KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA DENGAN HASIL KETEPATAN TENDANGAN PENALTY DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA.

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional.

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING. Jurnal. Oleh CAHYO PRASETYO

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI, POWER TUNGKAI, LINGKAR PAHA, DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LONGPASS. Jurnal. Oleh RENDIZA DONI RAMAWAN

menit) di antara dua babak tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA. (Jurnal) Oleh IRFANDRI VANIKO NEGARA

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah mencakup somatotipe dan pengukuran-pengukuran anthropometrik. Prestasi

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM SEPAKBOLA. Jurnal.

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH. Jurnal. Oleh YOGA HARLIS SIDIAWAN

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI, LINGKAR PAHA, POWER TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LARI 100 METER GAWANG. (Jurnal) Oleh SILVIA LESTARI

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. waktunya terbatas, fisik dan mental yang lelah dan sambil menghadapi lawan. menentukan penampilan pemain di lapangan sepakbola.

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan. lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif.

BAB II LANDASAN TEORI. maupun muda semua sangat mengemari olah raga ini. diperbolehkan menggunakan anggota badan kecuali tangan dan lengan.

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, BERAT BADAN, KESEIMBANGAN, DAN KOORDINASI DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh WINDY ANUGRAH KURNIAWAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ilmiah yang digunakan sebagai metodologi penelitian harus tepat

HUBUNGAN KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGIRING BOLA PERMAINAN SEPAKBOLA JURNAL. Oleh JULIANDA TRI IMAM

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di antara pemain-pemain yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

Oleh: Afid Arifianto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Perubahan itu

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Skinner (1950:22), belajar ialah tingkah laku ketika subjek belajar

KONTRIBUSI KELENTUKAN TOGOK BELAKANG DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA CLUB SEPAK BOLA TAWAILI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

` III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KETERAMPILAN SEPAKBOLA. (Jurnal) Oleh FILARDI ANINDITO

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL HEADING. Jurnal. Oleh. Heru Setiawan

PENGARUH LATIHAN WALLPASS TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA PENJASKESREK. (Jurnal) Oleh CHOIRUL UMAM

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA. (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Riduwan (2005 : 207) metode deskriptif korelasional yaitu studi yang

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN, PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER. Jurnal.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan,

MARPION SAPUTRA NIM

JURNAL. Oleh: FAJAR DARU NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd 2. Drs. Slamet Junaidi, M.Pd

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP HASIL TENDANGAN PINALTI. Jurnal. Oleh BAGUS DARMAWANTO

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta

SKRIPSI. Oleh : NPM : PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA

(Skripsi) Oleh RIDWAN DWI SAPUTRA

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENENDANG KE ARAH GAWANG. Jurnal. Oleh RANDI TIRTA SAPUTRA

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

TINJAUAN PUSTAKA. melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 3 KEDIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

: SEPTIAN KUKUH SATRIA NIM.

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAK TAKRAW. Jurnal. Oleh HANDOYO

Hubungan Panjang Lengan dan Kekuatan Otot Lengan Dengan Hasil Shooting Free Throw Pada Atlet Putra Klub Basket Bangau Palembang

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL KETERAMPILAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh NOVI SUSANTI

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KETRAMPILAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA BAGI PARA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN 2015

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

(SKRIPSI) Oleh DANI ISKANDAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Feri Kurniawan (2012 :76) sepakbola adalah permainan bola yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

Hubungan antara Kekuatan...(Zidni Husni Hukmawan) : Zidni Husni Hukmawan, POR : : Aris Fajar Pambudi, M.Or

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

KONTRIBUSI ANTARA POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP KEMAMPUAN MELEMPAR BOLA (THROW-IN) PADA KLUB SEPAKBOLA PERSAS SABANG TAHUN 2011

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

Journal of Sport Sciences and Fitness

PENGARUH LATIHAN LEG EXTENSION DAN ANKLE WEIGHT TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN LONG PASS DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMA NEGERI 1 LIMBOTO.

HUBUNGAN TINGGI, BERAT BADAN, PANJANG LENGAN, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh YULIANI

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA EXTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 GONDANG NGANJUK TAHUN 2016

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang di

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

Transkripsi:

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA DENGAN HASIL KETEPATAN TENDANGAN PENALTY DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA (Skripsi) Oleh : CATUR JOKO SUSANTO 0913051004 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 1

ABSTRAK KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA DENGAN HASIL KETEPATAN TENDANGAN PENALTY DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Oleh Catur Joko Susanto Pembimbing 1. Drs. Sudirman Husin,M.Pd 2. Heru Sulistianta,S.Pd,M.Or Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang tungkai, kekuatan otot tungkai dan lingkar paha dengan hasil ketepatan tendangan penalty dalam permainan sepakbola pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. Dan diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan pelatih sebagai bahan latihan ketepatan tendangan penalty hendaknya memperhatikan unsur panjang tungkai, kekuatan otot tungkai dan lingkar paha khususnya pada permainan sepakbola. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Populasi yang digunakan adalah atlet atau siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung yang berjumlah 25. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah one shoot model atau satu kali pengambilan data dan teknik analilis data menggunakan korelasi product moment. Dari hasil penelitian di dapat bahwa panjang tungkai, kekuatan otot tungkai memiliki hubungan yang signifikan, sedangkan lingkar paha memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan hasil ketepatan tendangan penalty. Hasil penelitian menunjukan korelasi panjang tungkai dengan hasil ketepatan tendangan penalty sebesar 56,25% kemudian koefesien korelasi kekuatan otot tungkai dengan hasil ketepatan tendangan penalty sebesar 67,24% selanjutnya koefisien korelasi lingkar paha dengan hasil ketepatan tendangan penalty sebesar 7,29%. Kata Kunci : Tungkai, Kekuatan, Paha, Penalty, Sepakbola 2

ABSTRACT CONTRIBUTION LIMB LENGTH LEG MUSCLE STRENGTH AND RING WITH THIGH PENALTY KICK ACCURACY OF THE FOOTBALL GAME by Chess Joko Susanto preceptor 1. Drs. Sudirman Husin, M.Pd 2. Heru Sulistianta, S. Pd, M.Or This study aims to determine the relationship of leg length, leg muscle strength and thigh circumference with precision results in a penalty kick soccer game at North Star Primary School football Bandar Lampung. And would be useful to researchers and trainers as training material accuracy penalty kick shall observe the elements of leg length, leg muscle strength and thigh circumference in particular the game of football. The research method used was descriptive correlational. The population is a football school student athletes or the North Star Primary Bandar Lampung, amounting to 25. Data collection techniques in this study is one shoot model or one-time data collection and data using techniques analilis product moment correlation. From the results of research in the can that long limbs, limb muscle strength had a significant relationship, while thigh circumference had a significant relationship with outcome accuracy penalty kick. The results showed a correlation with the results of limb length penalty kick accuracy of 56.25% and a correlation coefficient of limb muscle strength with accuracy as a penalty kick for the next 67.24% correlation coefficient with accuracy as thigh circumference by 7.29% penalty kick. Keywords: Limbs, Strength, thighs, Penalty, Football 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Perkembangan prestasi sepakbola di Indonesia nampaknya masih kurang menggembirakan. Salah satu unsur teknik dasar yang sangat penting dalam sepakbola adalah menendang bola. Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang palingbanyak digunakan dalam permainan sepakbola. Seorang pemain sepakbolayang tidak mengusai teknik menendang bola dengan sempurna tidak mungkinmenjadi pemain yang baik (Sukatamsi, 2001: 2.38). Panjang tungkai seorang pemain berpengaruh pada kemampuan menendang bola. Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan otot merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono,1988:178). Lingkar paha juga merupakan unsur yang berpengaruh terhadap keberhasilan tendangan. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Teknik dasar bermain sepakbola merupakan unsur yang sangat fundamental yang harus dimiliki oleh pemain sepakbola. 2. Teknik menendang bola, besar peranannya untuk memasukkan bola ke dalam gawang. 3. Kemampuan teknik menendang bola para pemain di sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama perlu ditingkatkan. 4. Panjang tungkai merupakan unsur yang berpengaruh dengan hasil ketepatan tendangan penalty. 5. Kekuatan otot tungkai merupakan unsur yang berpengaruh terhadap hasil ketepatan tendangan penalty. 6. Lingkar paha merupakan unsur yang berpengaruh terhadap hasil ketepatan tendangan penalty. 1.3 Batasan Masalah Adapun pembatasan masalahnya yaitu: 1. Unsur panjang tungkai yang berpengaruh dengan hasil ketepatan tendangan penalty pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. 2. Kekuatan otot tungkai yang berpengaruh dengan hasilketepatan tendangan penalty pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. 3. Lingkar paha yang berpengaruh dengan hasil ketepatan tendangan penalty pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. 4. Ketepatan tendangan penalty dalam permainan sepakbola pada sekola sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut : 4

1. Seberapa besar hubungan panjang tungkai dengan hasil ketepatan tendangan penalty pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. 2. Seberapa besar hubungan kekuatan otot tungkai dengan hasil ketepatan tendangan penalty pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. 3. Seberapa besar hubungan lingkar paha dengan hasil ketepatan tendangan penalty pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Kontribusi panjang tungkai denganhasil ketepatan tendangan penalty pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. 2. Kontribusi kekuatan otottungkai denganhasil ketepatan tendangan penalty pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. 3. Kontribusi lingkar paha denganhasil ketepatan tendangan penalty pada siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. 1.6 Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini penulis berharap antara lain : 1. Bagi atlet Meningkatkan pengetahuan atlet dalam meningkatkan ketepatan tendangan penalty. 2. Bagi pelatih Sebagai salah satu metode dalam melatih atlet khususnya dalan hal ketepatan menendang dalam permainan sepakbola. 3. Bagi Klub Bintang Utara Salah satu pertimbangan dalam melaksanakan pembinaan dan latihan untuk meningkatkan keterampilan menendang penalty dalam permaiann sepakbola pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama. Untuk memberikan informasi dan memperkaya pengetahuan tentang hubungan panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai dengan ketepatan tendangan penalty dalam permainan sepakbola. 4. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil ketepatan tendangan penaltydalam permainan sepakbola. Dan juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran dalam permainan sepakbola. 5. Bagi Program Studi Sebagai informasi dan pengembangan ilmu bagi pihak yang ingin melaksanakan penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sepakbola 2.1.1 Pengertian Permainan Sepakbola Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola kian kemari untuk diperebutkan 5

di antara pemain-pemain yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola. Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain. Biasanya permainan sepakbola dimainkan dalam dua babak (2x45 menit) dengan waktu istirahat (10 menit) di antara dua babak tersebut. (A. Sarumpaet, 1992: 5). 2.1.2 Teknik Dasar Permainan Sepakbola Menurut A. Sarumpaet (1992: 17) bahwa teknik dasar adalah semua kegiatan yang mendasari sehingga dengan modal sedemikian itu sudah dapat bermain sepakbola. Menurut Sukatamsi (1984: 34) bahwa teknik dasar bermain sepakbola terdiri dari: 1. Teknik tanpa bola, 2. Teknik dengan bola, 2.1.3 Menghentikan Bola Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainansepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola.tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnyauntuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkanuntuk passing (Sucipto, dkk, 2000: 22). 2.1.4 Menyundul Bola Menurut Sukatamsi, menyudul bola adalah meneruskan bola dengan mempergunakan dahi yaitu daerah kepala di atas kening di bawah rambut (2002:336). Ini sesuai dengan yang dikatakan eleh Sucipto,dkk,(2000:32) bahwa menyundul adalah memainkan bola dengan kepala. 2.1.5 Menggiring Bola Sepakbola modern dilakukan dengan keterampilan lari dan operan boladilakukan dengan gerakan-gerakan yang sederhana, dengan kecepatan danketepatan. Menggiring bola diartikan dengan gerakan kaki menggunakan bagiankaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. 2.1.6 Menendang Bola Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang palingbanyak digunakan dalam permainan sepakbola. Seorang pemain sepakbolayang tidak mengusai teknik menendang bola dengan sempurna tidak mungkinmenjadi pemain yang baik (Sukatamsi, 2001: 2.38). 2.1.7 Teknik Dasar Menendang Bola a. Pentingnya Teknik Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Bola Kegunaan menendang bola dengan kaki bagian dalam ini adalah : 1. Untuk operan jarak pendek. 2. Untuk operan bawah (rendah). 3. Untuk operan melambung atas (tinggi). 4. Untuk tendangan tepat kemulut gawang. 5. Untuk tendangan bola melengkung (slice). 6. Untuk tendangan kombinasi dengan gerakan lain. b. Prinsip-prinsip Menendang Bola Soekatamsi (1988: 51) mengemukakan bahwa : 6

Prinsip-prinsip dalam menendang bola sebagai berikut : a) Kaki tumpu. b) Kaki yang menendang. c) Bagian bola yang ditendang. d) Sikap badan. e) Pandangan mata. a. Macam-macam Teknik Dasar Menendang Bola Soekatamsi (1988: 47-50) membedakan macam-macam tendangan ke dalam 4 kelompok yaitu : 1. Atas dasar bagian mana dari kaki yang digunakan untuk menendang bola. 2. Atas dasar kegunaan atau fungsi tendangan. 3. Atas dasar tinggi rendahnya lambungan bola. 4. Atas dasar arah putaran dan jalannya bola. 2.2 Panjang Tungkai Salah satu komponen yang penting dalam prestasi olahraga yaitu ukuran tubuh, struktur tubuh atau kualitas biometrik Menurut Bompa (1990:342), bahwa. kualitas biometrik adalah mencangkup somatotipe dan pengukuranpengukuran anthropometrik. Prestasi olahraga memerlukan kualitas biometrik tertentu sesuai dengan nomor atau cabang olahraga yang dikembangkan. 2.2.1 Anatomi Tungkai Tungkai merupakan bagian tubuh sebagai anggota dan alat gerak bagian bawah yang memegang peranan penting dalam penampilan gerak. Menurut satimin hadiwidjaja (1996:39) anatomi anggota gerak bawah (tungkai). 2.2.2 Hubungan Panjang Tungkai dengan Kemampuan Menendang Bola Ukuran panjang tungkai berpengaruh terhadap kemampuan menendang bola. Tungkai yang panjang memberikan keuntungan dalam hal panjangnya pengungkit yang digunakan. 2.3 Kekuatan Otot Tungkai Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan cedera. 1.Otot-otot tungkai atas meliputi: M. abduktor maldanus,m. abduktor brevis, M. abduktor longus. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan berfungsi menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur,m. rektus femuralis, M. vastus lateralis eksternal, M. vastus medialis internal, M. vastus inter medial, Biseps femoris, berfungsi membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah, M. semi membranosus, berfungsi tungkai bawah, M. semi tendinosus (seperti urat), berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, M. sartorius, berfungsi eksorotasi femur, memutar keluar waktu lutut fleksi, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar. 2. Otot-otot tungkai bawah meliputi: Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kakisebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari manis dan kelingking jari, Otot ekstensi jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan kaki 7

di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus), M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki disebelah ke dalam. 3. Rangka Tungkai Menurut Soedarminto (1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. 2.4 Lingkar Paha Paha adalah bagian dari tungkai bawah. Tulang tunggal yang menyusun paha disebut femur yang sangat tebal dan kuat karena tingginya bagian tulang korteksnya. Tulang ini membentuk sambungan ball and socket di pinggul dan sambungan condylar pada lutut. Tulang paha terdiri dari bagian kepala dan leher pada bagian proksimal dan dua condylus pada bagian distal. Kepala tulang paha akan membentuk sendi pada pinggul. Bagian proksimal lainya yaitu trokanter mayor dan trokanter minor menjadi tempat perlekatan otot. Pada bagian proksimal posterior terdapat tuberositas glutea yakni permukaan kasar tempat melekatnya ototgluteus maximus. Di dekatnya terdapat bagian linea aspera, tempat melekatnya otot biceps femoris. Lingkar paha yaitu diameter yang diukur melalui lipatan bawah pinggul yaitu lipatan gluteal (Tim PPIKOR, 2013:49). 2.5 Tendangan Penalty 2.5.1 Pengertian Tendangan Penalty Di dalam permainan sepakbola, tendangan penalty adalah tendangan yang dilakukan apabila salah satu pemain tim melakukan pelanggaran di dalam kotak wilayah penjaga gawang tim sendiri. Tendangan dilakukan dengan menendang bola dari titik yang telah di buat di tengah kotak dalam wilayah penjaga gawang, tanpa dijaga oleh pemain lawan (pagar betis), dengan jarak kirakira 12 kaki dari garis gawang. 2.5.2 Ketepatan Ketepatan (accuracy) adalah seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaransasaran ( M.Sajoto, 1995:9) ini dapat menerapkan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh. 2.5.3 Rangkaian Gerakan Tendangan Penalty Menendang merupakan salah satu gerakan yang ada dalam sepak bola. Menendang bukan perkara yang mudah, apalagi dalam situasi tendanganpenalti. Namun secara umum, gerakan menendang terbagi menjadi 3, yaitu : (1) persiapan/ancangancang, (2) tendangan, dan (3) follow-trough. 2.6 Kerangka Pemikiran Dengan melihat uraian dari kajian teori di atas dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut: Kemampuan teknik menendang bola besar peranannya dalm permainan sepakbola, sebab sebagian besar permainan sepakbola dilakukan dengan menendang bola. Ketepatan tendangan penalty, dapat dicapai jika menguasai teknik menendang bola dengan baik serta ditunjang dengan kondisi fisik. Unsur kondisi fisik yang diperlukan untuk menunjang kemampuan menendng bola untuk memasukan bola ke gawang adalah panjang tungkai, kekuatan otot tungkai dan lingkar paha. 2.7 Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat 8

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul(suharsimi Arikunto, 2002: 64).Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. H1 : Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil ketepatan tendangan penalty pada Sekolah Sepakbola Bintang Utara pratama Bandar Lampung 2013. 2. H2 : Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil ketepatan tendangan penalty pada Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung 2013. 3. H3: Ada hubungan yang signifikan antara lingkar paha dengan hasil ketepatan tendangan penalty pada Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Menurut Riduwan (2005 : 207) metode deskriptif korelasional yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya. Menurut Riduwan (2005:141) analisis korelasi ganda untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Metode penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa asumsi dan hipotesis diajukan oleh peneliti benarbenar terbukti dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan data yang ada. 3.2 Metode Penelitian dan Objek Penelitian 3.2.1 Populasi penelitian Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana. Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 106), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari pengertian tersebut populasi penelitian ini adalah atlet atau siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama bandar lampung 2013. 3.2.2 Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15%. Karena jumlah atlet atau siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama yang berusia diatas 16 tahun berjumlah 25, maka sampel yang saya ambil keseluruhan atlet atau siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama secara keseluruhan. 3.2.3 Variabel Penelitian 9

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 96). Variabel dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. 3.2.4 Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya,dalam penelitian ini ada 3, yaitu: 1. Panjang tungkai (X1) 2. Kekuatan otot tungkai (X2) 3. Lingkar paha (X3) 3.2.5 Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergatung pada variabel lainnya,dalam penelitian ini adalah hasil ketepatan tendangan penalty (Y). 3.3 Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data. 3.4 Teknik Pengambilan Data 3.4.1 Instrumen panjang tungkai Instrumen penelitian merupakan alat atau cara yang digunakan untuk mengambil data penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data penelitian diantaranya adalah panjang tungkai. Untuk mengukur panjang tungkai menggunakan suatu alat yang disebut Anthropmeter. 3.4.2 Instrumen kekuatan otot tungkai Untuk mengukur kekuatan otot tungkai digunakan suatu alat yang disebut Leg Dynamometer. 3.4.3 Instrumen lingkar paha Untuk mengukur lingkar paha menggunakan suatu alat yang disebut Anthropmeter. Alat yang digunakan antara lain: 1. Anthropometer 2. Blangko pengukuran lingkar paha 3. Alat tulis Pelaksanaan tes Anthropometer: Lingkar paha diukur melalui lipatan bawah pinggul yaitu lipatan glutael dengan menggunakan alat berbentuk lilitan yang merupakan bagian dari antropometer. 3.4.4 Instrumen tendangan penalty Untuk mengukur hasil ketepatan menendang ke gawang alat yang digunakan yaitu,gawang, tali rafiah dan bola kaki. 3.5 Analisisa Data Analisisa data atau pengolahan data merupakan suatu langkah penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisisa statistik dan analisisa non statistik. Data yang di nilai adalah data variabel bebas : panjang tungkai (X 1 ), kekuatan otot tungkai (X 2 ) dan lingkar paha (X3) serta variabel terikat yaitu hasil ketepatan tendangan penalty (Y). 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi yang terjadi atau tidak dari distribusi normal. Langkah sebelum melakukan pengujian hipotesis lebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data dengan uji normalitas yaitu menggunakan Uji lillieferors (Sudjana,2003:466). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Pengamatan X1, X2,..., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,... Zn 10

Dengan menggunakan rumus: Zi = xi x s ( x dan S masing-masing merupakan rerata dan simpangan baku sampel) b. Untuk tiap bilangan baku ini akan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian hitung peluang F (zi) = P (z zi) c. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2,... Zn yang lebih atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka : S (zi) = banyaknya Z1,z2..Zn yang Zi n Hitung selisih F (zi) S (zi) kemudian tentukan harga mutlaknya d. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar L0. e. Kriteria pengujian adalah jika Lhitung < Ltabel, maka variabel tersebut berdistribusi normal, sedangkan jika Lhitung > Ltabel maka variabel berdistribusi tidak normal. 2. Pengujian Hipotesis Analisis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan, yaitu untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel bebas (X1, X2,X3) terhadap variabel terikat (Y) baik secara terpisah maupun secara bersamasama. Analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi ganda dan korelasi ganda 3 prediktor, yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara 3 variabel yang sasaran utamanya adalah bentuk hubungan fungsional antara berbagai variabel tersebut. Menurut Sugiyono (2010), untuk menguji hipotesis antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, X3 dengan Y digunakan statistik melalui korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut: r xy = { n. X n X iy ( X i )( 2 2 2 ( X i ) }{ n. Yi i Y ) i ( 2 Y ) } Keterangan : r xy = Koefesien korelasi N = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y X = Jumlah skor variabel X Y = Jumlah skor variabel Y X 2 = Jumlah kuadrat skor variabel X Y 2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y Menurut Sugiyono (2010:230), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika r hitung > r tabel, dan terima Ho jika r hitung < r tabel, dan untuk mencari besarnya kontribusi antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisien Determinansi : KP = r 2 x 100% Keterangan: KP = Nilai Koefisien Detreminansi r = Koefisien Korelasi i BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang disajikan adalah hasil dari analisis yang telah dilakukan terhadap data dari tiap variabel. Untuk 11

memperoleh gambaran tentang penyebaran data meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, nilai simpangan baku, distribusi frekuensi relatif dan diagram batang dari masing-masing variabel X1, X2,X3 dan Y dibuat deskriptif data hasil penelitian. Adapun deskripsi data hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Panjang Tungkai Hasil penelitian menunjukkan rentang skor baku panjang tungkai yang diperoleh antara 73 sampai dengan 93 dengan nilai rerata sebesar 80,08 dan simpangan baku sebesar 5,19. nilai rata-rata maka testi yang berada pada kelas rata-rata sebanyak 13 testi (52%), yang berada dibawah kelas rata-rata sebanyak 7 testi (28%), yang berada diatas kelas rata-rata sebanyak 5 testi (20%). Dengan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan diagram lingkaran sebagai berikut : 2. Kekuatan Otot Tungkai Hasil penelitian menunjukkan rentang skor baku kekuatan oot tungkai yang diperoleh antara 48,5 sampai dengan 69,52 dengan nilai rerata sebesar 64,78 dan simpangan baku sebesar 14,44. nilai rata-rata maka testi yang berada pada kelas rata-rata sebanyak 2 testi (8%), yang berada dibawah kelas rata-rata sebanyak 8 testi (32%), yang berada diatas kelas rata-rata sebanyak 15 testi (60%). 3. Lingkar Paha Hasil penelitian menunjukkan rentang skor baku lingkar paha yang diperoleh antara 50 sampai dengan 62 dengan nilai rerata sebesar 57,12 dan simpangan baku sebesar 2,73 nilai rata-rata maka testi yang berada pada kelas rata-rata sebanyak 5 testi (20%), yang berada dibawah kelas rata-rata sebanyak 12 testi (24%), yang berada diatas kelas rata-rata sebanyak 8 testi (32%). 4. Tendangan Penalty Hasil penelitian menunjukkan rentang skor baku hasil tendangan penalty yang diperoleh antara 1 sampai dengan 5 dengan nilai rerata sebesar 3,04 dan simpangan baku sebesar 1,25. nilai rata-rata maka testi yang berada pada kelas rata-rata sebanyak 10 testi (40%), yang berada dibawah kelas rata-rata sebanyak 8 testi (32%), yang berada diatas kelas rata-rata sebanyak 7 testi (28%). Dengan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat 4.2 Analisis Statistik Koefisien Korelasi Panjang Tungkai (X1) dengan Hasil Tendangan Penalty (Y), kekuatan otot tungkai (X2) dengan Hasil Tendangan Penalty (Y), dan Lingkar Paha (X3) dengan hasil tendangan Penalty. Panjang tungkai memiliki koefisien korelasi 0,75 dengan r tabel 0,379 dan signifikan. Besarnya kontribusi antara panjang tungkai dengan hasil tendangan penalty dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r 2 x 100%, jadi dapat diketahui pula besarnya kontribusi adalah 56,25%. 1. Kekuatan otot tungkai memiliki koefisien korelasi 0,82 dengan r tabel 0,379 dan signifikan. Besarnya kontribusi antara panjang tungkai dengan hasil tendangan penalty dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r 2 x 100%, jadi dapat diketahui pula besarnya kontribusi adalah 67,24%. 2. Lingkar paha memiliki koefisien korelasi 0,27 dengan r tabel 0,379 dan tidak signifikan. Besarnya kontribusi antara panjang tungkai dengan hasil tendangan penalty dapat ditentukan dengan koefisien determinasi r 2 x 100%, jadi 12

dapat diketahui pula besarnya kontribusi adalah 7,29%. Berdasarkan data diatas dapat didimpulkan bahwa kontribusi terbesar dengan hasil ketepatan tendangan penalty adalah kekuatan otot tungkai sebesar 67,24%. 4.3 Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan bisa diterima jika fakta-fakta empiris atau data yang terkumpul bisa mendukung pernyataan hipotesis. Sebaliknya hipotesis ditolak jika fakta-fakta empiris atau data yang terkumpul tidak mendukung pernyataan hipotesis. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Panjang tungkai, H0 ditolak dan Ha diterima yaitu Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil ketepatan tendangan penalty. 2. Kekuatan otot tungkai, H0 ditolak dan Ha diterima yaitu Ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil ketepatan tendangan penalty. 3. Lingkar paha, H0 diterima dan Ha ditolak yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan hasil ketepatan tendangan penalty. 4.4 Pembahasan Penelitian membahas tentang kontribusi panjang tungkai, kekuatan otot tungkai dan lingkar paha dengan hasil ketepatan tendangan penalty pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung. Dengan demikian tungkai yang panjang akan memberikan peluang melakukan gerakan dalam ruang yang lebih luas sehingga jangkauan ayunan kaki akan semakin luas pula. Hal tersebut terbukti melalui penelitian ini dimana terdapat sumbangan yang signifikan panjang tungkai terhadap hasil tendangan penalty dalam permainan sepakbola. Kekuatan otot tungkai merupakan salah satu faktor yang penting dalam melakukan tendangan dalam permainan sepakbola. Sugioyanto (1993:226). Kekuatan otot tungkai ialah unsur kemampuan fisik yang menjadikan seseorang mampu menahan beban atau tahanan dengan menggunakan kontraksi otot. Kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi yang cukup besar dengan hasil ketepatan tendangan penalty. Dalam sebuah tendangan, arah gerakan bola yang ditendang ditentukan oleh kekuatan yang dikerahkan untuk menendang bola. Kekutan otot tungkai dihasilkan dari kontraksi otot-otot yang ada pada tungkai untuk menggerakan tungkai melakukan ayunan ke depan dengan tujuan menendang bola. Semakin kuat otot tungkai melakukan ayunan tendangan maka semakin cepat bola bergerak yang berarti pula semakin cepat pula bola bergerak. Jika dorongan atau ayunan tersebut besar, maka hasil ayunan kaki juga besar. Dengan demikian kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi dalam hal ketepatan tendangan penalty pada permainan sepakbola. Paha adalah bagian dari tungkai bawah, lingkar paha yang dimiliki seorang akan memberikan sumbangan berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lainya, karena otot paha yang dimiliki seseorang akan berbeda pula. Otot paha yang besar dan kuat akan membantu laju kecepatan dalam melakukan kemampuan pergerakan paha. Selain itu, paha akan membantu mendorong tubuh ke depan agar dapat mengikuti gerakn saat stelah menendang atau Follow trough. Ini berarti peningkatan lingkar paha akan mempengaruhi peningkatan ketepatan tendangan 13

penalty dalam sebuah permainan sepakbola. Dengan demikian lingkar paha akan memberikan sumbangan terhadap hasil tendangan penalty, akan tetapi hal tersebut tidak terbukti dalam peneitian ini dimana tidak terdapat sumbangan yang signifikan antara lingkar paha dengan hasil ketepatan tendangan penalty. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai kontribusi panjang tungkai, kekuatan otot tungkai dan lingkar paha dengan hasil ketepatan tendangan penalty yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: Panjang tungkai memberikan kontribusi terhadap ketepatan tendangan penalty dalam permainan pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung 2013 sebesar 56,25%. Kekuatan otot tungkai memberikan kontribusi terhadap ketepatan tendangan penalty dalam permainan pada sekolah sepakboa Bintang Utara Pratama Bandar Lampung 2013 sebesar 67,24%. Lingkar paha memberikan kontribusi yang rendah terhadap ketepatan tendangan penalty dalam permainan pada sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung 2013 sebesar 7,29%. 5.2 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut: Bagi siswa sekolah sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung agar terus berlatih tentang ketepatan tendangan penalty, sehingga terjadi perubahan dalam hal ketepatan tendangan penalty. Bagi pelatih, beban latihan untuk tiap unsur panjang tungkai, kekuatan otot tungkai dan lingkar paha disesuaikan dengan nilai sumbangan tiap variabel terhadap ketepatan tendangan penalty dalam permainan sepakbola. Pelatih disarankan memberikan latihan ketepatan tendangan penalty hendaknya memperhatikan unsur panjang tungkai, kekuatan otot tungkai dan lingkar paha. Bagi peneliti lain yang berminat meneliti kembali permasalahan ini, disarankan agar penelitian ini tidak hanya dijadikan bahan pembanding tapi juga penelitian ini dapat ditindak lanjuti dan dikembangkan dan disarankan untuk menambahkan variabel lain diantaranya yaitu rasa gerak, keseimbangan, tebal lemak dan kepercayaan diri. 14

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. Jakarta. PT Rineka Cipta. A,Sarumpaet.dkk.1992.PermainanBesar,Padang. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan. Csanadi Arpad.1985. Soccer. Budapest: Corvina press. Darwoto. 2004. Sumbangan Panjang Tungkai, Rasa Gerak Dan Keseimbangan Terhadap Ketepatan Menendang Bola Ke Gawang (Skripsi). Surakarta. FKIP Universitas Tunas Pembangunan. Evelyin C. P. 1993. Anatomi & Fisiology Untuk Paramedis. Alih Bahasa Sri Yuliani Handoyo. Jakarta. PT. Gramedia. MuchtarRemmy. 1992. OlahragaPilihanSepakbola. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti.ProyekPembinaanTenagaKependidikan. Pearce, Evelyn C. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Cv. Prima Grafika PPIKOR. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga (Bahan Acuan Ilmu Kesehatan Olahraga). Bandar Lampung. Penjaskes Unila.. Riduwan. 2005. Skalan Pengukuran Variable Penelitian. Bandung. Alfabeta. Soekamtasi, 1984.TeknikDasarBermainSepak Bola. Solo: TigaSErangkai. Sugiyono. 2008. StasistikUntukPenelitian. CV Alfabeta. Bandung. Sucipto, dkk. 1999/2000. Olahraga Pilihan ; Sepak bola. Jakarta. DirjenDiknasmen. Soedarminto. 1992. Kinesiologi. Jakarta : Depdikbud Sukatamsi. 2001. Permainan Besar I Sepak Bola, Jakarta : Universitas Terbuka. Sukatamsi. 1988. TeknikDasarBermainSepakbola. Surabaya :TigaSerangkai. Sajoto.1995.PembinaanKondisiFisikOlahraga. Jakarta: DepdikbudDirjen Dikti PPLPTK 15

16