GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYINYA DI PUSKESMAS PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo

GAMBARAN PERSEPSI IBU MENYUSUI MENGENAI ASI EKSKLUSIF YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS DANUREJAN 1 YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

GAMBARAN TINGKAT PENGATAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT ASI EKSKLUSIF DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CILACAP UTARA

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE MEMPERLANCAR PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 6 12 BULAN. Di Desa Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo ANAN A

PENELITIAN. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Di Desa Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktif tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. Oleh : Daniel

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Anita Puspitaningrum NIM :

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

GAMBARAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI BARU LAHIR PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH BANTUL

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI SAAT MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6 BULAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN Di Desa Karangan Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BONA F. P. BANJARNAHOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN CARA MEMERAH ASI PADA IBU MENYUSUI YANG BEKERJA DI DESA MATANG SEULIMENG KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

Sugiarti dan Vera Talumepa

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

Tine Agustine, 2008, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : H. Tisna Sukarna, dr., SpA

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYINYA DI PUSKESMAS PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: ENNY SAFITRI 1112172 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Gambaranpengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta. Usulan penelitian ini telah dapat di selesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih setulustulusnya kepada : 1. Kuswanto Hardjo, dr.,m.kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 3. Ratih Kumorojati, S.Si.T.,M.Kes selaku Pembimbing serta penguji II yang telah membimbing dan mengarahkan penulisan dalam penyusunan usulan penilitian. 4. Dra. Umu Hani Edi Nawangsih,S.ST.,M.Kes selaku Penguji I dalam pembuatan usulan penilitian. 5. Drg.Risa Dhiana Permatasari selaku Kepala Puskesmas Pakualaman, yang telahmemberikanijinpadapenulisuntukstudipendahuluandanmelakukanpeneli tian. 6. Muhamat Nofiyanto, M.Kep selaku Ketua PPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 7. Teman-teman seperjuangan dan Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah memberikan do a, support dan bantuan kepada penulis. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semua sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini berguna bagi semua. Yogyakarta, Oktober 2015 Penulis vii

DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR BAGAN... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii INTISARI... xiii ABSTRACT... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Pengetahuan... 7 B.Air Susu Ibu (ASI... 11 C.Pengertian Ibu Bekerja... 20 D.Manajemen Menyusui Pada Ibu Bekerja... 21 E.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif... 24 F.Kebijakan Pemerintah... 31 G.Kerangka Teori... 33 H.Kerangka Konsep... 34 I.Pertanyaan Penelitian... 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 35 B. Lokasi Dan Waktu Penelitian... 35 C. Populasi Penelitian... 35 D. Sampel Penelitian... 36 E. Variabel Penelitian... 37 F. Definisi Operasional... 37 G.Alat Dan Metode Pengumpulan Data... 37 H. Validitas Dan Reliabilitas... 39 I. Metode Pengolahan Dan Analisis Data... 41 J. Etika Penilitian... 43 viii

K. Jalannya Penilitian... 44 BAB IV HAIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...... 50 B. Pembahasan... 50 C. Keterbatasan Penelitian... 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 58 B. Saran... 59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

DAFTAR BAGAN Hal Bagan 2.1 Kerangka Teori...33 Bagan 2.2 Kerangka Konsep...34 x

DAFTAR TABEL Hal Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian... 37 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner... 38 Tabel 4.1 Karakteristik Responden... 46 Tabel 4.2 Distribusi Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja Dalam Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayinya... 47 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Pengertian ASI Eksklusif... 48 Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Komposisi ASI Eksklusif... 48 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Manfaat ASI Eksklusif... 49 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Cara Menyusui Yang Benar... 49 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Cara Menyimpan ASI Perah... 50 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Cara Memerah ASI... 50 xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Pernyataan Sebagai Responden Lampiran 3. Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4. Kuesioner Penelitian Lampiran 5. Kunci Jawaban kuesioner Lampiran 6. Surat IzinUji Validitas Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Lampiran 8. Hasil Uji Validitas Lampiran 9. Hasil Penelitian Lampiran 10. Lembar Bimbingan xii

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYINYA DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA Enny Safitri 1 Ratih Kumorojati 2 INTISARI LatarBelakang: Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi tunggal terbaik, yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi di bulan-bulan pertama kehidupan. Dalam era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sehingga pemberian ASI Eksklusif mungkin tidak tercapai (Mardiati, 2008). Cakupan ASI Eksklusif terndah yaitu di Kota Yogyakarta sebesar 51,6%. Cakupan ASI Eksklusif terndah di kota yogyakarta yaitu Puskesmas Pakualamansebesar 10,9%. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di antara lain faktor internal, eksternal dan faktor lainnya. Kegagalan dalam memberikan ASI Eksklusif karena ASI tidak lancar, ibu merasa tidak nyaman bila harus memerah ASI, dan lain-lain Tujuanpenelitian: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta. Metode: Metode penelitian deskriptif kuantitatif, pelaksanaan penelitian dilaksankan di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta, pada bulan November 2015. Penelitian ini menggunakan teknik Aksidental sampling, sejumlah 31 responden yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang tidak ASI eksklusif. Alat pengumpulan data adalah kuesioner, analisa data menggunakan analisis univariat. Hasilpenelitian: Mayoritas tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta yaitu 20 berpengetahuan cukup terdiri dari pengertian ASI Eksklusif masuk pada kategori cukup yaitu 14 responden, manfaat ASI masuk pada kategori cukup yaitu 17 responden, cara menyusui yang benar masuk pada kategori cukup yaitu 16 responden, cara memerah ASI masuk pada kategori cukup yaitu 13 responden dan komposisi ASI Eksklusif masuk pada kategori kurang yaitu 19 responden, cara meyimpan ASI Eksklusif masuk pada kategori kurang yaitu 14 responden. Kesimpulan: Mayoritas tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif memiliki tingkat pengetahuan cukup dan terdapat tingkat pengetahuan kurang pada komposisi ASI Eksklusif, dan cara meyimpan ASI Eksklusif. Kata Kunci: Pengetahuan, ASI Eksklusif 1 Mahasiswa Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta xiii

THE DESCRIPTION OF WORKING MOTHERS IN GIVING EXCLUSIF BREAST MILK TO HER BABY IN THE HEALTH CENTER PAKULAMAN YOGYAKARTA Enny Safitri 1 Ratih Kumorojati 2 ABSTRACT Background of study: Breast milk is nutrient best of single that can meet all the nutritional needs infants in the first month of life. In the era of glabalization, many mother work, this situation is often an obstacle for the mother to give breast milk exclusive to their babies so that exclusive breast milk not be reached. The lowest coverage of breast milk exclusive in yogyakarta city about 51,6 %. The lowest coverage of exclusife breast milk in the city of yogyakarta about 10,9%. Factors affecting exclusife breastfeeding are internal factors, external factors and the other factors. failure to provide exclusive breastfeeding because breast milk is not smooth, the mother feel uncomfortable when to be flushed breast milk, and other. Objective of study:this research aims to identify the working mothers in giving exclusive breast milk to her baby in the health center pakualaman yogyakarta Research Methods:This study used quantitative descriptive methods, research carried out in the health center pakualaman on november 2015, the sampilng method of aksidental is amounted 31 responden that have infants aged 0-6 bulan months and not breastfeeding evclusive. Data collection tool was a questionnaire, and the analysis of data used univariate analysis. Results:The working mothers knowledge level of giving exclusive breast milk to her baby in the health center pakualaman yogyakarta shows that 20 respondens in adequate categories, 14 respondens, are in adequate category about the definition of exclusive breast milk, 17 respondens are in adequate category about the benefits of exclusive breast milk, 16 respondens are in adequate category about the breastfeeding right steps, 13 respondens are in adequate category about the steps flushed of breast milk and 19 responden are in less category about the composition of exclusive breast milk, 14 responden are in less category about the steps store of exclusive breast milk. Conclusions: The mayority of the working mothers knowledge level of giving exclusive breast milk to her baby are in adequate knowledge level and there are less knowledge level in composition of exclusive berastfeeding and steps store exclusive breastfeeding. Keywords: Knowledge Level,exclusive breastfeeding 1. Student of Stikes A.Yani Yogyakarta 2. Lecturer of Midwifery Programof Stikes A.Yani Yogyakarta xiv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi tunggal terbaik, yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi di bulan-bulan pertama kehidupan (Roesli, 2009). Menurut Roesli (2007), nilai nutrisi ASI lebih besar dibandingkan susu formula, karena mengandung lemak, karbohidrat, protein dan air dalam jumlah yang tepat untuk pencernaan, perkembangan otak, dan pertumbuhan bayi. Kandungan nutrisinya yang unik menyebabkan ASI memiliki keunggulan yang tidak dapat ditiru oleh susu formula apapun. Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan bahwa pemberian ASI harus dilakukan secara eksklusif, yakni pemberian ASI selama 6 bulan pertama kehidupan bayi tanpa disertai makanan tambahan apapun (Roesli, 2009). Menurut WHO dan UNICEF dari 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia, hanya 32,6% dari mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama. Sementara di negara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif (UNICEF, 2011). Upaya pencegahan penyakit merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan suatu tingkat kesehatan pada individu dan masyarakat. Hal ini juga berkaitan dengan tercapainya The Millennium Development Goals on Health, salah satunya menurunkan angka kematian bayidi bawah usia 2 tahun. Kekurangan gizi masih merupakan salah satu isu sentral yang masih melatarbelakangi kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit infeksi. Pemberian ASI merupakan salah satu strategi utama untuk memenuhi cakupan gizi untuk mencegah penyakit dan kematian akibat infeksi (diare) pada tahun-tahun awal kehidupan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih 1

2 rendah terkena infeksi telinga, infeksi pernafasan, diare dan kelainan kulit atopik. Pemberian ASI eksklusif ini juga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas (Roesli, 2009). Menurut UNICEF, ASI eksklusif dapat menekankan angka kematian bayi di Indonesia. Dari 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun dapat di cegah melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak jam pertama setelah kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi. WHO, UNICEF, dan Departemen Kesehatan Republik melalui SK Menkes No.450/Menkes/SK/IV/2004 telah menetapkan rekomendasi tersebut, dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama (Prasetyono, 2009). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 Presentase bayi yang menyusu Eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Indonesia meningkat dari 33,6% pada tahun 2010 menjadi 38,5% pada tahun 2011 sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 54,3% dari tahun 2012 sebesar 48,6%. Presentase pemberian ASI Eksklusif terdapat di Nusa Tenggara Barat sebesar 79,74% di ikuti oleh Sumatera Selatan sebesar 74,49%, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 74,37%. Sedangkan presentase pemberian ASI Eksklusif terendah terdapat di Provinsi Maluku sebesar 25,21% di ikuti oleh Jawa Barat sebesar 33,65% dan Sulawesi Utara sebesar 34,67% (Dinkes, 2013). Target cakupan pemberian ASI Eksklusif di Provinsi DIY tahun 2012 sebesar 80%. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2013 tertinggi pertama di Kabupaten Sleman sebesar 80,5%, diikuti Kulonprogo sebesar 70,4%, Bantul sebesar 62,0%, Gunung Kidul 56,6% dan yang terakhir di Kota Yogyakarta sebesar 51,6%. Cakupan

3 ASI Eksklusif Kota Yogyakarta meningkat dari 46,4% tahun 2012 menjadi 51,6% pada tahun 2013. Meski demikian cakupan ASI Eksklusif Kota Yogyakarta mengalami presentase terendah (Dinkes, 2014). Provinsi DIY disisi lain sarana di Kota Yogyakarta pada tahun 2013, Puskesmas Pakualaman memiliki cakupan ASI Eksklusif terendah di Provinsi DIY sebesar 10,9%. Bahkan berdasarkan data Puskesmas Pakualaman mengalami penurunan dari tahun ke tahun yakni pada tahun 2013 sebesar 10,9% (Dinkes DIY, 2014). Dalam era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sehingga pemberian ASI Eksklusif mungkin tidak tercapai (Mardiati, 2008). Bekerja bukan alasan menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Pengetahuan yang benar tentang menyusui, adanya perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif (Roesli, 2007). Pengetahuan yang rendah tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI Eksklusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Kemungkinan pada saat pemeriksaan kehamilan (Antenatal care), mereka tidak memperoleh penyuluhan intensif tentang ASI Eksklusif, kandungan dan manfaat ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika tidak memberikan ASI Eksklusif (Roesli, 2007). Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan peneliti pada tanggal 6 oktober 2015 di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta di lakukan wawancara pada 16 ibu yang bekerja dan mempunyai bayi 0-6 bulan. Diketahui bahwa 10 ibu gagal dalammemberikan ASI Eksklusif dan 6 ibu masih memberikan ASI Eksklusif pada

4 bayinya. Data 16 ibu bekerja yang memberikan ASI Eksklusif setiap 3-4 jam sebanyak 3 orang dan setiap 8 jam sebanyak 13 orang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pakualaman antara lain faktor internal (pengetahuan, sikap), faktor eksternal (peranan ayah, perubahan sosial budaya), faktor-faktor lain (ASI tak cukup, susu formula). Kegagalan dalam memberikan ASI Eksklusif karena ASI tidak lancar, ibu merasa tidak nyaman bila harus memerah ASI, ibu merasa praktis jika menggunakan susu formula, payudara lecet, ibu tidak terlalu paham tentang cara peyimpanan ASI yang benar. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu Bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya di Wilayah Kerja Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan makan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya di Wilayah Kerja Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja yang meliputi pengertian ASI Eksklusif, komposisi ASI, manfaat ASI, cara menyusui yang benar, cara

5 menyimpan ASI perah dan cara memerah ASI di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Manfaat Teoritis Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Institusi Stikes Achmad Yani Yogyakarta Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bacaan mahasiswa terutama yang berhubungandengan Pemberian ASI Eksklusif. b. Bagi Puskesmas Pakualaman Yogyakarta Sebagai upaya untuk meningkatkan kebijakan yang berkaitan dengan ASI eksklusif. c. Bagi ibu bekerja Menambah informasi dan pengetahuan kepada ibu yang bekerja tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayinya.

6 E. Keaslian Penelitian No Nama/Judul Metodologi Penelitian 1 Daniel (2013) Desain penelitian Gambaran deskriptif dengan Pengetahuan pendekatan cross Wanita pada Usia sectional. Sampel Produktif tentang diambil dengan teknik Air Susu Ibu (ASI) consecutive sampling Eksklusif di Dusun sebanyak 40 III, Desa Sei responden. Baharu, Kecamatan Instrumen yang Hamparan Perak, digunakan adalah Kabupaten Deli kuesioner. Analisis Serdang. data dilakukan dengan rumus prosentase. 2 Astuti (2011) Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Cilacap Utara. 3 Ardani (2014) Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif dan Cara Pemberian Asi Pada Ibu Menyusui yang Bekerja Di Desa Kesambi Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey dengan metode deskriptif. Sampel diambil dengan teknik total sampling sebanyak 80 ibu menyusui. Data yang dikumpulkan dianalisis menggdistribusi frekuensi. Hasil Penelitian Pengetahuan tentang ASI eksklusif tergolong dalam kategori cukup. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif baik sebanyak 78%, Jenispenelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling sebanyak 52 orang. Instrumen penelitian kuesioner. Analisis data dengan rumus prosentase. Pengetahuan ibu menyusui yang bekerja tentang ASI Eksklusif di Desa Kesambi Kecamatan Mejobo kabupaten Kudus sebagian besar dalam kategori cukup sejumlah 19 orang (47,5%) Persamaan/ Perbedaan Persamaan: Desain penelitian deskriptif, variabel penelitian yaitu pengetahuan tentang ASI eksklusif, dan teknik analisis data Perbedaan: Sampel penelitian, waktu, tempat, dan teknik pengambilan sampel Persamaan: Desain penelitian deskriptif, variabel penelitian yaitu pengetahuan tentang ASI eksklusif, dan teknik analisis data Perbedaan: Sampel penelitian, waktu, tempat, dan teknik pengambilan sampel Persamaan: Desain penelitian, sampel penelitian, teknik sampling dan alat analisis Perbedaan: Judul dan lokasi penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 November 2015 di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta yang berada di sebelah barat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Puskesmas Pakualaman berada di Kecamatan Pakulaman. Pelayanan yang ada di Puskesmas Pakulaman meliputi pelayanan KIA ( Imunisasi dasar lengkap dan KB), Poli gigi, poli umum, laboratorium, dan ruang laktasi. Petugas di pelayanan KIA berjumlah 5 orang yang terdiri dari bidan konselor, bagian pendaftaran, penimbangan dan pemberian imunisasi. Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI eksklusif. Peran bidan dapat membantu ibu memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum yang terjadi. Peran bidan di Puskesmas Pakualaman dalam pemberian ASI eksklusif yaitu meyakinkan ibu bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibu dan membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyususi bayinya sendiri. 2. Karakteristik Responden a. Karakteristik responden berdasarkan umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden dapat didiskripsikan sebagai berikut: 45

46 Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) 1 Umur < 19 Tahun 1 3,2 20-35 Tahun 29 93,5 > 35 Tahun 1 3,2 Total 31 100 2 Pendidikan SD 3 9,7 SMP / SLTP 6 19,4 SMA / SMK 16 51,6 PT 6 19,4 Total 31 100 3 Pekerjaan Pedagang 6 19.4 Buruh/Tani 12 38.7 PNS 2 6.4 Wiraswasta 11 35.5 Total 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 November 2015 di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta yang berada di sebelah barat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Puskesmas Pakualaman berada di Kecamatan Pakulaman. Pelayanan yang ada di Puskesmas Pakulaman meliputi pelayanan KIA, Poli gigi, poli umum,ruang lab, dan ruang laktasi Tabel 4.1 menunjukkan bahwa umur responden sebagian besar adalah antara 20-35 tahun yaitu 29 responden atau 93,5%. Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMA / SMK yaitu 16 responden atau 51,6%. 3. Gambaran pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya di Puskesmas Pakualaman

47 Tabel. 4.2 No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik Cukup 2 18 6,4 58,0 Kurang 11 35,4 Total 31 100 a. Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang pengertian ASI Eksklusif Puskesmas Pakualaman Tabel 4.3 Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang pengertian ASI Eksklusif di Puskesmas Pakualaman No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 10 32,3 2 Cukup 14 45,2 3 Kurang 7 22,6 Total 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, 2015. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang pengertian ASI di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup yaitu 14 responden atau 45,2%. b. Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang komposisi ASI di Puskesmas Pakualaman Tabel 4.4 Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang komposisi ASI No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 3 9,7 2 Cukup 9 29,0 3 Kurang 19 61,3 Total 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, 2015.

48 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang komposisi ASI di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah kurang yaitu 19 responden atau 61,3%. c. Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang manfaat ASI Eksklusif di Puskesmas Pakualaman Tabel 4.5 Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang manfaat ASI Eksklusif No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 3 9,7 2 Cukup 17 54,8 3 Kurang 11 35,5 Total 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, 2015. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang manfaat ASI eksklusif di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup yaitu 17 responden atau 54,8%. d. Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyusui yang benar di Puskesmas Pakualaman Tabel 4.6 Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyusui yang benar di Puskesmas Pakualaman No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 10 32,3 2 Cukup 16 51,6 3 Kurang 5 16,1 Total 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, 2015. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyusui yang benar di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup yaitu 16 responden atau 51,6%.

49 e. Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyimpan ASI perah di Puskesmas Pakualaman Tabel 4.7 Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyimpan ASI perah di Puskesmas Pakualaman No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 7 26,6 2 Cukup 10 32,3 3 Kurang 14 45,2 Sumber : Data Primer Diolah, 2015. Total 31 100 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyimpan ASI perah di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah kurang yaitu 14 responden atau 45,2%. f. Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang cara memerah ASI di Puskesmas Pakualaman Tabel 4.8 Gambaran pengetahuan ibu bekerja tentang cara memerah ASI di Puskesmas Pakualaman No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1 Baik 6 19,4 2 Cukup 13 41,9 3 Kurang 12 38,7 Total 31 100 Sumber : Data Primer Diolah, 2015. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara memerah ASI di Puskesmas Pakualamansebagian besar adalah cukup yaitu 13 responden atau 41,9%.

50 4. AnalisisTabulasi Silang Analisis Tabulasi Silang Karakteristik Responden dan Tingkat Pengetahuan Ibu bekerja dalam memberikan ASI Eksklusifpad a bayinya Kategori Pengetahuan Ibu Bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif Total Baik Cukup Kurang F % F % F % F % Usia < 19 Tahun 0 0,0% 0 0,0 1 3,3% 1 3,3% 20 35 2 6,4% 17 55% 10 32% 29 93,4% Tahun >35 Tahun 0 0,0% 1 3,3% 0 0,0% 1 3,3% Total 2 6,4% 18 58,3% 11 35,3% 31 100% Pendidikan SD 0 0,0% 2 6,4% 1 3,3% 3 9,7% SMP 1 3,3% 2 6,4% 3 9,6% 5 19,3% SMA 1 3,3% 9 29% 6 19,3% 16 51,6% PT 0 0,0% 5 16,1% 1 3,3% 1 19,4% Total 2 6,6% 18 57,9% 11 35,5% 31 100% Pekerjaan Pedagang Buruh/Tani PNS TNI/POLRI Pensiunan 1 1 0 0 0 3,3% 3,3% 0,0% 0,0% 0,0% 3 7 1 0 0 9,6% 22,5% 3,3% 0,0% 0,0% 2 4 1 0 0 6,4% 12,9% 3,3% 0,0% 0,0% 6 12 2 0 0 19,3% 38,7% 6,6% 0,0% 0,0% Wiraswasta 0 0,0% 7 22,5% 4 12,9% 11 35,4% IRT 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% 0 0,0% Total 2 6,6% 1 57,9% 11 35,5% 31 100% Sumber : data primer 2015 B. Pembahasan 1. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayinya di Puskesmas Pakualaman Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayinya di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup sebanyak 18 orang atau 58,0%. Hal ini dipengearuhi oleh beberapa faktor karakteristik responden yaitu umur. Berdasarkan karakteristik umur responden sebagian

51 besar adalah berumur antara 20-35 tahun yaitu 29 responden atau 93,4%. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanti (2005), yang menyatakan bahwa usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, contohnya dalam pemberian ASI Eksklusif. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. 2. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang pengertian ASI Eksklusif di Puskesmas Pakualaman Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang pengertian ASI eksklusif di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup yaitu 12 responden atau 44,4%. Hal ini dikarenakan faktor karakteristik responden yaitu pendidikan dimana sebagian besar responden berpendidikan SMA. Pendidikan mempengaruhi pengetahuan yang diperolehhal ini karena makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap terhadap nilai- nilai yang baru diperkenalkan, termasuk mengenai ASI eksklusif. Responden dapat mengakses informasi baik dari media elektronik maupun media masa. Mardiati (2008), menyatakan informasi dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal yang memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Ibu- ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan atau hal- hal guna pemeliharaan kesehatannya. Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi dapat diperoleh dari mana saja misalnya artikel kesehatan reproduksi melalui internet dan buku.

52 3. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang komposisi ASIeksklusif di Puskesmas Pakualaman Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang komposisi ASI di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah kurang yaitu 17 responden atau 63,0%.%. Hal ini dikarenakan faktor kurangnya petugas kesehatan dalam memberikan pengetahuan tentang komposisi ASI Eksklusif. Kurangnya konseling maupun penyuluhan dari tenaga kesehatan mempengaruhi pengetahuan yang diperoleh pasien. Pemberian informasi yang salah, justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu formula. Penyediaan susu bubuk di Puskesmas disertai pandangan untuk meningkatkan gizi bayi, seringkali menyebabkan salah arah dan meningkatkan pemberian susu botol. Roesli (2012) menyatakan petugas kesehatan merupakan komponen utama yang turut berperan yang akan memberikan kontribusi yang sangat penting terhadap berhasilnya upaya promosi dan penggalakan pemberian ASI, petugaskesehatan tersebut mempunyai adil yang besar dalam upaya peningkatan penggunaan ASI selain faktorfaktor yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Para petugas kesehatan atau healt provider (dokter, bidan, perawat, managemen rumah sakit, dll) dalam promosi ASI sangat di perlukan oleh karena merekalah yang selalu kontak langsung dengan masyarakat, mempunyai kesempatan yang banyak dan memungkinkan untuk memberikan penjelasan serta penyuluhan tentang ASI. 4. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang manfaat ASI eksklusif di Puskesmas Pakualaman Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang manfaat ASI eksklusif di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah kurang yaitu 11 responden atau 40,7%. Banyaknya responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang manfaat ASI eksklusif dipengaruhi oleh kurangya tenaga

53 kesehatan dalam memberikan informasi atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI.Pemberian ASI Eksklusif ada hubungannya dengan peran petugas tenaga kesehatan. Kemungkinan pada saat pemeriksaan kehamilan (Antenatal care), mereka tidak memperoleh penyuluhan intensif tentang ASI Eksklusif, kandungan dan manfaat ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika tidak memberikan ASI Eksklusif. Sikap dan perhatian oleh tenaga kesehatan yang berkaitan dengan menyusui sangat diperlukan terutama dalam mengahadapi promosi pabrik pembuatan susu formula dan pemberian makanan pendamping asi seperti, pisang, madu, bubur nasi. Posisi strategis dari peranan instansi kesehatan dan para petugan kesehatan di indonesia terutama puskesmas sangat bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan operasional ASI Eksklusif.. Manfaat ASI eksklusif bagi ibu antara lain tidak merepotkan dan hemat waktu, portable dan praktis, ekonomis dan murah, mengurangi kemungkinan menderita kanker, memberikan kepuasan kepada ibu (Roesli, 2007). 5. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyusui yang benar di Puskesmas Pakualaman Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyusui yang benar di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup yaitu 15 responden atau 55,6%. Hal ini dikarenakan adanya pengalaman melahirkan sebelumnya dan informasi dari keluarga atau kerabat yang telah memiliki bayi serta dukungan keluarga. Pengalaman yang baik dari cara menyusui sebelumnya maka pada anak yang dilahirkan selanjutnya ibu juga akan melakukan hal yang sama.kebudayan\an setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu. Pemberian dukungan dalam bentuk bimbingan akan lebih dekat secara psikologis dalam hal ini bimbingan oleh anggota keluarga terhadap ibu tentang cara mnyusui yang benar.

54 Cara menyusui yang benar antara lain posisi badan ibu dan badan bayi (ibu duduk atau berbaring dengan santai, pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala, rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara, tempelkan dagu bayi pada payudara ibu), posisi mulut bayi dan puting susu ibu (payudara dipegang dengan ibu jari di atas jari yang lain menopang dibawah atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah, bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan cara menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu, tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah kebawah, dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu belakang bayi bukan bagian belakang kepala), cara menyendawakan bayi (letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan diusap punggung belakang sampai bersendawa, kalau bayi tertidur baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara akan keluar dengan sendirinya). (Depkes RI, 2005). 6. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyimpan ASI perah di Puskesmas Pakualaman Berdasarkan hasil penelitian diketahui tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyimpan ASI perah di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah kurang yaitu 19 responden atau 70,4%. Banyaknya responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang cara menyimpan ASI perah dipengaruhi oleh faktor bekerja. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu bagi ibu- ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk meperoleh informasi sehingga tingkat pendidikan yang mereka peroleh juga berkurang. Ibu yang bekerja tidak mempunyai banyak waktu untuk berpartisipasi dalam penyuluhan kesehatan sehingga informasi yang diperoleh berkurang. Dengan terbukanya

55 kesempatan bekerja dan tutuntuan untuk bekerja membantu ekonomi keluarga maka sebagian ibu- ibu memlilih bekerja di luar rumah. Dengan bekerja ibu tidak dapat berhubungan penuh dengan bayinya akibatnya ibu cenderung memberikan susu formula dan di berikan melalui botol dibandingkan dengan meyimpan ASI perah. Hal ini menyebabkan frekuensi penyusuuan akan berkurang dan produksi asi akan menurun. Mardiati (2008) menyatakan, Ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan disamping membesarkan dan mengurus anak di rumah. Purwanti (2005) menyatakan tak banyak ibu yang aktif mencari cara agar tetap menyusui dan bekerja, sehingga menyebabkan rendahnya pemberian ASI eksklusif. Selain itu pada ibu yang bekerja sebagian besar tidak tahu bagaimana caranya memberikan ASI perah dan menyimpan ASI perah. Faktor lain karena ibu menyusui yang tidak bekerja beranggapan ASI tidak cukup diberikan kepada bayi dan bayi tidak akan merasa kenyang. 7. Tingkat pengetahuanibubekerja tentangcara memerah ASI di Puskesmas Pakualaman. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara memerah ASI di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup yaitu 12 responden atau 44,4%. Banyaknya responden yang mempunyai pengetahuan cukup dipengaruhi oleh faktor karakteristik responden yaitu faktor pendidikan dimana sebagian besar responden memiliki akses informasi ke media informasi. Informasi yang diperoleh memberikan pengetahuan lebih ke pada responden. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Roesli (2009) menyatakan pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannyaorang yang berpendidikan rendah tidak berarti berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui

56 pendidikan formal, tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pendidikan non formal bisa mendaparkan pengetahuan dari lingkungan sekitarnya. Sedangkan pendidikan formal biasa diikuti melalui sekolah sampai perguruan tinggi. Makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan, termasuk mengenai ASI Eksklusif. Keterbatasan penelitian ini adalah. C. Keterbatasan penelitian 1. Pada saat responden mengisi kuisoner seringkali responden tidak meneliti kembali karena keterbatasan waktunya sehingga diduga dalam menjawab pertanyaan kurang optimal yang disebabkan kurangnya konsentrasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayinya di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup sebayak 18 responden atau 58,0% 2. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang pengertian ASI eksklusif di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup yaitu 14 responden atau 45,2%. 3. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang komposisi ASI eksklusif di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah kurang yaitu 19 responden atau 61,3% 4. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang manfaat ASI di Puskesmas Pakualamans ebagian besar adalah cukup yaitu 17 responden atau 54,8% 5. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyusui yang benar di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup yaitu 16 responden atau 51,6%. 6. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara menyimpan ASI perah di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah kurang yaitu 14 responden atau 45,2 %. 7. Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang cara memerah ASI di Puskesmas Pakualaman sebagian besar adalah cukup yaitu 13 responden atau 41,9%. B. Saran Berasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1) Bagi Mahasiswa STIKES A.YANI Yogyakarta 57

58 Hasil penelitian ini dapat di gunakan mahasiswa sebagai tambahan informasi apabila dibutuhkan dalam pencarian referensi yang berkaitan tentang ASI Eksklusif khususnya pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. 2) Bagi Puskesmas Pakualaman Sebagai upaya untuk meningkatkan kebijakan yang berkaitan dengan pengetahuanibu Bekerja dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya. 3) Bagi peneliti lain Sebagai dasar referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

DAFTAR PUSTAKA [RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Ardani, R.A. (2014).Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif dan Cara Pemberian ASI Pada Ibu Menyusui yang Bekerja Di Desa Kesambi Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Jurnal Stikes Ngudi Waluyo. Semarang. Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : P.T. Rineka Cipta. Astuti, L.K. (2009). Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Cilacap Utara. Jurnal KES MAS Vol. 3, No. 3, September : 162-232 Daniel. (2013). Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktif tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif. E-Journal FK USU Vol 1 No 1. Depkes RI. (2005). Manajemen Laktasi Panduan bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.. (2007). Pedoman Pendampingan Keluarga Menuju Kadarzi. Jakarta. Dinkes DIY. (2013). Profil Kesehatan Daerah Yogyakarta 2012. Yogyakarta: Dinkes. (2014). Profil Kesehatan Daerah Yogyakarta. Yogyakarta: Dinkes Kemenkes, RI. (2014). Data dan Informasi Tahun 2013 (Profil Kesehatan Indonesia) Jakarta: Kemenkes RI. Kristiyansari, W. (2009). ASI, menyusui& SADARI. Yogyakarta :NuhaMedika. Mardiati, Ida. (2008). Gambaran ASI Eksklusif pada Ibu yang Bekerja. Vol 1. No. 1. Yogyakarta. Notoatmodjo, S. (2010). Buku Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: RinekaCipta.. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta. Prasetyono, Dwi. (2009). ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press. Purwanti, S.(2005).Konsep penerapan ASI Eksklusif.Jakarta : EGC. Roesli, U. (2007). Mengenal ASI Eksklusi, Jakarta: TrubusAgriwidya.

Roesli, U. (2009). ASI Secara Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya.. (2012). Panduan Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Eksklusif. Jakarta: PustakaBunda. Saleha. 2009. Manajemen Menyusui. Jakarta: Salemba Medika. Sugiyono.(2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. UNICEF.(2011). Progaming Guide Infant And Young Child Feeding. New York : UNICEF. Available from: URL: HIPERLINK: http://www.unicef.org/nutrition/files/final_iycf_programming_guide_2011.p df (Accesed : 25 Maret 2015).