Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Kerja dengan Penyakit Akibat Kerja Pada Pekerja Batu Bata

dokumen-dokumen yang mirip
Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Pekerja Las di Indramayu

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PENGEMUDI ARMADA AGEN GAS ELPIJI DALAMPENERAPAN K3 PADA STASIUN PENGISIAN BULK ELPIJI PD

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Industri Keripik Melinjo di Desa Benda Indramayu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

Unnes Journal of Public Health

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON MEDAN TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KADER DENGAN SIKAP KADER TENTANG POSYANDU BALITA DI DESA PENGKOK KEDAWUNG SRAGEN

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peran

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

EKA PUTRI CHRYSMADANI NIM: P

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN PENGHALUSAN DAN PEMOTONGAN DI PT WAROENG BATOK INDUSTRY CILACAP

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia Peter Vi, (2000) dalam Tarwaka

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

Vol 1, No 1, April 2017 ISSN

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

KESELAMATAN KERJA KARYAWAN INDUSTRI BATIK DI KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG MATA PADA PEKERJA LAS

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA PEGAWAI PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) CABANG MANADO TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan angka ketergantungan (Kementrian Kesehatan Republik

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Stikes Paguwarmas Journal of Midwivery and Pharmacist.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAANNYA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING PT. TYFOUNTEX INDONESIA, SUKOHARJO

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN LAMA KERJA DENGAN PENYAKIT DERMATITIS DI KAMPUNG KRAJAN KELURAHAN MOJOSONGO KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

HUBUNGAN FAKTOR PENGETAHUAN KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS PADA PENOLONG PERSALINAN SPONTAN DI RSUD BANJARNEGARA

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom

Evi Nur Faidah* Supratman**

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG AKDR DENGAN MINAT SKRINING KANKER SERVIKS ABSTRAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

Transkripsi:

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Kerja dengan Penyakit Akibat Kerja Pada Pekerja Batu Bata Relationship of Knowledgeand Attitudewith the Occupational Health by Occupational Diseases On Workers of brick Sarinah Basri K., Supri Erniatin Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra Abstrak Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit akibat kerja diantaranya pengetahuan dan sikap kesehatan kerja. Jadi,hal hal tersebut perlu dikembangkan dan ditingkatkan upaya promosi dan pencegahan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat pekerjaan atau lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap kesehatan kerja dengan kejadian penyakit akibat kerja pada pekerja batu bata di desa Plosokerep kecamatan Terisi Indramayu tahun 2014. Desain penelitian ini menggunakan Cross Sectional. Teknik penarikan sampel adalah seluruh total populasi, yakni sebanyak 66 pekerja. Pengambilan data yang dilakukan dengan wawancara mengunakan kuesioner. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai P- value untuk pengetahuan dan sikap, masing-masing0,024 dan 0,025, karena nilai P-value < 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahuan dan sikapkesehatan kerja dengan kejadian penyakit akibat kerja. Kata Kunci:Pengetahuan, Sikap, Kesehatan Kerja, Penyakit Akibat Kerja Abstract Many factors affect the incidence of occupational diseases including knowledge and attitude of occupational healthso, all about them need to be developed and are increased promotion and prevention in order to reduce as low as possible the risk of disease arising from work or the working of environment. This research aims to know the relationship knowledge and attitude of occupational health with the incidence of occupational diseases in brick worker in Plosokerepvillage, in Filled distric, Indramayu in 2014. The design of research uses cross sectional. The technique of sampling is the total of population, approximately 66 workers. Date of Collection is done by interview which use a questionnaire. Based on the results of using the Chi-square statistic is gotten P-value for knowledge and attitude, respectively 0.024 and 0.025, as the value of the P-value <0.05 so that H0 is rejected, meaning that there is a relationship between knowledge and attitude of occupational health with the incidence of the disease occupational. Keywords: Knowledge, Attitude, Occupational Health, Occupational Disease Pendahuluan Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kajian dalam ilmu kesehatan masyarakat yang memfokuskan kajian dalam ilmu kesehatan masyarakat pekerja baik di sektor formal maupun informal (Purwanto dkk, 2004). 1 Di tempat kerja, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti; faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis dan faktor psikologis. Semua faktor tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (Tarwaka dkk, 2004). 2 Gangguan kesehatan tersebut semakin dapat mempengaruhi jika pekerja kurang memiliki pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan kerja. Dalam pelaksanaan pekerjaan di berbagai sektor akan selalu dihadapkan dengan resiko penyakit akibat kerja. (Suma mur, 1976). 3 Untuk itu, perlu dikembangkan dan ditingkatkan upaya promosi dan pencegahan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat pekerjaan atau lingkungan kerja. Risiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat, tergantung jenis pekerjaanya (Anies, 2005). 4 Pabrik pembuatan batu bata merupakan suatu usaha yang memproduksi batubata. Pekerja batu bata bekerja pada setiap hari, dengan rata-rata waktu kerja ±8 jam perharinya. Dalam seharinya satu pekerja mampu menghasilkan ±2000 buah batu bata. Sehingga risiko keluhan nyeri punggung pada pekerja batu bata sangat tinggi. Para pekerja melakukan pekerjaan yang kurang nyaman seperti, menggali tanah secara membungkukdalam waktu yang lama sehingga dapat meyebabkan nyeri pada sendi, mengaduk tanah dengan mengunakan tangan dan kaki tanpa menggunakan APD sehingga dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit, suara mesin yang 1

ditimbulkan dari mesin pencetak batu bata dapat menyebabkan gangguan pada pendengaran, dalam tahap penjemuran batu bata pekerja melakukan pekerjaan memindah batu bata dari pencetakan ke tempat penjemuran dengan cara mendorong gerobak kayu dari tahap penjemuran ini pekerja sering mengalami nyeri pada bagian lengan dan punggung selain itu pekerja juga terpapar sinar matahari sehingga meyebabkan iritasi pada kulit, Pada tahap pembakaran batu bata yang memerlukan waktu 3 7 hari pekerja harus selalu menunggu ditempat tersebut dari pembakaran tersebut menimbulkan asap sehingga pekerja sering mengeluhkan sesak nafas dan pedih pada mata.pekerja yang harus menyelesaikan pekerjaanya dengan posisi tubuh yang tidak nyaman misalnya harus membungkuk dalam rentang waktu yang cukup panjang, disamping akan cepat mengalami kelelahan juga cenderung lebih sering mengalami sakit akibat kerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap kesehatan kerja dengan penyakit akibat kerja pada pekerja batu bata. Metode Desain penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional.Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Arikunto, 2006). 5 Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). 6 Jadi teknik pengambilan sampel merupakan total populasi yang ada pada10 kelompok perajin batubata di Desa Plosokerep Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu dengan jumlah sebesar 66 pekerja.pengambilan data dilakukan dengan cara observasi (pengamatan), angket (kuisioner) dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Menurut Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa analisis bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. 7 Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik yang disesuaikan dengn skala data yang ada. Uji statistik Chi-square dengan menggunakan Program Komputer SPSS versi 16.0, Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square (X2) dengan menggunakan α = 0,05 dan 95%. Hasil uji statistik untuk mengetahui apakah H 0 ditolak atau diterima. Dengan ketentuan apabila p value<0,05 maka H 0 ditolak, artinya ada hubungan, jika p>0,05 Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antar variabel. Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat, maka digunakan nilai Spearman Correlation. Hasil 1. Analisis Univariat Sebagian besar responden memiliki pengetahuan dengan kategori kurang terhadap kesehatan kerja sebanyak 40 pekerja (60,6%) sedangkan responden yang memiliki sikap yang tidak mendukung tidakmendukung terhadap kesehatan kerjaadalah sebanyak 44 pekerja (66,7%). Responden yang mengalami penyakit dalam kategori simple sebanyak 50 pekerja (75,8%), sedangkan yang mengalami penyakit dalam kategori kompleks adalah 16orang (24,2%). Sebagian besar pekerja batu bata mengalami penyakit dalam kategori simple. 2. Analisis Bivariat Dari 26 responden yang mempunyai pengetahuan baik dengan menderita kategori penyakit simple, sebesar 16 pekerja (24,2%) dan dari 35 responden yang mempunyai pengetahuan kurang dengan pekerjanya menderita kategori penyakit simple sebanyak 34 pekerja (51,5%). Sedangkan responden yang mempunyai sikap mendukung kesehatan kerjadenganpekerjanya menderita kategori penyakit simple, sebesar 13pekerja (19,7%) dan dari 44responden yang mempunyai sikap yang tidak mendukung kesehatan kerjadengan pekerjanya menderita kategori penyakit simple, sebesar 37 pekerja (56,1%). Tabel 1. Hasil Analisis Univariat Pengetahuan Kesehatan Kerja No. Kategori Jumlah Persen 1 Baik 26 39,4 % 2 Kurang 40 60,6 % Total 66 100 % 2

Tabel 2. Hasil Analisis Univariat SikapKesehatan Kerja No. Kategori Jumlah Persen 1 Mendukung 22 33,3 % 2 Tidak Mendukung 44 66,7 % Total 66 100 % Tabel 3. Hasil Analisis Univariat Penyakit Akibat Kerja No. Kategori Jumlah Persen 1 Simple 50 75.8 % 2 Kompleks 16 24.2 % Jumlah Total 66 100 % No Pembahasan Tabel 4. Hasil Analisi Bivariat Hubungan Pengetahuan Kesehatan Kerja dengan Penyakit Akibat Kerja 1 Baik 2 Kurang No Tingkat Pengetahuan Jumlah Tabel 5. Hasil Analisis Bivariat Hubungan Sikap Kesehatan Kerja dengan Penyakit Akibat Kerja Tingkat Pengetahuan 1 Mendukung 2 Tidak Mendukung Jumlah 1. Analisis Univariat Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 66 responden (pekerja batu bata) di desa Plosokerep kecamatan Terisi kabupaten Indramayu didapatkan 39,4 % tingkat pengetahuan baik,dan 60,6% tingkat pengetahuan pekerja kurang. Masih terdapatnya pekerja batu bata yang berpengetahuan kurang tentang kesehatan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti tingkat pendidikan, dan peran penyuluhan oleh petugas kesehatan. Mayoritas pekerja batu bata di desa Plosokerep mengenyam pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar. Sehingga mengalami kesulitan untuk memahami terhadap informasi yang diperoleh.hal ini didukung oleh penelitian Dhema, dkk (2013) bahwa minimnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pekerja sangat mempengarhui tingkat pengetahuannya. 8 Analisis hasil jawaban pertanyaan (kuesioner) mengenai pengetahuan kesehatan kerja tentang penyakit akibat kerja, didapatkan aspek pengetahuan yang masih rendah, seperti mengenai Penyakit Akibat Kerja P- 95 % CI Jmh SC RR Simple Kompleks Value Lower Upper 16 10 26 24,2 % 15,2 % 39,4 % 34 6 35 51,5 % 9,1 % 60,6 % 0,030 0,268 2,564 1,060 6,204 50 16 66 75,8 % 24,2 % 100 % Penyakit Akibat Kerja P- 95 % CI Jmh SC RR Simple Kompleks Value Lower Upper 13 9 22 19,7 % 13,6 % 33,3 % 37 7 44 56,1 % 10,6 % 66,7 % 0, 025 0,275 2,571 1,105 5,985 50 16 66 75,8 % 24,2 % 100 % pengertian kesehatan kerja, upaya kesehatan kerja, penyebab penyakit akibat kerja, serta bagaimana cara pencegahan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu, untuk meningkatkan informasi yang diperoleh pekerja tentang kesehatan kerja dan penyakit akibat kerja, perlu adanya penyuluhanpenyuluhan kesehatan khususnya tentang penyakit akibat kerja secara rutin/terus-menerus, agar pengetahuan pekerja lebih baik, karena dengan memberikan informasi-informasi upaya kesehatan kerja, cara-cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan. Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu, akan menimbulkan kesadaran pekerja batu bata, dan akhirnya akan menyebabkan pekerja tersebut berperilaku sesuai dengan apa yang dimilikinya. Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini akan membutuhkan waktu yang lama, akan tetapi perubahan yang dicapai bersifat langgeng/menetap, karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri (Notoatmodjo, 2007). 9 Hasil penelitian mengenai sikap kesehatan kerja terhadap penyakit akibat kerja menunjukkan sebanyak 33,3% sikap pekerja mendukung 3

(favorable), dan 66,7% sikap pekerja yangtidak mendukung (unfavorable). Rata-rata sikap pekerja batu bata terhadap penyakit akibat kerja masuk dalam kategori tidak mendukung yaitu sebesar 66,7%, dapat dilihat dari analisis jawaban pernyataan terhadap penyakit akibat kerja, yang didapatkan jawaban yang tidak mendukung dalam upaya kesehatan kerja, seperti menggunakan alat pelindung diri. Berbanding terbalik dengan penelitian Ahmad (2012) yaitu 63,2% (43 orang) menunjukkan sikap positif terhadap penggunaan APD. Namun ternyata hanya 45,6% (31%) yang mempraktikkan penggunaan APD saat melakukan pekerjaan di PT Harta Samudra Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon Tahun 2012. 10 Azwar S, (2010) mengatakan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang meliputi : pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang di anggap penting, pengaruh kebudayaan, tingkat pendidikan, media massa, dan faktor emosional. 11 Sikap tidak dibawa sejak lahir, akan tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, pembentukan sikap juga tidak terlepas dari pengaruh orang lain. Selain itu, teori yang mendukung tentang sikap yaitu menurut Alport dalam Notoatmodjo (2007), dijelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu : kepercayaan, kehidupan emosional, dan kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). Ketiga komponen tersebut bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Pengetahuan akan membawa pekerja untuk berpikir dan berusaha supaya tidak terkena penyakit akibat kerja. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga pekerja tersebut berniat akan menerapkan upaya kesehatan kerja seperti memakai alat pelindung diri, sehingga pekerjamempunyai sikap tertentu terhadap objek yang berupa penyakit akibat kerja tersebut. Oleh karena itu penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sikap pekerja akan mempengaruhi terhadap kejadian penyakit akibat kerja pada pekerja batu bata. 2. AnalisisBivariat Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan kesehatan kerjadengan kejadian penyakit akibat kerja, diketahui bahwa 26 pekerja yang mempunyai pengetahuan baik dan pekerjanya menderita kategori penyakit simple adalah sebanyak 16 orang (24,2 %) dan yang menderita penyakit kompleks adalah sebanyak 10 (15,2 %), dan dari 35 pekerja yang mempunyai pengetahuan kurang dan pekerjanya menderita kategori penyakit simple sebanyak 34 orang (51,5 %), dan yang menderita kategori penyakit kompleks sebanyak 6 orang (9,1 %). Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai P-value=0,024, karena nilai P-value<0,05 sehingga H0 ditolak, artinya ada hubungan antara penyakit akibat kerja. Responden yang memiliki pengetahuan baik, maka angka kejadian penyakit akibat kerja rendah,responden yang memiliki pengetahuan kurang, angka kejadian penyakit akibat kerja akan tinggi.untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai Spearman Correlation (SC) dari dua variabel yaitu penyakit akibat kerja, berdasarkan hasil perhitungan dengan uji statistik spearman correlation dengan mengunakan SPSS versi 16.0 menunjukkan hubungan sedang antara penyakit akibat kerja yaitu dengan nilai SC= 0,268atau 26,8 %. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan sedang antara pengetahuan kesehatan kerjadengan kejadian penyakit akibat kerja. Hal ini menggambarkan bahwa semakin baik pengetahuan pekerja tentang penyakit akibat kerja, maka semakin rendah angka kejadian penyakit akibat kerja, begitu pula sebaliknya semakin kurang pengetahuan pekerja tentang penyakit akibat kerja, maka akan semakin tinggi angka kejadian penyakit akibat kerja. Dapat dilihat pada grafik 1. 4

Grafik 1. Perbandingan antara Responden yang Memiliki Pengetahuan Baik dan Kurang dengan Kejadian Penyakit Akibat Kerja kerja, maka akan semakin tinggi angka kejadian penyakit akibat kerja. Seperti grafik dibawah ini : Grafik 2. Perbandingan antara Responden yang Memiliki Sikap Mendukung dan Tidak Mendukung Dengan Kejadian Penyakit Akibat Berdasarkan grafik 1 dapat dilihat, responden yang memiliki pengetahuan baik, maka angka kejadian penyakit akibat kerja rendah,responden yang memiliki pengetahuan kurang, angka kejadian penyakit akibat kerja akan tinggi. Dari 22 pekerja yang mempunyai sikap mendukung dan pekerjanya menderita kategori penyakit simple sebanyak 13 orang (19,7%), yang menderita kategori penyakit kompleks sebanyak 9 orang (13,6%), dan dari 44 pekerja yang mempunyai sikap tidak mendukung dan pekerjanya menderita kategori penyakit simple sebanyak 37 orang (56,1%), yang menderita kategori penyakit kompleks adalah sebanyak 7 orang (10,6%). Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai P-value=0,025, karena nilai P-value<0,05 sehingga H0 ditolak, artinya ada hubungan antara sikapkesehatan kerja dengan kejadian penyakit akibat kerja. Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai Spearman Correlation(SC) dari dua variabel yaitu pengetahuan kesehatan kerja dengan kejadian penyakit akibat kerja, berdasarkan hasil perhitungan dengan uji statistik spearman correlation dengan mengunakan SPSS versi 16.0 menunjukkan hubungan sedang antara penyakit akibat kerja yaitu dengan nilai SC = 0,275 atau 27,5%. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan sedang antara pengetahuan kesehatan kerjadengan kejadian penyakit akibat kerja. Hal ini menggambarkan bahwa semakin sikap pekerja mendukung terhadap penyakit akibat kerja, maka semakin rendah angka kejadian penyakit akibat kerja, begitu pula sebaliknya semakin sikap pekerja tidak mendukung terhadap penyakit akibat Responden yang memiliki sikap mendukung (favorable) terhadap penyakit akibat kerja, maka angka kejadian penyakit akibat kerja rendah, sedangkan responden yang memiliki sikap tidak mendukung (unfavorable) terhadap penyakit akibat kerja, angka kejadian penyakit akibat kerja akan tinggi. Simpulan 1) Distribusi pengetahuan kesehatan kerja dengan kejadian penyakit akibat kerja, sebagian besar masuk dalam kategori pengetahuan kurang dan distribusi sikap kesehatan kerja dengan kejadian penyakit akibat kerja sebagian besar masuk dalam kategori tidak mendukung (unfavorable )pada pekerja batu bata di desa Plosokerep blok Lungsalam kecamatan Terisi kabupaten Indramayu tahun 2014, 2) Terdapat hubungan yang lemah antara penyakit akibat kerja dan terdapat hubungan yang lemah antara sikap kesehatan kerja dengan kejadian penyakit akibat kerja pada pekerja batu bata di desa Plosokerep blok Lungsalam kecamatan Terisi kabupaten Indramayu tahun 2014. Saran Bagi puskesmas khususnya yang memegang program kesehatan kerja diharapkan melakukan pembinaan terhadap pekerja batu bata, serta melakukan penyuluhan-penyuluhan secara rutin pada pekerja batu bata yang ada di desa Plosokerep blok Lungsalam kecamatan Terisi kabupaten Indramayu sehingga para pekerja batu bata dapat 5

melakukan pencegahan terhadap penyakit akibat kerja. Daftar Pustaka 1. Purwanto, Heru. 2012. Hubungan Pengetahuan, Sikap Kesehatan Kerja Dengan Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerja Kontrak PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan Tahun 2012. FKM UNWIR. Indramayu 2. Tarwaka, dkk, 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas. Penerbit Uniba Press, Surakarta 3. Suma mur. 1996. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, PT. Gunung Agung. Jakarta. 4. Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Cetakan Pertama. PT. Elex Media Komputindo:Jakarta. 5. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Edisi Revisi VI. 6. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. 7. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 8. Dhema M.T, Sali W dan Darmadi I.G.W. 2013 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Pendidikan Pekerja terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri di Perusahaan Kayu Kembang Jaro di Desa Sidakarya Denpasar Selatan. 58. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Mei 2014 : 57-60. Denpasar 9. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. 10. Ahmad, Rahwan. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Karyawan Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pt Harta Samudra Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon Tahun 2012.Jurnal Pelangi Ilmu VOL 05, NO 02, 2012. Publisher: Jurnal Pelangi Ilmu 11. Azwar, S. 2010. Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya, edisi kedua.yogyakarta: Pustaka Pelajar. 6