BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

DAFTAR ISI. ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR...i UCAPAN TERIMA KASIH...ii

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PENGHASILAN KEGIATAN USAHA BERBASIS SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1 Di Indonesia sendiri dengan penduduk. yang dapat digunakan oleh masyarakat.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun kerjasama ini dapat menjadi peluang untuk menyetarakan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB II LANDASAN TEORI

REGULASI ENTITAS SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ±

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

No. 15/22/DPbS Jakarta, 27 Juni 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jenis kebutuhan manusia terdiri dari tiga macam yaitu sandang, pangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an. perkembangan syariah merupakan cita-cita para praktis ekonomi islam pada saat itu, sehingga pada tahun 1963-1967 Feds mendirikan bank syariah pertama di Dunia, yang didirikan di Kota Mesir. Dengan didirikannya Bank Syariah tersebut diharapkan dapat membawa kesadaran baru untuk menerapkan prinsip dan nilai-nilai syariah dikehidupan nyata. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana bank konvensional juga menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan, hanya saja terdapat perbedaan mendasar dalam hal imbalan. Penentuan imbalan yang diinginkan dan yang akan diberikan oleh bank syariah kepada nasabahnya semata-mata didasarkan pada prinsip bagi hasil. Bank syariah bisa merespon kebutuhan masyarakat dengan berbagai produknya karena transaksi ini identik dengan prinsip rahn, yakni menahan barang sebagai jaminan atas utang. Sebagai produk jasa bank syariah, rahn diterapkan pada produk jaminan, di mana bank tidak memperoleh apa apa kecuali biaya pemeliharaan asset atau biaya keamanan. Karena itu, biasanya 1

2 produk ini diterapkan untuk keperluan-keperluan sosial, seperti kesehatan, pendidikan, dan lain-lain (Usman, 2009 : 292-293) Muamalah dalam arti sempit adalah ekonomi islam. Ekonomi islam mengatur manusia dalam menjalankan aktivitasnya supaya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah antara lain prinsip perbankan non riba, prinsip perniagaan halal dan tidak haram. Prinsip keredhaan para pihak dalam berkontrak, prinsip pengurusan dana yang amanah, jujur dan bertanggung jawab. Prinsip-prinsip tersebut itulah yang kemudian dengan istilah prinsip ekonomi syariah. Bank syariah adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan pada prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Prinsip syariah menurut pasal 1 butir (12), undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (selanjutnya disebut Undang-undang Perbankan Syariah), yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah. Dengan prinsip tersebut, perbankan syariah dapat menjalankan kegiatan usaha dengan berpedoman pada fatwa yang telah ditetapkan oleh DSN-MUI. Kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dalam operasionalnya diwujudkan dalam berbagai macam produk pembiayaan perbankan syariah. Menurut pasal 1 butir (25) Undang-undang Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

3 dipersamakan dengan itu, berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik, jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istisna, pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh dan sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Berbagai macam produk pembiayaan perbankan syariah seperti diuraikan diatas, murabahah merupakan salah satu bentuk pembiayaan yang paling dominan diterapkan dalam praktik perbankan syariah. Dominasi tersebut hampir mancapai 80-95% dari setiap pembiayaan dalam lembaga pembiayaan islam yang menggunakan transaksi pembiayaan murabahah. Berdasarkan data statistik perbankan syariah Bank Indonesia mei 2009, menunjukkan bahwa total kompensasi pembiayaan yang diberikan oleh Bank Umum Syariah dan Usaha Unit Syariah adalah 40,715, yang terdiri dari pembiayaan berdasarkan pembiayaan Murabahah tercatat 23,490, Mudharabah tercatat 8,67, Musyarakah tercatat 5,939. Sedangkan sisanya pembiayaan lainnya. Yang artinya, pembiayaan murabahah masih mendominasi pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia. Dominasi pembiayaan murabahah menunjukkan bahwa pembiayaan tersebut mempunyai banyak keuntungan bagi bank syariah. Pertama, kepastian pembeli, dimana bank syariah tidak akan membelikan suatu barang kecuali sudah ada pembelinya. Kedua, kepastian keuntungan, dimana bank syariah dapat memastikan keuntungan atas suatu barang yang

4 dijualnya. Dan ketiga, pembiayaan murabahah lebih mudah diaplikasikan pada saat sekarang ini. Selain itu, pembiayaan murabahah sesuai dengan kebutuhan bagi nasabah. Namun demikian, bank syariah dalam menjalankan fungsinya sebagai penyalur dana kepada nasabah pembiayaan murabahah tetap harus dilakukan secara hati-hati. Pembiayaan murabahah merupakan salah satu bentuk untuk menghindari risiko kerugian terhadap nasabah yang tidak mampu membayar hutangnya, dengan kata lain merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelangsungan usaha nasabah pembiayaan. Pembiayaan murabahah dilakukan atas nasabah yang memiliki prospek usaha atau kemampuan membayar. Pembiayaan bagi suatu bank memainkan peranan yang penting dalam mendorong laju pertumbuhan Bank Syariah. Bahkan laba hasil pembiayaan sejatinya merupakan penyumbang utama dari pendapatan. maka tidak heran bila selanjutnya portofolio pembiayaan begitu mendominasi penempatan dana bila dibandingkan dengan penempatan jenis lainnya seperti penempatan pada BI, bank lain ataupun surat-surat berharga, hal itu tercermin dalam pangsa pembiayaan yang mencapai 78,25% dari total asset BUS dan UUS, serta 88,64% pada BPRS. Oleh karena itu pentingnya fungsi pembiayaan ini, setiap tahun bank syariah harus menggenjot peningkatan kualitas pembiayaan. Karena semakin baik kualitas pembiayaan, tentu akan semakin mempengaruhi

5 tingkat profitabilitas. Salah satu metode yang umumnya digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas ialah return on asset (ROA) ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas bank, karena Bi sebagai Pembina dan pengawas perbankan lebih memilih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat. Disamping itu, ROA merupakan metode pengukuran yang paling obyektif yang didasarkan pada data akuntansi yang tersedia dan besarnya ROA dapat mencerminkan hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan terutama perbankan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dan semakin baik juga posisi bank tersebut dari segi penggunaan Asset (Dendawijaya, 2009:118) Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan kajian lebih lanjut yang menyoroti bagaimana dasar hukum dan prinsip pembiayaan pada bank syariah di Indonesia. Sehingga penulis mengambil judul PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MURABAHAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP RETURN ON ASSET (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia,Tbk dan Bank Syariah Mandiri,Tbk Periode 2010-2014 ). B. Perumusan Masalah Berdasarkan para uraian latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

6 1. Pembiayaan Mudharabah berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset pada Bank Syariah periode 2010-2014. 2. Pembiayaan Murabahah berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset pada Bank Syariah periode 2010-2014. 3. Pembiayaan Musyarakah berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset pada Bank Syariah periode 2010 2014. C. Tujuan dan Kegiatan Penelitian 1. Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang sejauh mana Pembiayaan Mudharabah, Murabahah dan Musyarakah terhadap Return On Asset pada Bank Syari ah. Secara operasional tujuan penelitian ini adalah : a. Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan Mudharabah terhadap Return On Asset pada Bank Syariah periode 2010 2014. b. Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan Murabahah terhadap Return On Asset pada Bank Syariah periode 2010 2014. c. Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan Musyarakah terhadap Return On Asset pada Bank Syariah periode 2010 2014.

7 2. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dilakukan, maka kegunaan yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut: a. Bagi Penulis Untuk memenuhi persyaratan sebagai salah satu tugas akhir dalam mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Mercu Buana, Jakarta. Serta dapat memahami lebih jauh mengenai Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Murabahah dan Musyarakah terhadap Return On Asset pada Bank Syari ah periode 2010 2014. b. Bagi Perusahaan. Sebagai pertimbangan manajemen dalam meningkatkan aktivitas perusahaan guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Serta memberikan masukan dan saran kepada pihak manajemen perusahaan yang bermanfaat untuk meningkatkan Profitabilitas perusahaan. c. Bagi Pembaca Dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam dunia Perbankan yang dapat digunakan sebagai gambaran mengenai Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Murabahah dan Musyarakah terhadap Return On Asset pada Bank Syari ah.