BAB IV ANALISIS PERAN PEMBINAAN ROHANI ISLAMUNTUK MENINGKATKAN PENGAMALAN AJARAN AGAMA ISLAM DI RS. ISLAM SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
1. Bagaimana sejarah awal adanya Pembinaan rohani Islam di RS. Islam. Sejarah Bna Rohani Islam didirikan pada tahun 1990-an pada mulanya

BAB III GAMBARAN UMUM PEMBINAAN ROHANI ISLAM RS. ISLAM SURAKARTA. Yani Pabelan Kartasura Sukoharjo, yaitu jalur utama arah Solo-Semarang, Solo-

BAB V HAMBATAN, TANTANGAN DAN DUKUNGAN SEKOLAH TERHADAP ROHIS ROHIS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA SISWA

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam

BAB V PENUTUP. Kuikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-Falah Assalam Tropodo Waru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID AL-FALAH SURABAYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan penunjang medik seperti radiologi, laboratorium, rehabilitasi medis,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang Islami tersebut, maka sampai saat ini isyu pelayanan kesehatan

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. atau instansi sering mengalami kendala yang meliputi perubahan informasi,

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA KOTA CILEGON

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB II PERSIAPAN, PELAKSAKSAAN DAN ANALISIS HASIL

KODE ETIK GURU DAN STANDAR OPERATING PROSEDUR SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

BAB IV ANALISIS SISTEM PERENCANAAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG TAHUN DALAM BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN DI RUMAH SAKIT ROEMANI

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

PERAN PEMBINAAN ROHANI ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PENGAMALAN AJARAN AGAMA ISLAM PEGAWAI

PERANAN BUKU KOMUNIKASI DALAM PENINGKATAN LAYANAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Hal itu dilakukan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN FIQIH DALAM MEMOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN AMALAN IBADAH SHALAT FARDHU (STUDI EMPIRIS DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB IV STRATEGI ROHIS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN PADA SISWA. mempunyai visi dan misi tersendiri, begitupula dengan ROHIS, organisasi ini

BAB V PENUTUP. tentang Studi Komparasi Pelaksanaan Metode At-Tartil di TPQ Asy- Syafi iyah Candi Sidoarjo dan TPQ Ar-Roisiyah Gedangan Sidoarjo.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN DAKWAH DI RUMAH SAKIT ISLAM PATI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA)

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN P PL/MAGANG III NAMA SEKOLAH : SMA N 1 BANGUNTPAN NAMA MAHASISWA : DIAH AYU RIMADANI

BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS VI SEMESTER 1

V. SIMPULAN DAN SARAN

mm] BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON T E N T A N G GERAKAN MASYARAKAT MAGHRIB MENGAJI Dl KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

BAB IV ANALISIS SELEKSI KARYAWAN BAGIAN MARKETING DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V SISTEM PENDIDIKAN WIRAUSAHA AGRIBISNIS DI PESANTREN WIRAUSAHA AGROBISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI PENUTUP. pihak lembaga madrasah beserta komite madrasah dan tokoh masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut:

BAB VI PENUTUP. Siswa di SMP Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung dapat diambil. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi

BAB V PEMBAHASAN. hasil temuan yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

Ahlan wa Sahlan. PARA TAMU UNDANGAN open house

BAB V PEMBAHASAN. dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikannya sesuai fokus. penelitian yang telah dirumuskan sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN. Negeri 2 Sumbergempol Tulungagung, terlihat bahwa secara terus-menerus

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja merupakan faktor

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI. 2016/2017 Dusun Widoro, Kelurahan Sumberwungu, Kecamatan Tepus, Kabupaten

2. Keadaan Fisik Sekolah

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

Materi Wawancara Apa Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Kemuning?

BAB III AKTIVITAS DAKWAH KARYAWAN PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA SEMARANG. 3.1 Gambaran Umum PT. Pustaka Rizki Putra Semarang

BAB VI PENUTUP. 1. Konversi Agama Pengikut Jama ah Tabligh di Desa Kutoanyar

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya TPQ Baitul Fikri Krian Sidoarjo

TRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PGRI 1 Tulungagung, terlihat bahwa secara terus-menerus bahwa guru

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA

BAB II PERENCENAAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK

BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidupnya, tetapi perlu

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani

BAB I PENDAHULUAN. persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan

LAPORAN KERJA TAHUNAN SMP NEGERI 05 BATU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PANDUAN SUB KOMITE MUTU PROFESI KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CISALAK

PEDOMAN WAWANCARA. No Subyek Topik Panduan Wawancara 1 Kepala sekolah SD Islam Ar Rahman

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERAN PEMBINAAN ROHANI ISLAMUNTUK MENINGKATKAN PENGAMALAN AJARAN AGAMA ISLAM DI RS. ISLAM SURAKARTA 4.1. Analisis Peran Pembinaan Rohani Islam untuk Meningkatkan Pengamalan Ajaran Agama Islam Pegawaidi RS. Islam Surakarta 4.1.1. Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam Kepada Pegawai Bimbingan rohani Islam di RS. Islam Surakarta dilaksanakan dalam waktu yang tidak dibatasi. Karena, ini berkaitan pembinaan yang berkesinambungan dan terus menerus. Meskipun ada tahapan-tahapan yang berbeda antara pegawai baru dan pegawai lama. Adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh petugas bina rohani Islam di RS. Islam Surakarta, maka untuk petugas baru motivasi dan arahan sangat diperlukan. Selain petugas bina rohani Islam yang baru, pegawai baru seperti perawat, dokter maupun bagian admisitrasipun juga harus mencapai standarisasi wawasan keislamannya. Dalam masa orientasi ini juga dilakukan penilaian terhadap kinerja pegawai baru. Penilaian ini dilihat dari kemampuan berkomunikasi terhadap pasien atau klien, kemampuan bersikap yang baik, dan kompetensi yang dimiliki oleh pembimbing rohani Islam yang baru sebagai nilai tambahan dalam penilaiannya. 56

Untuk melaksanakan pembinaan rohani Islam kepada pegawai, petugas bina rohani Islam melaksanakan standarisasi dasar pemahaman keagamaan yang telah di tetapkan. Yaitu, dengan memberikan himbauan kepada seluruh pegawai yang belum memenuhi standarisasi untuk segera melaksanakannya. Sehingga, apa yang menjadi tujuan dari pembinaan rohani Islam untuk meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam pegawai dapat tercapai (Hasil wawancara dengan Bapak Sunawi selaku Manajer Syidamar RSI Surakarta, pada hari Senin, 7 Maret 2016, pukul 13.00-15.00). Kegiatan yang dilakukan petugas bina rohani Islam untuk meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam pegawai yaitu dengan memberikan pelatihan baca-tulis al-qur an (tartil dan tajwid), hafalan juz amma, hafalan bacaan solat dan artinya, hafalan do a sehari-hari. Selain itu, petugas bina rohani Islam juga mengawasi absen setiap apel pagi, keaktifan pegawai di rumah sakit, dan mengingatkan kegiatankegiatan yang akan datang yang diselenggarakan oleh pihak rumah sakit. Setiap pegawai baik dokter, perawat, bagian administrasi sampai dengan office boy di RS. Islam Surakarta harus mengikuti kegiatan untuk pemenuhan standarisasi yang ditetapkan oleh bagian unit SYIDAMAR. Setelah adanya pelaksanaan pembinaan rohani kepada pegawai, maka dapat diketahui keaktifan para pegawai yang ada di RS. Islam Surakarta. Dengan demikian, penilaian terhadap pegawai dapat di 57

laksanakan oleh unit SYIDAMAR untuk ditindaklanjuti. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan absensi keaktifan pegawai dalam mengikuti pelatihan keagamaan maupun keaktifan kegiatan umum di rumah sakit. Sehingga, dapat disimpulkan pencapaian standarisasi oleh masing-masing pegawai dari absen yang telah dilaksanakan dan diawasi oleh petugas bina rohani Islam RS. Islam Surakarta. Dengan metode yang digunakan oleh petugas bina rohani Islam di atas, maka akan terlihat adanya hasil pembinaan yang dilaksanakan oleh pegawai. Disini petugas bina rohani Islam berperan untuk memberikan motivasi kepada pegawai agar pengamalan ajaran agama Islam meningkat sehingga dapat mencapai prestasi yang sesuai standarisasi yang telah di tentukan. 4.1.2. Peran Pembinaan Rohani Islam untuk Meningkatkan Pengamalan Ajaran Agama Islam Pegawai Penilaian standarisasi harus dilakukan dengan prinsip-prinsip dan metode yang baik dan benar. Hasil penilaian standarisasi haruslah ditindaklanjuti sehingga dapat bermanfaat khususnya untuk memperbaiki kinerja pada periode berikutnya, atau akan dapat memberikan penghargaan yang dapat mingkatkan motivasi pengamalan ajaran agama Islam. Dari sinilah peran pembinaan rohani Islam di RS. Islam Surakarta di mulai. Dengan penuh harapan mengajak seluruh pegawai untuk meningkatkan wawasan keislaman dan diimplementasikan dalam 58

pelayanan dan kehidupan sehari-hari di rumah sakit. Diawali dengan memberikan pengarahan wawasan keislaman baik dengan kajian maupun hafalan, diharapkan dapat meningkatkan keimanan pegawai sehingga dapat meningkat pula kinerja pegawai yang ada di RS. Islam Surakarta. Selanjutnya adalah dimensi mempengaruhi sebagai tahap akhir dari prosespenyuluhan. Berhasil tidaknya penyuluhan yang dilakukan akan ditentukan implementasi dua dimensi sebelumnya. Konselor harus bertindak profesional dalam artian harus mampu mempengaruhi pegawai uang dikonseling. Untuk itu, konselor perlu memberikan berbagai pandangan sebagai alternatif-alternatif jalan keluar atas persoalan yang dihadapi pegawai dan memberikan pertimbangan atas kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alternatif. Kemudian memberikan kemandirian bagi pegawai tersebut untuk memilih salah satu atau beberapa dari pilihan-pilihan yang tersedia. Konseling perlu ditutup dengan memberikan penguatan atas pilihan yang dilakukan pegawai, dan memotivasi agar dapat berprestasi ke depan (Sinambela, 2012: 140). Efektifitas penyuluhan tidaklah tergantung hanya pada kemampuan dan keterampilan penyuluh saja, tetapi hal yang lebih penting lagi adalah kemampuan penyuluh dalam membangun hubungan yang sehat antara penyuluh dengan pegawai yang 59

bermasalah, oleh sebab itu penyuluh sebaiknya dapat memahami permasalahan yang dihadapi oleh pegawai yang bersangkutan. Standarisasi pemahaman dasar Agama Islam diberikan kepada pegawai baru untuk memberikan wawasan keilmuan yang belum ia miliki sebelumnya. Dengan dilaksanakannya bimbingan yang berkesinambungan, maka bimbingan rohani Islam dilakukan terus menerus dengan tahapan-tahapan tertentu. Berkaitan dengan materi keislaman dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Bacaan al-qur an dan hafalan-hafalan yang telah ditentukan (hafalan juz amma, do a-do a keseharian) 2. Pengayaan dan pemahaman materi keislaman (pengajian-pengajian baik harian, mingguan atau bulanan) 3. Metode pendampingan untuk penerapan nilai-nilai keislaman (pegawai di buatkan sistem untuk bersama-sama mewujudkan nilai-nilai keislaman)(hasil wawancara dengan Ibu Rosyidah selaku petugas bimbingan rohani Islam RS. Islam Surakarta, pada hari Kamis, 6 Mei 2016, pukul 15.00). Dengan dilaksankannya pendampingan membaca al-qur an dan hafalan-hafalan, maka akan diketahui keaktifan pegawai dalam mencapai standarisasi. Apabila ada pegawai yang tidak mampu menyelesaikan hafalan ataupun tidak hadir dalam pendampingan membaca al-qur an maka akan berpengaruh terhadap penilaian 60

prestasi kerja dilaksanakan setiap evaluasi pengendalian mutu baik harian, bulanan maupun tahunan. Dengan metode pendampingan diharapkan para pegawai dapat menyelesaikan tahapan demi tahapan untuk mencapai standarisasi yang telah ditentukan. Berlatar belakang rumah sakit Islam inilah, para pegawai yang ada di RS. Islam Surakarta harus memiliki wawasan keislaman dan kemampuan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di masyarakat maupun di rumah sakit. Sehingga pengamalan ajaran agama Islam pegawai diharapkan akan meningkat. Tidak hanya pemenuhan standarisasi yang harus dicapai oleh para pegawai di RS. Islam Surakarta, tetapi dalam permasalahan pribadi yang sedang dihadapi oleh pegawai sehingga membutuhkan solusi dan jalan keluar maka peran bimbingan rohani Islam disini juga berpengaruh. Apabila ada pegawai yang ingin mengkonsultasikan atau sekedar bercerita tentang apa yang sedang dihadapinya petugas bimbingan rohani Islam siap membantu dan selalu menjaga kode etik dan kerahasiaan dalam berkonseling. Bagi pegawai yang melanggar dengan tidak memenuhi standarisasi pemahaman Agama Islam maka akan dikenakan sangsi berupa pembinaan pendampingan. Ketika standarisasi sudah tercapai maka pegawai yang bersangkutan haruslah tetap menggali hal-hal yang belum tersampaikan (Hasil wawancara dengan Ibu Rosyidah 61

selaku petugas Bimbingan Rohani Islam RS. Islam Surakarta pada hari Kamis, tanggal 6 Mei 2016, Pukul 15.00). Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan data yang diajukan haruslah obyektif yang dapat menggambarkan kondisi yang sesungguhnya dan dapat dibandingkan dan menunjukkan kualitas pengamalan dan pengetahuan keislaman pegawai. Pembinaan rohani Islam wajib dilakukan khususnya bagi pegawai yang kinerjanya bermasalah, misalnya kinerja seseorang tidak dapat memenuhi kriteria atau standar yang telah ditetapkan. Seperti dalam pencapaian standarisasi nilai dari beberapa pegawai di RS. Islam Surakarta. Ketika nilai mencapai angka 80 maka dikategorikan baik sekali dan sudah mencapai standarisasi. Nilai berkisar antara angka 70-79 maka dikategorikan baik dan masih harus mencapai angka 80. Ketika nilai berkisar antara angka 60-69 maka dikategorikan kurang dan masih harus mengikuti pembinaan rohani agar mencapai standarisasi (Data Pemahaman dan Pengalaman Ajaran Islam Pegawai Rumah Sakit Islam Surakarta). Nilai standarisasi harus selalu meningkat untuk mencapai standarisasi yang telah ditetapkan yaitu mencapai angka 80. Nilai yang sudah mencapai angka 80, maka tetap mengikuti kegiatan pembinaan selanjutnya yaitu dengan menambah wawasan keislaman dengan berbagai macam kegiatan baik melalui pengajian di dalam rumah sakit maupun penugasan dakwah di lingkungan masyarakat 62

sekitar. Nilai ini didapat dari hafalan-hafalan (baik do a sehari-hari, surat-surat pendek, bacaan sholat dan artinya) dan kegiatan membaca al-qur an yang telah di jadwalkan oleh petugas pembinaan rohani Islam di RS. Islam Surakarta. Sedangkan aktivitas keislaman seperti solat jama ah, akhlaq/perilaku, kepanitiaan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam), dan kreativitas tidak lagi menjadi penilaian yang utama, karena ini sudah menjadi budaya. Meskipun tidak lagi termasuk dalam penilaian angka, namun kegiatan tersebut tetap masuk dalam penilaian bagian personalia yang tetap dibantu oleh Sub Pelayanan Syi ar dan Dakwah (hasil wawancara dengan Bapak Sunawi selaku Manajer SYIDAMAR RS. Islam Surakarta, pada hari Senin, 7 Maret 2016, pukul 13.00-15.00). Nilai standarisasi yang dimiliki oleh SYIDAMAR nantinya akan menjadi pertimbangan ketika ada penilaian prestasi kerja, kenaikan pangkat atau jabatan maupun penilaian pegawai bagi pegawai baru. Standarisasi merupakan hasil dari pembinaan rohani Islam yang ada di RS. Islam Surakarta yang dilaksanakan kepada para pegawai. Karena pembinaan rohani Islam ini dilakukan terus menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan. Disinilah peran penting petugas pembinaan rohani Islam dalam meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam pegawai. 63

4.2. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam untuk Meningkatkan Pengamalan Ajaran Agama Islam Pegawai di RS. Islam Surakarta Meningkatkan Pengamalan ajaran agama Islam pegawai yang dilaksanakan di RS. Islam Surakarta merupakan tujuan jangka panjang unit SYIDAMAR. Namun, dalam upaya mencapai tujuan tersebut petugas pembinaan rohani Islam menemui beberapa hambatan dan tantangan. Petugas pembinaan rohani Islam berusaha mengidentifikasi hambatan dan tantangan tersebut. Tujuannya untuk menjadikan panduan dalam menyusun strategi. Strategi tersebut sebagai upaya memberikan solusi yang tepat bagi organisasi dalam mengahadapi hambatan dan tantangan tersebut. Dalam menyusun sebuah strategi tentu adanya kelebihan, kelemahan, peluang serta tantangan dipertimbangkan. Kelebihan yang ada di gunakan sebagai pendukung dalam sebuah kegiatan, peluang yang ada dioptimalkan, kelemahan ditutupi dengan kelebihan, dan tantangan sebagai motivasi untuk lebih baik lagi. Melihat adanya beberapa faktor yang menjadi pendukung maupun penghambat maka dibuatlah strategi yang sesuai dengan keadaan serta visi mereka. Berikut ini adalah penjelasan tentang faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi oleh petugas pembinaan rohani Islam dalam melaksanakan tugasnya. 1. Faktor Pendukung Faktor pendukung merupakan sesuatu yang menjadi unggulan pada suatu organisasi. Faktor pendukung merupakan faktor internal organsasi 64

dalam merekrut anggota atau simpatisan. Petugas bina rohani Islam memandang sebuah kelebihan sebagai alat untuk mendukung kemajuan organisasi dan juga sebagai penutup adanya kelemahan dalam organisasi. Adanya kelebihan bagi organisasi berguna untuk memudahkan jalannya kegiatan. Selain itu petugas bina rohani Islam perlu mengetahui kelebihan untuk pedoman dalam membuat rencana strategi. sehingga strategi tersebut tepat efektif dan efisien bagi organisasi. Berikut ini beberapa kelebihan petugas bina Rohani Islam di RS. Islam Surakarta: a. Sumber daya manusia (SDM) berkualitas Petugas bina rohani Islam yang ada di RS. Islam Surakarta merupakan petugas yang profesional karena untuk menjadi petugas rohani harus memiliki kualitas sehingga dalam pelayanan kerohanian dapat memberikan kepuasan terhadap pasien maupunpegawai. RSI Surakarta memiliki beberapa standar kualifikasi untuk petugas bina rohani. Kemampuan baik dibidang akademik maupun organisasi dari petugas bimbingan rohani Islam merupakan bekal dalam menjalankan tugas sebagai petugas bina rohani Islam di RS. Islam Surakarta. Peranan SDM dalam organisasi sangat penting. Kesuksesan organisasi tergantung juga dengan bagaimana SDMnya. Oleh karena itu manajer unit SYIDAMAR benar-benar memilih orang-orang yang berkompeten untuk menjadi petugas bimbingan rohani Islam di RS. Islam Surakarta. 65

b. Materi untuk meningkatkan kinerja pegawai Materi yang digunakan oleh petugas bina rohani Islam di RS. Islam Surakarta mempunyai perbedaan antara pasien dengan pegawai. Materi yang di berikan petugas bimbingan rohani Islam kepada pegawai untuk meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam pegawai adalah materi tentang keislaman. Materi-materi tersebut meliputi (Baca Tulis Al-Quran) BTQ, hafalan do a-do a harian, hafalan bacaan sholat dan artinya, Fiqh, Aqidah, Akhlak, Studi Islam, Sejarah Islam dll. Materi-materi tersebut disampaikan sesuai jadwal yang telah dijadwalkan oleh petugas untuk pegawai. Materi-materi tersebut berguna untuk membentuk kepribadian yang Islami. Kelebihan pembinaan rohani Islam kepada pegwai dalam hal materi ini memberikan kontribusi dalam pembentukan pribadi yang Islami sehingga menjadikan pegawai yang amanah. Selain itu, petugas binarohanijuga melaksanakan pengajian rutin setelah shalat dhuhur di masjid, pengajian ahad pagi untuk pegawai, konsultasi pemahaman agama, pengajian mingguan ke kampung sekitar rumah sakit, dan ada metode ruqyah untuk pasien yang mengalami gangguan halusinasi.kelebihan pembinaan rohani dalam hal materi keislaman memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter pegawai yang Islami. Pegawai diberikan pemahaman keagamaan yang berlandaskan keislaman, sehingga pegawai dapat memahami dirinya sendiri sebagai khalifah fil ardh. 66

c. Partisipasi aktif pegawai Kelebihan pembinaan rohani Islam dalam hal partisipasi aktif pegawai, membuat program-programpembinaan rohani Islam dapat mudah terlaksana. Pemateri adalah unsur yang penting dalam kegiatan pembinaan rohani Islam karena dari mereka, pegawai mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan ilmu. Pembinaan rohani Islam tidak mengalami kesulitan dalam hal menentukan materi yang akan di sampaikan kepada pegawai. Karena dengan adanya standarisasi yang dilaksanakan maka dapat diketahui keaktifan pegawai yang melaksanakannya. Selain standarisasi yang harus dipenuhi, ada absen-absen yang disediakan untuk menilhat keaktifan para pegawai. Yaitu absen ketika apel pagi, absen pada peringatan 17 Agustus, absen tadarusan (per unit) pada bulan Ramadhan. Dari sinilah nanti akan menajdi pertimbangan penilaian saat ada kenaikan pangkat atau ajang pegawai berprestasi dengan hadiah umroh. 2. Faktor penghambat Setiap organisasi mempunyai kelemahan yang berbeda-beda. Begitupula dengan pembinaan rohani Islam yang ada di RS. Islam Surakarta. Kelemahan tersebut juga sebagai hambatan petugas bina rohani Islam dalam menjalankan tugasnya. Berikut beberapa faktor penghambatnya: 67

a. Petugas yang mempunyai doubel job Peran ganda (doubel job) adalah keadaan seseorang yang mempunyai peran lebih dari satu. Double job yang sering dialami adalah selain menjadi petugas bina rohani Islam, mereka juga aktif dalam kepengurusan organisasi lainnya. Hal ini dalam hal organisasi merupakan suatu hal yang sering terjadi. Namun, hal itu dapat menjadi hambatan dalam sebuah organisasi jika tidak bisa membagi waktu. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran individu dan saling mengingatkan agar dapat melaksanakan kewajiban. Biasanya dalam menghadapi hal semacam itu dengan pendekatan personal maupun dengan kegiatan mentoring. Mentoring merupakan salah satu upaya pembinaan rohani Islam dalam memberikan kesadaran dan pemahaman pentingnya kerjasama dan tanggungjawab. Dengan begitu kesadaran individu untuk meluangkan waktu untuk memenuhi tugas pembinaan rohani Islam akan terlaksana dengan baik.oleh karena itu upaya-upaya untuk membangkitkan semangat mereka perlu dijalankan. Begitupula adanya double job, jika tidak ada kesadaran individu untuk meluangkan waktu untuk pembinaan rohani Islam maka hal itu dapat menghambat aktivitas layanan bimbingan. b. Kurangnya minat pegawai Meskipun standarisasi yang telah ditetapkan oleh unit SYIDAMAR harus di penuhi, namun masih ada pegawai yang belum 68

mau memenuhinya. Pegawai yang demikian akan mendapatkan peringatan baik secara lisan maupun tulisan dari petugas bimbingan rohani Islam yang ada di RS. Islam Surakarta. Pencapaian standarisasi setiap pegawai akan menjadi tolak ukur untuk menentukan kualitas kinerja pegawai yang akan digunakan untuk penilaian pegawai berprestasi. 69