BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulisan. Dalam suatu tulisan pengarang memaparkan suatu ide atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7142 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::

PLAGIASI DAN KEJUJURAN ILMIAH

Memperhatikan : Surat Dirjen DIKTI Nomor:217/E/KM/2013 tentang PLAGIASI dalam Rangka Peningkatan Mutu Akademik Perguruan Tinggi.

VISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa

BUKU PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIARISME. Disusun Oleh : TIM LPPM

KODE ETIK di Lingkungan Program Pascasarjana- Universitas Terbuka (Bahan OSMB dan BTR)

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk memenuhi

Repositori Institusi di Perguruan Tinggi. Kania Aranda Rendy Indriyanto

STANDAR PENILAIAN PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

LAPORAN KEIKUTSERTAAN DALAM PELATIHAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT MANAJER

PLAGIARISME DALAM PENELITIAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR VALIDASI KARYA ILMIAH MAHASISWA

Jenis Karya Tulis Ilmiah. Makalah Laporan Buku Anotasi Bibliografi Skripsi Tesis Disertasi Artikel

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 151/IT Del/Rek/SK/XII/17 Tentang KODE ETIK PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH INSTITUT TEKNOLOGI DEL

BAB I PENDAHULUAN. (Rachmawat, 2008). Menulis sebuah karya ilmiah (program S1) kemudian

T]NIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PROGRAM PASCASARJANA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MAKNA MENULIS ARTIKEL DI JURNAL ILMIAH

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember Ketua LPPM UNW. Sigit Ambar Widyawati, S.KM,M.Kes

Menulis Artikel Ilmiah

PERPUSTAKAAN DAN PLAGIARISME Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fakultas Geografi UGM INTISARI

BUKU PEDOMAN PENANGANAN PLAGIASI BAGI DOSEN DAN MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017

BUKU STANDAR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur

Implementasi Knowledge Transfer Repositori Perguruan Tinggi pada Indonesia OneSearch

I Wayan Setem. Prodi Seni Lukis, FSRD, Institut Seni Indonesia Denpasar

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan Informatika UMS (Universitas Muhamamdiyah Surakarta) merupakan

PUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

SOSIALISASI PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL

KUALIFIKASI DAN KRITERIA, TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA NOMOR 06 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ialah makalah. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I LATAR BELAKANG

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA

MENULIS ARTIKEL DALAM JURNAL ILMIAH

TEKNIK PENULIS PUBLIKASI JURNAL. DR. YUPONO BAGYO, SE., MS., MM. HANIF MAULUDIN SE., M.Si STIE Makangkucecwara 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR PASCASARJANA UNIVERITAS BRAWIJAYA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Badan Pelaksana PKB PII 2018

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam ilmu pendidikan. Kemajuan di dunia pendidikan sangatlah

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN HIBAH INTERNAL DIPA UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

STANDAR PROSES PENELITIAN

STANDAR HASIL PENELITIAN

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP

SELF PLAGIARISM dan. PERMENDIKNAS NOMOR 17/2010 tentang PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT

Tim Penyusun. Travel Award. Diterbitkan Oleh. Keri Lestari Dandan Rizky Abdulah Gatot Riwi Setyanto Arif Satria Wira Kusuma Mira Suryani

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

TUNTUTAN KEORISINILAN SERTA MASLAH PLAGIASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. Oleh: Hamdan Hadi Kusuma

2 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir den

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan

Kesiapan Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi Terhadap Kewajiban Publikasi Karya Ilmiah

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PLAGIASI AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2017

KEBEBASAN AKADEMIK, MIMBAR AKADEMIK, DAN OTONOMI KEILMUAN

Lampiran SM UB. (1) Rumusan Capaian Pembelajaran minimal aspek keterampilan kerja

TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN. Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi


PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR. Pasal 1. Persyaratan Administrasi dan Akademik

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI (A)

PUSTAKAWAN BERKUALITAS TINGGI: Urgensi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai fountain of Knowledge

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

Kode Buku : Bobot (B) Skor (S) KOMPONEN DAN ASPEK A. MATERI/ISI. Materi/isi sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

Etika Dalam Penulisan Ilmiah dan jenis-jenis penelitian

ETIKA DAN KODE ETIK PENULISAN ILMIAH. Oleh : Achmad Arifin, M.Eng [Editor JPTK]

Aula Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Achmad Yani 27 Mei 2015 Fikri Alatas

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)

BAB I PENDAHULUAN. Hadirnya teknologi informasi berdampak pada banyak sektor, termasuk

Universalisme: Imu pengetahuan tidak terbatas pada ras atau warna kulit, agama, keyakinan, dan sebagainya (bersifat internasional)

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

PLAGIARISME: PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Pelaksanaan tugas jabatan notaris harus berpedoman pada kaidah hukum dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi dasar membaca yang tercantum adalah menemukan gagasan

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI/ISI (A)

PERATURAN REKTOR Nomor:... TENTANG

PENDIDIKAN PASCASARJANA DALAM PERSPEKTIF PERGURUAN TINGGI RISET

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan suatu cara menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa tulisan. Dalam suatu tulisan pengarang memaparkan suatu ide atau gagasan pokok yang menjadi dasar terciptanya suatu karya ilmiah. Pengarang menyampaikan ide atau gagasan dengan sudut pandang dan gaya bahasanya sendiri. Sehingga pada beberapa tulisan memiliki tema yang sama, namun cara penyampaian yang berbeda sesuai sudut pandang dari pengarang. Secara garis besar karya ilmiah digolongkan menjadi dua kelompok yaitu karya fiksi dan karya ilmiah. Karya ilmiah fiksi merupakan karya ilmiah yang lebih bersifat imajinasi dan lebih mementingkan nilai estetika (keindahan). Contoh karya ilmiah fiksi seperti: novel, cerpen, pantun, puisi. Sedangkan karya ilmiah ilmiah merupakan karya ilmiah yang bersifat nyata, dapat dibuktikan, dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran isinya. Penulisan karya ilmiah juga terikat pada aturan-aturan yang sudah baku dan tidak dapat diubah-ubah sesuai keinginan penulis. Di perguruan tinggi menulis juga menjadi suatu kewajiban yang melekat erat pada aktivitas sivitas akademik khususnya dalam menulis karya ilmiah. Karya ilmiah yang dihasilkan oleh sivitas akademik merupakan wujud dari komunikasi ilmiah interdisiplin ilmu pengetahuan. Semakin besar jumlah karya yang dihasilkan oleh akademisi menunjukkan perkembangan yang terjadi pada disiplin ilmu pengetahuan tersebut. 1

Komunikasi ilmiah dapat dilakukan dengan menulis karya ilmiah seperti makalah, artikel jurnal, prosiding, skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk jenjang pendidikan telah diatur standar kelulusan, bagi mahasiswa strata satu harus menulis skripsi agar dapat memperoleh gelar sarjana. Bagi mahasiswa pascasarjana wajib menulis tesis agar dapat memperoleh gelar magister. Sedangkan untuk program doktor, disertasi merupakan karya ilmiah wajib yang harus ditulis untuk memperoleh gelar doktor. Tentunya dari berbagai macam jenis karya ilmiah tersebut baik aturan, gaya penulisan, dan bobot informasi yang terkandung di dalamnya tidaklah sama. Hal tersebut haruslah disesuaikan pada tingkat dan tujuan dari penulisan karya ilmiah. Dosen, mahasiswa, dan Peneliti yang menjadi pilar utama dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Seperti yang tertulis pada Undang- Undang republik Indonesia nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi Pasal 1 ayat 9 bahwa Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa karya ilmiah yang dihasilkan harus bermanfaat bagi dunia pendidikan, penelitian, dan bagi masyarakat. Dosen, mahasiswa, dan peneliti yang menghasilkan karya ilmiah akan memperoleh nilai kredit untuk setiap tulisanya. Dosen yang hendak naik jabatan atau golongan diwajibkan memiliki angka kredit yang sudah di tentukan, salah satu cara untuk memperoleh angka kredit tersebut ialah dengan menulis karya ilmiah. Bagi mahasiswa menulis karya ilmiah merupakan syarat wajib untuk 2

menyelesaikan studinya. Peneliti haruslah melaporkan dan mempublikasikan hasil penelitiannya sebagai tanggungjawab kepada masyarakat. Oleh karena itu, karya ilmiah yang di hasilkan oleh para dosen, mahasiswa, dan peneliti tentunya akan lebih bermanfaat apabila dapat diakses oleh setiap orang. Tidak hanya menambah khasanah ilmu pengetahuan, tentunya hal tesebut akan memberikan sumbangan dalam mengembangkan disiplin ilmu yang menjadi objek kajian. Bagi penulis sendiri akan menaikkan nilai kredit karya ilmiahnya apabila banyak dijadikan rujukan oleh penulis lain. Dengan kemajuan teknologi Informasi dan Komputer (TIK) proses dalam menyebar luaskan informasi menjadi lebih terbuka luas. Internet memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mengakses informasi yang dibutuhkan. Dengan internet kendala yang dihadapi dalam mendapatkan informasi seperti: jarak, waktu, biaya sudah dapat diatasi. Hanya dengan seperangkat komputer yang terhubung dengan jaringan internet pengguna sudah dapat mengakses seluruh informasi yang tersebar luas. Tentunya dengan catatan bahwa informasi tersebut berbentuk digital dan berada pada database-database yang terhubung dengan jaringan internet. Khususnya untuk dunia perguruan tinggi kegiatan dalam mencari informasi untuk mendukung terciptanya suatu karya ilmiah sangatlah penting. Untuk menyelesaikan suatu tugas seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi membutuhkan referensi yang relevan dan yang paling mutakhir. Semakin banyak dan relevannya referensi yang digunakan, maka kualitas karya ilmiah yang dihasilkan akan semakin berkualitas. 3

Pada tahun 2009 Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia telah meluncurkan portal akses karya ilmiah di indoensia yang diberi nama Portal Garuda dengan website www.garuda.dikti.go.id. Memberikan akses bagi karya ilmiah yang dihasilkan oleh para peneilti di Indonesia (Kompas, 2009). Ini merupakan cikal bakal gerakan bebas akses di Indonesia. Melalui website garuda setiap orang dapat mengakses dan melihat karya ilmiah yang dihasilkan di seluruh Indonesia. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi ilmiah memunculkan suatu konsep baru berkenaan dengan penyebaran ilmu pengetahuan. Gerakan akses bebas atau yang disebut Open Access (OA) merupakan suatu gerakan yang meproklamirkan pembebasan kapitalisme pada dunia pendidikan. Pada tahun 2003 UNESCO melakukan suatu gerakan Berlin Declaration on Open Access to Knowledge in the Sciences and Humanitie. Tujuan dari gerakan ini, memberikan paradigma baru mengenai penyebar luasan ilmu pengetahuan dengan dukungan dari kemajuan teknologi berupa internet. Surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi nomor 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah. Untuk lulus tingkat sarjana harus menghasilkan makalah yang terbit di jurnal ilmiah. Untuk lulus tingkat magister harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional terutama yang terakreditasi oleh DIKTI. Untuk lulus tingkat doktor harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah Internasioanal. Menjadi bukti bahwa open access dalam karya 4

ilmiah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi dunia pendidikan khususnya pandidikan tinggi. Banyak ahli yang berpendapat bahwa open access merupakan suatu cara pembebasan kapitalisme dalam dunia pendidikan. Tidak hanya itu saja, open access menawarkan banyak manfaat yang dapat diperoleh dari gerakan ini. Peneliti, lembaga pendidikan, publik, dan penyandang dana penelitian merupakan sebagian kecil yang merasakan manfaat dari open access. Setiap orang dapat dengan leluasa membaca, men-download, menggandakan, mencari, mendistribusikan dan masuk ke-link suatu karya ilmiah. Kemudahan yang diberikan oleh open access mengangkat suatu permasalahan klasik yang berhubungan dengan pelanggaran kode etik penulisan karya ilmiah. Kebebasan untuk membaca, men-download, meng-copy, mencari, mendistribusikan, dan masuk ke-link suatu karya ilmiah, bagi sebagian orang dimanfaatkan untuk melakukan tindakan pencurian ide orang lain yang disebut plagiatisme. Ditemukan di beberapa perguruan tinggi telah terjadinya pelanggaran kode etik dalam penulisan karya ilmiah berupa penjiplakan hasil karya orang lain tanpa memeperhatikan kaidah pengutipan karya ilmiah dengan baik dan benar. Pelanggaran kode etik penulisan karya ilmiah bukan merupakan suatu hal yang baru di dunia pendidikan tinggi. Setelah kemajuan teknologi informasi, pelanggaran kode etik penulisan karya ilmiah yang terjadi barulah terungkap. Karya ilmiah yang awalnya masih dalam bentuk konvensional dan hanya tersimpan didalam rak penyimpanan, kini sudah dialih mediakan ke dalam bentuk elektronik sehingga dapat diakses oleh siapa saja. Sehingga pelanggaran kode etik 5

penulisan karya ilmiah, berupa pencurian ide, gagasan, kalimat karya ilmiah orang lain dapat terdeteksi. Karya ilmiah yang dihasilkan oleh sivitas akademik seperti; skripsi, tesis, dan disertasi dipublikasikan melalui repositori perpustakaan universitas. Sehingga akses terhadap karya ilmiah tersebut menjadi lebih luas. Dengan demikian, karya ilmiah yang hasilkan dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi penulis ataupun bagi institusi. Penulis dapat mengetahui kualitas karya ilmiah yang dihasilkan, melalui intensitas penggunaan karya limiah tersebut sebagai bahan rujukan. Sedangkan bagi institusi khususnya perpustakaan dapat meningkatkan posisi webometrik. Jika seorang penulis melakukan plagiatisme akan dengan cepat terdeteksi. Oleh sebab itu, penulis harus benar-benar menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas, bukannya karya ilmiah hasil copy dan paste. Banyak dari para penulis yang tidak memperhatikan hak yang melekat pada diri seorang penulis. Oleh sebab itu, setiap akademisi perlu memahami kaidah penulisan karya ilmiah agar terhindar dari plagiatisme. Agar karya ilmiah tidak dinyatakan plagiatisme ialah mencantumkan nama asli penulis yang dijadikan rujukan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada penulis dengan mengikut sertakan namanya dalam karya ilmiah dan memberikan hak moral yang melekat pada penulis. Di beberapa perguruan tinggi di Indonesia disinyalir telah terjadinya tindakan plagiat yang dilakukan oleh salah seorang akademisinya. LS, dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, yang dituding menjiplak tesis mahasiswa pascasarjana (Kompas, 2013). Rektor UK Maranatha 6

FK yang diduga melakukan plagiat, FK diduga mengutip beberapa karya mahasiswanya (Kompas, 2014). AA, dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) dituduh menjiplak karya tulis atau opini orang lain (Kompas, 2014). Tentunya masih banyak lagi kasus-kasus plagiat yang masih belum terungkap. Di Universitas Sumatera Utara sendiri pernah di temukan terjadinya plagiatisme yang dilakukan oleh para akademisi di Universitas Sumatera Utara, plagiat tersebut terjadi berhubungan dengan penulisan tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan makalah seminar. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan peran yang sangat kursial dalam kemajuan dunia karya ilmiah ilmiah, penerapan teknologi pada penyebaran ilmu pengetahuan dalam hal ini open access dapat diibaratkan seperti pisau bermata dua. Disatu sisi penyebaran ilmu pengetahuan dapat berlangsung dengan cepat, memungkinkan setiap orang untuk dapat mengakses informasi dari seluruh penjuru dunia. Disisi yang lain, kebebasan dan kemudahan untuk mengakses karya ilmiah memudahkan untuk terjadinya plagiatisme. Tetapi, tidak dapat dipungkiri open access dalam penyebaran ilmu pengetahuan, memberikan kemudahan dalam mengungkap plagiatisme karya ilmiah. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka penulis muncul rasa untuk mengetahui lebih dalam mengenai permasalahan yang telah diuraikan. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Open Access terhadap Plagiatisme di Perguruan Tinggi :Studi Kasus Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara. 7

1. 2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu: Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara open access dengan plagiatisme di perguruantinggi? 1. 3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh open access terhadap plagiatisme di perguruan tinggi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, yaitu sehingga dapat terhindar dari Plagiatisme dalam penulisan karya ilmiah. 2. Bagi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, yaitu tulisan ini dapat memberikan sumbangsih mengenai open access dan plagiatisme di perguruan tinggi. 3. Bagi Peneliti Lanjutan, yaitu tulisan ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi Penulis, yaitu menambah pemahaman mengenai open access dan plagiatisme di perguruan tinggi. 1.5 Hipotesis Hipotesis penelitian ini terdapat pengaruh positif dan signifikan antara open access terhadap plagiatisme. 8