LAMPIRAN I PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

BAB II PROFIL PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN. 1. Masa Pendudukan Belanda dan Jepang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KEDUA

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Denma Mabes TNI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II DESKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1959 TENTANG PANGKAT-PANGKAT MILITER KHUSUS, TITULER DAN KEHORMATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II DISKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015

KEPANGKATAN MILITER/POLISI DALAM ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1973 Tanggal 21 Mei 1973

UNDANG-UNDANG REPUBLIK IDNONESIA NOMOR 16 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN HUKUM ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No (Lembaran Negara Republik Indoinesia Tahun 2010 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5120); 5. Peraturan Pemeri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambaran umum berikut menjelaskan sejarah umum organisasi Puskes TNI,

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PAPARAN PUSJARAH TNI Dalam rangka RAKORNISJARAH TNI TA Wakil Kepala Pusat Sejarah TNI Kolonel Sus Drs. Sudarno

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1953 TENTANG KEDUDUKAN HUKUM ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu bahan ajaran bagi pendidikan dasar kecabangan Ajen.

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penelitian. Pengembangan. Materiil. Pembinaan.

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 1948

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1977 TENTANG TUNJANGAN JABATAN ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II PROFIL PENGADILAN MILITER I-02 MEDAN. 1. Masa Pendudukan Belanda dan Jepang

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS. 4.1 Pelaksanaan Pemanfaatan Tanah Oleh TNI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 53 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1990 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN. Hasil wawancara. 1. Apakah proses manajemen logistik antara TNI AD, AU, AL sama, dan bagaimana. Purnawirawan TNI

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

2016, No Nomor Kendaraan Bermotor Dinas Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Tugas Belajar. Perguruan Tinggi. Luar Lembaga. Pendidikan.

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR TETAP PENGAMANAN DAN KETERTIBAN PUSJARAH TNI BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 51 TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

LAMPIRAN I PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN POKOK-POKOK ORGANISASI DAN PROSEDUR STAF UMUM TENTARA NASIONAL INDONESIA (POP SUM TNI) POKOK-POKOK ORGANISASI DAN PROSEDUR STAF OPERASI TENTARA NASIONAL INDONESIA (POP SOPS TNI) BAB I KETENTUAN DASAR Pasal 1 Kedudukan Staf Operasi Tentara Nasional Indonesia, disingkat Sops TNI, adalah Badan Staf Umum TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah koordinasi Kasum TNI. Pasal 2 Tugas Sops TNI bertugas membantu Panglima TNI menyelenggarakan fungsi staf di bidang operasi dan latihan dalam rangka penggunaan kekuatan TNI untuk mendukung tugas pokok TNI. Pasal 3 Fungsi Utama Guna pelaksanaan tugas tersebut pada pasal 2, Sops TNI mempunyai fungsi utama sebagai: a. perumus kebijakan Panglima TNI dalam perencanaan program dan anggaran bidang operasi; b. merencanakan penyusunan strategi dan pengembangan operasi, organisasi operasi serta sistem dan peranti lunak operasi; c. perencana dan pengendali latihan gabungan, latihan kesiapsiagaan dan latihan khusus TNI; d. perumus kebijakan dan petunjuk Panglima TNI untuk pengerahan, pengendalian kekuatan, kesiapsiagaan Satuan dan perencana program, pengendali operasi dukungan pemeliharaan dan perdamaian dunia serta misi internasional lainnya;

2 e. perencana dan pengendali penyelenggaraan kegiatan kerjasama keamanan perbatasan; f. perumus kebijakan, pengendali survei dan pemetaan serta pendistribusi peta-peta untuk kepentingan tugas TNI; dan g. Perencana dan pengendali penyelenggaraan latihan bersama dengan negara lain. BAB II ORGANISASI Pasal 4 Susunan Organisasi dan Jabatan Organisasi Sops TNI disusun sebagai a. Unsur Pemimpin : Asisten dan Wakil Asisten; b. Unsur Pembantu Pemimpin : 1) Perwira Pembantu Utama I/Perencanaan, disingkat Paban I/Ren; 2) Perwira Pembantu Utama II/Organisasi dan Strategi, disingkat Paban II/Orstra; 3) Perwira Pembantu Utama III/Latihan Gabungan, dan Kesiapsiagaan, disingkat Paban III/Latga; 4) Perwira Pembantu Utama IV/Operasi, disingkat Paban IV/Ops; 5) Perwira Pembantu Utama V/Kerjasama bidang keamanan dan per-batasan, disingkat Paban V/Kerkamtas; 6) Perwira Pembantu Utama VI/Survei dan Pemetaan, disingkat Paban VI/Surta; dan 7) Perwira Pembantu Utama VII/Latihan Bersama, disingkat Paban VII/Latma. c. Unsur Pelayanan: Kepala Tata Usaha dan Urusan Dalam, disingkat Kataud. Pasal 5 Struktur Organisasi Struktur organisasi Sops TNI sebagaimana tercantum pada Lampiran II peraturan ini.

3 Pasal 6 Susunan Daftar Susunan Personel Daftar Susunan Personel (DSP) Sops TNI sebagaimana tercantum pada Lampiran III peraturan ini. BAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 7 Asops Panglima TNI (1) Asisten Operasi Panglima TNI, disingkat Asops Panglima TNI dijabat oleh seorang Perwira Tinggi TNI Bintang Dua (M), dengan tugas dan kewajiban sebagai a. memberikan pertimbangan dan saran kepada Panglima TNI mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya; b. menentukan kebijakan dan mengambil keputusan dalam rangka memimpin Sops TNI; c. mengawasi dan mengendalikan penyelenggaraan fungsi-fungsi Sops TNI baik di dalam lingkungan TNI maupun instansi lain yang berkaitan dengan pelaksanaan operasi TNI; dan d. melakukan supervisi terhadap program kegiatan PMPP TNI, Puskodalops TNI, Kodiklat TNI, Gartap dan Paspampres. (2) Asops Panglima TNI bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Panglima TNI dan dalam pelaksanaan tugas seharihari di bawah koordinasi Kasum TNI. Pasal 8 Waasops Panglima TNI (1) Wakil Asisten Operasi Panglima TNI, disingkat Waasops Panglima TNI dijabat oleh seorang Perwira Tinggi TNI Bintang Satu (M), dengan tugas dan kewajiban sebagai a. mengoordinasikan dan mengawasi semua pekerjaan/kegiatan staf dan administrasi Sops TNI; b. Menyampaikan pertimbangan dan saran staf;

4 c. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan prosedur kerja di lingkungan Sops TNI; dan d. Mewakili Asops Panglima TNI apabila berhalangan menjalankan tugas dan kewajibannya. (2) Waasops Panglima TNI bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Asops Panglima TNI. Pasal 9 Paban I/Ren (1) Paban I/Ren dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Kolonel (M), sebagai pembantu utama Asops Panglima TNI di bidang perencanaan, program dan anggaran, dengan tugas dan kewajiban sebagai a. menyusun program dan anggaran bidang operasi meliputi doktrin, organisasi, strategi, latihan gabungan, kesiapsiagaan dan latihan khusus, operasi dan pemeliharaan perdamaian dunia, kerjasama bidang keamanan dan perbatasan, survei dan pemetaan serta latihan bersama; b. melaksanakan evaluasi dalam bidang operasi meliputi doktrin, organisasi, strategi, latihan gabungan, kesiapsiagaan dan latihan khusus, operasi dan pemeliharaan perdamaian dunia, kerjasama bidang keamanan dan perbatasan, survei dan pemetaan serta latihan bersama; c. melaksanakan pengawasan dan pengendalian program dan anggaran bidang operasi dan latihan; dan d. merencanakan dan melaksanakan pembinaan dalam pengadaan alat perlengkapan di lingkungan Sops TNI. (2) Paban I/Ren dibantu oleh para Perwira Pembantu Madya, yang masingmasing dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Letnan Kolonel (M) dan Perwira Pembantu Muda berpangkat Mayor, sebagai a. Perwira Pembantu Madya-1/Perencanaan Program dan Anggaran, disingkat Pabandya-1/Renprogar; b. Perwira Pembantu Madya-2/Analisa, Evaluasi dan Laporan Pelaksanaan, disingkat Pabandya-2/Anevlap; c. Perwira Pembantu Madya-3/Pengawasan dan pengendalian program dan anggaran, disingkat Pabandya-3/Wasdalprogar; dan

5 d. Perwira Pembantu Muda Administrasi Perencanaan Program dan Anggaran, disingkat Pabanda Minrenprogar. (3) Paban I/Ren bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Asops Panglima TNI, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoor-dinasikan oleh Waasops Panglima TNI. Pasal 10 Paban II/Orstra (1) Paban II/Orstra, dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Kolonel (M), sebagai pembantu utama Asops Panglima TNI di bidang perumusan strategi, organisasi operasi, dan Doktrin operasi, dengan tugas dan kewajiban sebagai a. merumuskan strategi militer dan pengembangan operasi TNI; b. merumuskan susunan organisasi operasi TNI sesuai dengan kebijakan operasi; dan c. merumuskan doktrin operasi dan peranti lunak penggunaan kekuatan TNI dan mensosialisasikan ke jajaran TNI. (2) Paban II/Orstra dibantu oleh para Perwira Pembantu Madya, yang masingmasing dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Letnan Kolonel (M) dan Perwira Pembantu Muda berpangkat Mayor, sebagai a. Perwira Pembantu Madya-1/Strategi Militer, disingkat Pabandya- 1/Stratmil; b. Perwira Pembantu Madya-2/Organisasi Operasi, disingkat Pabandya-2/Orgops; c. Perwira Pembantu Madya-3/Doktrin Operasi, disingkat Pabandya- 3/Trinops; dan d. Perwira Pembantu Muda Doktrin Operasi, disingkat Pabanda Trinops. (3) Paban II/Orstra bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Asops Panglima TNI dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah koordinasi Waasops Panglima TNI.

6 Pasal 10 Paban III/Latga (1) Paban III/Latga dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Kolonel (M), sebagai pembantu utama Asops Panglima TNI di bidang latihan gabungan dan kesiapsiagaan, dengan tugas dan kewajiban sebagai a. merumuskan kebijakan pembinaan bidang latihan dalam rangka operasi gabungan; b. merumuskan kebijakan pembinaan dalam bidang latihan dalam rangka kesiapsiagaan operasi TNI; c. menyiapkan petunjuk pelaksanaan program latihan TNI dalam rangka latihan khusus TNI; d. menyiapkan petunjuk pelaksanaan program latihan TNI dalam rangka operasi gabungan; dan e. merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi, pelaksanaan bidang latihan TNI. (2) Paban III/Latga dibantu oleh para Perwira Pembantu Madya, yang masingmasing dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Letnan Kolonel (M) dan Perwira Pembantu Muda berpangkat Mayor, sebagai a. Perwira Pembantu Madya-1/Latihan dan Siaga Operasional, disingkat Pabandya-1/Latsiagaops; b. Perwira Pembantu Madya-2/Latihan Gabungan, disingkat Pabandya-2/Latgab; c. Perwira Pembantu Madya-3/Evaluasi Latihan Gabungan, disingkat Pabandya-3/Evlatga; d. Perwira Pembantu Muda Latihan dan Siaga Operasional, disingkat Pabanda Latsiagaops; dan e. Perwira Pembantu Muda Latihan Gabungan, disingkat Pabanda Latgab. (3) Paban III/Latga bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Asops Panglima TNI dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah koordinasi Waasops Panglima TNI.

7 Pasal 11 Paban IV/Ops (1) Paban IV/Ops, dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Kolonel (M), sebagai pembantu utama Asops Panglima TNI di bidang pengerahan dan penggunaan serta pengendalian kekuatan, dengan tugas dan kewajiban sebagai a. merencanakan dan menyiapkan kegiatan yang berkaitan dengan pengerahan dan penggunaan kekuatan dalam rangka operasi TNI; b. merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi, pelaksanaan operasi TNI meliputi operasi militer untuk perang dan militer selain perang; c. merumuskan petunjuk operasi dan instruksi yang berkaitan dengan penyelenggaraan operasi TNI; d. mengoordinasikan program kegiatan pusat misi pemeliharaan perdamaian TNI; dan e. melakuna supersvisi terhadap program kegiatan PMPP TNI, Puskodal TNI, Kodiklat TNI, Gartap dan Paspampres. (3) Paban IV/Ops, dibantu oleh para Perwira Pembantu Madya, yang masingmasing dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Letnan Kolonel (M) dan Perwira Pembantu Muda berpangkat Mayor, sebagai a. Perwira Pembantu Madya-1/Perencanaan Operasi, disingkat Pabandya-1/ Renops; b. Perwira Pembantu Madya-2/Pengendalian Operasi, disingkat Pabandya-2/ Dalops; c. Perwira Pembantu Madya-3/Penggunaan Kekuatan, disingkat Pabandya-3/Gunkuat; d. Perwira Pembantu Madya-4/Operasi Pemeliharaan dan Perdamaian, disingkat Pabandya-4/OPP; e. Perwira Pembantu Muda Perencana Operasi, disingkat Pabanda Renops; f. Perwira Pembantu Muda Pengendalian Operasi, disingkat Pabanda Dalops; dan g. Perwira Pembantu Muda Penggunaan Kekuatan, disingkat Pabanda Gunkuat.

8 (3) Paban IV/Ops bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Asops Panglima TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Waasops Panglima TNI. Pasal 12 Paban V/Kerkamtas (1) Paban V/Kerjasama Bidang Keamanan dan Perbatasan dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Kolonel (M), sebagai pembantu utama Asops Panglima TNI di bidang kerjasama keamanan dan perbatasan, dengan tugas dan kewajiban sebagai a. merumuskan dan menyiapkan kebijakan program kerja sama bidang keamanan dan perbatasan; b. mengoordinasikan dan merumuskan penyelesaian setiap permasalahan kerjasama keamanan dengan negara lain dan kerjasama perbatasan dengan negara tetangga; c. merencanakan dan menyiapkan kegiatan kerjasama keamanan dengan negara lain dan kerjasama perbatasan dengan negara tetangga; dan d. melakukan pengawasan dan mengevaluasi kesepakatan kerjasama bidang keamanan dengan negara lain dan perbatasan dengan negara tetangga. (2) Paban V/Kerjasama Bidang Keamanan dan Perbatasan, dibantu oleh para Perwira Pembantu Madya, yang masing-masing dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Letnan Kolonel (M) dan Perwira Pembantu Muda berpangkat Mayor, sebagai a. Perwira Pembantu Madya-1/Petunjuk dan Prosedur, disingkat Pabandya-1/Jukpros; b. Perwira Pembantu Madya-2/Perbatasan Selatan dan Barat, disingkat Pabandya-2/Taselbar; c. Perwira Pembantu Madya-3/Perbatasan Utara dan Timur, disingkat Pabandya-3/Tasutim; d. Perwira Pembantu Muda Kerjasama perbatasan Selatan dan Barat, disingkat Pabanda Taselbar; dan e. Perwira Pembantu Muda Kerjasama perbatasan Utara dan Timur, disingkat Pabanda Tasutim.

9 (3) Paban V/ Kerjasama bidang keamanan dan perbatasan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Asops Panglima TNI dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah koordinasi Waasops Panglima TNI. Pasal 13 Paban VI/Surta (1) Paban VI/Surta dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Kolonel sebagai pembantu utama Asops Panglima TNI di bidang survei dan pemetaan, dengan tugas dan kewajiban sebagai a. merumuskan kebijakan di bidang survei dan pemetaan di lingkungan TNI; b. mengoordinasikan dan mengawasi kerjasama survei dan pemetaan di lingkungan TNI atau dengan instansi komunitas surta lainnya; c. menghimpun data hasil surta wilayah darat, laut dan udara serta wilayah perbatasan; d. mengoordinasikan dan menyiapkan peta-peta untuk kepentingan tugas TNI; dan e. merumuskan pedoman atau petunjuk pelaksanaan yang berkaitan dengan survei dan pemetaan di lingkungan TNI. (2) Paban VI/Surta dibantu oleh para Perwira Pembantu Madya, yang masingmasing dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Letnan Kolonel (M) dan Perwira Pembantu Muda berpangkat Mayor, sebagai a. Perwira Pembantu Madya-1/Survei dan Pemetaan Darat, disingkat Pabandya-1/Surta Darat; b. Perwira Pembantu Madya-2/Survei dan Pemetaan Laut, disingkat Pabandya-2/ Surta Laut; c. Perwira Pembantu Madya-3/Survei dan Pemetaan Udara, disingkat Pabandya-3/ Surta Udara; dan d. Perwira Pembantu Muda Survei dan Pemetaan Darat, disingkat Pabanda Surta Darat. (3) Paban VI/Surta bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Asops Panglima TNI dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah koordinasi Waasops Panglima TNI.

10 Pasal 14 Paban VII/Latma (1) Paban VII/Latma, dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat Kolonel (M), sebagai pembantu utama Asops Panglima TNI di bidang latihan bersama dengan negara lain, dengan tugas dan kewajiban sebagai a. merumuskan kebijakan bidang latihan bersama dengan Negara sahabat; b. menyusun program latihan bersama dengan Negara sahabat berdasarkan hasil kerjasama militer (military to military); c. merencanakan, menyiapkan petunjuk latihan bersama antara TNI dengan Angkatan Bersenjata Negara sahabat antara lain standing operating procedure (SOP), Prosedur tetap (Protap), Standard Exercise procedure (SEP) atau Exercise Procedure Document (EXPRODOC); d. melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan latihan bersama antar Angkatan Bersenjata Negara sahabat di kawasan Asean maupun non Asean; dan e. melaksanakan koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait. (2) Paban VII/Latma, dibantu oleh tiga orang Perwira Pembantu Madya, yang masing-masing dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat Letnan Kolonel (M) dan Perwira Pembantu Muda berpangkat Mayor, sebagai a. Perwira Pembantu Madya-1/Perencanaan dan Evaluasi Latihan Bersama disingkat Pabandya-1/Renev Latma; b. Perwira Pembantu Madya-2/Latihan Bersama Asean disingkat Pabandya-2/Latma Asean; c. Perwira Pembantu Madya-3/Latihan Bersama Non Asean disingkat Pabandya-3/Latma Non Asean; d. Perwira Pembantu Muda Program Latihan Bersama Asean disingkat Pabanda Proglatma Asean; dan e. Perwira Pembantu Muda Program Latihan Bersama Non Asean disingkat Pabanda Proglatma Non Asean. (3) Paban VII/Latma bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Asops Panglima TNI dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah koordinasi Waasops Panglima TNI.

11 Pasal 15 Kataud (1) Kepala Tata Usaha dan Urusan Dalam, disingkat Kataud (Promosi), dijabat oleh seorang Perwira Menengah TNI berpangkat Letnan Kolonel, yang menyelenggarakan pelayanan Staf Operasi TNI, dengan tugas dan kewajiban sebagai a. menyelenggarakan surat-menyurat bagi Sops TNI meliputi: 1. mengatur penyelesaian tulisan-tulisan dinas sesuai dengan ketentuan dalam administrasi umum TNI; 2. mengatur dan mengawasi pengamanan surat/tulisan dinas; 3. menyelenggarakan, pengaturan atas penerimaan dan pengiriman surat/tulisan dinas; 4. menyelenggarakan produksi dan reproduksi tulisan dinas yang diperlukan Sops TNI; dan 5. menyimpan surat dan mengurus arsip/takah. b. menyelenggarakan notulen rapat Sops TNI; c. menyiapkan laporan berkala Sops TNI; d. menyelenggarakan pelayanan dan perawatan personel; e. menyelenggarakan pemeliharaan tata tertib dan disiplin di lingkungan Sops TNI; f. menyelenggarakan pengamanan personel, materiil dan kegiatan Sops TNI; g. melaksanakan pengaturan perumahan dan angkutan bagi keperluan dinas Sops TNI; h. mengatur penggunaan perlengkapan/ruangan kerja; i. menyelenggarakan dan mengatur penerimaan tamu; j. menyelenggarakan administrasi keuangan; dan k. merencanakan dan menyiapkan hal-hal yang perlu bagi penyelenggaraan upacara, rapat, pertemuan dan lain-lain yang diadakan Sops TNI. (2) Kataud dibantu oleh lima Kepala Urusan, yang masing-masing dijabat oleh seorang Perwira Pertama TNI berpangkat Kapten atau PNS Golongan III, sebagai

12 a. Kepala Urusan Tata Usaha, disingkat Kaurtu; b. Kepala Urusan Dalam, disingkat Kaurdal; c. Kepala Urusan Keuangan, disingkat Kaurku; d. Kepala Urusan Personel, disingkat Kaurpers; e. Kepala Urusan Kearsipan, disingkat Kaur Arsip; f. Kepala Urusan SIMAK BMN, disingkat Kaur SIMAK BMN; dan g. Kepala Urusan Infolahta, disingkat Kaur Infolahta. (3) Kataud bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Asops Panglima TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Waasops Panglima TNI. BAB IV PENUTUP Pasal 16 Hubungan-Hubungan Asops Panglima TNI dapat melakukan hubungan dengan semua Instansi/ Badan/Lembaga di dalam dan di luar lingkungan TNI untuk kepentingan tugasnya. Pasal 17 Lain-Lain Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini, akan diatur dengan peraturan tersendiri. PANGLIMA TNI, TTD AGUS SUHARTONO, S.E. LAKSAMANA TNI