E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: Vol. 3, No. 1, Januari 2014

dokumen-dokumen yang mirip
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

EKSPLORASI PARASITOID TELUR Plutella xylostella PADA PERTANAMAN KUBIS Brassica oleracea DI DAERAH MALANG DAN KOTA BATU ABSTRACT

Struktur Komunitas Hama Pemakan Daun Kubis dan Investigasi Musuh Alaminya

PENGARUH PEMANFAATAN TANAMAN PEMBATAS PINGGIRAN TERHADAP POPULASI HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA PERTANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

Pengaruh Pemanfaatan Tanaman Pembatas Pinggiran Terhadap Populasi Hama dan Musuh Alami Pada Pertanaman Kubis (Brassica Oleracea L.

BAB I PENDAHULUAN. Kubis merupakan produk urutan ketiga sayuran yang dibutuhkan oleh

Pengaruh Kehadiran Gulma terhadap Jumlah Populasi Hama Utama Kubis pada Pertanaman Kubis

POPULASI LARVA Plutella xylostella Linn. PADA TANAMAN KUBIS DI KELURAHAN PASLATEN KECAMATAN TOMOHON TIMUR KOTA TOMOHON

EVALUASI TINGKAT PARASITISASI PARASITOID TELUR DAN LARVA TERHADAP PLUTELLA XYLOSTELLA L. (LEPIDOPTERA: YPONOMEUTIDAE) PADA TANAMAN KUBIS-KUBISAN

Kelimpahan Populasi Parasitoid Sturmia Sp. (Diptera: Tachinidae) Pada Crocidolomia pavonana

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas serangannya dapat mencapai 90% di lapang, sehingga perlu

Species and Abundance of Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) Parasitoids in South Sumatera

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Siti Herlinda. Keywords: Trichogrammatoidea, Plutella xylostella, population, damage PENDAHULUAN

JENIS DAN PADAT POPULASI HAMA PADA TANAMAN PERANGKAP Collard DI SAYURAN KUBIS

DINAMIKA INTERAKSI PARASITOID DENGAN INANGNYA,

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI MUSUH ALAMI PADA ULAT DAUN KUBIS Plutella xylostella (L.) DAN ULAT KROP KUBIS Crocidolomia binotalis Zell.

POLA FLUKTUASI POPULASI Plutella xylostella (L.) (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) DAN MUSUH ALAMINYA PADA BUDIDAYA BROKOLI DENGAN PENERAPAN PHT DAN ORGANIK

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

Parasitoid dan Parasitisasi Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae) di Sumatera Selatan

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

PEMANFAATAN PARASITOID Tetrastichus schoenobii Ferr. (Eulopidae, Hymenoptera) DALAM PENGENDALIAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

Oleh: Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau

Keanekaragaman Spesies Parasitoid Telur Hama Lepidoptera dan Parasitisasinya pada Beberapa Tanaman di Kabupaten Solok, Sumatera Barat

Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado korespondensi:

Prosiding Seminar Nasional Agribisnis Agroindustri, Palembang 7 Oktober 2002

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Amalia Hakiki, Sri Karindah, Gatot Mudjiono. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145

M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya Bawang Merah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KUBIS PADA TIGA SISTEM BUDI DAYA A. MUBARRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok, yaitu hama utama atau penting dan hama sekunder. Hama utama

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

KERAGAMAN DAN KELIMPAHAN POPULASI PARASITOID TELUR YANG BERASOSIASI DENGAN HAMA PENGGEREK BATANG PADI KUNING PADA PERTANAMAN PADI DI KABUPATEN TABANAN

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

I. PENDAHULUAN. hama dapat berupa penurunan jumlah produksi dan penurunan mutu produksi.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

H. armigera. Berdasarkan pengaruh ketiga faktor lingkungan tersebut, pada

AKTIVITAS ANTIFIDAN EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) DAN BUAH LADA HITAM (Piper nigrum L.) TERHADAP ULAT KROP KUBIS (Crocidolompa pavonana F.

AKTIVITAS ANTIFIDAN EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) DAN BUAH LADA HITAM (Piper nigrum L.) TERHADAP ULAT KROP KUBIS (Crocidolompa pavonana F.

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus

BAB III METODE. kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENGARUH TEKNIK BUDIDAYA KUBIS TERHADAP DIVERSITAS ARTHROPODA DAN INTENSITAS SERANGAN Plutella xylostella L. (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) Oleh:

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI RSA1 PADA TIGA SPESIES SERANGGA HAMA SAYURAN NUR ASYIYAH

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

TANGGAP FUNGSIONAL PARASITOID TELUR Trichogramma pretiosum Riley terhadap TELUR INANG Corcyra cephalonica Stainton pada PERTANAMAN KEDELAI

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

Keragaman dan Kelimpahan Populasi Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi di Kabupaten Tabanan

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

Siti Herlinda Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Inderalaya

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

Pengujian Beberapa Konsentrasi Bacillus thuringiensis Berliner dalam Mengendalikan Hama Ulat Daun Selada {Lactuca sativa)

I. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung

BAB I PENDAHULUAN. (OPT). Pestisida nabati bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam. dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

Turnip BP. Desita Salbiah, Agus Sutikno, Boby Pamrianus Turnip Fakultas Pertanian Universitas Riau ABSTRACT

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

KAJIAN TOKSISITAS EKSTRAK DAUN MINT (Mentha arvensis L.) TERHADAP MORTALITAS ULAT KROP KUBIS (Crocidolomia pavonana F.)

TEKNIK PENDUKUNG DITEMUKANNYA PURUN TIKUS (ELEOCHARIS DULCIS) SEBAGAI INANG ALTERNATIF BAGI HAMA PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (SCIRPOPHAGA INNOTATA)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Hidrayani dan Yulmira Yanti 2

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh KONSERVASE PARMI'XOID DUD- SEMICWUSUM HEUEN (HYMENOPTERA: ICHNEUIHONIDAE) DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN HAMA TERPADU UTOMO KARTOSUWONDO

TATA CARA PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas. 2. Waktu: Bulan Desember Februari 2017.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Parasitoid E. argenteopilosus sebagai Agens Pengendali Hayati Hama H. armigera, S. litura, dan C. pavonana pada Tumpangsari Tomat dan Brokoli

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

SEMINAR NASIONAL MASYARAKAT BIODIVERSITAS INDONESIA UNAND PADANG, 23 APRIL Biodiversitas dan Pemanfaatannya untuk Pengendalian Hama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

PREFERENSI OVIPOSISI Plutella xylostella (Linn.) (LEPIDOPTERA : PLUTELLIDAE) PADA TANAMAN BRASSICACEAE. Debi Diana Sari

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sayuran, kacang-kacangan, tomat, jagung dan tembakau. Helicoverpa

POPULASI DAN SERANGAN LIRIOMYZA SATIVAE (BLANCHARD) (DIPTERA: AGROMYZIDAE), SERTA POTENSI PARASITOIDNYA PADA PERTANAMAN KETIMUN

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN AKHIR HIBAH FUNDAMENTAL. POTENSI PARASITOID Diadegma DAN PREDATOR Sycanus DALAM PENGENDALIAN HAMA PEMAKAN DAUN KUBIS DI DAERAH BALI

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA INSEKTISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) (Lepidoptera : Noctuidae) DI LABORATORIUM ABSTRACT

III. MATERI DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

Transkripsi:

Keragaman dan Kepadatan Populasi Parasitoid yang Berasosiasi dengan Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) pada Tanaman Kubis Tanpa Aplikasi dan Aplikasi Insektisida NI PUTU ESA YANTI SUPARTHA I WAYAN SUSILA *) KETUT AYU YULIADHI Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80362 Bali *) E-mail: w1sus@yahoo.com ABSTRACT The Diversity and Density of the Population Parasitoid who Associated with Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) on Plantation Plants without and with Insecticide Application The research was conducted at the Laboratory of Integrated Pest and Disease Management, Concentration of Plant Protection, Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture Udayana University. The purpose of this research to find out diversity and density of parasitoids population associated with Plutella xylostella on cabbage plantation without and with insecticide application. Sample was taken by using diagonal sampling. There are nine points sample on cabbage plantation without and with insecticide application and each point content 18 plants. The sample was taken every weeks, while application insecticide was done every 10 days. Data was analyzed by using T-test. The result of the research indicated that there is one parasitoid was found associated with P. xylostella on cabbage plantation without and with insecticide application. That parasitoid is Diadegma semiclausum. Population of P. xylostella and D. semiclausum not significant difference on cabbage plantation without and with insecticide application, and so it seems of parasitization rate of parasitoid. Keywords: insecticide, Plutella xylostella, parasitoid, cabbage 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kubis (Brassica oleracea var. capitata L.) adalah tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis yang banyak dikembangkan di Eropa dan Asia. Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Produksi kubis di Bali cukup berfluktuasi, dimana pada tahun 2007 produksi kubis mengalami penurunan dari 36.492 ton menjadi 24.983 ton pada tahun 2008. Sedangkan dari tahun 2008-2010 terjadi peningkatan dari 24.983 ton menjadi 47.077 ton dan pada tahun 2011 produksi kubis mengalami penurunan kembali menjadi 42.926 ton (BPS Bali, 2011). 12 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat

Penurunan produksi kubis yang dihasilkan petani salah satunya disebabkan oleh adanya serangan hama. Beberapa hama yang menyerang tanaman kubis antara lain: Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae), Crocidolomia pavonana Fab. (Lepidoptera: Pyralidae), Spodoptera litura Fab. (Lepidoptera: Noctuidae), Helicoverpa armigera Hubner (Lepidoptera: Noctuidae), Chrysodeixis orichalcea L. (Lepidoptera: Noctuidae), Liriomyza sp. (Diptera: Agromyzidae) dan Myzus persicae Sulz. (Homoptera: Aphidoidae) (Sembel, 2010). Watiniasih (1990) menyatakan bahwa kehilangan hasil panen akibat serangan hama P. xylostella dan C. pavonana pada musim kemarau dapat mencapai 100% dari produksi kubis per hektar. Apabila kubis ditanam pada periode musim hujan kerusakan tidak lebih dari 30% (Sudarwohadi dan Evelen, 1977 dalam Watiniasih, 1990). Petani dalam mengendalikan hama kubis terutama P. xylostella dan C. pavonana umumnya selalu menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida yang tidak tepat sasaran dapat menimbulkan dampak negatif yaitu timbulnya resistensi P. xylostella terhadap insektisida. Selain menimbulkan resistensi, insektisida juga berpengaruh negatif terhadap musuh alami yaitu terbunuhnya predator dan parasitoid. Beberapa peneliti di luar negeri maupun di Indonesia melaporkan bahwa P. xylostella telah resisten terhadap insektisida, seperti senyawa fosfat organik dan piretroid sintetik dan lain-lain (Herlinda, 2005a). Penggunaan insektisida mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan, sehingga mulai dirancang suatu konsep pengendalian hama yang efektif, tetapi aman bagi lingkungan. Konsep ini disebut dengan pengendalian hama terpadu (PHT). Konsep PHT di Indonesia sudah menjadi program nasional sejak tahun 1989 (Oka, 2005). Pemanfaatan musuh alami dalam pengendalian hama merupakan salah satu komponen dalam PHT. Herlinda (2005b) menyatakan bahwa ada beberapa parasitoid yang berasosiasi dengan P. xylostella yang dijumpai pada tanaman kubis di Indonesia antara lain; parasitoid larva Diadegma semiclausum Hellen (Hymenoptera: Ichneumonidae), Cotesia plutellae Kurdjumorf (Hymenoptera: Braconidae) sedangkan parasitoid yang memarasit larva dan pupa adalah Tetrastichus sp. (Hymenoptera: Eulophidae) dan Oomyzus sokolowski Kurdjumorf (Hymenoptera: Eulophidae). Parasitoid telur antara lain; Trichogrammatoidea cojuangcoi Nagaraja, Trichogrammatoidea armigera Nagaraja dan Trichogramma flandersi Nagaraja (Hymenoptera: Trichogrammatidae) (Meilin dkk, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman, kepadatan populasi dan tingkat parasitisasi parasitoid yang berasosiasi dengan hama P. xylostella pada pertanaman kubis tanpa aplikasi insektisida dan aplikasi insektisida. 2. Metode Penelitian 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar ketinggian tempat 940 m dpl (dari permukan laut). Penelitian juga dilakukan di Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu Konsentrasi http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat 13

Perlindungan Tanaman, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Denpasar. Penelitian berlangsung selama 6 bulan dari bulan Juli sampai dengan Desember 2012. 2.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kain kasa, pisau, gunting, kaca pembesar, kantong plastik, kuas, kapas, tabung reaksi, stoples dengan tinggi 15 cm dan diameter 10 cm. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman kubis, pupuk kandang, pupuk kimia (NPK) dan insektisida (Prevathon 50 SC). 2.3 Metode Penelitian Budidaya tanaman kubis dilakukan pada petakan berukuran 60 cm x 200 cm. Benih kubis jenis Grand 11 ditebarkan pada tanah yang dicampur pupuk kandang. Persiapan lahan untuk perlakuan dibentuk dua petak yang masing-masing berukuran 1 are (10 m x 10 m). Pemisah antara petakan yang tanpa insektisida dengan insektisida diberi jarak 5 m. Pengolahan tanah dilakukan tiga hari sebelum penanaman bibit yang telah berumur 4 minggu dan diberi pupuk kandang. Kemudian pada lahan tersebut dibuat lubang untuk menanam bibit tanaman kubis dengan jarak tanam antar baris 50 cm dan 50 cm dalam baris. Setiap lubang diberikan pupuk kandang sebanyak 1,4 kg dan pupuk dasar NPK dengan dosis 3,1 gr per tanaman. Lahan yang akan ditanami kubis dibersihkan dari gulma. Setiap petakan dalam 100 m 2 terdapat 400 tanaman. Pemeliharan awal tanaman kubis dilakukan dengan menyiram satu hari sekali disore hari. Pada lahan yang diberi insektisida penyemprotan dilakukan 10 hari sekali sejak 10 hst (hari setelah tanam). Jenis insektisida yang digunakan adalah Prevathon 50 SC yang berbahan aktif klorantraniliprol dosis 0,5-1 ml/ liter air dan volume semprot 6 l/are. Pengambilan sampel tanaman kubis di lapangan dilakukan secara diagonal sehingga didapatkan 9 titik sampel, masing-masing titik sampel mempunyai luas 4 m 2 (2 m x 2 m) sehingga terdapat 18 tanaman. Pengambilan dilakukan setiap minggu dengan memanen satu tanaman pada setiap titik sampel secara acak. Sampel yang telah dipanen kemudian dibawa ke Laboratorium, untuk mengamati keberadaan pengamatan telur, larva dan pupa P. xylostella yang ditemukan pada tanaman. Larva dan pupa P. xylostella dipelihara dalam gelas plastik dan telur P. xylostella ditempatkan pada tabung reaksi yang ditutup kapas. Pengamatan kemunculan parasitoid dari telur, larva dan pupa P. xylostella dilakukan setiap hari di Laboratorium. Identifikasi parasitoid dilakukan dengan menggunakan buku acuan Goulet & Huber (1993). 14 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat

2.4 Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis dengan uji t taraf 5% dengan membandingkan antara populasi telur, larva, pupa P. xylostella dan parasitoid pada sampel tanaman yang menggunakan aplikasi insektisida dengan tanpa aplikasi insektisida. Tingkat parasitisasi dihitung dengan menggunakan formula : P = Parasitoid A Inang + Parasitoid yang muncul x 100%.1 Keterangan : P = Tingkat parasitisasi (%) Parasitoid A = Jumlah parasitoid A Inang =Jumlah total inang P. xylostella 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Keragaman dan Kepadatan Populasi Parasitoid Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya satu jenis parasitoid yang ditemukan berasosiasi dengan P. xylostella yaitu Diadegma semiclausum Hellen (Hymenoptera: Ichneumonidae) di pertanaman kubis dengan aplikasi insektisida dan tanpa aplikasi insektisida. Hal ini mungkin disebabkan karena daerah Kerta merupakan daerah baru dalam pengembangan tanaman kubis, ini yang mengakibatkan tingkat keragaman parasitoid yang berasosiasi dengan P. xylostella sangat rendah. Tinggi rendahnya keragaman parasitoid juga dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan lingkungan (Supartha, 1998). Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada umur 7 MST (minggu setelah tanam) dan pada umur 8 MST. Pada umur 8 MST merupakan populasi parasitoid tertinggi, hal ini diduga disebabkan oleh ketersediaan inang (larva P. xylostella) dari parasitoid yang melimpah pada umur 8 MST. Hasil penelitian pada minggu ke 4, 5, 6, 9, 10, 11 dan 12 MST menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata mengenai populasi parasitoid pada pertanaman dengan aplikasi insektisida dan tanpa aplikasi insektisida. Tabel 1. Rata- Rata Populasi Parasitoid D. semiclausum pada pertanaman kubis denga Aplikasi Insektisida dan Tanpa Aplikasi Insektisida. Populasi D. semiclausum (ekor) Perlakuan Umur tanaman (MST) Tanpa Insektisida 0.11a 0.44a 2.11a 2.22a 3.89a 1,00a 0,22a 0.44a 0.33a Insektisida 0,00a 0.11a 0.33a 0.22b 0.89b 0.56a 0.11a 0.11a 0.11a Keterangan:Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji t (0,05). Data dianalisis setelah ditransformasi ke x+0,5. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat 15

3.2 Kepadatan Populasi Hama Plutella xylostella L. Tabel 2 menunjukkan bahwa populasi pupa pada pertanaman kubis dengan aplikasi insektisida dan tanpa aplikasi insektisida tidak berbeda nyata. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada pertanaman kubis hama P. xylostella telah terjadi resistensi. Menurut Ankersmit (1953) dalam Oka (2005) menyatakan bahwa terjadinya resistensi hama P. xylostella terhadap DDT sejak tahun 1953. Beberapa peneliti di luar negeri maupun di Indonesia juga melaporkan bahwa P. xylostella telah resisten terhadap insektisida, seperti senyawa fosfat organik dan piretroid sintetik dan lain-lain (Herlinda, 2005a). Tabel 2. Rata Rata Populasi Hama Plutella xylostella pada petak pertanaman dengan Aplikasi Insektisida dan Tanpa Insektisida Fase Perlakuan Umur tanaman (MST) Telur Tanpa Insektisida 0,00a 0,00a 1,33a 4,89a 6,22a 1,11a 0,56a 0,78a 0,22a Insektisida 0,00a 0,00a 0,00b 0,00b 0,78b 0,00b 0,00a 0,00a 0,00a Larva Tanpa Insektisida 0,22a 1,00b 2,22b 2,78b 4,11b 1,67a 0,56a 0,56a 0,33a Insektisida 0,00a 0,22a 0,44a 0,89a 1,89a 1,67a 1,67a 0,33a 0,22a Pupa Tanpa Insektisida 0,00a 0,11a 0,44a 0,89a 3,44a 1,22a 0,44a 0,67a 0,67a Insektisida 0,00a 0,00a 0,22a 0,44a 1,67a 0,89a 0,56a 0,33a 0,22a Keterangan:Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji t (5%). Data dianalisis setelah ditransformasi ke x+0,5 Populasi larva P. xylostella pada pertanaman dengan aplikasi insektisida dan tanpa aplikasi insektisida pada umur tanaman 5, 6, 7, dan 8 MST menunjukkan hasil yang berbeda nyata, sedangkan kepadatan populasi pada umur tanaman 4, 9, 10, 11 dan 12 MST menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Populasi telur hama P. xylostella pada umur tanaman 6, 7, 8 dan 9 MST menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Hasil yang tidak berbeda nyata dapat di lihat pada umur tanaman 4, 5, 10, 11, dan 12 MST, tetapi kecenderungan perkembangan populasi larva dan telur lebih tinggi pada pertanama yang tanpa aplikasi insektisida dari pada dengan aplikasi insektisida. Populasi P. xylostella yang tidak berbeda nyata selain karena resistensi, kemungkinan disebabkan serangga pada pertanaman kubis yang tidak diberi insektisida melakukan migrasi ke pertanaman yang diberi insektisida beberapa hari setelah penyemprotan. Terjadinya migrasi serangga tersebut, dapat disebabkan oleh jarak kedua petakan terlalu dekat dan pada waktu imago terbang belum dilakukan penyemprotan insektisida sehingga imago mampu meletakkan telurnya pada pertanaman kubis yang diberikan insektisida. 16 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat

3.3 Tingkat Parasitisasi Parasitoid Larva Diadegma semiclausum Berdasarkan hasil penelitian tingkat parasitisasi D. semiclausum terhadap larva P. xylostella pada pertanaman kubis dengan aplikasi insektisida dan tanpa aplikasi insektisida dari minggu ke-4 sampai minggu ke-12 menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata (Tabel 3). Namun demikian ada kecenderungan populasi D. semiclausum lebih tinggi pada petak pertanaman tanpa aplikasi insektisida dibandingkan pada aplikasi insektisida. Pada pertanaman kubis tanpa insektisida populasi larva P. xylostella paling tinggi pada minggu ke-8 (4,11 ekor/tanaman) (Tabel 2) sedangkan tingkat parasitisasi paling tinggi pada minggu ke-8 (46,62%) (Tabel 3). Populasi larva P. xylostella paling rendah pada minggu ke-4 (0,22 ekor/tanaman) (Tabel 2) dan tingkat parasitisasi paling rendah pada minggu ke-4, ke- 12, (11,11%) (Tabel 3). Susila et al (2003) menyatakan bahwa tingkat parasitisasi parasitoid D. semiclausum pada pertanaman kubis yang tidak diaplikasikan insektisida mencapai 91, 75%, 62,52% dan 30, 64% berturut-turut, pada umur tanaman 50, 65 dan 80 hari setelah tanam. Pada pertanaman kubis yang diberi aplikasi insektisida populasi larva P. xylostella dan tingkat parasitisasi paling tinggi pada minggu ke-8 (1,89 ekor/tanaman) (Tabel 2) dan tingkat parasitisasinya sebesar 28,70% (Tabel 3). Sedangkat populasi larva P. xylostella dan tingkat parasitisasi terendah pada minggu ke-4 (0 ekor/tanaman) (Tabel 2) dan tingkat parasitisasinya sebesar 0,00% (Tabel 3). Tabel 3. Signifikansi Tingkat Parasitisasi Parasitoid D. semiclausum Perlakuan Tingkat Parasitisasi (mst) (%) Tanpa Insektisida 11,11a 18,52a 30,21a 29,16a 46,62a 23,61a 16,67a 33,33a 11,11a Insektisida 0,00a 11,11a 22,22a 7,41a 29,07a 20,37a 3,70a 5,56a 11,11a Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan uji t (0,05). Data dianalisis setelah ditransformasi ke ( x+0,5). 3.4 Hubungan Antara Populasi Plutella xylostella L. dengan Diadegma semiclausum Pada Gambar 1 dan 2 dapat dilihat bahwa terjadi hubungan yang bertautan padat populasi. Perkembangan populasi larva P. xylostella diikuti oleh perkembangan populasi musuh alaminya. Menurut Oka (2005) faktor yang bertautan padat ialah faktor seperti musuh alami yang cenderung mempengaruhi penigkatan angka kematian atau menurunkan angka kelahiran. Populasi larva P. xylostella dengan populasi parasitoid D. semiclausum menunjukkan bahwa populasi parasitoid D. semiclausum meningkat seiring dengan peningkatan populasi larva P. xylostella. Hal ini menunjukan bahwa peranan D. semiclausum terhadap P. xylostella memiliki peranan yang sangat erat. Sejalan dengan pernyataan Herlinda (2004b) bahwa peningkatan populasi P. xylostella diikuti oleh peningkatan populasi D. semiclausum. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat 17

Tanpa Aplikasi Insektisida 5.00 Populasi (ekor/tanaman) 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 larva parasitoid MST (Minggu setelah tanam) Gambar 1. Hubungan antara Populasi P. xylostella dengan Populasi Parasitoid D. semiclausum pada Pertanaman Kubis Tanpa aplikasi Insektisida Populasi (ekor/tanaman) 2.00 1.80 1.60 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 Insektisida MST (Minggu setelah tanam) Gambar 2. Hubungan antara Populasi P. xylostella dengan populasi parasitoid D. semiclausum pada Pertanaman Kubis dengan Aplikasi Insektisida. larva parasitoid 3.5 Populasi Larva Plutella xylostella L. pada Pertanaman dengan Aplikasi Insektisida dan tanpa Aplikasi Insektisida. Populasi larva P. xylostella pada petakan pertanaman kubis dengan aplikasi insektisida berkisar antara 0-1,89 ekor/tanaman. Sedangkan populasi larva P. xylostella pada petakan tanpa aplikasi insektisida berkisar antara 0,22-4,11 ekor/tanaman. Walaupun pada Tabel 2 populasi larva dengan aplikasi insektisida dan tanpa aplikasi insektisida menunjukkan tidak berbeda nyata. Namun demikian ada kecenderungan populasi larva P. xylostella lebih tinggi pada petakan tanpa aplikasi insektisida (Gambar 3). Populasi larva tertinggi ditemukan saat tanaman berumur 8 MST, sedangkan populasi larva terendah ditemukan saat tanaman berumur 4 MST pada petakan kubis tanpa aplikasi insektisida dan aplikasi insektisida. Pada umur tanaman 9 MST terlihat populasi larva P. xylostella menunjukkan populasi yang sama antara petakan dengan aplikasi insektisida dan tanpa aplikasi insektisida yaitu 1,67 ekor/tanaman. Hal ini diduga imago P. xylostella pada pertanaman kubis yang tidak diaplikasikan insektisida bermigrasi ke petakan tanaman kubis yang diaplikasi insektisida. Selain itu kemungkinan juga disebabkan adanya persaingan antara P. 18 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat

xylostella dengan hama lain yang menyerang tanaman kubis sehingga P. xylostella bermigrasi ke petanaman kubis yang diaplikasikan insektisida. Populasi (ekor/tanaman) 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 MST (Minggu setelah tanam) larva tanpa insektisida larva insektisida Gambar 3. Pengaruh aplikasi insektisida dan tanpa aplikasi insektisida terhadap populasi larva Plutella xylostella 3.6 Populasi Diadegma semiclausum pada Pertanaman dengan Aplikasi Insektisida dan tanpa Aplikasi Insektisida Populasi parasitoid D. semiclausum pada petak pertanaman kubis dengan aplikasi insektisida berkisar antara 0-0,89 ekor/tanaman setiap minggu. Sedangkan populasi larva D. semiclausum pada pertanaman kubis aplikasi tanpa insektisida berkisar antara 0,11-3,89 ekor/tanaman setiap minggu. Kecenderungan populasi imago D. semiclausum lebih tinggi pada petakan tanpa aplikasi insektisida (Gambar 4), walaupun populasi parasitoid D. semiclausum dengan aplikasi insektisida dan tanpa aplikasi insektisida menunjukkan tidak berbeda nyata (Tabel 1). Populasi parasitoid D. semiclausum tertinggi ditemukan saat tanaman berumur 8 MST, sedangkan populasi parasitoid D. semiclausum terendah ditemukan saat tanaman berumur 4 MST pada pertanaman kubis tanpa aplikasi insektisida dan aplikasi insektisida. Populasi (ekor/tanaman) 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00 Parasitoid tanpa insektisida Parasitoid pestisida MST ( Minggu setelah tanam) Gambar 4. Pengaruh aplikasi insektisida dan tanpa aplikasi insektisida terhadap populasi parasitoid D. semiclausum http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat 19

4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Pada tanaman kubis tanpa aplikasi insektisida dan aplikasi insektisida hanya ditemukan satu spesies parasitoid yaitu Diadegma semiclausum. Populasi P. xylostella dan parasitoid D. semiclausum secara umum tidak berbeda nyata pada pertanaman kubis tanpa aplikasi insektisida maupun aplikasi insektisida. Demikian juga tingkat parasitisasi parasitoid pada pertanaman kubis tanpa aplikasi insektisida dan aplikasi insektisida. 4.2 Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah hama P. xylostella dan parasitoid larva D. semiclausum telah tahan terhadap insektisida yang diberikan. Demikan juga jarak petakkan yang edial antara petakan yang diaplikasikan dengan insektisida dan tanpa aplikasi insektisida, Daftar Pustaka Balai Pusat Statistika (BPS). 2010. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali. Available online at: http://bali.bps.go.id (accessed 20 November 2012). Goulet, H. & J.T Huber.1993. Hymenoptera of the World: An Identification Guide to Families. Center for Land and Biological Resources Reserch, Ottawa. Herlinda, S. 2004. Dinamika Interaksi Parasitoid dengan Inangnya, Plutella xylostella L (Hymenoptera: Trichogrammatidae) pada Sayuran Brassicaceae. Universitas Sriwijaya. AGRIA. 1 (1): 10-17. Herlinda, S. 2005a. Jenis dan Kelimpahan Parasitoid Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) di Sumatera Selatan. Universitas Sriwijaya. AGRIA. 1 (2): 78-83. Herlinda, S. 2005b. Parasitoid dan Parasitisasi Plutella xylostella (L.) (Lepidoptera: Yponomeutidae) di Sumatera Selatan. Universitas Sriwijaya. ISSN 12(4): 151-156. Oka, I. N. 2005. Pengandalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University. Sembel, T. D. 2010. Pengendalian Hayati. Yogyakarta : Andi Susila, I W., K. Sumuartha, H. Nemoto & S. Kawai. 2003. The effect of Insecticides on Population of Diamondback Moth, Plutella xylostella (Lepidoptera: Yponomeutidae) and its Parasitoid, Diadegma semiclausum (Hymenoptera: Ichneumonidae) in Cabbage. Journal of ISSAAS. 9 (1):132-138 Supartha, I. W. 1998. Bionomi Lirionyza huidobrensis (Blanchard) (Dipatera: Agromyzidae) Pada Tanaman Kentang. Disertasi. Program Pasca Sarjana. IPB. Bogor. 20 http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat

Watinisih. N. L. 1990. Prefensi Oviposisi Plurella xylostella Linn (Lepidoptera ; Plutellidae) pada Beberapa Varietas Kubis (Brassica oleracea). Surabaya: Universitas Airlangga. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jat 21