Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI BABI BALI DALAM PENYEDIAAN DAGING DI BALI

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati dianggap sangat penting untuk kehidupan

I. PENDAHULUAN. Satwa liar merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai negara megadiversity (Auhara, 2013). Diperkirakan sebanyak jenis

BAB I PENDAHULUAN. seolah tidak pernah berhenti membangun. mengubah pula susunan alamiah yang mendominasi sebelumnya.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman jenis satwa,

PENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.1

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

BAB I. Pendahuluan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN. rapat dan menutup areal yang cukup luas. Sesuai dengan UU No. 41 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan biodiversitas yang sangat tinggi. Menurut Sarwono. buku The Ecology of Kalimantan-Indonesia Borneo, menyatakan bahwa

Perancangan Green Map Kebun Binatang Surabaya guna. memudahkan Informasi Wisatawan BAB I PENDAHULUAN

10 Hewan Langka Di Indonesia

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mengkhawatirkan. Dalam kurun waktu laju kerusakan hutan tercatat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Disusun Oleh: Faisal Rahmad H Fabian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

Ani Mardiastuti Guru Besar dalam bidang Ilmu Ekologi Satwaliar Institut Pertanian Bogor

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on

Azhar. Aceh Wildlife

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumberdaya alam

BUTTERFLY HOUSE di Yogyakarta. Bab I PENDAHULUAN. I.I. Latar Belakang Proyek

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA ACARA MEMPERINGATI HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

Evolusi, Spesiasi dan Kepunahan

- Sumber daya alam berdasarkan jenis : sumber daya alam hayati / biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. contoh : tumbuhan, he

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera Om Swastiastu

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

BAB I PENDAHULUAN. dan satwa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menurut rilis terakhir dari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

MENGGUGAH KEPEDULIAN SISWA TERHADAP SATWA LIAR MELALUI PENDIDIKAN IPA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

Transkripsi:

PENGANTAR PENULIS Indonesia menempati urutan ke dua di dunia, dalam hal memiliki keragaman flora dan fauna dari 17 negara paling kaya keragaman hayatinya. Brasil adalah negara terkaya dengan hutan Amazonnya. Namun, dalam hal spesies endemis (asli), Indonesia paling kaya. Indonesia memiliki 325.350 jenis flora-fauna yang tersebar di 17.000 pulau. Sungguh kekayaan yang luar biasa. Kekayaan yang sangat hebat. Unggul dibandingkan negara lain. Sebenarnya, unggul bukanlah perkara penting, yang jauh lebih penting adalah bagaimana melestarikan dan mengembangkan keragaman hayati tersebut untuk kesejahteraan rakyat. Kenyataannya laju kepunahan flora-fauna di Indonesia juga sangat tinggi. Penyebabnya adalah eksploitasi alam yang berlebihan. Dilemanya, tidak jarang lahan-lahan konservasi justru mengandung mineral atau minyak yang berlimpah. Hal itu mengundang nafsu pemilik modal untuk mengurasnya. Caranya? Mulai cara yang legal, artinya berlindung di balik undang-undang, maupun yang ilegal dengan merekayasa undang-undang, sampai pencurian secara terang-terangan. Lihat saja sekarang bagaimana parahnya kerusakan hutan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian (Papua) dan pulau kecil lainnya. Kerusakan hutan berarti kerusakan ekosistem, kerusakan habitat flora dan fauna di dalamnya. Ketika seorang peneliti dari Britania Raya, Alfred Russel Wallace pada tahun 1854 1862 menjelajah Nusantara, dia terkagum-kagum dengan kekayaan negeri ini. Sebagai seorang naturalis, pengembara, ahli antropologi dan biologi dia telah membuat catatan penting tentang aneka flora dan fauna Indonesia. Pria tersohor itu telah membagi flora-fauna Indonesia menjadi dua. Dia membuat garis imajiner antara Kalimantan dan Sulawesi yang kemudian dikenal dengan garis Wallace. Menurut penelitiannya flora-fauna di sebelah barat garis Wallace sangat mirip dengan flora-fauna Asia, sedangkan yang di sebelah timur ada kesamaan dengan flora-fauna Australia. Bagaimana migrasi itu terjadi? Menurut teorinya, perpindahan binatang tersebut sangat mungkin terjadi pada jaman laut membeku.

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari 22.500km dan berhasil mengumpulkan 125.660 spesimen fauna meliputi 8.050 spesimen burung, 7.500 spesimen kerangka dan tulang aneka satwa, 310 spesimen mamalia, 100 spesimen reptil, dan 109.700 spesimen serangga, termasuk kupu-kupu. Selama menjelajah Nusantara ia pernah tinggal cukup lama di Ternate, ketika itu Wallace sempat menulis surat kepada Darwin yang kemudian terkenal dengan nama Letter from Ternate. Surat tersebut berisi buah pemikirannya tentang seleksi alam, bagaimana spesies mempertahankan kelangsungan hidupnya. Buah pikiran Wallace akhirnya mengilhami Darwin membuat teori evolusi yang sangat terkenal itu. Kisah di atas memberi gambaran bahwa sesungguhnya betapa negeri kita, Indonesia sangat kaya raya dengan flora dan fauna. Kalau orang lain begitu peduli, kenapa kita sebagai pemilik yang sah dari negeri ini kemudian tidak peduli? Sebagai generasi penerus sepatutnya kita memelihara dan menjaganya, kalau tidak, berdosa kita. Kepunahan spesies sekecil apapun dari muka bumi Nusantara harus dimaknai sebagai suatu kasalahan manusia kepada generasi pewarisnya, karena yang ada nantinya adalah penyesalan. Banyak spesies yang populasinya mengalami penurunan, bahkan terancam punah. Jalak bali (Leucopsar rothschildi) saat ini sedang menuju kepunahan, akibat diperdagangkan secara gelap. Contoh lain, badak (Rhinoceros sondaicus dan Dicerorhinus sumatrensis), buaya muara (Crocodilus porosus), dan buaya irian (Crocodilus novaeguineae), juga berada di ambang kepunahan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan aneka fauna kita. Bisa dimulai dari yang sangat sederhana. Menyayangi binatang, tidak merusak habitat hewan, menanam pohon, itu sebenarnya sudah memberi kontribusi yang cukup untuk pelestarian fauna. Menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap kelestarian alam kepada anak akan bagus dimulai sejak dini. Bencana alam yang belakangan banyak terjadi dapat dijadikan contoh konkrit kepada mereka bahwa begitulah akbibatnya kalau kita memperlakukan alam dengan sewenang-wenang. Menyayangi hewan dengan cara memeliharanya itu bagus. Melakukan penangkaran, untuk kemudian dilepas ke alam bebas, itu juga sangat bagus. Kalau saja kita bisa berkomunikasi dengan hewan, pasti mereka akan berkata Biarkan saya hidup di alam bebas.

Mengenal nama hewan milik kita baik, tentu lebih baik kalau mengenal juga nama ilmiah atau nama latinnya. Sebab dengan nama Latin akan memudahkan kita berkomunikasi secara lebih luas. Hewan tertentu boleh saja mempunyai nama tertentu di daerah tertentu, tetapi nama latinnya akan sama di seluruh dunia. Hebat bukan? Buku ini bermaksud memberi bantuan kepada mereka yang memerlukan nama-nama Latin hewan, baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan lain yang lebih luas. Penulis sering mengalami kesulitan jika suatu waktu harus menuliskan nama Latin hewan, baik dalam kuliah maupun membuat paper. Tentu kesulitan yang sama pernah dialami oleh siswa, mahasiswa, guru, bahkan teman-teman dosen sekali pun. Atas dasar itu penulis mengumpulkan materi ini dari berbagai sumber dengan tujuan bisa berbagi. Penulis yakin mereka yang peduli dengan kehidupan satwa, atau mereka yang menaruh minat terhadap kehidupan fauna yang begitu menarik akan memerlukan buku semacam ini. Penulis sudah berusaha menyusun buku ini dengan baik, namun pasti masih ada kekurangannya. Masukan untuk perbaikan dari para pembaca tentu akan sangat membantu penulis. Silahkan! Terimakasih penulis sampaikan kepada Udayana University Press yang telah menerbitkan buku ini. Terimakasih juga kepada I Ketut Mangku Budiasa, SPt., MSi. yang telah membantu mengoreksi naskah dan anggota Grup Riset Kajian Nutrisi Ternak Nonruminansia yang telah memberi dorongan kuat untuk penulisan buku kecil ini. Denpasar, Januari 2011 Penulis

DAFTAR ISI Pengantar Penulis i Daftar Isi ii Klasifikasi Makhluk Hidup 1 Tata Nama Binomial 9 Penjelasan Singkat 13 Mamalia 14 Reptil 42 Aves (Burung) 55 Amfibi 99 Ikan 107 Serangga 127 Daftar Pustaka 139 Tentang Penulis 141