Nomor : 04/01/63/Th. XX, 04 Januari 2016 KONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER Persentase penduduk miskin di Kalimantan Selatan pada Maret tercatat 4,99 persen dan pada September turun 0,27 poin menjadi 4,72 persen. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret sebesar 3,91 persen dan pada September naik sebesar 0,36 poin menjadi 4,27 persen. Sedangkan di daerah perdesaan pada Maret tercatat sebesar 5,78 persen turun 0,72 poin pada September menjadi 5,06 persen. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan masih lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September, peranan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) sebesar 71,04 persen. Pada periode Maret September, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. Pada Maret, Indeks P1 sebesar 0,744 sedangkan pada September sebesar 0,976. Indeks P2, pada Maret sebesar 0,180 sedangkan September sebesar 0,304. 1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan September sebesar 4,72 persen. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,27 poin dibandingkan keadaan Maret yang sebesar 4,99 persen. Penduduk miskin di daerah perkotaan keadaan September sebesar 4,27 persen, mengalami kenaikan sebesar 0,36 poin dibandingkan dengan keadaan Maret yang sebesar 3,91 persen. Sedangkan penduduk miskin di 1
daerah perdesaan keadaan September sebesar 5,06 persen, mengalami penurunan sebesar 0,72 poin dibandingkan keadaan Maret yang sebesar 5,78 persen. Secara keseluruhan, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan keadaan September sebanyak 189.163 orang. Sedangkan pada Maret, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan sebanyak 198.436 orang. Selama satu semester terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan sebanyak 9.273 orang. Penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah 6.523 orang sedangkan di daerah perdesaan, penduduk miskin berkurang 15.796 orang. Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Tempat Tinggal di Kalimantan Selatan Maret September Daerah/Periode Perkotaan Penduduk Miskin (Orang) Persentase Penduduk Miskin (1) (2) (3) Maret 65.958 3,91 September 72.481 4,27 Perdesaan Maret 132.478 5,78 September 116.682 5,06 Perkotaan + Perdesaan Maret 198.436 4,99 September 189.163 4,72 2. Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan 2
kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi kesenjangan di antara penduduk miskin. Pada periode Maret - September, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalam kenaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 0,744 pada Maret menjadi 0,976 pada September. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami kenaikan dari 0,180 pada Maret menjadi 0,304 pada September. Kenaikan kedua nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin menjauh dari garis kemiskinan dan kesenjangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin melebar. Peningkatan nilai indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan disebabkan terjadinya peningkatan kedua nilai indeks tersebut terutama di daerah perkotaan Tabel 2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Daerah Tempat Tinggal di Kalimantan Selatan Maret September Tahun/Indikator Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Maret 0,550 0,887 0,744 September 1,125 0,866 0,976 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Maret 0,121 0,224 0,180 September 0,417 0,221 0,304 3. Garis Kemiskinan (GK) Garis Kemiskinan digunakan sebagai suatu batas untuk menentukan apakah seseorang termasuk dalam kategori miskin atau tidak miskin. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari komponen Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan (Rp/Kapita/Bulan) di bawah Garis Kemiskinan. 3
Tabel 3 Garis Kemiskinan Menurut Daerah Tempat Tinggal Di Kalimantan Selatan, Maret - September Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Daerah Tempat Tinggal/Tahun Bukan Makanan Total Makanan Perkotaan Maret 229.677 124.426 354.103 September 235.422 136.370 371.793 Perubahan (persen) 2,50 9,60 5,00 Perdesaan Maret 255.023 76.943 331.966 September 271.860 81.112 352.972 Perubahan (persen) 6,60 5,42 6,33 Perkotaan + Perdesaan Maret 244.281 97.068 341.348 September 256.417 104.532 360.949 Perubahan (persen) 4,97 7,69 5,74 Selama Maret September, garis kemiskinan naik sebesar 5,74 persen, yaitu dari Rp. 341.348,- per kapita per bulan pada Maret menjadi Rp.360.949,- per kapita per bulan pada bulan September. Terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September GKM memiliki kontribusi sebesar 71,04 persen terhadap garis kemiskinan. 4
4. Gini Ratio (GR) Distribusi Pendapatan merupakan gambaran tentang pemerataan atau terjadi ketimpangan pembagian pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh seseorang dipengaruhi oleh kepemilikan faktor-faktor produksi. Besaran balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor ekonomi seperti keahlian, modal dan tanah, serta investasi akan berbeda satu sama lain. Ketimpangan distribusi pendapatan dapat dilihat dari angka Gini Ratio. Semakin tinggi nilai angka Gini Ratio mengindikasikan bahwa ketimpangan semakin tinggi. Pengelompokan nilai koefisien Gini dibedakan menjadi 5 kelompok : GR = 0 : Pemerataan Sempurna 0 < GR < 0,3 : Ketimpangan Rendah 0,3 GR 0,5 : Ketimpangan Sedang 0,5 < GR < 1 : Ketimpangan Tinggi GR = 1 : Ketimpangan Sempurna Pada periode September ketimpangan distribusi pendapatan masih dalam kategori ketimpangan rendah. Angka Gini Ratio baik di perkotaan maupun di perdesaan menunjukan penurunan. Gini Ratio di daerah perkotaan sebesar 0,299, perdesaan sebesar 0,281 dandaerah perkotaan dan perdesaan sebesar 0,289. Tabel 4 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan Menurut Daerah Tempat Tinggal Provinsi Kalimantan Selatan Maret - September Gini Ratio Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan Maret 0,377 0,299 0,353 September 0,299 0,281 0,289 Perubahan - 0,078-0,018-0,063 5. Distribusi Pengeluaran Menurut Kriteria Bank Dunia Ukuran ketimpangan pendapatan dengan menggunakan kriteria Bank Dunia cukup sederhana dan mudah penghitungannya, yaitu berdasarkan pangsa pendapatan yang diterima oleh 40 persen penduduk berpendapatan rendah. Penduduk diurutkan menurut besarnya pendapatan yang diterima dari terendah ke yang tertinggi. Pangsa pendapatan 5
yang diterima oleh 40 persen penduduk lapis rendah ini yang akan menjadi patokan ukuran ketimpangan pendapatan. Kriteria Bank Dunia ini, membagi jumlah penduduk kedalam tiga kelompok, yakni 20 persen penduduk berpendapatan tinggi, 40 persen penduduk berpendapatan menengah dan 40 persen penduduk berpendapatan rendah. Kelompok pertama adalah bagian dari penduduk terkaya dan kelompok ketiga adalah bagian penduduk termiskin. Kelompok kedua sering dikatakan sebagai masyarakat kelas menengah. Adapun kriteria ketimpangan dalam distribusi pendapatan adalah jika 40 persen penduduk berpendapatan rendah menerima Kurang dari 12 persen : Distribusi pendapatan sangat pincang Diantara 12 sampai 17 persen : Distribusi pendapatan pincang sedang Lebih dari 17 persen : Distribusi pendapatan tidak terlalu pincang Menurut kriteria Bank Dunia, distribusi pendapatan di Kalimantan Selatan pada September masuk kedalam kategori distribusi pendapatan tidak terlalu pincang (low inequality). Kelompok penduduk berpenghasilan rendah menerima lebih dari 17 persen pendapatan nasional (menggunakan pendekatan pengeluaran konsumsi), baik di daerah perkotaan maupun di perdesaan. Penduduk berpendapatan rendah di Kalimantan Selatan menerima rata-rata 22,67 persen dari pendapatan. Jika diamati menurut daerah tempat tinggal maka penduduk berpendapatan rendah di daerah perkotaan menerima 22,35 persen, di daerah perdesaan menerima 22,93 persen Tabel 5 Distribusi Pengeluaran Menurut Kriteria World Bank Di Kalimantan Selatan, September Daerah Tempat Tinggal 40 Persen Rendah 40 Persen Tengah 20 Persen Tinggi Perkotaan 22,35 37,85 39,80 Perdesaan 22,93 39,30 37,78 Perkotaan+Perdesaan 22,67 38,63 38,70 6
6. Tingkat Kemiskinan Indonesia dan Provinsi di Pulau Kalimantan Pada September, tingkat kemiskinan Indonesia mengalami penurunan 0,09 poin jika dibandingkan dengan tingkat kemiskinan keadaan Maret. Penduduk miskin Indonesia keadaan September mencapai 11,13 persen, periode Maret penduduk miskin Indonesia sebanyak 11,13 persen. Tabel 6 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Pulau Kalimantan dan Indonesia Menurut Peringkat Keadaan Maret September Provinsi Persentase Peringkat Nasional Penduduk Miskin Maret September Maret September (5) Kalimantan Barat 8,03 8,44 12 12 Kalimantan Tengah 5,94 5,91 6 7 Kalimantan Selatan 4,99 4,72 3 2 Kalimantan Timur 6,23 6,10 7 8 Kalimantan Utara 6,24 6,32 8 10 Nasional 11,22 11,13 - - 7