2016 PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BERMASALAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari. masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB III METODE PENELITIAN. (2010:27) metode kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat pesat. Hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI. vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

PENDAHULUAN. usaha yang dibiayainya. Risiko ini dapat diatasi dengan cara memberikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kasmir, 2012:2) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 tentang Akuntansi Perbankan

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai perantara keuangan atau sebagai lembaga

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produktif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

1. PENDAHULUAN. meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis syariah, perkembangan ini juga mendorong bank syariah untuk

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar berada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. terlihat semakin meningkat dengan pesat. Hal itu ditandai dengan berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

Transkripsi:

1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini, masyarakat memiliki pilihan untuk memilih perbankan yang dapat menghimpun dana dan penyaluran dana dengan baik untuk melaksanakan pemutaran dana yang ada, baik organisasi maupun perorangan. Terdapat dua jenis bank yang ada di Indonesia, bank konvensional dan bank syari ah. Ditengah banyaknya produk produk perbankan yang berbasis bunga, perbankan syariah dengan karakteristik yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil memberikan sistem perbankan yang saling menguntungkan dan menonjolkan aspek keadilan. Hal ini tentu membawa angin segar kepada masyarakat, sehingga perbankan syariah semakin prospektif dan dilirik oleh masyarakat. Dalam memilih suatu bank, masyarakat dapat melalui tingkat kesehatan bank. Menurut Kasmir, tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibanya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Penilaian tingkat kesehatan bank dapat menggunakan analisis CAMELS, yang terdiri atas, permodalan (capital), kualitas asset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earnings), likuiditas (liquidity), dan sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk). Salah satu indikator yang digunakan dalam penilaian tingkat kesehatan bank adalah profitabilitas, karena menurut Hararap, profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada. Profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan Margin Laba (Profit Margin), Return On Asset (ROA), Return On Invesment (ROI), Return On Total Asset,Basic Earning Power,Earning Per Share (EPS), dan Contribution Margin. Akan tetapi berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia no.13/1/pbi/2011 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum yang didukung oleh jurnal meythi menyebutkan bahwa rasio profitabilitas diproksikan dengan ROA yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba, berarti semakin besar Return On Asset yang dimiliki bank, maka semakin besar tingkat

2 keuntungan serta semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset, dengan kata lain, Return On Asset menunjukan efisiensi manajemen dalam penggunaan aset untuk mendapat laba atau keuntungan. Oleh karena itu untuk menghitung tingkat profitabilitas, penulis menggunakan tolak ukur Return on Asset.. Berikut adalah gambar terkait dengan laba gabungan tahunan dan Return On Asset yang didapat oleh perbankan syariah di Indonesia : Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, 2014 Gambar 1.1 Laba Tahunan Perbankan Syariah di Indonesia (Miliaran Rupiah) Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa laba yang didapat oleh perbankan syariah di Indonesia mengalami fluktuasi setiap tahunnya, terlihat pada tahun 2010, laba mencapai angka Rp. 1193 miliar, lalu mencapai angka terendah ditahun 2011 dengan laba Rp. 289 Miliar. Laba tertinggi tercatat pada tahun 2013 sebesar Rp. 3808 miliar lalu menurun drastis pada tahun 2014 dengan Rp. 867 miliar. 4000 3000 2000 1000 0 1028 Laba Gabungan 239 2466 3230 2010 2011 2012 2013 2014 1004 Laba Gabungan

3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 1,67 1,79 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, 2014 Gambar 2.2 Rasio ROA Bank Syariah di Indonesia (Dalam Persen) Dan fluktuasi juga terjadi pada rasio ROA, ROA tertinggi didapat pada tahun 2012, sebesar 2,14% lalu terjadi penurunan pada dua tahun terakhir, dimana perolehan ROA menjadi 2% pada tahun 2013, lalu menurun menjadi 0.8% pada tahun 2014. Penurunan ROA dapat mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan perbankan syariah, mengingat mengingat batas minimum yang diatur oleh Bank Indonesia adalah 1.5%. ROA Dilihat dari data tersebut, pertumbuhan ROA tidak sejalan dengan pertumbuhan laba di perbankan syariah, hal tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Yusak Laskmana (dalam Shera Fuji Kusumawati) yang menyatakan bahwa, Return On Asset menampilkan kemampuan perusahaan untuk mencetak keuntungan dari setiap Rp 1 aset yang digunakan Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No13/3/PB/2011, pembiayaan salah satu dari komponen aktiva produktif yang dimiliki bank untuk menghasilkan profit atau keuntungan bagi pihak bank, dengan adanya penyaluran pembiayaan maka diharapkan bank akan mendapat keuntungan, oleh karena itu pembiayaan merupakan salah satu faktor bank memperoleh keuntungan. Menurut Antonio Syafi i, pembiayaan merupakan pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak pihak yang merupakan deficit unit. Pembiayaan sendiri dibagi menjadi dua hal, yaitu pembiayaan produktif, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi seperti untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, dan investasi, dan pembiayaan konsumtif yang digunakan untuk memenuhi konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi 2,14 2010 2011 2012 2013 2014 2 0,8 ROA

4 kebutuhan. salah satu pembiayaan yang ditawarkan oleh bank syariah adalah pembiayaan bagi hasil. Pembiayaan bagi hasil terbagi menjadi 2, pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Berikut adalah data statistik pembiayaan bagi hasil perbankan Indonesia 2014. Tabel 1.1 Pembiayaan Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah) Akad 2010 2011 2012 2013 2014 Mudharabah 8631 10229 12023 13625 14354 Musyarakah 14624 18960 27667 39874 49387 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, 2014 Berdasarkan hasil Statistik Perbankan Indonesia 2014, menunjukan sejak tahun 2010 pembiayaan mudharabah dan musyarakah mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pembiayaan bagi hasil sendiri merupakan produk utama perbankan syariah. Walaupun pembiayaan bagi hasil pada bank syariah meningkat setiap tahunnya, pada faktanya tidak semua pembiayaan dapat dikembalikan dengan sempurna sehingga mengakibatkan pembiayaan menjadi bermasalah atau dikenal dengan Non Performing Financing. Dalam berberapa contoh bank umum syariah, beberapa bank tersebut memiliki rasio NPF yang tinggi untuk dimasukan dalam kategori sehat. Sebagai contoh, pada tahun 2010 BNI Syariah memiliki NPF mudharabah sebesar 10.44% dan NPF musyarakah sebesar 7.61. Pada tahun 2011 Bank Mega Syariah Indonesia memiliki rasio NPF mudharabah sebesar 80.03% dan BNI syariah memiliki rasio NPF musyarakah sebesar 14.53%. pada tahun 2012, BRI syariah mencata memiliki rasio NPF mudharabah sebesar 12% dan Bank Mega Syariah memiliki rasio NPF musyarakah sebesar 18.91%. pada tahun 2013, Bank Mandiri Syariah memiliki rasio NPF mudharabah sebesar 5.46% dan Bank Muamalat Indonesia memiliki rasio NPF musyarakah sebesar 7.06%. lalu pada tahun 2014. Bank Muamalat Indonesia memiliki rasio NPF mudharabah sebesar 5.92% dan Bank Syariah Mega Indonesia memiliki rasio NPF musyarakah sebesar 13,62%. Nilai non performing financing bagi hasil sendiri melebihi batas yang ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5%.

5 Hal tesebut dikarenakan bentuk pembiayaan bagi hasil termasuk dengan produk natural uncertainty contract, dimana maksud dengan produk natural uncertainty contract adalah pembiayaan yang disalurkan oleh bank umum syariah mendatangkan ketidakpastian atas perolehan laba bagi bank umum tersebut, berbeda dengan pembiayaan dengan akad jual beli yang ditawarkan bank, seperti contoh murabahah yang memiliki margin yang pasti bagi pihak bank. Seperti yang disebutkan oleh Direktur Keuangan dan Operasional Bank Muamalat, Herdiata keuntungan dari pembiayaan bagi hasil tidak pasti sehingga berimbas terhadap resiko gagal bayar. Presiden Direktur Maybank Syariah Indonesia, Norfadelizan menambahkan sebagian bank menilai pembiayaan bagi hasil beresiko, karena sebagian bank ritel melakukan pembiayaan kepada perorangan yang artinya ada kemungkinan bank salah menyaluran, nasabah tidak jujur dan laporan keuangan yang tidak benar. (dikutip dari m.republika.co.id). Kerugian yang cukup besar dari pembiayaan bermasalah yang dihasilkan oleh pembiayaan bagi hasil tentu akan mempengaruhi terhadap tingkat profitabilitas bank mengingat akad pembiayaan bagi hasil sendiri produk utama dari pembiayaan yang diberikan perbankan syariah dan penyumbang terbesar rasio non performing financing bank syariah (dikutip marketeers.com). Apabila rasio ini tidak segera diditekan, maka akan berpengaruh terhadap return on asset bank syariah, sesuai dengan pernyataan Lukman dendawijaya (dalam Shera Fuji Kusumawati) tingginya Non Performing Financing akan berdampak buruk terhadap Return On Asset. Pada penelitian yang dilakukan oleh Aditya Refinaldy (2014) mengenai pengaruh tingkat risiko pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas bank syariah di Indonesia, diperoleh kesimpulan bahwa risiko pembiayaan musyarakah dengan proksi non performing financing berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan risiko pembiayaan mudharabah dengan proksi non performing financing tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Hutami Kusumawati (2010) menyatakan bahwa risiko pembiayaan mudharabah dengan proksi non performing financing tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Lalu dalam penelitian Shera Fuji Kusumawati (2013) menyatakan,

6 bahwa risiko pembiayaan musyarakah dengan proksi non performing financing berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Dan dalam penelitian Puji Hadiyati (2013) menyatakan bahwa tingkat risiko pembiayaan mudharabah dengan proksi non performing financing berpengaruh terhadap profitabilitas dan risiko musyarakah dengan proksi non performing financing tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Berdasarkan penelitian diatas, masih terdapat perbedaan hasil penelitian dan perlunya penelitian lebih lanjut, oleh karena itu, penulis ingin meneliti kembali pengaruh pembiayaan mudharabah bermasalah dan pembiayaan musyarakah bermasalah terhadap profitabilitas bank umum syariah Indonesia. Adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu data tahun penelitian yang digunakan, rasio profitabilitas yang digunakan dan teknik analisis data. Penulis menggunakan data tahun penelitian dari seluruh bank umum syariah yang mengeluarkan laporan keuangan dalam rentang waku 2010 hingga tahun 2014, mengunakan rasio Return On Asset sebagai perhitungan profitabilitasnya dan menggunakan analisis regresi data panel. Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin meneliti kembali mengenai kinerja perbankan syariah dengan judul Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Bermasalah dan Pembiayaan Musyarakah Bermasalah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah 1.2 Rumusan Masalah Bedasarkan judul diatas, maka pembahasan akan dititikberatkan pada masalah pokok yang diidentifikasikan sebagai berikut : a) Bagaimana pengaruh pembiayaan bermasalah Mudharabah terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah 2010-2014? b) Bagaimana pengaruh pembiayaan bermasalah Musyarakah terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah 2010-2014?

7 1.3 Tujuan Penelitian Bedasarkan penelitian yang diteliti maka tujuan yang dicapai oleh peneliti adalah : a) Mengetahui pengaruh pembiayaan bermasalah Mudharabah terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. b) Mengetahui pengaruh pembiayaan bermasalah Musyarakah terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut: a) Penulis Dapat menambah pemahaman dalam bidang perbankan syariah b) Bagi perusahaan Sebagai sarana informasi yang dapat digunakan perusahaan jasa (Bank Syariah) untuk meningkatkan kinerja bank syariah c) Bagi pembaca Memberikan informasi tambahan tentang pembiayaan yang ada di perbankan syariah.