EVALUASI PENYIMPANGAN FORMULA BLENDING VISKOSITAS DAN FLASH POINT TERHADAP RIIL DI LAPANGAN (LABORATORIUM)

dokumen-dokumen yang mirip
METODE SEDERHANA PENENTUAN HARGA BARU KONSTANTA KAPILARITAS VISKOMETER (C) UNTUK PENGUJIAN VISKOSITAS KINEMATIK ASTM D 445

MONITORING KEAJEGAN KINERJA ANALIS LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN CONTROL CHARTTOOL

EVALUASI HASIL ANALISIS BENSIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ASTM D 86 DAN ASTM D 7345

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran biodiesel dan minyak

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

PENGARUH PEMANASAN AWAL GELAS BEKER PADA ANALISIS EXISTENT GUM ASTM D 381

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Jenis pengujian atau. Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. sifat-sifat yang diukur

ANALISIS KESERAGAMAN ASPAL KERAS PRODUKSI DALAM NEGERI

.. ; i' BABVI ',\, ; I. " i KESIMPULAN DAN SARAN

MENENTUKAN SUHU MINIMAL PADA CONDENSOR DAN REBOILER DENGAN MENGGUNAKAN KESETIMBANGAN

BAB IX DISKUSI DAN KESIMPULAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Biodiesel. Badan Standardisasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA FILTRASI (FIL)

PENENTUAN BANYAKNYA UAP YANG DILEPASKAN KE UDARA DARI SUATU CAIRAN YANG TERSIMPAN DI TANGKI SIMPAN DENGAN PENDEKATAN TEORI NERACA ENERGI

KAJIAN KEEKONOMIAN DESAIN SEPARATOR SURFACE FACILITIES PADA LAPANGAN X ABSTRAK

BABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4

Pabrik Asam Oksalat dari Kulit Pisang dengan Proses Oksidasi Asam Nitrat X - 1. BAB X Kesimpulan BAB X KESIMPULAN

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB)

PENGARUH SUHU TERHADAP VISKOSITAS MINYAK PELUMAS (OLI) Parmin Lumbantoruan 1, Erislah Yulianti 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

BAB IX DISKUSI DAN KESIMPULAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) semakin meningkat dari tahun ke tahun,

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA SOLID-LIQUID MIXING

Dosen Pembimbing: Ir. Arino Anzip, MEng.Sc

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PENENTUAN KINERJA PENUKAR KALOR

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah banyak, mudah dibawa dan bersih. Untuk bahan bakar motor gasoline. mungkin belum dapat memenuhi persyaratan pasaran.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IX DISKUSI DAN KESIMPULAN

PENAMBAHAN LATEKS KARET ALAM KOPOLIMER RADIASI DAN PENINGKATAN INDEKS VISKOSITAS MINYAK PELUMAS SINTETIS OLAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Disampaikan Dalam Rangka Diskusi Meja Bundar Tinjauan Persiapan Penerapan Standard EURO II Kendaraan Type Baru 2005

DAFTAR PUSTAKA. AOAC, 1970 : Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemists. Washington, D.C.

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

OPTIMALISASI PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN PEMISAHAN SECARA BERTAHAP

BABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN

Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang

Farel H. Napitupulu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin FT USU. m& = konsumsi bahan bakar (kg/s) LHV = low heating value (nilai kalor bawah) (kj/kg)

JET PUMP SEBAGAI POMPA HAMPA

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

LAPORAN HIBAH PENGAJARAN PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR. Pengembangan Bahan Ajar sebagai Pendukung SCL melalui Share ITS

OPTIMASI PERBANDINGAN MOL METANOL/MINYAK SAWIT DAN VOLUME PELARUT PADA PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN PETROLEUM BENZIN

Outline Bahan Ajar. Prasyarat : MK Perancangan Geometri Jalan (TKS 7311/2 sks/smt V) Dosen Pengampu : Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III VACUUM DISTILLATION UNIT (VDU)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

BAB XII DISKUSI DAN KESIMPULAN

PENAMBAHAN BIOADITIF UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BBM BLENDING PETRODIESEL DAN BIODIESEL

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pegawai negeri sipil atau karyawan sangat dibutuhkan dalam

PENGARUH VARIASI JENIS TULANG DAN TEMPERATUR PADA EKSTRAKSI KOLAGEN DARI TULANG

Refining Minyak Pelumas Bekas Dengan Proses Fisika-Kimia

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR

BABX DISKUSI DAN KESIMPULAN

BAB X DISKUSI DAN KESIMPULAN

SIFAT FISIK CAMPURAN MULTIKOMPONEN (MUL)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut dibawah ini adalah diagram alir metodologi penetilian :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Riset Kimia Lingkungan,

ANALISA PERBANDINGAN OLI BERBAHAN DASAR PETROLEUM DENGAN OLI BERBAHAN DASAR NABATI DALAM MENGURANGI TINGKAT KEAUSAN

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

BAB IX PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 2 EQUILIBRIUM STILL

STRUKTUR MODUL MK REKAYASA PROSES (4 SKS)

3.1 Alat dan Bahan Alat

PERTEMUAN #1 PENGANTAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Didalam era globalisasi dan didalam sistem persaingan dunia yang

DAFTAR PUSTAKA. Atherton, H.V. and J.A Newlander., Chemistry and Testing of Dairy. Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jellse, 1982.

TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Menyusun langkahlangkah. 1. Langkahlangkah. setiap metode penarikan sampel 2.

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015

BAR IX DlSKlJSI dan KESIMJ>lJLAN

EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMESINAN PROSES PRODUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBUATAN MESIN ROLL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

Perbandingan Tegangan Tembus Isolasi Minyak Transformator Diala B Dan Mesran Super Sae 40 W Menggunakan Hypot Model 04521aa

Diagram ARL W i & W Ri. Varian

HIDRODINAMIKA UNGGUN DIAM (MODUL: HUD) disusun oleh: Joko Waluyo ST, MT

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

PENGARUH VISKOSITAS ASPAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Penyajian Data dan Analisis

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

MOTOR DIESEL BERBAHAN BAKAR CAMPURAN MINYAK SOLAR DENGAN MINYAK KEMIRI DAN MINYAK WIJEN

BAB IX PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA. Haksever, Cengiz, et all Service Management and Operations, Second Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Spesifikasi Mutu B-20 di Indonesia dan Perbandingannya dengan Spesifikasi Biodiesel, Minyak Solar dan Standard International

Pengaruh Suhu Reaksi dan Rasio CPO/Metanol terhadap Karakteristik Produk pada Pembuatan Biodisel dengan Co-solvent Dietil Eter

KARAKTERISTIK DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK SOLAR DENGAN MINYAK KEMIJEN PADA MOTOR DIESEL

Transkripsi:

EVALUASI PENYIMPANGAN FORMULA BLENDING VISKOSITAS DAN FLASH POINT TERHADAP RIIL DI LAPANGAN (LABORATORIUM) Oleh : Arluky Novandy *) ABSTRAK Blending adalah salah satu proses perbaikan mutu BBM dengan mencampurkan beberapa BBM yang memiliki karakteristik yang berbeda sehingga didapatkan BBM hasil blending yang sesuai dengan sales product yang diinginkan. Sebelum dilakukan blending di lapangan tentunya seorang operator melakukan perhitungan awal untuk menentukan berapa kebutuhan BBM yang diperlukan untuk menghasilkan suatu sales product yang diinginkan. Setelah dilakukan perhitungan maka dilakukan kegiatan blending di lapangan dengan segala persiapan yang ada. Ternyata, terdapat beberapa perbedaan yang terjadi antara perhitungan dan kenyataan di lapangan. Percobaan kali ini dilakukan pembandingan antara blending produk BBM yang dilakukan di laboratorium dengan hasil perhitungan teoritis yang mengacu pada teori blending Chevron Company, dimana dalam percobaan tersebut didapatkan bahwa hasil blending flash point antara produk solar dengan kerosine tidaklah berbeda jauh dengan hasil blending antara produk solar dengan kerosine yang menggunakan hitungan dengan metode Chevron. Begitupula untuk hasil blending viskositas antara produk solar dengan produk HVI 60. Tentunya hasil percobaan blending di laboratorium tidaklah sama bila di terapkan di lapangan (kilang) karena di lapangan (kilang) banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Dan hal ini akan menjadi khasanah/wawasan bagi Widyaiswara yang mengampu mata diklat Blending dan instruktur yang memandu praktik di laboratorium. I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Penelitian Blending merupakan salah satu dari mata diklat yang diajarkan di Pusdiklat Migas Cepu. Penyampaian materi Blending ini dilaksanakan dengan cara classical dalam bentuk teori maupun Praktek di Laboratorium. Tentunya dalam menyampaikan materi teori Blending di kelas dan di laboratorium sangatlah berbeda, dimana di kelas selalu diperbincangkan teori hitungan yang disampaikan oleh seorang Widyaiswara di kelas, sedangkan praktek di laboratorium selalu dilaksanakan oleh seorang instruktur sehingga seringkali terjadi ketimpangan atau penyimpangan antara teori yang disampaikan di kelas dengan praktek di laboratorium. Tentu saja bila terjadi penyimpangan seperti ini akan membuat peserta diklat menjadi bingung, dan kebingungan ini akan selalu dibawa peserta saat peserta telah mengikuti diklat. Maka pencapaian tujuan diklat menjadi kurang efisien karena peserta diklat masih menyimpan banyak pertanyaan tentang materi diklat Blending. Praktikum Blending pada pengujian viskositas dan flash point yang dilakukan di laboratorium Minyak Bumi selama ini dilakukan oleh para instruktur Laboratorium Minyak Bumi Pusdiklat Migas yang telah berpengalaman. Dalam melakukan proses Transfer Knowledge ke peserta diklat di Laboratorium, para instruktur Laboratorium Pusdiklat Migas selama ini selalu melakukannya dengan simulasi atau memeragakan yang kemudian hasil praktikum tersebut di bahas oleh peserta. Tentunya dalam membimbing studi kasus Blending, 15

seorang instruktur akan memberikan interpretasi yang berbeda bila yang dipahami oleh peserta diklat dikelas tidak sesuai dengan kenyataan di laboratorium, sementara di satu sisi belum pernah dilakukan penelitian tentang penyimpangan hasil praktikum Blending dengan Formula Blending yang ada saat ini. b. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian Evaluasi Penyimpangan Formula Blending Viskositas dan Flash Point Terhadap Riil di Lapangan (laboratorium) adalah sebagai berikut : 1. Untuk menentukan korelasi yang sesuai antara formula blending yang ada dengan hasil percobaan di laboratorium. 2. Memberikan tambahan pengetahuan untuk para instruktur dan Widyaiswara dalam melakukan proses Transfer Knowledge sehingga instruktur memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menjelaskan secara ilmiah bila terdapat penyimpangan antara hasil percobaan di laboratorium dengan formula blending yang ada. c. Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan penelitian Evaluasi Penyimpangan Formula Blending Viskositas dan Flash Point Terhadap Riil di Lapangan (Laboratorium) adalah untuk menentukan besarnya penyimpangan yang terjadi antara hasil percobaan Blending di laboratorium dengan formula blending yang ada (formula Blending Chevron), serta memberikan wawasan bagi para instruktur yang mengampu matadiklat praktikum di laboratorium. d. Rumusan Masalah Masalah yang dicoba untuk dicari penyelesaiannya adalah : 1. apakah ada penyimpangan yang cukup siknifikan antara formula blending dengan hasil percobaan di laboratorium. 2. sampai batasan maksimum rasio blending berapa dimana formula blending bisa dikatakan sama dengan hasil percobaan di laboratorium. e. Batasan Masalah Adapun penelitian ini dibatasi pada permasalahan : 1. sample yang digunakan adalah sample solar dari SPBU Cepu dan HVI 160 produksi RU 4 Cilacap 2. metode uji yang digunakan untuk menentukan viskositas hasil blending adalah ASTM D 445 3. metode uji yang digunakan untuk menentukan flash point hasil blending adalah ASTM D 93 4. formula blending viskositas dan flash point yang di bandingkan adalah formula dari Chevron Company 5. percobaan yang dilakukan adalah percobaan skala laboratorium f. Metoda Penelitian Metode serta langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengambilan data awal Penelitian diawali dengan pengumpulan data-data awal, yang meliputi pengkukuran viskositas HVI dan Solar, pengukuran flash Point Solar dan Kerosine. analisa sifat fisik lainnya, antara lain : density, distilasi, warna ASTM D 1500 dan ASTM D 150. 2. Pengambilan data-data penelitian 3. Pengolahan data-data penelitian : Data-data penelitian diolah dengan menggunakan statistika 4. Analisa dan pembahasan Analisa dan pembahasan akan menentukan : 16

4.1 persamaan korelasi sederhana yang sesuai bila terdapat penyimpangan antara blending hasil perhitungan dengan hasil percobaan 4.2 besarnya penyimpangan yang ada bila terdapat penyimpangan antara blending hasil perhitungan dengan hasil percobaan 5. Kesimpulan Kesimpulan merupakan pengambilan keputusan dari rangkaian penelitian, yang mana kesimpulan tersebut mengarah kepada penentuan ada atau tidaknya penyimpangan yang siknifikan antara hasil percobaan di laboratorium dengan formula blending yang ada. II. TEORI BLENDING CHEVRON Untuk lube oil, blending yang umum dilakukan adalah blending Viskositas, Pour Point dan Flash Point. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengestimasi sifat sifat fisik hasil blending dari Blending Stocks (material yang akan diblending). Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah metode blending tidak linear. Metode ini menggunakan suatu nilai dimana nilai ini memiliki properti yang mendekati nilai dari blending secara linear. Nilai penganti ini disebut dengan Blending Factors atau Blending Index Numbers. Metode ini dikembangkan oleh The Chevron Research Company. Perusahaan minyak ini telah mengembangkan Blending Index Number untuk Viskositas, Flash Point, Aniline Point, Pour Point dan Tekanan Uap. Tetapi dalam bab ini hanya dibahas tentang blending Viskositas, Flash Point dan Pour Point. a. Blending Viskositas Blending untuk viskositas dapat dihitung dengan menggunakan tabel Viscosity Factor. Dimana Viscosity Factor hasil blending adalah jumlah dari hasil perkalian antara fraksi volume dengan viscosity factor masing-masing komponen. Bila dirumuskan sebagai berikut : (2.1) Dimana : VF blending =Viskositas Factor hasil blending VF i = Viskositas Factor komponen i = Fraksi Volume komponen i V i VF blending = Σ V VF i x Blending viskositas kinematik (centistokes) bisa dilakukan pada berbagai temperatur, tetapi viskositas campuran semua komponen harus dinyatakan pada temperatur yang sama. Blending viskositas untuk Saybolt Universal juga bisa dilakukan pada berbagai suhu dan dapat saling bertukar dengan viskositas kinematik pada temperatur yang sama. Tabel Viscosity Blending Index Numbers bisa digunakan untuk mengkonversi viskositas yang dinyatakan dalam centistokes ke Saybolt Universal Seconds (SUS). Pada tabel ini juga diberikan viscosity factors untuk viskositas yang dinyatakan dalam Saybolt Furol Seconds (SFS). Viskositas Saybolt Furol hanya bisa diblending pada suhu 122 o F (50 o C). Jika viskositas SFS pada temperatur selain 122 o F (50 o C), maka harus dikonversi dulu ke viskositas SUS atau ke centistokes sebelum dilakukan blending. Harga Viscosity Factors untuk SFS pada 122 o F (50 o C) bisa juga digunakan sebagai Viscosity Factor untuk SUS pada 130 o F (54,4 o C) dan Centistokes pada 130 o F (54,4 o C). Tabel ini (tabel terlampir) juga bisa digunakan untuk mengkonversi viskositas SFS pada 122 o F (50 o C) ke kinematik atau ke viskositas Saybolt Universal pada 130 o F (54,4 o C). 17

b. Blending Flash Point Blending untuk flash point dapat dihitung dengan menggunakan tabel Flash Point Blending Index Numbers. Dimana Blending Index hasil blending adalah hasil jumlah dari perkalian fraksi volume dengan blending index masing masing komponen. Bila dituliskan sebagai berikut FPBI blending = Σ FPBI i x V i (2.2) Dimana : FPBI blending =Flash Point Blending Index hasil blending FPBI i = Flash Point Blending Index komponen i V i = Fraksi volume masing masing komponen i Tabel flash point blending index dapat digunakan untuk mencari blending index untuk jenis alat flash point apapun, tetapi akan lebih akurat hasil blendingnya bila tidak digunakan untuk memblending flash point dari hasil Closed Cup diblending dengan hasil dari Open Cup. III. PERCOBAAN a. Pelaksanaan Percobaan Pelaksanaan percobaan blending viskositas dan flash point ini dilaksanakan di laboratorium Minyak Bumi yang mana pengambilan data-data nya dimulai pada tanggal 6 Juni 2011 sampai dengan 19 September 2011. 1. Peralatan percobaan Peralatan pendukung percobaan blending ini antara lain : a. Stirer b. Beaker glass ukuran 500 ml c. Termometer Herzog range 37 42 o C d. Oil bath Viscosity e. Viscometer Tube dengan harga C = 0,01668;C = 0,01664;C = 0,01;C = 0,0318 f. Stopwatch g. Pompa vacuum h. Viscometer cleaner i. Flash Point PMCC Tester 2. Material percobaan Adapun material yang digunakan untuk percobaan ini meliputi : a. Solar, yang didapatkan dari SPBU dengan viskositas kinematik = 3,605 cst dan flash point 66 o C b. HVI 60, yang didapatkan dari kilang RU 4 Cilacap dengan viskositas kinematik = 23,13 cst c. Kerosine, produksi kilang Pusdiklat Migas Cepu dengan Flash Point = 39 o C d. Solvent pembersih kapiler viskometer (Toluen) 3. Tahapan pelaksanaan percobaan Tahapan pelaksanaan percobaan blending viskositas dan flash point secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. penentuan viskositas dan flash point awal dari masing-masing material 2. penentuan perbandingan volume blending masing-masing material 3. dilakukan blending dengan menggunakan beaker glass ukuran 500 ml 4. pengambilan data data percobaan dengan melakukan pengukuran viskositas kinematik dan flash point hasil blending 5. tabulasi data hasil blending 6. pengolahan data 18

IV. HASIL PERCOBAAN a. Data Grafis Hasil Percobaan Blending Viskositas % Solar yang di tambahkan b. Data Grafis Hasil Percobaan Blending Flash Point PMCC % Solar 100 90 80 70 60 50 40 30 20 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 Blending Viskositas Kinematik antara HVI 60 dengan Solar 0 2 4 6 8 10 Viskositas Hasil Blending Blending Flash Point Solar dengan Kerosine 0 0 20 40 60 80 Flash Point Hasil Blending Data Percobaan Data Perhitungan Data Percobaan Data Perhitungan a. untuk blending viskositas, rasio yang bisa dikatakan tidak ada perbedaan adalah hingga 60% solar yang dicampurkan ke dalam 40% HVI 60 b. untuk blending flash point, rasio yang bisa dikatakan tidak ada perbedaan adalah hingga 60% kerosine yang dicampurkan ke dalam 40% solar. b. Saran 1. Masih perlu dilakukan percobaan untuk blending-blending parameter uji lainnya 2. Instruktur pengampu mata diklat blending sebaiknya menyampaikan kepada peserta diklat bahwa percobaan hasil blending ini memiliki beberapa batasan masalah yang disederhanakan untuk memudahkan dalam mengevaluasi hasil percobaan. V. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1. Setelah melalui percobaan di laboratorium didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang siknifikan blending viskositas dan blending flash point antara hasil percobaan dan hasil perhitungan berdasarkan uji hipotesa dengan distribusi t 2. Dalam percobaan ini, rasio yang bisa dikatakan bahwa blending hasil percobaan dan blending hasil perhitungan masih bisa dikatakan sama yaitu : 19

DAFTAR PUSTAKA Christie. J. Geankoplis, Transport Processes and Unit Operations, 2 nd edition, 1983, Allyn and Bacon, USA. James. H. Gary and Glenn. E. Handwerk, Petroleum Refining Technology and Economics, 3 rd edition, 1994, Marcel Dekker, USA. Nicholas. P. Chopey, Hand Book of Chemical Engineering Calculation, 2 nd edition, 1994, Mc Graw Hill, inc., USA. Poitr Konieczka and Jacek Namiesnik, Quality Assurance and Quality Control in The Analytical Chemical Laboratory : A Practical Approach, CRC Press, Taylor & Francis group, 2009, New York, USA Shell, Lubricating Oil Blending Plant, June 1961, Perpustakaan Akamigas-STEM Cepu. Shirley Dowdy, Statistics for Research, 3 rd edition, 2004, John Wiley & Sons, Inc Publication, USA *) Penulis adalah Pejabat Fungsional Widyaiswara Muda di Pusdiklat Migas 20