BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dalam usia reproduksi yaitu usia tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan Sustainable Development

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian target Millenium Development Goals (MDG s) merupakan

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid di Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan melaksanakan upaya dalam peningkatan kesehatan ibu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Saver (MPS) di

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Program imunisasi merupakan sub sistem dari sistem pelayanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun


BAB 1 : PENDAHULUAN. diatur secara universal melalui berbagai kesepakatan yang difasilitasi oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 gambar Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun Sumber: Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 AKI

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Di Amerika Serikat, frekuensi Perdarahan Defisiensi Vitamin K (PDVK)

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

No. Dok UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG. Revisi KERANGKA ACUAN IMUNISASI. Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN IMUNISASI TT DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN IMUNISASI TT (TETANUS TOXOID) IBU HAMIL DI KOTA JAMBI TAHUN 2007 SKRIPSI. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Tingginya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan Millenium Development Goals

Kuesioner Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Hamil Terhadap Imunisasi Toxoid Tetanus

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk menurunkan angka kematian anak. Salah satu indikator angka

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan. (Depkes RI, 2005). Keberhasilan Pembangunan Kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid. (Depkes RI, 2005). Pembangunan kesehatan menitikberatkan pada program-program penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai salah satu indikator penting dalam kesehatan masyarakat. AKB telah menurun dari 46 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005, dan diproyeksikan terus menurun menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010. AKB ini sangat penting, karena tingginya AKB menunjukkan rendahnya kualitas perawatan selama masa kehamilan, saat persalinan, masa nifas, status gizi dan penyakit infeksi. (Depkes RI, 2006). Berdasarkan laporan Analisa Uji Coba di Indonesia pada tahun 2005-2006 yang disusun oleh WHO yang bekerja sama dengan Departemen Kesehatan RI, tetanus masih merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan maternal dan neonatal. Kematian akibat tetanus di negara berkembang 135 kali lebih tinggi

dibanding negara maju. Di Indonesia sekitar 9,8 % (18032 bayi) dari 184 ribu kelahiran bayi menghadapi kematian: imunisasi tetanus tetap rendah. (Depkes RI- WHO, 2006). Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995, Tetanus Neonatorum (TN) merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi yang menempati urutan ke 5 dengan proporsi 5,5 %. (SubDit Imun.Epim-Kesma, 2003). Kematian bayi karena Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh infeksi basil tetani (Clostridium Tetani) dalam bentuk spora tahan bertahun-tahun di tanah dan saluran cerna, oleh karena itu penyakit TN tidak dapat dibasmi melainkan hanya ditekan angka kejadian TN hingga di bawah 1/10.000 kelahiran hidup. (Panitia PIN, 1996). Salah satu faktor risiko TN adalah tidak adanya kekebalan terhadap infeksi tetanus. Rendahnya cakupan imunisasi TT terhadap ibu hamil di Indonesia menyebabkan kontribusi kematian karena TN terhadap kematian neonatal masih cukup tinggi yaitu 22 %. (Panitia PIN,1996). Angka kematian bayi di kota Jambi tahun 2006 sebesar 12 per 1000 kelahiran hidup, dan untuk tahun 2007 angka kematian bayi sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan angka kematian bayi nasional yaitu sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup. (Dinkes Kota Jambi, 2007). Sementara itu Kasus tetanus neonatorum di Propinsi Jambi pada tahun 2006 terjadi sebanyak 1 kasus dan meninggal. (Dinkes Jambi, 2006). Menurut Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari,Sp.JP (K) pada acara Nasional Imunisasi Anak tanggal 1 November 2007, program pembangunan kesehatan di

Indonesia diterjemahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005-2009 mempunyai visi masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dimana salah satu targetnya adalah menurunkan angka kematian bayi. Hal ini sejalan dengan kesepakatan dunia dalam Millenium Development Goals (MDG s), dimana untuk mencapai penurunan angka kematian bayi tersebut ditandai dengan peningkatan cakupan imunisasi. Imunisasi yang berkaitan dengan upaya penurunan kematian bayi diantaranya adalah pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) kepada calon pengantin wanita dan ibu hamil. Pada ibu hamil imunisasi TT ini diberikan selama masa kehamilannya dengan frekuensi dua kali dan interval waktu minimal empat minggu. Tujuan imunisasi ini adalah memberikan kekebalan terhadap penyakit tetanus neonatorum kepada bayi yang akan dilahirkan dengan tingkat perlindungan vaksin sebesar 90-95 %. Oleh karena itu cakupan imunisasi TT ibu hamil perlu ditingkatkan secara sungguh-sungguh dan menyeluruh. (Azrul.A, 2002). Pemberian imunisasi TT tersebut dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Oleh karenanya kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan diri pada tempattempat pelayanan kesehatan tentunya akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan cakupan pelayanan imunisasi TT ibu hamil. Dalam rangka peningkatan frekuensi kunjungan ibu hamil ke bagian Kesehatan ibu dan Anak (KIA) di puskesmas diperlukan upaya Pemantauan wilayah Setempat (PWS) mengenai program KIA dan Imunisasi di Puskesmas. (Depkes RI, 2005)

Dengan pencapaian cakupan TT ibu hamil, Tetanus Neonatorum (TN) dapat dieliminasi. Jika dilihat dari hasil pencapaian TT ibu hamil maka dari tahun ke tahun pencapaiannya masih belum mencapai target yang diharapkan dan keadaan ini akan memungkinkan terjadinya kasus tetanus neonatorum di mana saja, terutama pada daerah-daerah yang cakupan TT ibu hamilnya masih rendah. Pada tahun 2002, cakupan imunisasi TT ibu hamil secara nasional telah mencapai 78,5 % untuk pemberian TT1, sedangkan untuk TT2 mencapai 71,6 %. Tetapi, pada tahun 2003 cakupan imunisasi TT ibu hamil secara nasional menjadi turun, untuk TT1 cakupannya 71,71 % sedangkan untuk TT2 hanya mencapai 66,1 %. Dari data diatas dapat dilihat bahwa upaya pencegahan tetanus neonatorum dengan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil melalui kegiatan rutin belum menunjukkan hasil yang efektif, disebabkan cakupan imunisasi tersebut mengalami penurunan dan belum mencapai 100 %. (Depkes RI,2003). Di Propinsi Jambi, pencapaian imunisasi TT pada ibu hamil masih rendah dan cenderung menurun..pada tahun 2006 cakupan TT1 mencapai 72,61 % dan untuk TT2 mencapai 66,76 %. Pada tahun 2007 cakupan TT1 dan TT2 ibu hamil menurun menjadi 69,27 % untuk TT1 dan 62,88 % untuk TT2, sedangkan TT Ulang hanya 15,24 %. (Dinkes Prop.Jambi, 2007) Data tersebut di atas sangat berlawanan jika dibandingkan dengan data kunjungan K1 dan K4 ibu hamil di propinsi Jambi yang cakupannya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2005, kunjungan K1 mencapai 84,87 % dan untuk K4 mencapai 81,04 %. Pada tahun 2006 cakupan K1 dan K4 mengalami

peningkatan, untuk K1 mencapai 91,97 % dan untuk K4 mencapai 83,30 %. (Dinkes Prop. Jambi, 2006). Selisih data cakupan yang cukup signifikan antara imunisasi TT pada ibu hamil dengan data kunjungan ibu hamil terjadi juga di Kota Jambi. Tahun 2006, cakupan TT lengkap ibu hamil mencapai 78,88 %, sedangkan kunjungan K1 ibu hamil 98 % dan kunjungan K4 ibu hamil 91,6 %.Untuk tahun 2007, cakupan TT lengkap mencapai 70,36 %, sedangkan kunjungan K1 ibu hamil mencapai 95,85 % dan kunjungan K4 mencapai 88,15 %. (Dinkes Kota Jambi, 2007) Cakupan TT lengkap ibu hamil pada tiap puskesmas juga belum merata dimana dari 20 puskesmas hanya 8 puskesmas yang cakupan TT lengkap ibu hamil mencapai UCI dan ada 12 puskesmas yang cakupannya belum mencapai UCI dimana cakupan indikator UCI minimal 80 %. Banyak faktor yang berhubungan dengan pencapaian cakupan imunisasi TT ibu hamil diantaranya adalah waktu pelayanan imunisasi, stok vaksin, pengelolaan rantai vaksin, peralatan rantai vaksin, peralatan suntik imunisasi, pelatihan petugas imunisasi, kerja sama lintas program, kerja sama lintas sektoral, pencatatan dan pelaporan, pemantauan wilayah setempat (PWS), penyuluhan. ( Depkes RI, 2005). Selain itu, pada pelaksanaan di lapangan ada faktor lain yang dapat mempengaruhi pencapaian cakupan imunisasi diantaranya adalah pendidikan petugas imunisasi, pengetahuan petugas, jumlah petugas pelaksana imunisasi, pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT dan tersedianya kendaraan operasional. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi TT ibu hamil di Kota Jambi Tahun 2007.

1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang tersebut di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah banyaknya faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi TT ibu hamil maka perlu diringkas faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi TT ibu hamil di Kota Jambi tahun 2007 dengan cara menggunakan analisis faktor. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk meringkas beberapa variabel menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi TT (Tetanus Toxoid) ibu hamil di Kota Jambi tahun 2007. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk memilih variabel pada cakupan imunisasi TT ibu hamil yang layak dimasukkan dalam analisis faktor. 2. Untuk mengelompokkan variabel cakupan imunisasi TT ibu hamil tersebut hingga menjadi satu atau beberapa faktor. 3. Untuk memperjelas apakah faktor cakupan imunisasi TT ibu hamil yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lainnya. 4. Untuk menamakan faktor cakupan imunisasi TT ibu hamil yang ada. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi dalam upaya menentukan prioritas dari faktor yang terbentuk.