MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

dokumen-dokumen yang mirip
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN KOMPLIKASI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark

BAB 1 PENDAHULUAN. urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

Diajukan oleh RA Oetari

INTISARI. Endah Dwi Janiarti; Erna Prihandiwati; Anna Apriyanti

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

PROGRAM SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015). Hipertensi. menjadi berkurang (Karyadi, 2002).

KARAKTERISTIK PENDERITA RETINOPATI HIPERTENSI YANG DATANG BEROBAT KE POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2012-MEI 2013.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS WINDUSARI, KABUPATEN MAGELANG KABUPATEN MAGELANG

Evaluasi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Primer Usia 45 Tahun Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan

PROFIL PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK GINJAL-HIPERTENSI.

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

darah. Kerusakan glomerulus menyebabkan protein (albumin) dapat melewati glomerulus sehingga ditemukan dalam urin yang disebut mikroalbuminuria (Ritz

POLA REGIMENTASI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL DI INSTALASI RAWAT INAP RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA MILHA NINDYA SASMITA

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

Tugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Lusiana Rizqi M DIPLOMA 3 FARMASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

NASKAH PUBLIKASI TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN HEMODIALISIS MENGENAI GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X PADA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami penurunan (Pickering, 2008). Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan air dalam bentuk urine (Stein, 2007). Gagal Ginjal Kronik (GGK)

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs,

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

Tarigan N.S, Tarigan A, Sukohar A, Carolia N Faculty of Medicine Lampung University

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan di masyarakat

ABSTRAK PREVALENSI TUBERKULOSIS PARU DI RUMAH SAKIT PARU ROTINSULU BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2007

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

Transkripsi:

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD UNDATA PALU TAHUN 2012 Nur Asmar Salikunna*, Ichsan Noor** * Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako ** Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako ABSTRACT Hypertension is still a common health problem worldwide. Hypertension and chronic kidney disease is closely related. The use of hypertension rationally in hypertension patients accompanied with chronic kidney disease is highly important to reduce the risk of cardiovascular event and delay the progression damage of renal. To know the rationality of using antihypertensive drugs in hypertension patients with chronic kidney disease in hospitalized patients in RSUD Undata Palu in 2012. This study is a descriptive retrospective study with medical record as a source of data with the amount of sample 95 and taken by consecutive sampling method. The analysis used in the study is analysis of patient description and analysis of rationality. From the patient description it was obtained that 6,3% patients were at age <30 years old, 12,6% at age 31 40 years old, 29,5% at age 41 50 years old, 33,7% at age 51 60 years old, and 17,9% at age >60 years old. According to sex, 54,7% were male and 45,3% were female. 23,2% samples reached the target blood pressure, oppositely, 76,8% did not reach the target blood pressure. 50,5% patients were discharged with a good condition, and 49,5% were not fully recovered when they discharged. Combination of CCB and diuretic were mostly prescribed, with percentage of 42,1%, CCB 25,3%, diuretic 23,2%, combination of diuretic, CCB, and ACE inhibitor 4,2%, combination of CCB and ACE inhibitor 3,2%, combination of diuretic and ACE inhibitor 2,1%. From the analysis of rationality of medication, it is obtained 100% appropriate indication, 96,8% appropriate patient, 100% appropriate medication, 91,6% appropriate dose and rationality 88,4%. The rationality of the use of antihypertensive drugs in hypertension patients with chronic renal disease in hospitalized patients in RSUD Undata Palu in 2012 is 88,4%. This number is a result from the criteria appropriate patient and appropriate doses which is not fulfilled properly. Keywords: Rationality of Treatment, Antihypertensive, Hypertension, Chronic kidney disease 17 Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien...

ABSTRAK Hipertensi merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Hipertensi dan penyakit ginjal kronik memiliki kaitan erat. Penggunaan antihipertensi secara rasional pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik sangat penting dalam mengurangi risiko terjadinya kardiovaskular dan memperlambat progresi kerusakan ginjal. Mengetahui rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di RSUD Undata Palu tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan rekam medik sebagai sumber data dengan jumlah sampel sebanyak 95 orang diambil secara Consecutive sampling. Analisis hasil penelitian berupa analisis deskripsi pasien dan analisis rasionalitas. Dari deskripsi pasien didapatkan 6,3% pasien pada umur <30 tahun, 31-40 tahun 12,6%, 41-50 tahun 29.5%, 51-60 tahun 33,7%, >60 tahun 17,9%. Laki-laki 54,7% dan perempuan 45,3%. Mencapai tekanan darah target 23,2%, tidak mencapai tekanan darah target 76,8%. Pasien pulang keadaan membaik 50,5% dan belum sembuh 49,5%. Kombinasi CCB dan diuretik paling banyak diresepkan yaitu 42,1%, CCB 25,3%, diuretik 23,2%, kombinasi diuretik, CCB dan ACE inhibitor 4,2%, kombinasi CCB dan ACE inhibitor 3,2%, kombinasi diuretik dan ACE inhibitor 2,1%. Analisis rasionalitas pengobatan didapatkan: tepat indikasi 100%, tepat pasien 96,8%, tepat obat 100%, tepat dosis 91,6% dan rasionalitas 88,4%. Rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 adalah 88,4% akibat tidak terpenuhinya kriteria tepat pasien dan tepat dosis. Kata kunci: Rasionalitas pengobatan, Antihipertensi, Hipertensi, Penyakit ginjal kronik 18 Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien...

A. PENDAHULUAN Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan dengan angka kejadian tinggi, berkaitan dengan angka mortalitas dan morbiditas yang ditimbulkan akibat munculnya komplikasi, terutama berkaitan dengan penyakit kardiovaskular. Pengobatan yang tepat untuk mencapai tekanan darah target merupakan hal yang penting dalam mencegah komplikasi yang bisa muncul. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi nasional mencapai 31,7%. Insiden hipertensi juga menempati urutan ke-7 dari 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit selama tahun 2010, dan urutan ke-8 dari 10 besar pe nyakit rawat jalan di rumah sakit selama tahun 2010. Salah satu penyakit yang memiliki kaitan erat dengan hipertensi adalah penyakit ginjal kronik. Dimana hipertensi yang berkepanjangan dapat berujung pada penyakit ginjal stadium akhir, demikian pula kerusakan ginjal yang berat juga dapat menimbulkan hipertensi. Hipertensi merupakan komplikasi umum pada penyakit ginjal kronik dan biasanya berkembang dengan peningkatan kerusakan ginjal dan memiliki komplikasi yang berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat. Hipertensi yang tidak ditangani dengan tepat meningkatkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular, misalnya hipertrofi ventrikel serta penurunan fungsi ginjal lebih cepat. Hipertrofi ventrikel kiri dan kardiomiopati merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi pada pasien penyakit ginjal kronik dengan hipertensi yang tidak ditangani dengan tepat. Penggunaan obat yang rasional adalah penggunaan obat yang sesuai dengan kebutuhan klinis pasien dalam jumlah, masa, dan dengan biaya terendah. [4] Penggunaan obat harus diberikan dengan tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan senantiasa waspada terhadap kemungkinan terjadinya efek samping obat yang tidak diinginkan. B. METODE Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder berupa rekam medis, serta memperhatikan kaidah dan etika dalam melakukan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Consecutive sampling, yaitu memasukkan kriteria yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Analisis data berupa analisis univariat yang terdiri atas analisis deskripsi pasien dan analisis rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 dengan membandingkan hasil yang didapatkan dengan panduan pelayanan medik PAPDI dan literatur lain yang terkait. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret-april tahun 2013. Tempat penelitian adalah di RSUD Undata Palu. 19 Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien...

C. HASIL DESKRIPSI PASIEN Hasil penelitian menggunakan data dari 95 pasien dengan deskripsi yang mencakup umur, jenis kelamin, pencapaian tekanan darah target, keadaan pulang serta distribusi frekuensi obat yang diberikan yang disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Deskripsi pasien berdasarkan umur, jenis kelamin, pencapaian tekanan darah, keadaan pulang dan antihipertensi yang diberikan Frekuensi Persentase (%) Umur (tahun) <30 6 6.3 31-40 12 12.6 41-50 28 29.5 51-60 32 33.7 >60 17 17.9 Jenis kelamin Laki-laki 52 54.7 Perempuan 43 45.3 Pencapaian tekanan darah Mencapai target 22 23.2 Tidak mencapai target 73 76.8 Keadaan pulang Membaik 48 50.5 Belum sembuh 47 49.5 Antihipertensi yang diberikan Diuretik 22 23.2 Calcium Channel Blocker (CCB) 24 25.2 Diuretik & CCB 40 42.1 Diuretik & ACE inhibitor 2 2.1 CCB & ACE inhibitor 3 3.2 Diuretik, CCB & ACE inhibitor 4 4.2 Pada tabel 1 diatas didapatkan proporsi penderita tertinggi berada pada kelompok umur 51-60 tahun yaitu 33,7%, dan proporsi terendah pada kelompok umur <30 tahun yaitu 6,3%, persentase laki-laki sebesar 54,7% dan perempuan 45,3%. Sebesar 23,2% mencapai tekanan darah target, 50,5% pulang dengan keadaan membaik, dan pasien paling banyak mendapatkan kombinasi diuretik & CCB sebesar 42,1%. RASIONALITAS ANTIHIPERTENSI Rasionalitas dan kriteria PENGGUNAAN ketepatan penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 disajikan pada tabel berikut. Tabel 2. Kriteria ketepatan dan rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan PGK berdasarkan umur yang dirawat inap di RSUD Undata Palu Umur (tahun) Tepat tahun 2012 Kriteria ketepatan Indikasi Pasien Obat Dosis Tidak Tidak Tidak Tidak Tepat Tepat Tepat Rasional tepat tepat tepat tepat Rasionalitas Tidak Rasional % % % % % % % % % % % <30 6.3 0 6.3 0.0 6.3 0 6.3 0 6.3 0 6.3 31-40 12.6 0 12.6 0.0 12.6 0 12.6 0 12.6 0 12.6 41-50 29.5 0 27.4 2.1 29.5 0 29.5 0 27.4 2.1 29.5 51-60 33.7 0 33.7 0.0 33.7 0 33.7 0 33.7 0 33.7 >60 17.9 0 16.8 1.1 17.9 0 9.5 8.4 8.4 9.5 17.9 100 0 96.8 3.2 100 0 91.6 8.4 88.4 11.6 100 20 Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien...

Ket: : Persentase ketepatan kriteria rasionalitas yang diteliti pada semua kelompok umur : Persentase jenis ketidaktepatan berdasarkan kelompok umur : Persentase rasionalitas penggunaan antihipertensi Pada tabel 1 diatas didapatkan bahwa berdasarkan ketepatan indikasi didapatkan 100% tepat, ketepatan pasien sebanyak 92 pasien (96,8%) yang memenuhi kriteria tepat pasien dan 3 pasien (3,2%) tidak sesuai kriteria tepat pasien. Berdasarkan kelompok umur, ketepatan pasien tidak terpenuhi pada kelompok umur 41-50 sebanyak 2 pasien (2,1%) dan kelompok umur >60 tahun sebanyak 1 pasien (1,1%). Kriteria ketepatan obat didapatkan 100% tepat, sedangkan ketepatan dosis sebanyak 87 pasien (91,6%) yang memenuhi kriteria tepat dosis dan 8 pasien (8,4%) tidak sesuai kriteria tepat dosis. Berdasarkan kelompok umur, kriteria ketepatan dosis yang tidak terpenuhi seluruhnya berada pada kelompok umur >60 tahun. Berdasarkan analisis didapatkan penggunaan obat yang rasional pada 84 pasien (88,4%) dan 11 pasien (11,6%) yang tidak rasional. Berdasarkan kelompok umur, penggunaan obat yang dikategorikan tidak rasional berada pada kelompok umur >60 tahun sebanyak 9 pasien (9,5%) yang terdiri dari 8 pasien (8,4%) tidak memenuhi ketepatan dosis dan 1 pasien tidak memenuhi kriteria ketepatan pasien, sedangkan pada kelompok umur 41-50 tahun didapatkan sebanyak 2 pasien (2,1%) yang mendapatkan pengobatan yang tidak rasional karena tidak memenuhi ketepatan pasien. Penggunaan obat dikatakan rasional jika seluruh kriteria rasionalitas tergolong tepat. Tabel 3. Kriteria ketepatan dan rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan PGK berdasarkan jenis Jenis kelamin kelamin yang dirawat inap di RSUD Tepat Ket: Undata Palu tahun 2012 Kriteria ketepatan Indikasi Pasien Obat Dosis Tidak Tidak Tidak Tidak Tepat Tepat Tepat Rasional tepat tepat tepat tepat : Persentase jenis Rasionalitas Tidak Rasional % % % % % % % % % % % Laki-laki 54.7 0 51.6 3.2 54.7 0 48.4 6.3 45.2 9.5 54.7 Perempuan 45.3 0 45.3 0 45.3 0 43.2 2.1 43.2 2.1 45.3 100 0 96.8 3.2 100 0 91.6 8.4 88.4 11.6 100 ketidaktepatan berdasarkan jenis kelamin Pada tabel 2 diatas didapatkan bahwa ketidaktepatan didapatkan pada kriteria ketepatan pasien dan ketepatan dosis. Kriteria ketepatan pasien tidak terpenuhi pada 3 pasien 21 Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien...

(3,2%) dan seluruhnya terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki. Kriteria ketepatan dosis juga tidak terpenuhi sebanyak 8 pasien (8,4%) terdiri atas 6 pasien (6,3%) berjenis kelamin laki-laki dan 2 pasien (2,1%) berjenis kelamin perempuan. Ketidaktepatan ini menyebabkan adanya penggunaan obat yang tidak rasional sebanyak 11 pasien (11,6%) yang terdiri atas 9 pasien (9,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 2 pasien (2,1%) berjenis kelamin perempuan. D. PEMBAHASAN Ketepatan indikasi artinya pemberian obat harus berdasarkan adanya indikasi serta dengan diagnosis yang akurat. Pada penelitian ini didapatkan ketepatan indikasi adalah 100% tepat. Menurut panduan pelayanan medik PAPDI, terapi obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik dapat diberikan jika pasien tidak mencapai tekanan darah target yaitu <130/80 mmhg. Ketepatan indikasi juga dengan melihat keakuratan diagnosis, dimana pemberian obat harus didasarkan diagnosis yang tepat. Pada penelitian ini, didapatkan seluruh pasien dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan kreatinin serum yang penting dalam menentukan laju filtrasi glomerulus. Pada sebagian pasien juga dilakukan pemeriksaan USG abdomen dan urinalisis. Ketepatan pasien adalah pemilihan obat yang disesuaikan dengan melihat ada tidaknya kontraindikasi yang tercatat di rekam medik pada pasien. Dari data pasien didapatkan kontraindikasi yang ditemukan adalah pemberian furosemide pada pasien yang mengalami anuria. Sedangkan untuk obat yang lainnya tidak ditemukan adanya kontraindikasi pada pasien. Akan tetapi, data ini memiliki kekurangan karena tidak dapat menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya mengingat data yang digunakan adalah data sekunder berupa rekam medik. Hasil analisis untuk ketepatan obat adalah 100% tepat. Menurut panduan pelayanan medik PAPDI, pasien hipertensi dengan penyakit lainnya (termasuk penyakit ginjal kronik), baik golongan diuretik, CCB, ARB, ACE inhibitor, dan Beta blocker dapat digunakan bila diperlukan. Adapun golongan obat yang digunakan adalah dari golongan diuretik, CCB dan ACE inhibitor, sehingga ketepatan jenis obat antihipertensi yang diberikan pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 dikatakan sudah sepenuhnya tepat. Ketepatan dosis dinilai dengan melihat rekam medik masing-masing pasien. Dan dari hasil analisis didapatkan ketepatan dosis 91,6%. Ketidaktepatan dosis yang ditemukan adalah dosis amlodipine yang terlalu besar dari yang direkomendasikan pada pasien lanjut usia, dimana dosis obat yang diberikan adalah dosis obat maksimal untuk pasien dewasa, sementara seharusnya dosis obat pada pasien lanjut usia adalah separuh dari dosis yang 22 Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien...

diberikan pada pasien dewasa. Penyesuaian dosis juga diperlukan pada pasien lanjut usia, terutama dikarenakan adanya perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik yang terjadi pada pasien lanjut usia. Obat golongan ACE inhibitor yaitu kaptopril dan lisinopril memerlukan penyesuaian dosis terkait dengan adanya kerusakan ginjal karena obat jenis ini dieliminasi dan diekskresi secara utuh melalui ginjal. Pada penelitian ini didapatkan penyesuaian dosis sudah tergolong tepat. Dari hasil analisis rasionalitas, didapatkan bahwa rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di RSUD Undata Palu tahun 2012 adalah 84 pasien (88,4%) yang dikatakan rasional dan 11 pasien (11,6%) yang tidak rasional. Penggunaan obat dikatakan rasional jika memenuhi 4 dari 5 kriteria rasionalitas, karena kewaspadaan terhadap efek samping tidak dapat diteliti. Penggunaan obat yang tidak rasional diakibatkan adanya kriteria ketepatan yang tidak terpenuhi yaitu kriteria ketepatan dosis pada pasien >60 tahun sebanyak 9 pasien (9,5%) yang terdiri dari 8 pasien (8,4%) tidak memenuhi ketepatan dosis dan 1 pasien tidak memenuhi kriteria ketepatan pasien, sedangkan pada kelompok umur 41-50 tahun didapatkan sebanyak 2 pasien (2,1%) yang mendapatkan pengobatan yang tidak rasional karena tidak memenuhi ketepatan pasien. Banyaknya penggunaan obat yang tidak rasional pada pasien lanjut usia (>60 tahun) paling banyak disebabkan tidak terpenuhinya ketepatan dosis yang seharusnya mendapat perhatian khusus terutama berkaitan dengan pengaturan dosis yang seharusnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. E. KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Ketepatan indikasi penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 adalah 100%. 2. Ketepatan pasien dalam penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 adalah 96,8%. 3. Ketepatan obat antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 adalah 96,8%. 4. Ketepatan dosis penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 adalah 91,6%. 5. Rasionalitas penggunaan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal kronik di instalasi rawat inap RSUD Undata Palu tahun 2012 adalah 88,4%. 23 Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien...

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah bagi institusi setempat agar lebih mempertimbangkan penggunaan antihipertensi yang lebih rasional pada pasien dengan penyakit ginjal kronik terkait pentingnya pengontrolan hipertensi pada pasien penyakit ginjal kronik. Selain itu, bagi peneliti lain perlu diadakan penelitian lebih lanjut secara prospektif mengenai variabel-variabel yang lebih luas agar dapat diketahui keadaan pasien pada saat penelitian. 24 Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien...

F. DAFTAR PUSTAKA 1. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J, editors. Harrison s Principles of Internal Medicine 17 th Edition. USA: McGraw-Hills; 2008 5. Martono HH, Nasution I, Andayani R. Penggunaan obat secara rasional pada usia lanjut. In: Pranarka K, Martono H, editors. Buku Ajar Geriatri (IlmuKesehatan usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. 2. Guyton AC, Hall J. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC;2008 3. Katzung BG, editor. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. Jakarta: EGC; 2011 4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2010. 2011 [Cited 2012 Dec 20]. Available From: http//:www.depkes.go.id. 6. Rani AA, Soegondo S, Nasir AUZ, Wijaya IP, Nafrialdi, Mansjoer A, editors. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia; 2006. 7. World Health Organization. Guide to Good Prescribing. Yogyakarta: (Reprinted by) Gadjah Mada University 2006 25 Nur Asmar Salikunna & Ichsan Nur, Rasionalitas Penggunaan Antihipertensi pada pasien...