BAB I PENDAHULUAN. 86%-nya menderita penyakit periodontal (Arif, 2013). Menurut (Carranza, dkk., 2006), actinomycetemcomitans merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit periodontitis (Asmawati, 2011). Ciri khas dari keadaan periodontitis yaitu gingiva kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut masih menjadi masalah kesehatan utama

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Aggregatibacter actinomycetemcomitans

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditemukan pada plak gigi dan sekitar 10 spesies telah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan menambah bahan tertentu(rachmawati & Triyana, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat kedua setelah karies (Amalina, 2011). Periodontitis

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keparahan penyakit periodontal di Indonesia menduduki. urutan kedua utama setelah karies yang masih merupakan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

BAB I PENDAHULUAN. maupun anaerob. Bakteri Streptococcus viridans dan Staphylococcus aureus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama di daerah sekitar khatulistiwa antara 30 o LU dan 30 o LS. makanan seperti jelly, selai dan sirup (Samadi, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. mulut dan bersama grup viridans lainnya umum terdapat di saluran pernapasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan terutama pada kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai pada masyarakat dengan prevalensi mencapai 50% (Wahyukundari,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Aggregatibacter Actinomycetemcomitans adalah bakteri gram negatif, nonmotile,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan alam banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, termasuk dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah mikroorganisme yang ditemukan pada plak gigi, dan sekitar 12

PENGARUH DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus) TERHADAP BAKTERI Fusobacterium nucleatum PENYEBAB GINGIVITIS (in vitro)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Streptococcus sanguis adalah jenis bakteri Streptococcs viridans yang

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. dijual dipasaran, diantaranya adalah chlorhexidine. Chlorhexidine sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari, 2009). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab terbesar kehilangan gigi di usia 30 tahun. (Situmorang,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir, sebanyak 80% orang didunia bergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme spesifik atau kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang (Sari & Suryani, 2014). Penyakit gigi dan mulut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. seperti pada lingkungan, tubuh, serta pada rongga mulut (Amaliah, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika et al., 2011). dua, yaitu ortodontik lepasan (removable) dan ortodontik cekat (fixed).

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah demam berdarah, diare, tuberkulosis, dan lain-lain (Darmadi, 2008)

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dari kesehatan umum (Ramadhan dkk, 2016). Kesehatan gigi dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies adalah penyakit jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyakit menemui kesulitan akibat terjadinya resistensi mikrobia terhadap antibiotik

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendukung gigi. Penyakit periodontal secara luas diyakini sebagai masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terbesar di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 10-15

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dentin kemudian ke pulpa (Tarigan, 2013). Penyakit karies dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Rongga mulut manusia tidak pernah terlepas dari bakteri. Dalam rongga mulut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN EFEK ANTIBAKTERI JUS NANAS. (Ananas comosus L.merr) PADA BERBAGAI. KONSENTRASI TERHADAP Streptococcus mutans

BAB I PENDAHULUAN. mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans, infeksi C.albicans dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari harapan. Hal ini terlihat dari penyakit gigi dan mulut masyarakat Indonesia

minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengobatan tradisional sebagai alternatif lain pengobatan. Hal ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa minyak atsiri dari daun cengkeh yang diperoleh dengan destilasi alat Stahl mempunyai aktivitas terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit periodontal adalah suatu keadaan dengan kerusakan pada struktur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. RI tahun 2004, prevalensi karies gigi mencapai 90,05%. 1 Karies gigi merupakan

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi pada jaringan keras gigi yang bermula dari ke dentin berlanjut ke

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kesejahteraan hidup, sehingga diperlukan metode perawatan kebersihan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. tanaman alami sebagai bahan dasar pembuatan obat. (Adiguzel et al.

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur

BAB I PENDAHULUAN. dan pendukung gigi (Daliemunthe, 2001) yang terdiri dari gingiva, tulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Plak dapat berkalsifikasi menjadi kalkulus atau tartar. Plak dapat terlihat dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perhatian masyarakat untuk kembali memakai bahan alam

BAB 1 PENDAHULUAN. diisolasi dari saluran akar yang terinfeksi dengan pulpa terbuka adalah obligat

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK

BAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

I. PENDAHULUAN. adalah pewarna bibir. Pewarna bibir termasuk dalam sediaan kosmetik. untuk menyembunyikan kekurangan pada kulit sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal di Indonesia menduduki urutan kedua utama yang masih merupakan masalah dimasyarakat. Beberapa survei menyatakan bahwa penyakit gigi dan mulut menyerang 90% masyarakat Indonesia dan sekitar 86%-nya menderita penyakit periodontal (Arif, 2013). Menurut (Carranza, dkk., 2006), actinomycetemcomitans merupakan bakteri gram negatif dan berbentuk kokobasil yang biasanya ditemukan pada periodontitis agresif. Bakteri Aa memiliki sejumlah faktor virulensi yang membantu progresifitas kerusakan jaringan periodontal (Paju, 2000). Faktor virulensi yang dimiliki yaitu leukotoxin (toksin), fimbrae (perlekatan), lipopolisakarida (kerusakan jaringan), vesikel (bakteriosin) (Raja, dkk., 2014). Faktor virulensi yang paling utama dalam bakteri Aa adalah leukotoxin (Sriraman,dkk.,2014). Antimikroba biasanya digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri penyebab periodontitis. Antimikroba adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang berfungsi untuk memusnahkan atau menghambat mikroba jenis lain. Antimikroba banyak dibuat secara sintetik penuh atau semi sintetik (Gunawan, 2007). Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman karena memiliki efek samping yang relatif lebih rendah (Siregar H, 2012). Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram (Ad Daulabi). 1

2 Tanaman mengandung berbagai macam zat yang dapat digunakan sebagai obat, namun hanyalah Allah SWT yang dapat menyembuhkan penyakit, bukan tanaman. Allah SWT yang Maha Berkuasa atas kesembuhan seseorang dari penyakit, sebagaimana firman Allah Dan manakala aku sakit Dia (Allah) yang menyembuhkanku (Q.S. Asy-Syu ara:80). Nanas (Ananas comosus) yaitu tanaman tropis yang merupakan keluarga dari Bromeliaceae, pada bidang medis telah digunakan karena memiliki kandungan enzim kompleks yang dapat mengobati berbagai kondisi patologis (Khosropanah dkk, 2012). Kandungan klor, iodium, fenol dan enzim bromealin pada nanas memiliki efek menekan pertumbuhan bakteri (Rakhmanda, 2008). Pada permukaan luar dari kulit nanas memiliki tekstur yang tidak rata dan terdapat duri kecil. Kandungan kulit nanas yang menjadi zat antibakteri adalah tanin dan enzim bromelin (Caesarita, 2011). Selain itu, Kandungan zat aktif kulit nanas adalah flavonoid, vitamin C dan antosianin (Angraeni dan Rahmawati, 2014). Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa kulit nanas dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Escherichia coli, Vibrio cholera, Staphylococcus aureus (Caesarita dkk, 2011). Namun belum ada yang meneliti efek kulit nanas terhadap bakteri Aa. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui apakah ekstrak kulit nanas (ananas comosus) mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aa sehingga dapat dijadikan obat alternatif herbal dengan harapan dapat mengurangi kejadian penyakit periodontitis.

3 B. Rumusan Masalah Permasalahan yang dapat diajukan berdasarkan latar belakang diatas adalah: Apakah ekstrak kulit buah nanas (Ananas comosus) mempunyai daya antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans (Aa)? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengkaji kemampuan ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui efek antibakteri ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. b. Mengetahui konsentrasi ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) yang dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti: penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah dalam bidang kedokteran gigi 2. Bagi bidang kedokteran gigi: ekstrak kulit nanas dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pengobatan tradisional dalam mencegah dan

4 mengobati periodontitis. 3. Bagi bidang farmakologi: penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dasar dalam proses screening obat baru. 4. Bagi masyarakat: memberikan informasi pemanfaatan ekstrak kulit nanas sebagai obat herbal dalam pengobatan penyakit periodontal. 5. Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi: memberikan bahan masukan dan kajian untuk pengembangan ilmu kedokteran gigi, khususnya tentang Daya Antibakteri Ekstrak kulit nanas (ananas comosus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. E. Keaslian Penelitian Sebelumnya telah dilakukan penelitian yang sejenis. Berikut ini akan diuraikan penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian ini: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Prasti Angraeni dan Atiek Driana Rahmawati tahun 2014 dengan judul Efektivitas Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar hambat minimal dan kadar bunuh minimal dari ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap pertumbuhan streptococcus mutans dengan metode ekperimental laboratoris murni secara in vitro. Hasil penelitian kadar hambat minimal (KHM) terdapat pada konsentrasi 6,25% sedangkan kadar bunuh minimal (KBM) terdapat konsentrasi 50%, ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) efektif dalam menghambat mauput membunuh

5 bakteri Streprococcus mutans. Perbedaannya pada penelitian saya yaitu bakteri yang digunakan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmanda A.P. tahun 2008 dengan judul Perbandingan Efek Antibakteri Jus Nanas (Ananas comosus L.merr) Pada Berbagai Konsentrasi Terhadap Streptococcus Mutans. Penelitian dengan ekperimental dan metode dilusi yang digunakan dalam uji efek antibakteri. Hasil didapatkan KHM jus nanas terhadap Streprococcus mutans adalah pada konsentrasi 25% dan KBM pada konsentrasi 100%. Perbedaan dengan pada penelitian saya yaitu menggunakan kulit buah nanas dan menggunakan bakteri Aa. Berdasarkan beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya, menurut sepengetahuan penulis belum ada penelitian tentang Daya Antibakteri Ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans.