2015 PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEMITRAAN USAHA DALAM KLASTER INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang

I. PENDAHULUAN. Rajabasa dan merupakan desa pesisir pantai, secara geografis Desa Hargo

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang artinya sebagian besar

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, dan pertanian memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan alam Indonesia yang beriklim tropis mempunyai banyak habitat

KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAUSALITAS PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI GULA KELAPA DI KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TESIS

pengolahan produksi serta menunjang pembangunan wilayah (Antonius,1993).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB II KERAJINAN MENDONG TASIKMALAYA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

I. PENDAHULUAN. secara finansial maupun didalam menjaga keharmonisan alam. Sektor pertanian

tersebut hanya ¼ dari luas lahan yang dimiliki Thailand yang mencapai 31,84 juta ha dengan populasi 61 juta orang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

BAB I PENDAHULUAN. Namun, di tanah subur yang mayoritas bergantung dari mata pencaharian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi untuk mencapai pertumbuhan angkatan kerja, yang

Ekonomi Pertanian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang sedang. berkembang, sebagian besar penduduknya hidup bergantung pada bidang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tambah (value added) dari proses pengolahan tersebut. Suryana (2005: 6)

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lingkungan dipermukaan bumi memiliki ciri fisik yang berbedabeda

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Nganjuk yang terletak pada propinsi Jawa Timur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor tanaman bahan makanan, subsektor holtikultura, subsektor perikanan, subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai petani. Menurut Hadisapoetro (dalam Dewandini, 2010) pembangunan pertanian dapat diartikan sebagai suatu proses yang ditujukan untuk selalu menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap petani dengan jalan menambah modal dan skill untuk meningkatkan peran manusia di dalam perkembangan tumbuhtumbuhan dan hewan. Pembangunan sektor pertanian sudah selayaknya tidak hanya berorientasi pada produksi atau terpenuhinya kebutuhan pangan saja tetapi juga harus mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama petani. Program pengembangan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produktifitas pertanian khususnya petani kecil, mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan nilai tambah pertanian bagi masyarakat. Rencana strategis tersebut diwujudkan melalui peningkatan hubungan industri pertanian dengan sektorsektor perekonomian. Arah kebijakan untuk pembangunan perkebunan, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri. Salah satu komoditas yang dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan industri adalah tanaman mendong (Fimbristylis globulosa). Menurut Sunarto (dalam Puraningtyas, 2012, hlm. 5) menjelaskan bahwa tanaman mendong merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang digunakan sebagai bahan

2 baku industri dalam negeri. Hasil utama tanaman mendong berupa batang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku anyaman-anyaman. Produk kerajinan anyaman mendong telah ditetapkan sebagai komoditas khas Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan SK Bupati Tasikmalaya No. 522.4/189- LH/94 tahun 1994 tentang penetapan flora dan fauna kompetitif dan komperatif yang mampu menyumbangkan impact point terhadap pertumbuhan ekonomi. Produk kerajinan anyaman mendong antara lain topi, tikar, tas, buku, dan lain-lain sesuai dengan pesanan konsumen. Produk kerajinan anyaman mendong ditekuni oleh banyak orang, sehingga setiap upaya pengembangannya akan membawa dampak multiplier yang luas terhadap perekonomian masyarakat. Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki sumber air yang cukup bahkan di beberapa tempat melimpah. Kondisi seperti ini cocok untuk pengembangan tanaman mendong. Habitat tanaman mendong adalah lahan basah seperti sawah atau rawa-rawa. Karakteristik teknis tanaman mendong sesuai dengan agroklimat sebagai zone dataran Kabupaten Tasikmalaya. Pengembangan tanaman mendong masih memungkinkan di Tasikmalaya, namun harus dilakukan secara selektif yaitu pada lahan-lahan berawa yang kurang produktif untuk tanaman padi. Produk kerajinan anyaman mendong mengalami peningkatan permintaan, baik permintaan dalam negeri maupun luar negeri. Permintaan dari dalam negeri terutama dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Bali sementara dari luar negeri permintaan datang dari Jepang, Belanda, Australia, Timur Tengah dan Malaysia. Kendala yang paling dirasakan dalam bidang usaha kerajinan mendong ini adalah bahan baku yang tidak mencukupi untuk memenuhi pesanan. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku, para pengrajin mencari bahan baku ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adanya permintaan bahan baku mendong untuk kebutuhan industri kerajinan anyaman, membuka peluang untuk petani untuk menentukan pilihan dalam menentukan penanaman di lahan sawah. Di Kabupaten Tasikmalaya ada lima Kecamatan yang membudidayakan tanaman mendong yaitu dapat dilihat pada Tabel 1.1.

3 Tabel 1.1 Sebaran Tanaman Mendong di Kabupaten Tasikmalaya Kecamatan Luas Lahan (Ha) Jumlah Produksi (Ton) Salopa 4 13 Gunung Tanjung 29,25 135 Jatiwaras 3,50 4,88 Manonjaya 151,5 361,4 Cineam 6,5 7,15 (Sumber: Statistik Perkebunan Semester II tahun 2013) Dari tabel menunjukkan bahwa Kecamatan yang memliki luas lahan terluas yaitu Kecamatan Manonjaya seluas 151,5 Ha dengan jumlah produksi 361,4 Ton. Luasnya lahan dan jumlah petani di Kecamatan Manonjaya membuka kesempatan untuk petani dalam melakukan usaha budidaya tanaman mendong. Kesempatan petani dalam mengembangkan usaha budidayanya dapat dipengaruhi oleh faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik meliputi tanah, iklim dan tofografi dan faktor non fisik meliputi tenaga kerja, modal, produksi dan pemasaran. Budidaya tanaman mendong merupakan salah satu budidaya yang ditekuni oleh sebagian petani dan menjadi salah satu mata pencaharian di Kecamatan Manonjaya. Adanya budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan taraf hidup para petani, tingkat kesejahteraan keluarga petani secara ekonomi belum tentu dapat mengindikasikan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya. Tingkat kesejahteraan keluarga petani mendong akan diukur dengan mengacu pada indikator-indikator tingkat kesejahteraan dari Badan Pusat Statistik tahun 2005. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Budidaya Tanaman Mendong Terhadap Tingkat

4 Kesejahteraan Petani Mendong di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. B. Identifsikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas menunjukkan bahwa penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya. Masalah yang dapat diidentifikasi yaitu, faktor-faktor yang mempengaruhi budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya dan pengaruh usaha budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong. Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini untuk mengantisipasi terjadi penyimpangan terhadap fokus kajian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah budidaya tanaman mendong yang dilihat dari kondisi geografis daerah penelitian baik itu fisik maupun sosial yang mendukung budidaya, dan tingkat kesejahteraan yang mengacu pada tingkat kesejahteraan menurut BPS serta pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani. C. Rumusan Masalah 1. Faktor apa yang mendukung budidaya tanaman mendong? 2. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani mendong? 3. Bagaimana pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya? D. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung budidaya tanaman mendong.

5 2. Menganalisis tingkat kesejahteraan petani mendong. 3. Menganalisis pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani mendong di Kecamatan Manonjaya. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan di bidang pertanian terutama untuk mata kuliah geografi pertanian, geografi desa dan geografi ekonomi. b. Menambah wawasan pengetahuan mengenai budidaya tanaman mendong. c. Sebagai acuan atau pertimbangan bagi pnelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan untuk mengembangkan budidaya tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam pengembangkan budidaya tanaman mendong c. Sebagai informasi awal bagi peneliti berikutnya yang akan mengkaji tanaman mendong di Kecamatan Manonjaya. F. Struktur Organisasi Skripsi Untuk memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini, maka pembahasan disajikan dalam lima bab, dengan struktur organisasi skripsi sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian pustaka yang terdiri dari pertanian, factor yang mendukung budidaya tanaman mendong, budidaya tanaman mendong (Fimbristylis globulosa), dan tingkat kesejahteraan.

6 BAB III BAB IV BAB V Metode penelitian yang terdiri dari lokasi penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Membahas hasil dan pembahasan yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi budidaya tanaman mendong, tingkat kesejahteraan petani dan pengaruh budidaya tanaman mendong terhadap tingkat kesejahteraan petani. Kesimpulan dan saran