BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. karies karena struktur dan morfologi gigi sulung yang berbeda dari gigi tetap. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan umum seseorang banyak dipengaruhi oleh kesehatan gigi.

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. (Soetjiningsih, 1995). Pada usia tersebut anak mengalami proses

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang paling umum dari seluruh masalah kesehatan pada masa. dengan adanya nanah di dalam gusi (Gunadi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mulut merupakan pintu gerbang utama di dalam sistem pencernaan. Makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah menyusun program perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kerusakan bahan organik yang dapat menyebabkan rasa ngilu sampai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. progresif karena gigi terpajan lingkungan rongga mulut (Hartono dan. umum dan tersebar luas di sebagian penduduk dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya. 2 Karies yang terjadi pada anak-anak di antara usia 0-71 bulan lebih dikenal

UPAYA PENCEGAHAN KARIES GIGI MELALUI KEGIATAN SIKAT GIGI BERSAMA PADA SISWA TK AL-FATTAH KECAMATAN MUMBULSARI KABUPATEN JEMBER

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai tahapannya

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. mulut pada masyarakat. Berdasarkan laporan United States Surgeon General pada

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik agar jangan sampai terkena gigi berlubang (Comic, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh masyarakat di dunia (Kemenkes RI, 2011). Penyakit pada

PERAWATAN GIGI SUSU PADA ANAK USIA SEKOLAH DI TAMAN GIZI ANAK SEHAT DESA GUMPANG, KARTASURA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat umum dan menyebar di seluruh dunia di. mana angka prevalensinya semakin meningkat, walaupun

BAB I PENDAHULUAN. pengunyah makanan. Dengan diketahuinya fungsi-fungsi gigi tersebut

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan balita adalah kesehatan pada anak umur 1-5 tahun sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karbohidrat oleh bakteri, gigi, dan saliva.karies yang terjadi pada gigi desidui

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

BAB 2 Data dan Analisa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan gigi (Isro in, 2012). Misalnya seorang anak makan makanan yang manis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai peranan atau fungsinya masing-masing. Peran dari. memperindah wajah (Suryawati, 2010).

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 54 responden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak ahli mengatakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usia prasekolah antaralain mengenal warna, mengenal angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan gigi dan mulut ini diabaikan tentu akan menimbulkan masalah yang erat hubungannya dengan kesehatan umum. Menurunnya kesehatan gigi dan mulut dapat mengakibatkan terganggunya fungsi pengunyahan yang disebabkan kurang berfungsinya gigi. Oleh karena itu adanya kerusakan gigi merupakan masalah yang perlu diperhatikan (Ratih, 2008). Penyakit gigi dan mulut adalah penyakit termahal keempat dan tertinggi keenam di dunia. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari orang-orang untuk menjaga perilaku dalam merawat kesehatan gigi dan mulut. Menurut data dari WHO perbandingan dokter gigi dengan masyarakat yang membutuhkan adalah 1 : 2000; di Indonesia pada tahun 2008 perbandingannya adalah 1 :12000. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat bahwa 90% penduduk Indonesia masih menderita penyakit gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah karies dan penyakit jaringan penyangga gigi, khusunya peradangan gusi atau ginggivitis (Anitasari dan Liliwati 2005).

Karies gigi merupakan masalah utama bagi kedokteran gigi yang dijumpai baik pada anak maupun orang dewasa. WHO menyatakan bahwa lebih dari 50% dari 6 triliun populasi penduduk dunia mengalami karies gigi. Para ahli bedah mulut di Amerika Serikat melaporkan bahwa 1 dari 3 anak mengalami karies gigi dan sekitar 40 sampai 50% dari gigi yang dicabut berasal dari karies gigi yang tidak dirawat. Prevalensi karies gigi di Indonesia tahun 2010 adalah sebesar 76,92% dengan angka pengalaman karies 2,21 gigi per anak, dan negara industri seperti Amerika Serikat. Eropa dan Australia mencapai 60-90%. (Panggabean, 2013). Masalah kesehatan gigi di Indonesia sampai saat ini masih perlu mendapatkan perhatian. Kesehatan gigi dan mulut sering dianggap hal yang kurang penting, baik itu pada orang dewasa maupun anak-anak. Hal ini disebabkan oleh berbagai upaya peningkatan yang belum menunjukkan hasil yang nyata. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi pada anak di Indonesia mencapai 90% dari populasi serta menempati peringkat ke-6 sebagai penyakit gigi dan mulut yang paling banyak di derita. Prevalensi keries gigi yang diderita pada anak diperkotaan juga cenderung meningkat yaitu dari 73% menjadi 73,20%. Direktur Pusat Pendayagunaan Tenaga kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2008 menjelaskan bahwa 80% gigi anak Indonesia berlubang. Kondisi kesehatan gigi anak-anak Indonesia saat ini cukup memprihatinkan, dari 29 juta anak sekitar 80% menderita gigi berlubang. Kondisi semacam itu bisa terjadi akibat pola makan yang keliru dan minimnya pengetahuan tentang kesehatan gigi. Contoh-contoh makanan yang biasa dikonsumsi anak-anak saat ini berpotensi merusak gigi, sayangnya hal itu tidak diimbangi dengan

perawatan yang teratur. Padahal kesehatan gigi sangat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut terutama pada anak yang masih perlu ditingkatkan diantaranya penyuluhan oleh tenaga kesehatan kepada para orang tua dan kepedulian orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Peran orangtua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan serta menyediakan fasilitas kepada mereka agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya Salah satu cara pencegahan penyakit karies gigi dan radang gusi adalah memelihara hygiene mulut melalui sikat gigi yang baik dan teratur. Kebiasaan menyikat gigi sebaiknya dimulai sejak kanakkanak, anak harus dikenalkan dengan sikat gigi sejak gigi susunya mulai tumbuh. Mengajarkan anak menyikat gigi sama halnya dengan mengajarkan mandi. Sejak bayi dilahirkan, ia harus mandi secara rutin dan teratur, menyikat gigi juga harus sudah dimulai sejak bayi meskipun saat itu bayi belum mengkonsumsi makanan padat, tapi setelah menyusui, sebaiknya gusinya harus dibersihkan. Jika dilakukan secara terus-menerus maka tindakan tersebut akan menetap dan menjadi kebiasaan. Kebiasaan itulah yang menyebabkan anak terbiasa menjaga kebersihan giginya. Rutinitas ini juga akan membantu anak untuk terbiasa menyikat gigi dengan baik dan benar, yaitu gigi bersih dan bebas dari kotoran serta plak, disamping itu proses pembersihannya harus dijaga agar tidak merusak gusi atau email gigi (Kristanti dan Rusiawati 2012). Kebiasaan menyikat gigi sejak anak-anak dapat dimulai dari lingkungan orang tua. Orang tua merupakan lingkungan yang utama bagi pembentukan kepribadian anak dan orang tua adalah sebagai panutan anak. Masa balita adalah

masa dimana anak meniru semua hal yang dilakukan orang dewasa yang ada di sekitarnya. Bila melihat orang tuanya menyikat gigi, suatu hari nanti anak akan bisa memegang sikat gigi dan mencoba menyikat giginya sendiri (Gupte, 2004). Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kepedulian orangtua terhadap kesehatan gigi dan mulut anaknya, baik itu dari status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, maupun faktor lainnya. Menurut Lina Natamiharja dan Ilmiah Kosasih (2007) tentang perilaku orang tua dalam pencegahan penyakit gigi anaknya di Kelurahan Gang Buntu, Medan, menunjukkan bahwa perilaku orangtua dalam memelihara kesehatan gigi anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat pendidikan dan ada/tidaknya pekerjaan orang tua. Dukungan orang tua sangat berpengaruh terhadap praktik menyikat gigi pada anak usia prasekolah. Menurut Judarwanto (2008), dalam artikelnya mengemukakan bahwa orang tua adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktivitas kehidupannya setiap hari. Dukungan orang tua sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak dikemudian hari. Sehingga sangatlah penting bagi orang tua untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak usia prasekolah yang cukup luas dan kompleks. Deteksi dini gangguan kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah dapat mencegah/mengurangi komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia prasekolah Indonesia yang cerdas, sehat, dan berprestasi.

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut harus diperkenalkan sedini mungkin kepada anak agar mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan gigi dan mulut yang benar. Dalam hal ini, peran orang tua sangat berpengaruh pada anak, khususnya balita yang masih sangat bergantung kepada orang tua. Perilaku orang tua mengenai kesehatan gigi dapat digunakan untuk meramalkan status kesehatan gigi dan mulut anaknya. Apabila tingkat kepedulian orangtua mengenai kesehatan baik, maka kemungkinan besar status kesehatan gigi dan mulut anaknya yang masih dalam usia prasekolah juga akan baik pula (Erri, 2009) Usia balita atau masa prasekolah merupakan masa kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan intelegensi dan fisik anak, termasuk pertumbuhan fisik giginya. Pada keadaan normal, pada masa kanak-kanak akan tumbuh gigi sulung atau dens desidui sampai pada usia 6 tahun, gigi anak akan berjumlah 20 buah gigi yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi geraham kecil. Pada periode ini, peran orang tua sangat penting dalam memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anaknya. Tetapi masih banyak orag tua yang belum secara optimul untuk mengajarkan anak mereka untuk menyikat dan merawat gigi. (Donna dkk, 2009). TK Islam An-Nizam terletak di kota Medan, tepatnya berada di Jalan Tuba No.62 Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Kota Medan Sumatera Utara. Sekolah ini adalah salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang cukup memiliki daya saing yang baik dengan sekolah taman kanak-kanak lain di kota Medan. Alasan pemilihan lokasi ini ialah karena berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti di Taman Kanak-kanak tersebut, masih terlihat orang tua atau wali murid yang memberikan makanan manis seperti cokelat, permen, dan

cookies kepada anak-anak mereka padahal konsumsi makanan manis yang berlebihan merupakan faktor utama terjadinya berbagai penyakit pada gigi dan mulut termasuk karies gigi, gigi berlubang, dan sebagainya, dan berdasarkan dari hasil wawancara dengan beberapa orang tua dari murid TK Islam An-Nizam bahwa anak mereka pernah mengalami gigi berlubang dan karies gigi dan ada orang tua yang mengaku tidak mengajarkan anak mereka untuk menyikat gigi secara baik dan teratur. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh dukugan orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah mengenai Bagaimana pengaruh dukungan orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan tahun 2015? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dukungan orang tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan tahun 2015. 1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian, yang berfungsi untuk menentukan kearah pembuktian (Notoatmodjo, 2010).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ho : Tidak ada pengaruh dukungan orang tua (informasional, penilaian, instrumental, emosional) terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan tahun 2015 2. Ha : Ada pengaruh dukungan orang tua (informasional, penilaian, instrumental, emosional) terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan tahun 2015 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, penelitian ini menjadi wadah untuk mengembangkan pola pikir, mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kreatifitas dalam membuat karya ilmiah, juga sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2. Bagi responden penelitian, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam menjalankan dukungan sebagai orang tua dalam mendidik, membimbing, memberi pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar senantiasa memelihara kesehatan gigi dan mulut. 3. Bagi institusi (TK Islam An-Nizam Medan), sebagai masukan kepada tenaga pendidik untuk mengingatkan pembelajaran mengenai kesehatan gigi dan mulut serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut khususnya pada anak prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan. 4. Bagi, sebagai literatur kepustakaan di bidang penelitian mengenai pengaruh dukungan orang tua terhadap pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak prasekolah di TK Islam An-Nizam Medan tahun 2015. 5. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan atau bahan referensi bagi penelitian dengan objek yang sama di masa mendatang.