BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan kandungan kimia ekstrak dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat di dalam ekstrak. Hasil pemeriksaan kandungan kimia ekstrak air bawang putih menunjukkan hasil positif terhadap pengujian golongan senyawa flavonoid dan steroid/triterpenoid sedangkan pada ekstrak etanol kunyit, hasil positif ditunjukkan pada pengujian golongan senyawa flavonoid, kuinon, dan steroid/triterpenoid. Golongan senyawa Tabel 4. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Bawang putih Ekstrak Alkaloid - - Kunyit Flavonoid + + Kuinon - + Saponin - - Tanin - - Steroid/Triterpenoid + + Keterangan : + = ekstrak mengandung golongan senyawa tersebut - = ekstrak tidak mengandung golongan senyawa tersebut Karakterisasi ekstrak bertujuan untuk mengetahui spesifikasi ekstrak yang digunakan. Spesifikasi ekstrak ini penting dalam penggunaan ekstrak sebagai bahan baku obat. Karakterisasi ekstrak yang dilakukan meliputi penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, susut pengeringan, dan kadar abu. Tabel 4.2 Hasil Karakterisasi Ekstrak Karakteristik Bawang putih Kunyit Kadar air (% v/b) 6,5 2,55 Kadar sari larut air (% b/b) 78,7 7,63 Kadar sari larut etanol (% b/b),32,63 Susut pengeringan (% b/b),32 3,3 Kadar abu (% b/b) 3,3,23 Kandungan senyawa identitas (%) 3,25 (aliin) 2,95 (kurkuminoid) 2
2 Pengujian kandungan senyawa identitas tidak dilakukan sendiri. Data ini diperoleh dari Certificate of Analysis dari perusahaan pembuat ekstrak (Finzelberg dan PT Phytochemindo Reksa). Dilakukan pengujian senyawa identitas dan pemantauan pola kromatogram ekstrak dengan membandingkan hasil kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak dan pembanding. Hasil KLT ekstrak bawang putih dengan pembanding (aliin) menunjukkan bahwa di dalam ekstrak bawang putih yang diuji terdapat aliin. Hasil KLT ekstrak kunyit dengan pembanding (kurkuminoid) menunjukkan bahwa di dalam ekstrak kunyit yang diuji terdapat kurkuminoid. 2 2 2 2 (a) (b) (c) (d) Gambar 4. Pola kromatogram ekstrak bawang putih dengan pengembang butanol: asam asetat glasial: air (4: 3: 3). = bercak ekstrak, 2 = bercak pembanding aliin, (a) sinar tampak, (b) sinar tampak setelah disemprot asam sulfat % dalam metanol, (c) UV λ 254 nm, (d) UV λ 366 nm. 2 2 2 2 (a) (b) (c) (d) Gambar 4.2 Pola kromatogram ekstrak etanol kunyit dengan pengembang kloroformetanol-asam asetat glasial (95 : 5 : ). = bercak pembanding kurkumin, 2 = bercak ekstrak, (a) sinar tampak, (b) sinar tampak setelah disemprot asam sulfat % dalam metanol, (c) UV λ 254 nm, (d) UV λ 366 nm.
22 Mencit dipilih sebagai hewan percobaan karena memiliki lama kehamilan yang singkat (8-9 hari), jumlah yang dilahirkan banyak, pemeliharaannya mudah dan murah. Selain itu, mencit memiliki masa estrus yang cukup singkat (4-5 hari) dan proses kawin mudah dikenali dari keberadaan sperma pada apusan vagina atau adanya sumbat vagina (Palmer, 977). Pemeriksaan dilakukan dengan mengeluarkan pada hari ke-8 kehamilan dengan cara laparaktomi. Hal ini dilakukan karena mencit yang melahirkan secara spontan cenderung memakan keturunannya yang cacat, mati, atau hampir mati (Wilson, 978) sehingga dapat mempengaruhi hasil perhitungan data. Selain itu, dengan dilakukannya laparaktomi, jumlah resorpsi dan yang tidak tumbuh dapat diamati. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Janin Kelompok dosis (CMC-Na,5 %) (: mg/kg bb) (5: 5 mg/kg bb) (: mg/kg bb) ( mg/kg bb) induk hidup 6 88 (97,78 %) 4 (95,4 %) 3 (99,4 %) 98 (93, %) resorpsi (, %) (,96 %) 8 (6,9 %) yang tidak tumbuh (, %) 5 (4,59 %) Bobot badan rata-rata (g),92 ±,2 p,28 ±,8,,9 ±,6,5,25 ±,2,,3 ±,8, Dari pengamatan bobot badan, terlihat bahwa bobot badan yang diberi kombinasi ekstrak dan pembanding trimetropim berbeda bermakna (p<,5) dengan bobot badan kelompok kontrol. Hal ini mungkin disebabkan perbedaan jumlah anak yang dikandung oleh masing-masing induk mencit. Untuk melihat adanya kelainan rangka, digunakan pewarna alizarin merah. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah dan kelainan yang mungkin terjadi pada proses pembentukan tulang. Susunan dan jumlah rangka yang normal adalah 7 tulang servik, 3 tulang torak, 6 tulang lumbar, 4 tulang sakral, dan 2-3 tulang kaudal. normal ruas tulang anggota depan adalah 5 ruas tulang distal, 4 ruas tulang proksimal, 4 ruas tulang tangan (metakarpal) sedangkan pada anggota bagian belakang adalah 5 ruas tulang distal, 4
23 ruas tulang proksimal, dan 5 ruas tulang kaki (metatarsal). Dari hasil pengamatan, tidak ditemukan adanya kelainan rangka baik pada kelompok kombinasi ekstrak maupun pada kelompok pembanding. Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kerangka (Vertebra) Janin Kelompok (CMC-Na,5 %) (: mg/kg bb) (5: 5 mg/kg bb) (: mg/kg bb) ( mg/kg bb) total yang diamati Kejadian kelainan vertebra (%) Servikalis Torakalis Lumbalis Sakrokaudalis 6 39 88 3 4 34 3 33 98 32 Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kerangka ( Ruas Tulang Anggota Tubuh Depan dan Belakang) Janin Kelompok (CMC-Na,5 %) Bawang putih: Kunyit (: mg/kg bb) (5: 5 mg/kg bb) (: mg/kg bb) mg/kg bb) total yang diamati % dengan kelainan jumlah tulang anggota tubuh yang teramati Ruas tulang jari anggota tubuh depan Ruas tulang jari anggota tubuh belakang Distamakarpatamal Proksi- Meta- Dis- Proksi- Metatarsal 6 39 88 3 4 34 3 33 98 32 Hasil pengamatan pada organ bagian dalam kelompok kontrol, ekstrak bawang putih: kunyit (-), (5-5), (-) mg/kg bobot badan, dan trimetoprim mg/kg bobot badan menunjukkan adanya perbedaan ukuran ginjal berturut-turut sebesar %;,72 %; 4, 28 %; %; dan,52 %. Organ lain seperti hidung, mata, tangan, kaki, ekor,
24 usus, testes, ovarium, hati, paru-paru, dan jantung tidak menunjukkan kelainan. Hasil pengamatan organ dapat dilihat pada Lampiran A (Tabel 4.6). Pada kelompok yang diberi ekstrak bawang putih: kunyit (5-5) mg/kg bb, dari 92 yang diamati menunjukkan adanya bagian penutup kepala yang tidak terbentuk sehingga otak terlihat dari luar. Namun, kelainan yang sama juga ditemukan dalam kelompok kontrol (CMC-Na,5 %) sehingga hal ini tidak dapat disebut sebagai kecacatan. Terjadinya kelainan ini mungkin disebabkan oleh adanya kelainan gen pada induk mencit atau terjadi malformasi secara spontan (Palmer, 977).