BAB III 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD channel failure rate above defined threshold merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto

BAB IV ANALISA PENYELESAIAN ALARM 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD. Alarm 7745 yang terjadi pada BTS Nokia akan berdampak langsung

BAB III PENGUKURAN DAN PENGAMBILAN DATA STATISTIK PERFOMANSI

BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

BAB III PERENCANAAN PARAMETER BSS UNTUK OPTIMALISASI BTS INDOOR

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV ANALISA PERFORMANSI HASIL OPTIMALISASI PARAMETER BSS PADA BTS INDOOR

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI GLOBAL LAYERING PADA JARINGAN 2G GSM 900/1800 (STUDI KASUS PT. TELKOMSEL)

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN TELEKOMUNIKASI GSM. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH CHANNEL TERHADAP TOTAL TRAFIK SITE JALANDURIMD PT TELKOMSEL REGIONAL3. Oleh: AMANTISIFA

Menu ini dapat dipilih menggunakan mouse dengan mengklik kiri mouse. berdasarkan pada pencarian Region, Vendor dan Alarm Highlight.

D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 26

ANALISIS PENERAPAN METODE TRANSMITTER RECEIVER UNIT (TRU) UPGRADING UNTUK MENGATASI TRAFFIC CONGESTION JARINGAN GSM PADA BTS AREA PURWOKERTO KOTA

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING

BAB II LANDASAN TEORI. negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi bergerak yang berlainan dan

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

BAB III PROSES HANDOVER DAN PENYEBAB TERJADINYA HANDOVER FAILURE

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

Modul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler

Perencanaan dan Penataan Menara Telekomunikasi Seluler Bersama di Kabupaten Sidoarjo Menggunakan MapInfo

BAB IV ANALISIS DATA

Analisis Kinerja Dan Perbaikan Jaringan GSM Pada BSC Operator H3I (THREE)

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular

sebelumnya, yaitu hasil Aplikasi Pemesanan Kamar pada Hotel Relasi (php) yang bertujuan untuk membuat suatu aplikasi web pemasaran pada Hotel

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

BAB III SMART RESOURCE ADAPTATION

BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM

Universal Mobile Telecommunication System

Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor

Unjuk Kerja Strategi Global Layering Pada Jaringan GSM 900/1800

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan layanan 2G saat ini tidak lagi hanya ada di kota-kota besar, tetapi juga kota-kota kecil

Makalah Seminar Kerja Praktek UPGRADE POWER TRANSMISSION 3G KEADAAN CONGESTION

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI PENEMPATAN BTS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem

Perangkat pendukung dan tools yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tools Laptop Kabel Ethernet sebagai media Logi

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)


BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

Kata kunci : BTS, maintenance, gangguan, power.

BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat

RANCANG BANGUN RULE ALARM MENGGUNAKAN FAULT MANAGEMENT EXPERT (FMX) PADA OPERATION SUPPORT SYSTEM RADIO AND CORE (OSS-RC) 4.1

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

Nur Kharisma Jati 1), H. Fitri Imansyah 2), F.Trias Pontia.W 3),

BAB III METDOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Masalah

ANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA )

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi kebutuhan bagi dunia usaha/bisnis (e-commerce), pendidikan

BAB III. ANALISIS & PERANCANGAN

BAB IV ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER

Alasan-Alasan Operator GSM Mengadopsi Frekuensi Hopping (SFH)

Gambar 4.1 Susunan hardware

OPTIMALISASI KAPASITAS TRAFIK DENGAN TRANSCEIVER GROUP SYNCHRONIZATION DI PT XL AXIATA Tbk PURWOKERTO ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ANALISA KELAYAKAN IMPLEMENTASI AMR PADA TEKNOLOGI 2G UNTUK OPTIMALISASI BIAYA (STUDI KASUS: PT. INDOSAT ) Tesis

Setting local IP address dan subnet mask dari VoIP Gateway tersebut. Berikut adalah cara mengkonfigurasi modem ADSL:

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI PENEMPATAN BTS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

Transkripsi:

BAB III 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD 7745 channel failure rate above defined threshold merupakan salah satu alarm yang terdapat dalam sistem BTS Nokia ultrasite. Alarm ini sangat mempengaruhi performansi lokal suatu jaringan seluler bila terjadi pada perangkat BTS dan Counter alarmnya terus meningkat. III.1 Pengertian 7745 merupakan alarm pada BTS nokia yang dapat menindentifikasikan nilai dari kegagalan pelanggan dalam melakaukan suatu panggilan telepon atau kegagalan pendudukan kanal trafik di dalam suatu sistem komunkikasi seluler. Nilai kegagalan tersebut berada pada nilai ambang batas yang sudah ditetapkan oleh setiap operator. Dalam sistem BSS ( Base Station Subsystem ), alarm 7745 ini masuk dalam kategori Quality Of Service Alarm yang artinya sangat berpengaruh terhadap kualitas performansi suatu BTS ( Base Transceiver Station ) tertentu dan penagaruh terhadap kualitas jaringan di area jankauan BTS tersebut. 7745 ini biasanya muncul bila terjadi peningkatan jumlah trafik di suatu area jangkauan BTS, seperti Hari Raya, Hari Libur Nasional, atau terjadi suatu bencana atau kejadian yang meyebabkan pelanggan banyak melakukan panggilan ke area tersebut. Tetapi alarm ini akan kemabali normal bilamana kondisitrafik sudah kembali normal. Untuk alarm yang meyebabkan penurunan kualiatas performansi, apabila alarm 7745 ini akan muncul setiap harinya dan jumlah alarm 30

akan terus meningkat. Jika di telusuri alarm tersebut biasanya akan muncul pada pada perangkat yang sama. Perangkat yang mengalami degradasi performansi disebabkan oleh 7745, dapat diketahui lebih jelas sumber penyebabnya melalui informasi tambahan yang bisa didapatkan dari OSS. Setiap indikasi alarm 7745 akan dipetakan berdasarkan penyebab alarm itu sendiri. Gambar 3.1 Channel Release Procedure III.2 Indikasi Alarm 7745 Alarm 7745 yang terjadi di dalam jaringan seluler PT.Telkomsel, secara garis besar biasanya lebih sering disebabkan oleh : 1. TCH ( Traffic Channel ) 90% 2. SDCCH ( Standalone Dedicated Common Control ) 10% Indikasi dari TCH dan SDCCH diatas bisa di telusuri lebih jauh kembali. Karena setiap alarm memiliki informasi tambahan yang berbeda-beda, tetapi mengacu pada kedua penyebab channel diatas. 31

III.2.1 TCH Failure Indikasi 7745 dari TCH ( Traffic Channel ) adalah sebagai berikut : 1. 0A Channel state conflict between RRMPRB and ABIPRB. 2. 0B Channel type conflict between RRMPRB and ABIPRB. 3. 0D TCH radio failure. 4. 0F Target TCH radio failure in HO. 5. 1D TCH transcoder failure. 6. 1E Source TCH transcoder failure in HO. 7. 1F Target TCH transcoder failure in HO. 8. 2E TCH failure due to a LAPD failure. 9. 2F TCH failure due to a BTS failure. 10. 30 TCH failure due to user actions. 11. 31 TCH failure due to a BCSU reset. 12. 32 TCH failure due to radio network reconfiguration actions. 13. 51 TCH activation failure during call set-up. 14. 53 Target TCH activation failure in HO. 15. 54 TCH Failure due to an abis interface failure in call set-up 16. 55 Source TCH Failure due to an abis interface failure in HO. 17. 56 Target TCH Failure due to an abis interface failure in HO. 18. 57 TCH Failure due to an A interface failure in call set up. 19. 58 Source TCH Failure due to an A interface failure in HO. 20. 59 Target TCH Failure due to an Ainterface failure in HO. 21. FF Actually no release cause, but cause all channels with an abnormal release cause to be listed 32

Secara garis besar TCH Drop Rate dapat kita hitung melalui formula berikut ini : III.2.2 SDCCH Failure Indikasi 7745 dari SDCCH ( Standalone Dedicated Common Control ) adalah sebagai berikut : 1. 03 SDCCH radio failure. 2. 04 Source SDCCH radio failure in HO 3. 05 Target SDCCH radio failure in HO. 4. 0A Channel state conflict between RRMPRB and ABIPRB 5. 0B Channel type conflict between RRMPRB and ABIPRB 6. 23 SDCCH failure due to a LAPD failure. 7. 24 SDCCH failure due to a BTS failure. 8. 25 SDCCH failure due to user actions. 9. 26 SDCCH failure due to a BCSU reset. 10. 27 SDCCH failure due to radio network reconfiguration actions. 11. 48 SDCCH activation failure during call set-up. 12. 4A Target SDCCH activation failure in HO. 33

13. 4B SDCCH failure due to an Abis interface failure in call set-up. 14. 4C Source SDCCH failure due to an Abis interface failure in HO. 15. 4D Target SDCCH failure due to an Abis interface failure in HO. 16. 4E SDCCH failure due to an A Interface Failure in call Set-up. 17. 4F Source SDCCH failure due to an A interface failure in HO. 18. 50 Target SDCCH failure due to an A interface failure in HO. Secara garis besar SDCCH Drop Rate dapat kita hitung melalui formula berikut ini : III.3 Investigasi Alarm Untuk mengetahui alarm 7745 tidak bisa dengan sendirinya, ada berbagai cara untuk mengetahui ada atau tidaknya alarm 7745 pada suatu perangkat BTS Nokia. Atau alarm ini juga bisa di prediksi melalui komplain yang datang dari pelanggan bersangkutan. Melalui pelanggan kita bisa telusuri penyebab permasalahan yang ada, salah satunya dari indikasi alarm 7745 ini. Di Telkomsel sendiri, cara yang digunakan untuk mengetahui alarm 7745 bisa dengan cara-cara berikut : 1. ARIS Tools Alarm Review & Investigation System 2. MML Command BSC Main Machine Language 34

3. TQM OSS - Total Quality Measurement from Operational Support System 4. NDP OSS - Network Doctor Plus III.3.1 ARIS Tool ARIS merupakan salah satu tools yang sangat lengkap untuk melakukan pengecekan dan investigasi alarm yang ada di jaringan Telkomsel. Dari ARIS bisa dilakukan review untuk semua BSC ( Base Station Controler ) dan semua kategori alarm yang sebelumnya sudah di input oleh tim Admin Tools ARIS itu sendiri. Berikut tampilan alarm 7745 melalui Tools ARIS. Gambar 3.2 7745 Statistik All BSC Jakarta Outter Dari statistik diatas, bisa dilihat bahwa ada beberapa pilihan menu yang bisa dimodifikasi sesuai yang kita inginkan. Untuk contoh diatas, : 35

Kategori : adalah pilihan kategori alarm yang kita inginkan, unutk contoh diatas alarm 7745 yang menjadi pilihan alarm. Start & End : adalah pilihan waktu yang mau kita ambil, untuk contoh diatas. Start 1 April 2010 dari pukul 00:00 dan End 15 April 2010 sampai pukul 23:59:59 Type : adalah tampilan yang akan disajikan oleh statistik. Ada 2 type yang disajikan oleh ARIS 1. Count : Akan menampilkan berapa banyak alarm yang muncul dalam kurun waktu yang kita pilih. 2. Sum : Akan menampilkan berapa menit alarm yang muncul dalam kurun waktu yang kita pilih. Gambar 3.3 Conter Dailly 7745 36

III.3.2 MML Command BSC Dengan menggunakan MML Command pada BSC, kita bisa mengetahui alarm 7745 yang muncul pada suatu BSC atau bisa difokuskan pada BTS tertentu saja. Dengan MML, kita bisa juga mengetahui alarm lainnya selain alarm 7745. Tidak jarang alarm-alarm yang muncul selain alarm 7745 bisa dijadikan sebagai data penunjang dalam invetigasi alarm dimaksud. Kita bisa memodifikasi command untuk mengetahui alarm 7745, kita bisa melihat alarm 7745 yang aktif pada saat itu dan juga bisa kita lihat history alarm 7745 dari beberapa hari kebelakang atau sesuai dengan data yang kita masukan pada MML command. Command yang digunakan secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. ZEOL : Command ini digunakan untuk melihat kondisi alarm yang aktif. 2. ZEOH : Command ini digunakan untuk melihati History alarm. Dari command diatas, bisa dimodifikasi untuk tanngal yang mau kita ambil data dan juga data alarm, apakah alarm BSC atau Alarm BTS yang akan kita ambil data. 37

Gambar 3.4 Alarm 7745 aktif pada BSC Cihuni3 Dari output command diatas, dapat kita lihat di BSC Cihuni3 terdapat aktif alarm 7745 di beberapa site, sebagai contoh : ALAMSUTERAMG3 : BCF 001 sebagai idetitas Site, BTS 003 sebagai identitas Sektor, TRX 012 sebagai identitas slot TRX. PALEMMNSTGRMG2 : BCF 027 sebagai idetitas Site, BTS 075 sebagai identitas Sektor, TRX 007 sebagai identitas slot TRX 38

Gambar 3.5 Alarm 7745 Aktif Site Pasar Bengkok MG Gambar 3.6 Alarm History 7745 Site PalemmnstgrMG 15-18 Mei 2010 39

III.4 TQM OSS - Total Quality Measurement TQM adalah berupa script dari OSS yang bisa dijalankan untuk mengambil data performansi BSC dan BTS. Output data yang dikeluarkan sangat lengkap untuk mengetahui kualitas performansi jaringan dalam satu lingkup BSC ataupun BTS. Menu yang disediakan pada script ini cukup banyak, kita bisa memodifikasi sesuai kebutuhan data yang kita inginkan, kita cukup memasukan kode angka yang tertera disamping deskripsi element yang akan kita gunakan. Tampilan data yang disajikan adalah sebagai berikut : Menu diatas hanyalah langkah awal dalam proses pengambilan data, setelah kita memasukan kode angka. Maka akan muncul pilihan lain yang harus kita pilih sebagai proses dalam pengambilan data. Sebagai contoh kita akan 40

mengambil data performansi Dailly BSC Cihuni3 selama 1 Minggu dan performansi Hourly data Site PalemmnstgrMG selama 4 Hari kebelakang. III.4.1 Proses Pengambilan Data BSC Daily 1. Langkah 1 Masukan Kode untuk pilihan BSC 2. Langkah 2 Pilih Kode BSC yang akan diambil data performansinya. 41

3. Langkah 3 Masukan Object Agregation 4. Langkah 4 Masukan Band Aggregation Level Selection 5. Langkah 5 Masukan Time Period Selection 42

6. langkah 6 Masukan Time Aggregation Level Selection Data yang sudah diambil melalui 6 langkah diatas tadi, selanjutnya akan disimpan secara otomatis di server OSS. Untuk mengambilnya diperlukan username dan password OSS yang biasanya masing-masing tekhnisi sudah memiliki otoritas tersebut. Sebagai catatan, bahwa data yang terdapat diserver belum berupa data matang. File OSS yang diambil berupa file text (.txt), selanjutnya kita harus mengconvert file tersebut kedalam bentuk excel (.xls) untuk kemudian kita olah menjadi data perfromansi melalui table dan pivot chart. 43

III.4.2 Proses Pengambilan Data Site Hourly 1. Langkah 1 Masukan Kode untuk pilihan BCF 2. Langkah 2 Pilih Kode Site yang akan diambil data performansinya. 44

3. Langkah 3 Masukan Object Agregation 4. Langkah 4 Masukan Band Aggregation Level Selection 5. Langkah 5 Masukan Time Period Selection 45

6 Langkah 6 Masukan Time Aggregation Level Selection Sama seperti pengambilan data BSC Daily, data yang sudah di proses akan disimpan secara otomatis didalam server OSS dalam bentuk tex (.txt), yang selanjutnya harus di konversi kedalam bentuk excel (.xls ) yang kemudian dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan data performansi dalam bentuk pivot table dan chart. III.5 Data Performansi Data yang sudah kita ambil dari server OSS dan sudah diolah menjadi pivot table dan chart. Hasilnya akan berupa kualitas performansi jaringan suatu BSC atau BTS. Bila data yang kita ambil adalah data BSC, maka kita akan mengetahui kondisi site-site yang berada dibawah kontrol BSC tersebut. Tetapi bila yang kita ambil adalah data BCF, maka kita bisa mengetahui kondisi performansi sektor-sektor dari BCF tersebut secara lebih detail. Yang menjadi acuan utama dari kondisi perfromansi site-site adalah kualitas TCH ( Trafiic Channel ) Drop dan SDCCH ( Standalone Dedicated Control Channel ) drop. Bila kita mendapatkan suatu kondisi site yang bermasalah, selanjutnya kita harus mentelusuri lebih dalam lagi. Dibagian sektor mana site tersebut mengalami penurunan performansi, dari hal tersebut kita bisa melakukan pengecekan melalui 46

MML command untuk mengetahui alarm apa yang ada di sektor tersebut. Biasanya jika terjadi penurunan performansi, sering kali alarm 7745 Channel Failure Rate Above Defined Threshold muncul di sektor bermasalah. Berikut contoh data chart perfromansi BSC cihuni 3. 1. TCH Drop Rate BSC Cihuni3 Daily Chart 3.7 TCH Drop Rate BSC CIHUNI3 Data diatas menggambarkan kondisi TCH Drop selama 1 minggu, mulai dari 12-18 Mei 2010. terlihat dari data statistik diatas terdapat salah satu site yang nilai TCH drop nya tinggi bila dibandingkan oleh kondisi site-site lainnya, site tersebut itu adalah SERPONGRYTGRMG1. 47

2. SDCCH Drop Rate BSC Cihuni3 Daily Chart 3.8 SDCCH Drop Rate BSC CIHUNI3 Statistik diatas menggambarkan kondisi SDCCH Drop Rate BSC Cihuni selama satu minggu dari 12-18 Mei 2010. dari gambar diatas, terlihat satu site yang memiliki nilai SDCCH yang berada diatas nilai rata-rata. Site tersebut adalah CILEDUGGRIYAMG3. Sama halnya dengan TCH Drop rate, unutk mentelusuri lebih dalam lagi, kita bisa melakukan pengecekan melalui MML Command pada BSC. 48

3. TCH Drop PALEMMNSTGRMG Hourly Chart 3.9 Statistik TCH Drop Hourly Palemmnstrmg 4. SDCCH Drop PALEMMNSTGRMG Hourly Gambar 3.10 Statistik SDCCH Drop Hourly Palemmnstrmg 49