UJI RESPON KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK WOKOZIM DAN DOSIS PUPUK ZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG BAKUNG

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

BAHAN METODE PENELITIAN

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH DOSIS PUPUK SP 36 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

ISSN :

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

Edy Soenyoto Dosen Fakultas Pertanian UNISKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Kajian Aplikasi Dosis Pupuk ZA dan Kalium Anak Agung Gede Putra 10

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

Magrobis Journal 28. PENGARUH PUPUK ROSASOL-N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens L.) ABSTRAK

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN SELANG WAKTU PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

Jurnal Cendekia Vol 11 No 1 Jan 2013 ISSN:

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENGARUH WAKTU PEMUPUKAN DAN PEMBERIAN PUPUK PELENGKAP CAIR (PPC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI (Oriza Sativa L) VARIETAS CIHERANG

PENGARUH DOSIS PUPUKKANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILKACANG TANAH(ARACHYS HIPOGEA L.) Masna Manurung 1)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis

PENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN PUPUK UREA DAN SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L,) Alumni Fakultas Pertanian 2)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

PENDAHULUAN. bumbu masakan, untuk menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Tanaman

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta

Transkripsi:

1 UJI RESPON KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK WOKOZIM DAN DOSIS PUPUK ZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG BAKUNG (Allium fistulosum L.) VARIETAS FRAGRANT Ringkasan Oleh Aas Abu Sa id Bawang Bakung (Allium fistulosum L.) merupakan komoditas sayuran yang bernilai ekonomis tinggi dan sangat potensial untuk dikembangkan. Di Indonesia cabai dikonsumsi bumbu masakan dan diolah sebagai bahan baku industri makanan. Tanaman Bawang Bakung merupakan tanaman perdu yang berasa gurih dan berbau sedap. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi interaksi Konsentrasi ppc Wokozim dan Dosis Pupuk Za terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bawang Bakung (Allium fistulosum L.) Varietas Fragrant. Hipotesis penelitian adalah diduga terjadi pengaruh interaksi Konsentrasi ppc Wokozim dan Dosis Pupuk Za terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bawang Bakung (Allium fistulosum L.) Varietas Fragrant. Penelitian dilaksanakan secara Faktorial menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi ppc wokozim (W) dengan 4 level yaitu: W0 = 0 cc/l air, W1 = 2cc/l air, W2 = 4 cc/l air dan W3 = 6cc/l air.. Faktor kedua adalah dosis pupuk ZA (Z) dengan 4 level yaitu: Z0 = 0 kg/ha, Z1 = 650 Kg/Ha, Z2 = 750 Kg/ha dan Z3 = 850 Kg/ha Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Tidak terjadi interaksi yang nyata antara perlakuan Konsentrasi ppc Wokozim dan Dosis Pupuk Za pada variabel pengamatan : tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun pada pengamatan umur 45 hst. 2). Perlakuan Konsentrasi ppc Wokozim dan Dosis Pupuk Za berpengaruh nyata pada berat basah tanaman bakung pada umur 65 hst. Dan berat tertinggi terletak pada kombinasi perlakuan W3 Z3 : Konsentrasi 6 ml/l air dengan Pemupukan ZA 850 Kg/Ha. Dan berat basah terendah terletak pada kombinasi perlakuan W0Z0 : Konsentrasi 0 ml/l air dengan Pemupukan ZA 0 Kg/Ha PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bawang bakung di duga berasal dari benua Asia yang memiliki iklim panas (tropis), terutama kawasan asia tenggara (Cina dan Jepang) di Indonesia budidaya bawang bakung pada mulanya hanya terpusat di pulau jawa ( jawa barat dan jawa timur), terutama di dataran tinggi ( pegunungan) yang berhawa sejuk. Seperti Cipanas, Pacet (Mojokerto), Lembang (Bandung) dan Malang jawa timur. Selain di konsumsi sebagai sayuran, bawang bakung juga baik untuk konsumsi sebagai pengobatan( terapi). Bawang bakung mengandung unsur-unsur

2 aktif yang memiliki daya bunuh terhadap bakteri ( sebagai antibiotik) serta dapat merangsang pertumbuhan sel tubuh. Bawang bakung juga berguna untuk menghilangkan lendir dalam kerongkongan, memudahkan pencernaan makanan, menyembuhkan rematik, kurang darah, sering kencing dan bengkak- bengkak. Akar bawang bakung dapat di manfaatkan untuk mengobati cacingan ( cacing gelang) dan mual-mual. Frambusia dan umbinya untuk mengobati borok atau koreng. Peluang bisnis bawang bakung cukup baik dan cerah karena banyak di butuhkan oleh masyarakat, terutama sebagai bahan sayuran dan bumbu penyedap masakan, disamping sebagai bahan-bahan pengobatan. Dengan demikian kebutuhan masyarakat terhadap bawang bakung sangat besar dan berkesinambungan. Kebutuhan bawang bakung ini akan meningkat terus sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk, kenaikan tingkat pendapatan, kenaikan tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan. Kuatnya pasar bawang bakung juga dapat di lihat dari harganya yang relatif murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga daya beli masyarakat terhadap bawang bakung sangat kuat, industri makanan yang memproduksi mie instant, juga merupakan pasar yang potensial untuk bawang bakung. Dengan adanya perkembangan industri makanan di Indonesia, serapan pasar terhadap bawang bakung semakin meningkat. Di samping itu, bawang bakung juga merupakan mata dagangan ekspor ke berbagai negara di kawasan Asia dan Eropa. Sistim pembudidayaannya pun tidaklah rumit benih / bibit bawang bakung bisa diperbanyak lewat biji maupun tunas anakan. Umumnya petani Indonesia menggunakan setek tunas. Caranya dengan memisahkan anakan dari induknya. Pilih induk yang sehat dan bagus pertumbuhannya. Tetapi untuk jenis bawang bakung impor bibit yang digunakan adalah dari biji yang dibeli di toko pertanian. Umumnya jenis bawang bakung introduksi ini tergolong hibrida yang memang tak baik diperbanyak dengan tunas anakan atau dari biji hasil penanaman sendiri. Kelemahan bibit asal biji ialah panen bisa lebih lama l bulan daripada dengan bibit asal tunas anakan. Kebutuhan setek untuk 1 Ha areal penanaman bawang bakung ialah 200.000 setek. Benih asal biji kebutuhannya sebanyak 1,5-2 kg/ha. Bibit asal setek anakan bisa langsung ditanam ke lahan. Akan tetapi, terlebih dahulu kurangi perakaran dan potong sebagian daun untuk mengurangi penguapan. Apabila menggunakan biji, lakukan persemaian untuk mendapatkan bibit. 1.2 Tujuan penelitian Untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian konsentrasi pupuk pelengkap cair Wokozim dan dosis pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan produksi bawang bakung (Allium fistulosum.l) varietas Fragrant 1.3 Hipotesis Kemungkinan akan terjadi pengaruh interaksi pemberian konsentrasi pupuk pelengkap cair Wokozim dan dosis pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan produksi bawang bakung ( Allium fistulosum.l) varietas Fragrant

3 3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Dusun Pinggirsari, Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, dengan jenis tanah lempung berpasir (Sandy loam), ketinggian tempat 120 meter diatas permukaan air laut, serta ph tanah 6,8. 3.2. Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1. Alat yang digunakan Alat yang digunakan untuk penelitian yaitu : Hand Tractor, cangkul, sabit, tugal, meteran, rafia dan, alat semprot, alat tulis dan dokumentasi, jangka sorong, timbangan, karung, Alat angkut (sorong) dan ph tester 3.2.2. Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan untuk penelitian yaitu: Bibit bawang bakung, pupuk organik cair wokozim, pupuk ZA, pupuk tambahan (Urea dan NPK PHONSKA), insektisida (Arjuna 200 EC, Amate ), Fungisida (Check point 75 WP). 3.3. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah pupuk pelengkap cair organic Wokozim dengan 4 level dan faktor kedua adalah dosis pupuk ZA dengan 4 level. Faktor I adalah : Konsentrasi pupuk organik cair Wokozim yang terdiri dari 4 level, yaitu : W0 : Tanpa diberi perlakuan apapun/ 0 ml/l air W1 : Konsentrasi 2 ml/l air W2 : Konsentrasi 4 ml/l air W3 : Konsentrasi 6 ml/l air Faktor II adalah : dosis pupuk ZA yang terdiri dari 4 level, yaitu : Z0 : Tanpa diberi perlakuan apapun/0 kg/ha Z1 : Pemupukan ZA 650 Kg/Ha Z2 : Pemupukan ZA 750 Kg/Ha Z3 : Pemupukan ZA 850 Kg/Ha Dari kedua faktor tersebut maka didapat 16 kombinasi perlakuan yaitu: W0Z0: Konsentrasi 0 ml/l air dengan Pemupukan ZA 0 Kg/Ha W0Z1: Konsentrasi 0 ml/l air dengan Pemupukan ZA 650 Kg/Ha W0Z2: Kosentrasi 0 ml/l air dengan Pemupukan ZA 750 Kg/Ha W0Z3: Konsentrasi 0 ml/l air dengan Pemupukan ZA 850 Kg/Ha W1Z0: Konsentrasi 2 ml/l air dengan Pemupukan ZA 0 Kg/Ha W1Z1: Konsentrasi 2 ml/l air dengan Pemupukan ZA 650 Kg/Ha

4 W1Z2: Konsentrasi 2 ml/l air dengan Pemupukan ZA 750 Kg/Ha W1Z3: Konsentrasi 2 ml/l air dengan Pemupukan ZA 850 Kg/Ha W2Z0: Konsentrasi 4 ml/l air dengan Pemupukan ZA 0 Kg/Ha W2Z1: Konsentrasi 4 ml/l air dengan Pemupukan ZA 650 Kg/Ha W2Z2: Konsentrasi 4 ml/l air dengan Pemupukan ZA 750 Kg/Ha W2Z3: Konsentrasi 4 ml/l air dengan Pemupukan ZA 850 Kg/Ha W3 Z0 : Konsentrasi 6 ml/l air dengan Pemupukan ZA 0 Kg/Ha W3 Z1 : Konsentrasi 6 ml/l air dengan Pemupukan ZA 650 Kg/Ha W3 Z2 : Konsentrasi 6 ml/l air dengan Pemupukan ZA 750 Kg/Ha W3 Z3 : Konsentrasi 6 ml/l air dengan Pemupukan ZA 850 Kg/Ha 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan tidak adanya interaksi yang nyata antara kombinasi perlakuan konsentrasi Ppc Wokozim dan dosis pupuk ZA terhadap tinggi tanaman pada umur 45 hari setelah tanam (Lampiran 1) Tabel 2. Rata-rata tinggi Tanaman (cm) ) pengaruh kombinasi konsentrasi Ppc Wokozim dan dosis pupuk ZA pada umur 45 hari setelah tanam. Za rata rata pengaruh dosis pupuk ZA terhadap tinggi tanaman bawang bakung z3 42.91a z1 43.68a z0 44.91a z2 45.50a bnt 5% 0.44 Wokozim rata rata pengaruh konsentrasi PPC WOKOZIM terhadap tinggi tanaman bawang bakung w0 43.19a w3 43.73a w1 44.38a w2 45.71a bnt 5% 0.44 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%. Hal ini terjadi karena kedua perlakuan kurang berinteraksi dengan baik dan juga dari keheterogenan tanah sehingga mempengaruhi tingi tanaman bawang daun. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan konsentrasi ppc Wokozim dan dosis pupuk ZA dengan dosis yang telah tertera di atas tidak mengalami perbedaan tinggi

5 tanaman yang nyata. Aerasi yang baik berpengaruh pada kelancaran respirasi, meningkatkan populasi jasad renik, mendukung aktifitas mikroba yang terlibat dalam penyediaan hara, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, serta memudahkan absorbsi air dan unsur hara oleh akar tanaman yang berpengaruh langsung pada pertumbuhan tanaman (Winarso, 2005). Sehingga dengan tersedianya unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan didukung dengan bahan organik pada tanah maka akan menghasilkan tinggi tanaman cabai yang lebih tinggi dan lebih baik 4.2. Diameter batang Hasil analisis ragam menunjukkan tidak adanya interaksi yang nyata antara kombinasi perlakuan konsentrasi Ppc Wokozim dan dosis pupuk ZA terhadap tinggi tanaman pada umur 45 hari setelah tanam (Lampiran 2). Tabel 3. Rata-rata diameter batang Tanaman (cm) pengaruh kombinasi konsentrasi Ppc Wokozim dan dosis pupuk ZA pada umur 45 hari setelah tanam. Za rata rata pengaruh dosis pupuk ZA terhadap Diameter batang tanaman bawang bakung z2 10.21a z1 10.26a z3 9.76a z0 9.94a bnt 5% 0.13 Wokozim rata rata pengaruh konsentrasi PPC WOKOZIM terhadap Diameter batang tanaman bawang bakung w0 10.52a w1 9.79a w3 9.89a w2 9.97a bnt 5% 0.13 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%. Hal ini terjadi karena kedua perlakuan kurang berinteraksi dengan baik dan juga dari keheterogenan tanah sehingga mempengaruhi diameter batang tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan konsentrasi ppc Wokozim yang dikombinasikan dosis pupuk ZA dengan dosis yang telah tertera di atas tidak mengalami perbedaan diameter batang tanaman yang nyata. Dengan kondisi tanah yang baik maka tanaman mampu menyerap unsur hara secara sempurna, tanaman bawang daun akan mempunyai diameter batang yang lebih besar.

6 Pemberian wokozim pada saat tanaman dalam fase berkembang dapat membuat tanaman mempunyai mekanisme pertahanan yang lebih baik terhadap hama, penyakit, kekeringan, beku dan hambatan translokasi pada akar (Wokozim TM ). Unsur N berperan vital dalam membentuk berbagai senyawa protein, asam nukleat dan lemak yang berperan dalam pertumbuhan dan pembesaran batang (Jones et al. dalam Hanafiah, 2007). Sehingga dengan tersedianya unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan didukung dengan bahan organik pada tanah maka akan menghasilkan diameter batang tanaman bawang daun yang lebih baik. 4.3. Jumlah Daun Hasil analisis ragam menunjukkan tidak adanya interaksi yang nyata antara kombinasi perlakuan konsentrasi Ppc Wokozim dan dosis pupuk ZA terhadap tinggi tanaman pada umur 45 hari setelah tanam (Lampiran 3). Tabel 4. Rata-rata jumlah daun Tanaman (helai) pengaruh kombinasi konsentrasi Ppc Wokozim dan dosis pupuk ZA pada umur 45 hari setelah tanam. rata rata pengaruh dosis pupuk ZA terhadap Jumlah daun Za tanaman bawang bakung z3 4.33a z0 4.42a z2 4.53a z1 4.58a bnt 5% 0.05 rata rata pengaruh konsentrasi PPC WOKOZIM terhadap Jumlah Wokozim daun tanaman bawang bakung w1 4.25a w3 4.35a w2 4.51a w0 4.73a bnt 5% 0.05 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5% Hal ini terjadi karena kedua perlakuan kurang berinteraksi dengan baik dan juga dari keheterogenan tanah sehingga mempengaruhi jumlah daun tanaman. akan tetapi dari hasil penelitian penggunaan ppc wokozim mempunyai pengaruh individual yang berpengaruh nyata dalam pertubuhan jumlah daun tanaman bawang bakung. Hal ini menunjukan bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam ppc wokozim mempunyai pengaruh dalam pembentukan daun tanaman. Dalam proses pertumbuhan dan pembentukan daun tanaman bawang daun, unsur N dalam NPK yang diberikan berperan penting dalam perkembangan jaringan meristem, merangsang pembentukan daun dan tunas pucuk, serta pembentukan klrorofil (Hanafiah, 2007).

7 Kandungan organik terbukti sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah, memperbaiki sifat fisik tanah dan memberi peluang bertambahnya populasi jasad renik,sebab pupuk organik tidak lain adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan,dan manusia (Lingga dan Marsono,2008). Betaine yang terdapat dalam wokozim dapat mengurangi kerusakan alami saat proses fotosintesis karena dapat memelihara kandungan klorofil. Hal ini membantu kondisi daun tetap hijau dan sehat (Wokozim TM ). 4.4. Berat Basah Tanaman per Plot Hasil analisis ragam menunjukkan adanya interaksi yang nyata antara kombinasi perlakuan konsentrasi Ppc Wokozim dan dosis pupuk ZA terhadap berat basah tanaman pada umur 65 hari setelah tanam (Lampiran 4). Tabel 5. Rata-rata Berat Basah Tanaman Per Plot (Gr) pengaruh kombinasi konsentrasi Ppc Wokozim dan dosis pupuk ZA pada umur 65 hari setelah tanam. Rata -rata berat basah tanaman umur 65 hst Perlakuan Rata -rata berat basah tanaman umur 65 hst W0Z0 482.00 a W2Z0 512.67 ab W0Z1 513.67 ab W0Z2 534.33 bc W1Z2 563.00 bc W1Z3 564.67 bc W1Z0 574.33 bc W3Z0 580.00 c W0Z3 605.33 cd W2Z1 624.33 d W1Z1 646.33 d W2Z2 657.00 de W3Z1 688.67 e W2Z3 699.67 e W3Z2 708.33 e W3Z3 916.00 f DMRT 5% 41.17

8 Keterangan : Angka-angka yang didampingi huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji DMRT 5%. Berdasarkan Uji DUNCAN 5% (Tabel 5 rata-rata diameter batang pada umur 65 hari setelah tanam mengalami perbedaan yang nyata. Dan hasil tertinggi dihasilkan oleh perlakuan kombinasi W3Z3 yaitu penggunaan Konsentrasi 6 ml/l air ppc Wokozim dengan Pemupukan ZA 850 Kg/Ha, dan hasil terendah dihasilkan oleh perlakuan kombinasi W0Z0 yaitu Konsentrasi 0 ml/l air ppc Wokozim dengan Pemupukan ZA 0 Kg/Ha. Hal ini terjadi karena adanya interaksi antara kombinasi pupuk ZA dengan ppc Wokozim sehingga perlakuan kombinasi W3Z3 akan menghasilkan produksi yang baik pada tanaman bawang bakung. Mikroba mikroba bermanfaat yang terdapat pada wokozim bersaing dengan jamur patogen sehingga akan mengurangi kerusakan akar, selain itu perangsang yang ada pada wokozim mendorong pertumbuhan akar dan tunas sehingga akar dapat menyerap hara tanah dalam jumlah lebih besar tanaman dan akar yang sehat akan mengurangi kerusakan alami pada tanaman (Wokozim TM ). Dalam proses pembentukan dan pemasakan buah, unsur P dan K berperan penting dalam merangsang perkembangan sistem perakaran sehingga mendukung pertumbuhan secara umum, berperan dalam pembentukan bunga, merangsang pembentukan buah, pematangan serta menentukan kualitas serta kuantitas produksi buah (Jones et al. dalam Hanafiah, 2007). Sehingga dengan tersedianya unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan didukung dengan bahan organik pada tanah maka akan menghasilkan berat per tanaman bawang bakung yang lebih baik. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian Uji respon konsentrasi ppc Wokozimdan dosis pupuk ZA terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bwang daun (Allium fistulosum L) Varietas Fragrant dapat disimpulkan, bahwa: 1. Hasil analisa menunjukan Tidak terjadi interaksi yang berbeda nyata kombinasi antara perlakuan pupuk ZA dengan ppc Wokozim pada variabel pengamatan tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun pada pengamatan umur 45 hst 2. Perlakuan dosis konsentrasi ppc Wokozim dan dosis pupuk ZA berpengaruh nyata pada variabel pengamatan berat tanaman per plot pada umur 65 hst. Dan hasil tertinggi dari perlakuan terletak pada kombinasi pelakuan W3Z3 sedangkan yang terendah terletak pada kombinasi perlakuan W0Z0. 5.2. Saran Agar mendapatkan hasil produksi yang baik tanaman bawang bakung perlu dilakuakn penelitian lebih lanjut tentang peningkatan konsentrasi ppc

9 Wokozim dan dosis pupuk ZA diatas konsentrasi dan dosis yang tertera di proposal ini. DAFTAR PUSTAKA Andi Arie. 2012. Unsur Hara Pada Tanaman.(online) diakses di http:// Andi Arie Wija Kusuma blogerized. 2012 Anonym. 2002. Menanam Sayuran di Pekarangan. Jakarta. Agromedia Pustaka Anonym. 2010. Budidaya Tanaman Bawang Daun..(online) diakses di http://www.google.com viticulture.blogspot.com pada 2012 Anonym. 2012. Manfaat ppc Wokozim. Gresik. PT. Petrokimia Kayaku Anonym. 2012. Kandungan pupuk ZA.(online) diakses di http://www.petrokimiagresik.com pada 2012 Cahyono, Bambang. 2005. Bawang Daun, Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta. Kanisius Djafarudin. 2007. Dasar-dasar perlindungan tanaman. Jakarta. Bumi Aksara Djojosumarto, Panut. 2008. Kanisius Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta. Heliluningtias, Nunuk. 2010. Nutrisi tanaman. Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri Kediri. Sugeng. 2006. Bercocok Tanam Sayuran. Semarang. CV. Aneka Ilmu Joko, Santono dan Indriyati Wibisono. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman Sayuran. Yogyakarta. P.T Citra Aji Pratama Lingga, Pinus dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya Prascaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta; PT. Penebar Swadaya. Rahardi, F. 2003. Kiat Memilih Komoditas Agro. Jakarta. Agromedia Pustaka

10 Rismunandar. 2003. Membudidayakan 5 Jenis Bawang. Bandung. Sinar Baru Algesindo Rukmana, Rahmat. 1995. Daun Bawang. Yogyakarta. Kanisius Sambekto, Rijo. 2006. Pupuk Daun. Yogyakarta. P.T Citra Aji Pratama Siswandi. 2002. Budidaya Tanaman Sayuran. Yogyakarta. P.T Citra Aji Pratama. Subroto dan Yusrani, Awang. 2005. Kesuburan Dan Pemanfaatan Tanah. Malang: Bayumedia Publishing Sumarji. 2007. Dasar Hama Dan Penyakit Tanaman. Kediri: Uniska PRESS Sutejo, Mulyani dan Kartasapoetra. 1988. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta: PT. Bina Aksara. Talkah, Abu. 2002. Pengantar Agronomi. Kediri: Fakultas Pertanian UNISKA Winarso, Sugeng. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Yogyakarta: Gava Media.