BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun. perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

Jawa Barat Tahun perlu regional, nasional, dolar AS per. Bahan sangat. menurunkan inflasi. pembangkit listrik diperkirakan III - 1

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB.

DAFTAR ISI. Daftar Isi- i. Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari. pendapatannya yang di belanjakan. Apabila pengeluaran pengeluaran

BERITA RESMI STATISTIK

hal- ii Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

PROFIL PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA di DKI JAKARTA TAHUN 2011

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam


PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama pengambil

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu barang dan jasa demi memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang yang melakukan

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

Analisis Perkembangan Industri

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lapangan industri dan perdagangan merupakan salah satu penyebab

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada tingkat pengangguran seperti yang dijelaskan oleh teori trade-off

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Transkripsi:

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Periode RPJMD Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 beserta semua capaian kinerjanya memberikan pondasi yang cukup kuat bagi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Temanggung untuk periode RPJMD selanjutnya. Perencanaan Pembangunan di Tahun 2014 yang merupakan tahun pertama periode RPJMD 2013-2018 diarahkan untuk melanjutkan semua capaian yang sudah diraih dan menyelesaikan beberapa indikator yang belum berhasil dicapai di periode RPJMD sebelumnya. Tantangan dan prospek perekonomian yang dihadapi di Tahun 2014 jelas berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga sangat diperlukan upaya serius dan fokus dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan terutama dalam penentuan arah dan kebijakan di bidang ekonomi. 1. Kondisi Ekonomi Daerah Perekonomian Kabupaten Temanggung di Tahun 2012 tidak bisa terlepas dari kondisi perekonomian nasional dan Provinsi Jawa Tengah yang juga terimbas oleh keadaan perekonomian dunia, terutama ketidakstabilan perekonomian di Eropa, Amerika, dan Jepang. Situasi internal dalam negeri yang juga belum kondusif seiring dengan adanya wacana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Li strik (TDL) dan makin ketatnya pembatasan BBM bersubsidi diantaranya melalui kebijakan penggunaan Pertamax bagi kendaraan bermotor milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMD, dan BUMN. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung Tahun 2012 masih lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dan Nasional, Kondisi tersebut diatas berimbas pada tidak maksimalnya efek pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat, walaupun dengan pertumbuhan yang rendah tersebut masih mampu meningkatkan capaian nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM), menurunkan tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah juga menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung mengalami peningkatan. RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2014 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 1

Adapun angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dapat dilihat dari tabel berikut: III.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) Temanggung Jawa Tengah 2008 3,54 5,46 2012 *) 4,09 4,31 4,65 4,95 *) Sumber : Buku PDRB Kab. Temanggung Tahun Catatan : *)= angka prediksi 4,71 5,84 6,01 **** Adapun perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut: Tahun Tabel III.2. Perkembangan PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2012 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Jutaan Rupiah Perkemban gan (%) PDRB Atas Dasar Harga Konstan Jutaan Rupiah Perkembang an (%) 2008 2012 *) 4.125.938,97 4.502.652,25 5.069.020,30 5.603.983,71 248,13 270,79 304,85 337,02 2.219.155,63 2.309.841,53 2.409.386,40 2.521.439,02 5.869.052,14 *) 352,96 2.646.250,25 *) Sumber : Buku PDRB Kab. Temanggung Tahun Catatan : *) : data sangat sementara BPS Tahun dasar = tahun 2000 = 1.662.794,54 juta rupiah 133,46 138,91 144,90 151,64 159,14 *) Dari data tabel di atas diketahui jumlah nilai PDRB selalu mengalami peningkatan atau memiliki trend positif setiap tahunya, baik menurut harga berlaku maupun harga konstan. Selanjutnya dilihat dari struktur PDRB menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor terbesar pembentuk PDRB dan sektor pertambangan/penggalian menjadi sektor terkecil pembentuk PDRB. Perkembangan struktur perekonomian daerah 5 (lima) tahun terakhir, dengan menggunakan struktur PDRB Tahun dapat diketahui bahwa struktur perekonomian di Kabupaten Temanggung masih didominasi oleh sektor pertanian dengan proporsi sebesar 32,75 persen, diikuti oleh sektor industri pengolahan mencapai 17,26 RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2014 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 2

persen, sektor perdagangan, hotel dan rumah makan 16,63 persen, dan sektor jasa-jasa sebesar 16,32 persen, sebagaimana ditunjukan pada Tabel berikut: Tabel III.3. Struktur PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2012 Sektor TAHUN (%) 2008 2012 *) 1. Pertanian 30,82 31,86 33,11 32,75-2. Pertambangan/penggalian 1,1 1,1 1,05 0,96-3. Industri Pengolahan 19,119 18,456 17,68 17,26-4. Listrik dan air bersih 1,0 1,0 1,05 1,05-5. Bangunan 5,84 5,74 5,60 5,52-6. Perdagangan, hotel & rumah 16,781 16,747 16,65 16,63 - makan 7. Pengangkutan dan komunikasi 5,6 5,4 5,23 5,28-8. Lembaga Keuangan 4,27 4,18 4,11 4,23-9. Jasa-jasa 15,335 15,346 15,52 16,32 - Jumlah (%) 100 100 100 100 - Sumber : Buku PDRB Kab. TemanggungTahun Catatan*) : data masih diolah BPS Kontribusi sektor pertanian yang termasuk besar didukung sebagian besar penduduk di Kabupaten Temanggung, sebagaimana tersebut dalam Buku Temanggung Dalam Angka Tahun 2012 bahwa penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja di sektor pertanian sebesar 53,21% atau sejumlah 208.281 orang dari 392.983 orang. Inflasi pada tahun 2012 sebesar 4,73% walau lebih tingi dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,42% menunjukkan bahwa pada tahun 2012 relatif terjadi kestabilan nilai tukar rupiah dan terjaganya daya beli masyarakat. Perkembangan laju inflasi di Kabupaten Temanggung tercatat sebagai berikut: Tabel III.4. Perkembangan Laju Inflasi Tahun Temanggung Jawa Tengah Nasional 2008 2012*) 12,36 4,16 7,35 2,42 4,73 *) 9,55 3,32 6,88 2,68 4,24 *) 11,06 2,78 6,96 3,79 4,30 *) Sumber : Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Temanggung Tahun. RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2014 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 3

Upaya untuk menekan angka inflasi agar tidak menembus angka 2 digit pada tahun kembali bisa terwujud, tercapai 2,42%. Angka inflasi Kab. Temanggung tahun lebih rendah dari angka inflasi yang ditargetkan dalam agregat daerah yaitu 7%. Dibandingkan dengan inflasi Jawa Tengah dengan nilai sebesar 2,68% dan inflasi nasional sebesar 3,79% maka angka inflasi Temanggung masih lebih rendah. Untuk Tahun 2012, diperoleh angka sementara inflasi di Kab. Temanggung adalah sebesar 4,73 % atau kembali berhasil menekan inflasi untuk tidak menembus 2 digit, Namun di tahun 2012, jika dibandingkan dengan inflasi provinsi dan nasional maka angka inflasi di Kabupaten Temanggung masih lebih tinggi. Pentingnya kestabilan harga dan pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil akan memberikan dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Inflasi yang tinggi menyebabkan daya beli masyarakat turun, sehingga standar hidupnya turun dan akhirnya semakin menambah berat beban ekonomi masyarakat. 2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tantangan dan prospek ekonomi daerah Kabupaten Temanggung pada prinsipnya masih akan dipengaruhi oleh perekonomian nasional. Perekonomian nasional yang sempat kembali mengalami guncangan akibat krisis ekonomi global masih menjadi tantangan pada tahun 2013 yang masih berjalan dan tahun 2014 nanti. Kondisi Politik Nasional dan Regional juga akan mewarnai kondisi perekonomian daerah dikarenakan di Tahun 2013 ini akan berlangsung Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Temanggung bersamaan dengan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Sedangkan di Tahun 2014 nanti akan dilangsungkan Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Tantangan perekonomian tersebut harus dihadapi dengan semakin mengefektifkan semua capaian makro ekonomi, khususnya peningkatan pertumbuhan dan penurunan angka inflasi. Pada sisi perekonomian Nasional, peningkatan ekspor ke luar negeri harus terus dicarikan solusi, khususnya bagaimana meningkatkan daya saing produksi dalam negeri. Tanpa keunggulan kompetetif, mustahil Indonesia dapat menyeimbangkan neraca perdagangan dengan negara lain, di saat peluang perdagangan bebas akan semakin nyata. Kuatnya komitmen Indonesia dalam menghadapi krisis global, telah menunjukkan hasil, terbukti Indonesia masih bisa bertahan dengan pertumbuhan ekonomi di atas 6 % pada tahun 2012. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi di daerah, lebih diarahkan pada upaya mendorong laju kinerja sektor-sektor yang mempunyai kontribusi dan persentase terbesar dalam membentuk PDRB. Pertumbuhan ekonomi di Tahun 2012 sebesar 4,95% yang RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2014 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 4

didukung dengan tingkat inlasi yang lebih rendah sebesar 4,47% menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang ada masih diatas tingkat harga dan konsumsi masyarakat. Hal ini merupakan momentum yang harus dijaga dan merupakan bentuk pengendalian ekonomi yang telah berada pada jalur yang benar dan harus dilanjutkan di tahun 2013 ini dan di tahun 2014 nanti. RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 2014 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 5