaan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, aset perusahaan dapat diamankan dan dapat memperoleh data akuntansi yang akurat dan terpercaya. Namun pada kenyataannya, pengendalian internal tidak berjalan sesuai konsepnya karena adanya penyimpangan dalam kinerja manajemen yang akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Di dalam pengendalian internal, kinerja manajemen sangat penting karena merupakan inti dari perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kinerja manajemen yang baik dapat meningkatkan pengendalian dalam perusahaan, tetapi dalam pelaksanaan prosedur yang diterapkan sering tidak sesuai dengan kinerja perusahaan dan juga pembagian tugas dan tanggung jawab. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode

tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Dalam pencapaian tujuan perusahaan maka kinerja perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Perusahaan Negara Perkebunan Nusantara II (PTPN II) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan dengan komoditas kelapa sawit, karet, kakao, tembakau, dan tebu. Perusahaan ini telah menerapkan sistem internal auditor dalam mengawasi kinerja perusahaannya. Dalam meningkatkan kinerja PTPN II telah diterapkan Sistem Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance/GCG). Penerapan GCG di PTPN II mengacu kepada Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan GCG pada BUMN. Tujuan utama GCG adalah meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas, menciptakan sistem pengendalian dan keseimbangan (check and balances), mencegah penyalahgunaan dari sumber daya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya pertumbuhan perusahaan. Penerapan GCG secara benar dan konsisten diharapkan dapat menciptakan fundamental yang kuat bagi peningkatan nilai perusahaan dalam jangka panjang melalui peningkatan kinerja yang tinggi serta penciptaan citra perusahaan yang positif. Dalam perspektif penerapan GCG, internal auditor merupakan organ pendukung yang dibentuk oleh direksi. Peranan dan fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan juga dipergunakan sebagai parameter dan indikator untuk mengukur

penerapan prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran. Adanya indikasi berkurangnya kekeliruan administratif ataupun kekeliruan yang berdampak negatif terhadap finansial perusahaan, juga menjadi tolok ukur keberhasilan internal auditor. Selain itu, internal auditor harus memberikan masukan sebagai upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan, mengevaluasi pengelolaan resiko usaha dan memberikan rekomendasi perbaikan atas prosedur dan pengendalian terhadap proses-proses bisnis perusahaan serta evaluasi kecukupan indikator kinerja perusahaan dari segi efisiensi dan efektivitas. Menurut Adiyatna dan Marimin (2001), efektivitas berkaitan dengan kinerja dalam pencapaian tujuan, sedangkan efisiensi berkaitan dengan penggunaan sumber daya. Dalam rangka penerapan GCG secara konsisten dan menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai landasan operasionalnya, maka PTPN II pada tahun 2008 telah melakukan assesment yang mencakup beberapa aspek governance, salah satunya adalah aspek penerapan GCG PTPN II meliputi organ pendukung Dewan Komisaris, Komite Komisaris, Direksi, Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Sekretaris Perusahaan. Menurut hasil assesment terhadap aspek penerapan GCG di PTPN II pada organ pendukung SPI (internal auditor) tahun 2008 disimpulkan bahwa pencapaian penerapan GCG tergolong kurang dengan pencapaian skor 1,53 dari standar best practices penerapan GCG yang ditetapkan sebesar 3,00 atau mencapai 51%. Indikator best practices untuk penerapan GCG tersebut adalah (1) SPI (internal

auditor) dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan tugasnya, (2) Peran SPI (internal auditor) sebagai pengawas dan evaluator, dan (3) Peran SPI (internal auditor) sebagai mitra strategis (strategic partner) manajemen (PTPN II, 2009). Penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan ukuran keuangan dan non keuangan. Ukuran kinerja non keuangan meliputi kepuasan costumer, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/intern serta produktivitas dan komitmen personel yang akan menentukan kinerja keuangan masa yang akan datang. Kinerja perusahaan PTPN II dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan yang diindikasikan dengan produktivitas sumber daya kurang optimal, harga pokok produksi tinggi, kondisi keuangan yang kurang baik, motivasi kerja karyawan rendah, jaminan mutu produksi kurang memadai serta tingginya penggarapan lahan oleh masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan perkebunan dengan mengacu kepada prinsip-prinsip GCG (transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran), serta pengaruh peranan internal auditor yang meliputi aspek efisiensi dan efektivitas operasional terhadap kinerja perusahaan perkebunan.

I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Sejauh mana pengaruh peranan internal auditor sebagai salah salah fungsi penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan di PTPN II? 2. Sejauh mana peranaan internal auditor yang meliputi aspek efisiensi dan efektivitas operasional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di PTPN II? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peranan internal auditor sebagai salah satu penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan di PTPN II. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peranan internal auditor yang meliputi aspek efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan terhadap kinerja perusahaan di PTPN II. I.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi PTPN II berkaitan dengan peningkatan kualitas peran internal auditor sebagai salah satu organ pendukung penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan perkebunan. 2. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang internal auditor berkaitan dengan peranannya dalam tata kelola perusahaan. 3. Untuk menambah khasanah penelitian bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pasca Sarjana yang dapat dipergunakan dan dikembangkan. 4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai peranan internal auditor di masa yang akan datang. I.5 Kerangka Berpikir Dalam penerapan GCG, internal auditor merupakan organ pendukung yang dibentuk direksi. Agar internal auditor perusahaan dapat berjalan dengan efektif, maka harus ada suatu bagian yang independen terhadap bagian lainnya yang melakukan penelitian dan pengkajian secara cermat dan terus menerus terhadap sistem pengendalian interen perusahaan tersebut. Bagian ini dinamakan bagian pemeriksaan interen (Praja, 2002). Menurut Ibrahim (2004) internal auditing adalah suatu aktivitas penilaian secara bebas dan tidak memihak dalam suatu organisasi perusahaan untuk menilai akuntansi, keuangan dan kegiatan operasional lainnya sebagai dasar untuk

memberikan rekomendasi yang konstruktif kepada pimpinan perusahaan dalam melaksanakan pengendalian. Good Corporate Governance merupakan suatu sistem tata kelola yang diterapkan perusahaan agar dapat meningkatkan nilai, citra dan kinerja perusahaan serta kontinuitas usaha perusahaan. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (2000) Corporate Governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan interen dan eksteren lainnya, sehubungan dengan hak-hak kewajiban mereka atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Perusahaan membuat peraturan yang dapat saling menguntungkan berbagai pihak sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Kementerian BUMN telah menetapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance terdiri atas transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran, sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai variabel dalam penelitian ini. Di samping itu, peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi dalam penerapan GCG adalah suatu proses yang dilakukan oleh orang, dari pimpinan puncak sampai para pelaksana, yang dirancang untuk memberikan jaminan yang masuk akal (reasonable assurance) akan tercapainya tujuan organisasi.

Pengendalian internal dimaksudkan untuk menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan diadakannya pengauditan internal tersebut. Dalam operasional perusahaan maka perlu dilakukan audit operasional yang ditujukan untuk melihat kembali prosedur dan metode yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengevaluasi efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan. Tujuan audit operasional adalah untuk memberi rekomendasi kepada manajemen dalam memperbaiki kinerja operasional perusahaan. Efektivitas dan efisiensi merupakan kriteria penilaian dalam pelaksanaan pemeriksaan operasional. Efektivitas secara umum diartikan sebagai suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sedangkan efisiensi dimaksudkan untuk mengukur hubungan antara masukan yang digunakan dan keluaran yang diperoleh artinya dengan output tertentu diusahakan pemakaian input minimal atau dengan input tertentu diusahakan perolehan output yang maksimal. Penetapan prosedur dalam operasi perusahaan harus mempertimbangkan struktur pengendalian intern. Kegagalan penetapan struktur pengendalian intern akibat tidak mengikuti prosedur yang telah ditetapkan menyebabkan segala jenis kecurangan, kesalahan, pemborosan, dan penyelewengan tidak dapat dideteksi dengan segera. Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi diukur dengan tingkat efisiensi input yang dilakukan untuk menghasilkan output.

Semakin kecil tingkat input digunakan untuk menghasilkan output maksimal maka semakin efisien perusahaan tersebut. Pada dasarnya efisiensi operasional lebih menitikberatkan pada kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Efisiensi dapat dilihat dari dua sisi yaitu kemampuan perusahaan untuk mencapai hasil tertentu yang diharapkan dengan menggunakan sumber daya secara minimal atau kemampuan perusahaan untuk menggunakan sejumlah sumber daya tertentu untuk mencapai hasil yang maksimal. Efektivitas operasional merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Setiap kegiatan dalam perusahaan yang dilakukan secara efektif akan membawa hasil yang baik dan memuaskan. Efektivitas operasional dalam suatu perusahaan merupakan hal yang penting sehingga setiap perusahaan dituntut agar dapat mengukur tingkat efektivitas dari setiap operasional perusahaan. Kinerja perusahaan (Companies performance) merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu kepada standar yang ditetapkan. Pengukuran aktivitas kinerja perusahaan dirancang untuk menaksir bagaimana kinerja aktivitas dan hasil akhir yang dicapai. Penilaian kinerja aktivitas perusahaan dibagi dalam tiga dimensi utama yaitu efisiensi, kualitas dan waktu.

Peranan Internal auditor sebagai salah satu fungsi GCG Transparansi Akuntabilitas Pertanggungjawaban Kemandirian Kewajaran Kinerja Perusahaan Peranan Internal auditor meliputi aspek : - Efisiensi - Efektivitas operasional Gambar I. 1. Kerangka Berpikir I.6 Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peranan internal auditor sebagai salah satu fungsi penerapan fungsi GCG berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di PTPN II. 2. Peranan internal auditor yang meliputi aspek efisiensi dan efektivitas operasional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di PTPN II.