BAB I PENDAHULUAN. Bab I membahas permasalahan yang melatarbelakangi penelitian, pertanyaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi simpulan penelitian dan rekomendasi yang disusun peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. disahkan untuk periode satu tahun merupakan bentuk investasi pemerintah dalam

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /M/PER/XII/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. melalui satu paket undang-undang di bidang keuangan negara. Reformasi ini

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu wujud keberhasilan pemerintah adalah dengan mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme mengakibatkan kerugian negara dan tidak maksimalnya kinerja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

AKUNTABILITAS KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENDESA PDTT DALAM MEWUJUDKAN OPINI WTP

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan berupa penerimaan dan pengeluaran anggaran yang dilaksanakan

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAH DAERAH 1. Dr. H. Harry Azhar Azis, M.A.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum terjadinya reformasi keuangan di Indonesia, Laporan Keuangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PAKPAK BHARAT

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

Rabu, 19 Agustus 2015

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

WALIKOTA TASIKMALAYA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

SISTEM PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN APBN (BANSOS BIDANG PENDIDIKAN)

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan negara diawali dengan bergulirnya Undang-undang

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 116/PMK.05/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas permasalahan yang melatarbelakangi penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian dan kontribusi penelitian. Bab ini juga menjelaskan tahapan-tahapan yang peneliti lakukan selama penelitian dilaksanakan. 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari semangat reformasi birokrasi adalah melakukan penataan ulang sistem penyelenggaraan pemerintahan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Governance. Dengan penerapan prinsip-prinsip ini diharapkan penyelenggaraan kegiatan pada setiap instansi pemerintah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam bidang keuangan negara, semangat reformasi ini diwujudkan dengan diterbitkannya paket Undang-Undang bidang keuangan negara yang terdiri dari UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Paket Undang-Undang ini membawa implikasi perlunya sistem pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. 1

2 Menurut UU 17 Tahun 2003 pasal 11, pengelolaan keuangan negara diwujudkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan penyelenggaraan negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara, jumlah anggaran pendapatan dan belanja negara yang dituangkan dalam APBN setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan data pokok APBN dari Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan diperoleh data anggaran belanja negara tahun 2009 sampai dengan 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Anggaran Belanja Negara Tahun 2009 s.d. 2015 No Tahun Anggaran Belanja Negara ( Trilyun Rupiah) 1 2009 Rp. 937,382 2 2010 Rp. 1.042,117 3 2011 Rp. 1.294,999 4 2012 Rp. 1.548,310 5 2013 Rp. 1.683,011 6 2014 Rp. 1.876,900 7 2015 Rp. 2.039,500 Sumber : Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah anggaran belanja negara dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Untuk tahun 2015, anggaran belanja negara naik sebesar 8,66% dari tahun 2014. Peningkatan jumlah anggaran belanja dalam APBN ini harus diikuti dengan peningkatan kinerja, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara yang dapat dicapai melalui penyelenggaraan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintah secara menyeluruh.

3 Pemerintah Indonesia telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebagai pedoman dalam mengendalikan penyelenggaraan kegiatan setiap instansi pemerintah. Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan amanat dari pasal 58 Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Pasal ini menyatakan bahwa: 1) Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh. 2) Sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Definisi sistem pengendalian intern menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sampai saat ini, implementasi sistem pengendalian intern di pemerintah pusat maupun di pemerintah daerah masih memiliki berbagai kelemahan. Hasil penelitian Susilawati dan Riana (2014) menunjukkan kasus-kasus kelemahan pengendalian intern pada umumnya terjadi karena para pejabat atau pelaksana yang bertanggung jawab tidak atau belum melakukan pencatatan secara akurat dan tidak mentaati ketentuan dan prosedur yang ada, belum adanya kebijakan dan perlakuan akuntansi yang jelas, kurang cermat dalam melakukan perencanaan, belum melakukan koordinasi dengan pihak terkait, penetapan kebijakan yang tidak tepat, belum menetapkan prosedur kegiatan, serta lemah dalam pengawasan

4 dan pengendalian. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa kasus kelemahan sistem pengendalian intern terdiri dari tiga kelompok yaitu kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, serta kelemahan struktur pengendalian intern. Penelitian lain yang dilakukan oleh Herawati (2014) menyimpulkan bahwa kelemahan sistem pengendalian intern yang terjadi pada pemerintah daerah menjadi salah satu penyebab lemahnya keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sehingga BPK memberikan opini tidak wajar atau tidak memberikan pendapat. Terkait dengan pelaksanaan APBN, proses pencairan anggaran belanja negara merupakan salah satu tahapan yang penting. Pada tahapan inilah terpenuhinya kewajiban pemerintah melalui pemindahan uang dari rekening kas negara ke rekening yang berhak. Proses ini dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) yang merupakan salah satu unit vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Proses pencairan dana melibatkan satuan kerja dan pegawai KPPN. Proses ini rawan terhadap kecurangan yang dapat dilakukan oleh pihak satuan kerja maupun internal KPPN. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Prianggono (2013) resiko kecurangan yang dapat terjadi dalam pelayanan proses pencairan dana APBN adalah suap, gratifikasi, benturan kepentingan dan adanya Surat Perintah Membayar (SPM) fiktif. Dengan kondisi seperti ini, pengendalian intern sangat diperlukan oleh setiap KPPN termasuk KPPN Jakarta IV untuk dapat membantu

5 memberikan keyakinan yang memadai bahwa pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta IV memiliki beban kerja yang cukup besar. Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Tingkat KPPN untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2014 (tanggal cetak laporan : 5 Januari 2015), diperoleh data realisasi belanja pemerintah pusat sampai dengan 31 Desember 2014 di wilayah kerja KPPN Jakarta IV adalah sebesar Rp.18.210.383.717.466,- yang terdiri dari belanja pegawai Rp. 4.197.515.497.161,-, belanja barang Rp.7.424.917.882.158,-, belanja modal Rp. 6.072.460.843.919,-, dan belanja bantuan sosial Rp.515.489.494.228,-. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang sistem pengendalian intern pada pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara khususnya pencairan anggaran belanja yang dilakukan di KPPN Jakarta IV dengan judul : Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Dalam Pelaksanaan Pencairan Anggaran Belanja Negara Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta IV. 1.2. Rumusan Permasalahan Efektivitas sistem pengendalian intern sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi, karena pada dasarnya pengendalian intern akan memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi. KPPN sebagai salah satu unit vertikal Ditjen Perbendaharaan yang memiliki fungsi strategis dalam proses pencairan dana APBN membutuhkan suatu pengendalian intern yang efektif untuk

6 dapat membantu memastikan bahwa proses pencairan anggaran belanja negara berjalan dengan baik. Proses pencairan dana pada KPPN merupakan tahapan yang krusial. Namun sampai saat ini masih ditemukan beberapa masalah terkait proses pencairan dana ini, bahkan ada beberapa kasus hukum yang melibatkan pegawai KPPN maupun pegawai satuan kerja selaku pengguna anggaran. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah kasus SPM fiktif yang mengakibatkan dua pegawai KPPN Jakarta II divonis bersalah oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Situs resmi Ditjen Perbendaharaan memberitakan bahwa kasus ini memvonis pejabat penandatangan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dengan hukuman 1,5 tahun dan denda 100 juta atau subsidair 3 bulan kurungan serta memvonis petugas front office dengan hukuman 1 tahun dan denda 100 juta atau subsidair 3 bulan kurungan. Berdasarkan wawancara pendahuluan dengan Kepala Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal KPPN Jakarta IV diperoleh informasi bahwa pelaksanaan pengendalian intern di KPPN Jakarta IV belum berjalan secara optimal karena masih terdapat beberapa kelemahan pada kegiatan pengendalian dalam proses pencairan dana, diantaranya masih ditemukan beberapa petugas front office yang tidak melakukan pemeriksaan speciment tanda tangan Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) pada saat memeriksa Surat Perintah Membayar dan lemahnya keamanan penggunaan user id untuk aplikasi pencairan dana yang disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran pegawai atas kerahasiaan user id masing-masing pegawai. Informasi lain dari hasil wawancara ini adalah Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Negara selaku aparat pengawas

7 intern Kementerian Keuangan sampai dengan tahun 2014 belum melaksanakan penilaian atas efektivitas sistem pengendalian intern di KPPN Jakarta IV. Terkait dengan sistem pengendalian intern yang dilaksanakan di instansi pemerintah pusat, sampai saat ini BPK masih menemukan berbagai kelemahan. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Semester I Tahun 2014 yang diterbitkan oleh BPK mengungkapkan sebanyak 14.854 kasus senilai Rp.30,87 triliun yang terdiri atas kelemahan sistem pengendalian intern sebanyak 6.531 kasus dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan sebanyak 8.323 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.900 kasus senilai Rp. 25,74 triliun merupakan temuan yang berdampak finansial, yaitu temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan. Berdasarkan latar belakang dan data-data yang tercantum di atas, maka dapat dirumuskan bahwa ditengarai implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam proses pencairan anggaran belanja negara pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta IV belum efektif. 1.3. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian ini adalah : a. Bagaimana implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV? b. Apakah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV telah efektif?

8 c. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi pada implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV? d. Mekanisme teori institutional isomorphism mana yang muncul pada implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV? 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu : a. Untuk memperoleh gambaran tentang implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV. b. Untuk menganalisis efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pelaksanaan pencaiaran anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV. c. Untuk menganalisis hambatan-hambatan implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV. d. Untuk mengidentifikasi mekanisme teori institutional isomorphism yang muncul dalam implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarata IV.

9 1.5. Motivasi Penelitian Hasil wawancara pendahuluan dengan Kepala Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal menyebutkan bahwa kegiatan pengendalian dalam proses pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV belum optimal. Mengingat peran penting KPPN Jakarta IV dalam proses pencairan dana APBN dan jumlah anggaran belanja negara tahun 2015 yang akan dicairkan cukup besar yaitu sebesar Rp.32.062.404.079.000,-, penelitian ini ingin menilai tingkat efektivitas pengendalian intern dan memberikan masukan atas kelemahan-kelemahan yang terjadi pada implementasi pengendalian intern pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV. 1.6. Kontribusi Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan perbaikan atas kelemahan-kelemahan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV. b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 1.7. Proses Penelitian Penelitian ini akan mengeksplorasi dan menggambarkan secara sistematis tentang implementasi dan efektivitas sistem pengendalian intern dalam proses pencairan anggaran belanja negara pada KPPN Jakarta IV ditinjau dari lima unsur

10 sistem pengendalian intern yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Selain itu penelitian ini juga akan melihat pelaksanaan pengendalian intern dari teori institutional isomorphism dengan menentukan mekanisme isomorpisme mana yang muncul pada implementasi sistem pengendalian intern dalam pelaksanaan pencairan anggaran belanja negara di KPPN Jakarta IV. Secara singkat, tahapan penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini: 2. Tujuan Penelitian 3. Pondasi Teoretikal Penelitian Studi Kasus 1. Pertanyaan Penelitian 4. Metode Penelitian Studi Kasus 5. Temuan dan Analisis Sumber: Pedoman Umum Penulisan Tesis (Program Maksi UGM, 2015) Gambar 1.1 Tahapan Penelitian