I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi antar individual melalui

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial pasti melakukan proses komunikasi dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2015 IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, di dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia secara kodrati diberi kelebihan oleh sang Maha Pencipta dalam

KESANTUNAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG. Oleh

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI SMA DAN IMPLIKASINYA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk menghadapi perkembangan zaman dan informasi diperlukan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. tutur. Kegiatan berinteraksi antara penutur dan mitra tutur dapat berupa dialog

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan. Keberadaan bahasa ditengah-tengah manusia sangatlah berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

PRAANGGAPAN DAN IMPLIKATUR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA UNTUK MEMBENTUK PEMIKIRAN KRITIS IDEOLOGIS PEMUDA INDONESIA: SEBUAH PENDEKATAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan manusia lain. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Tarigan. bahasa tertentu sebagai alat komunikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan manusia lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, manusia mengadakan interaksi dan komunikasi. Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara suatu hal dengan hal lain. Sementara itu, komunikasi adalah penyampaian pesan, gagasan, pikiran, dan ide dari satu pihak ke pihak yang lain. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan piranti, yaitu bahasa. Bahasa adalah rangkaian sistem bunyi atau simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang memiliki makna dan secara konvensional digunakan oleh sekelompok manusia (penutur) untuk berkomunikasi (melahirkan pikiran dan perasaan) kepada orang lain (Suyanto, 2011: 15). Bahasa dapat diwujudkan dalam bentuk lisan dan tulisan. Salah satu perwujudan bahasa lisan adalah percakapan. Percakapan adalah pembicaraan yang terjadi antara orang yang berbicara (penutur) dengan orang yang diajak berbicara (mitra tutur) yang membahas suatu hal dalam satu waktu. Jika seseorang ingin terlibat dalam sebuah percakapan maka perlu memahami tata cara percakapan, sehingga percakapan dapat

2 terlaksana dengan baik dan lancar. Tata cara percakapan tersebut meliputi tata cara membuka, melibatkan diri dan menutup percakapan. Percakapan yang terjadi dalam berkomunikasi dapat bermakna secara langsung dan tidak langsung. Makna percakapan yang disampaikan secara langsung dapat dengan mudah dipahami, tetapi makna percakapan yang disampaikan secara tidak langsung lebih sulit untuk dipahami. Percakapan yang bermakna tersembunyi atau memiliki makna lain dari apa yang diujarkan disebut implikatur percakapan. Rusminto (2009: 70) menyatakan bahwa implikatur percakapan adalah sesuatu yang disembunyikan dalam sebuah percakapan, yakni sesuatu yang secara implisit terdapat dalam penggunaan bahasa secara aktual. Untuk memahami suatu percakapan yang bermakna tidak langsung diperlukan adanya suatu konteks. Konteks menurut Grice (dalam Rusminto, 2009: 57) adalah latar belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur yang memungkinkan mitra tutur untuk memperhitungkan implikasi tuturan dan memaknai arti tuturan dari si penutur. Dengan demikian, implikatur percakapan dapat dipahami dengan mudah jika memperhatikan konteks yang melatari percakapan tersebut. Implikatur percakapan dapat terjadi dalam percakapan pada saat proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran adalah gabungan dari dua kegiatan, yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan belajar. Kegiatan mengajar menyangkut peran guru dalam konteks mengupayakan terciptanya komunikasi yang harmonis antara si pengajar dengan si pelajar pada saat proses membangun pemahaman terhadap suatu informasi.

3 Kegiatan belajar menyangkut peran siswa dalam memahami informasi yang disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas tentunya tidak terlepas dari interaksi guru dan siswa. Interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar-mengajar tersebut adalah percakapan, baik yang bermakna langsung maupun tidak langsung. Misalnya pada percakapan berikut ini. Guru Siswa : Rambutmu rapih sekali nak. : Iya Pak. Percakapan tersebut memiliki beberapa alternatif maksud. Antara lain, (1) guru hanya menyatakan rambut siswa itu rapih untuk mencairkan suasana kelas; (2) guru ingin menyanjung siswanya itu bahwa dalam kenyataannya rambut siswa itu lebih rapih dibandingkan dengan teman laki-lakinya yang lain; (3) guru ingin menyuruh siswa untuk merapihkan dengan cara memotong rambut siswa itu karena sudah terlalu panjang yang terkesan tidak rapih. Untuk mengetahui implikatur percakapan dalam percakapan tersebut diperlukan adanya konteks yang melatarinya. Percakapan tersebut terjadi pada saat guru mengondisikan kelas. Kemudian, melihat salah satu siswa laki-lakinya berambut panjang. Agar terkesan halus dan tidak menyinggung perasaan siswanya, guru dalam menyampaikan perintahnya menggunakan tuturan tidak langsung dengan menggunakan kalimat berita. Dengan demikian, implikatur percakapan di atas adalah guru ingin menyuruh siswanya untuk merapihkan dengan cara memotong rambut siswa itu karena sudah terlalu panjang yang terkesan tidak rapih. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap struktur kalimatnya saja tidak cukup untuk memaknai percakapan tersebut. Karena percakapan tersebut

4 mengandung beberapa maksud yang berbeda. Untuk mengetahui maksud yang diinginkan penutur, seorang mitra tutur perlu memperhatikan konteks terjadinya percakapan itu. Penggunaan implikatur dalam peristiwa komunikasi didorong oleh kenyataan adanya dua tujuan komunikasi sekaligus yang ingin dicapai oleh penutur, yaitu tujuan pribadi, yakni untuk memperoleh sesuatu dari mitra tutur melalui tuturan yang disampaikannya dan tujuan sosial, yakni berusaha menjaga hubungan baik antara penutur dengan mitra tuturnya sehingga komunikasi tetap berjalan dengan baik dan lancar (Rusminto, 2009: 71). Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar-mengajar diperlukan adanya percakapan yang mengandung implikatur. Percakapan yang mengandung implikatur tidak digunakan pada saat guru memberikan pelajaran. Karena pada saat memberikan pelajaran, guru harus menyampaikannya dengan jelas sehingga apa yang disampaikan guru dapat dipahami dengan baik oleh siswanya. Tetapi implikatur dapat digunakan dalam percakapan yang bukan untuk menjelaskan pelajaran. Hal ini dilakukan agar interaksi dan komunikasi yang terjalin antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa dapat berjalan dengan baik. Pernyataan ini sejalan dengan adanya asumsi bahwa baik seorang guru maupun siswa harus berlaku sopan dalam bertutur kata. Kesopanan dalam tuturan dapat diwujudkan melalui implikatur percakapan. Sehingga hubungan antara guru dengan siswa dapat terjaga dengan baik dan menciptakan suasana kegiatan belajar-mengajar yang kondusif.

5 Alasan penulis menjadikan SMA Negeri 9 Bandarlampung sebagai subjek penelitian adalah SMA tersebut merupakan salah satu SMA favorit di Bandarlampung. Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas menggunakan model pembelajaran student centered learning. Model tersebut menuntut siswa lebih aktif dalam KBM di kelas. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang memungkinkan komunikasi baik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa lebih sering terjadi. Hal tersebut dapat memudahkan penulis dalam menemukan data yang diperlukan. Penelitian mengenai implikatur ini sudah pernah dilakukan oleh sejumlah peneliti, salah satunya adalah Octaria Sari (2012). Ia meneliti Implikatur Percakapan dalam Novel 5 Cm Karya Donny Dhirgantoro dan Implikasinya Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada subjek yang diteliti. Subjek penelitian sebelumnya adalah percakapan antartokoh dalam Novel 5 Cm, sedangkan subjek penelitian penulis adalah percakapan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Penelitian tentang implikatur percakapan dalam kegiatan belajar-mengajar Bahasa Indonesia di kelas tampaknya belum tergarap. Penulis akan meneliti bagaimana implikatur percakapan antara guru dengan siswa dalam proses belajar-mengajar Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 dan implikasinya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini akan diimplikasikan ke SMA karena dapat dijadikan alternatif bahan ajar dalam

6 pembelajaran Bahasa Indonesia atau contoh percakapan yang santun dalam kaitannya dengan aspek berbicara. Standar kompetensi yang berkaitan dengan penelitian ini adalah berbicara, yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita; menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar; dan mengungkapkan gagasan, tanggapan, dan informasi dalam diskusi.standar kompetensi tersebut akan menuntut siswa berbicara dengan sopan sesuai dengan silabus di SMA bahwa beberapa tujuan dari standar kompetensi tersebut ialah melatih kemampuan siswa untuk menyanggah pendapat tanpa menimbulkan konflik dalam suatu forum diskusi dengan santun dan dapat menghargai mitra tutur yang menyampaikan argumen terhadap topik diskusi. Salah satu cara untuk menjaga sopan santun dalam berbicara ialah dengan menggunakan implikatur percakapan. Dengan demikian, judul penelitian ini adalah Implikatur Percakapan dalam Proses Belajar-Mengajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implikatur percakapan dalam proses belajarmengajar Bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 dan implikasinya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA?

7 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implikatur percakapan dalam proses belajar -Bahasa Indonesia siswa kelas X SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013 dan implikasinya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA? 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat memperkaya kajian analisis wacana terutama pada bidang kajian implikatur. b. Manfaat Praktis 1. Memberikan masukan kepada guru Bahasa Indonesia bahwa ada karakteristik berbahasa pada siswa SMA yang harus diperhatikan dan dipahami berdasarkan konteks tuturan. 2. Memberikan informasi kepada siswa bahwa menggunakan implikatur dalam percakapan sehari-hari dapat menjaga hubungan baik dan terkesan lebih sopan dalam pergaulan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas X SMA Negeri 9 Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013;

8 b. Objek penelitian ini adalah tuturan yang mengandung implikatur. c. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA).