DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 KABILA

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematika, Statistika

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena- fenomena

BAB II LANDASAN TEORI. lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 GORONTALO PADA MATERI ALJABAR

BAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus), Jilid II, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Kudus:

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO JURNAL OLEH

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA MATERI DIMENSI TIGA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH STATISTIK PENDIDIKAN

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

Alvi Chusna Zahara 1), Ratri Candra Hastari 2), HM. Farid Ma ruf 3)

DAYA MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI SOAL CERITA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DIKELAS VII SMP NEGERI 1 TAPA

Kiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa...

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII

SKRIPSI. Oleh : DIAN KUSUMA WARDANI NIM:

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE BERBASIS LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango

ANALISIS KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKA PADA KONSEP TURUNAN FUNGSI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BONGOMEME

Kata kunci: komunikasi matematis, perbedaan gender, faktor penyebab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu

Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis

ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL STRUKTUR ALJABAR II

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL. Dibimbing oleh : 1. Aan Nurfahrudianto, M.Pd. 2. Bambang Agus Sulistyono, M.Si. OLEH : MOH. FADLAN AMIN NPM:

Aisyah*, Amrina Rosyada** Dosen Pend. Matematika*, Alumni** Universitas Batanghari Jambi *

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

DESKRIPSI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

EFEKTIFITAS PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

Ervina Yulias Veva Universitas Sebelas Maret Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

ABSTRAK. Kata Kunci: Kesalahan Siswa, Menyelesaikan Soal

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 BALONG TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika, selain dari faktor keaktifan, faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat,

JURNAL VANELLA EKAPUTRI TUIYO NIM

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan mampu mengkomunikasikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS MELALUI PENDEKATAN KONSTEKSTUAL

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)DAN LEARNING TOGETHER (LT) DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY DENGAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Matematika telah

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 GORONTALO JURNAL OLEH

Linda K. et al., Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah...

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA PADA MATERI KELILING GABUNGAN BANGUN DATAR JURNAL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

Transkripsi:

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 KABILA (Suatu Penelitian Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Kabila) JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Guna Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan IPA Oleh TETRIANI NIM. 411409098 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MIPA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2015

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul Deskripsi Kemampuan Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas VII SMP Negeri 1 Kabila (Suatu Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 1 Kabila) Oleh TETRIANI NIM: 411 409 098 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji Pembimbing I Pembimbing II Dr. Ali Kaku, M.Pd NIP. 19640102 19903 1 005 Drs. Yus Iryanto Abas, M.Pd NIP. 19620615 199003 1 002 Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 KABILA. (DESCRIPTIVE STUDY ON STUDENTS COMMUNICATION SKILL OF MATHEMATICS IN LEARNING MATHEMATICS AT SEVEN GRADE STUDENTS IN SMP NEGERI 1 KABILA.) 1 Tetriani, 2 Ali Kaku, 3 Yus Iryanto Abas. (tetriani122@yahoo.co.id) Jurusan Matematika, Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang kemampuan komunikasi matematika siswa dalam penbelajaran matematika yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 1 Kabila. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kemampuan komunikasi matematika yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 1 Kabila. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian tes dan wawancara. Hasil penelitian, kemampuan komunikasi matematika siswa yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 1 Kabila dapat dikategorikan sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan komunikasi matematika siswa yang berbedabeda untuk setiap butir soal. Kata Kunci : Kemampuan komunikasi matematika. ABSTRACT This study examines the students communication skill of Mathematics in learning Mathematics at seven grade students in SMP Negeri 1 Kabila. This study aims to give pictures of Mathematics communication skill that occured at seven grade students in SMP Negeri 1 kabila. The research method used of the research is descriptive with qualitative approach. The data collection used of the research are give test and interview. The result of the study, the students communication skill of Mathematics that occured at seven grade students in SMP Negeri 1 Kabila can be said is moderate, it can be seen from the result of students skill communication of Mathematics test who differently of each question. Keyword : Mathematics communication skill.

A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, kapan dan dimanapun manusia berada. Pendidikan sangat penting artinya bagi manusia, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit untuk berkembang dan bahkan akan terkebelakang. Dengan demikian pendidikan haruslah diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing. Pembaharuan dan pengembangan dibidang pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang selalu maju dan berkembang. Hal ini akan tercapai apabila proses belajar mengajar dilaksanakan secara efektif sehingga hasil pendidikan yang akan dicapai dapat optimal, khususnya pada mata pelajaran matematika. Oleh karena itu guru matematika seharusnya mampu menyajikan pembelajaran yang menarik dan jangan menimbulkan kesan yang menakutkan siswa sehingga siswa dapat belajar dengan baik tanpa adanya rasa tegang atau takut karena selama ini siswa menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling sulit serta membosankan. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman konsep dasar matematika kepada siswa. Pada dasarnya di sekolah seringkali siswa hanya diberikan beban untuk menghafal dan mencatat materi tanpa adanya penjelasan yang baik dalam belajar matematika, sehingga banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran ini. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika. Komunikasi menjadi salah satu syarat yang memegang peranan penting karena dapat membantu siswa dalam proses

penyusunan pemikiran, menghubungkan gagasan dengan gagasan lain, sehingga dapat mengisi hal-hal yang kurang dalam seluruh jaringan gagasan siswa. Dalam pembelajaran siswa perlu dibiasakan untuk memberikan argumen terhadap setiap jawabannya serta memberikan tanggapan atas jawaban yang diberikan oleh orang lain, sehingga apa yang sedang dipelajari menjadi bermakna baginya. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 1 Kabila khususnya pada kelas VII bahwa: (1) siswa kurang percaya diri dalam mengkomunikasikan gagasannya dan masih ragu-ragu dalam mengemukakan jawaban ketika ditanya oleh guru; (2) ketika ada masalah yang disajikan dalam bentuk soal cerita siswa masih bingung bagaimana menyelesaikannya, mereka kesulitan dalam membuat model matematis dari soal cerita tersebut; (3) siswa belum mampu mengkomunikasikan ide atau pendapatnya dengan baik, pendapat yang disampaikan siswa sering kurang terstruktur sehingga sulit dipahami oleh guru maupun temananya. Disinilah dapat terlihat kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan konsep matematika kelas VII masih relatif rendah. Oleh karena itu kemampuan komunikasi sangat penting dalam pembelajaran matematika dimana kemampuan komunikasi matematika siswa merupakan kemampuan seseorang dalam mengkomunikasikan ide-ide matematika maka hal ini perlu untuk di kembangkan. Komunikasi merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia adalah mahluk sosial yang bergantung satu sama lain, mandiri, serta saling terkait dengan orang orang lain di lingkungannya. Salah satu alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain di lingkungannya adalah komunikasi baik

secara verbal maupun nonverbal atau bahasa isyarat yang dimengeti oleh bangsa. Ambarjaya (2012:110) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: 1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperasian lambang yang mengandung arti atau makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi; 2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan; 3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain. 4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain 5. Komunikasi adalah penyampain dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial. Menurut Jazuli (2009: 215) komunikasi matematika adalah kemampuan siswa dalam hal menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, kemampuan siswa mengkonstruksi dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafis, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel, dan sajian secara fisik atau kemampuan siswa memberi dugaan tentang gambar-gambar geometri. Menurut Malabali (2011: 28) kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan peserta didik dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan baik secara lisan maupun tertulis. Pesan yang disampaikan berisi tentang materi

matematika yang dipelajari peserta didik, misalnya konsep, rumus, atrau strategi penyelesaian suatu masalah. Indikator kemampuan komunikasi matematika menurut Sumarmo (dalam Machmud, 2013: 33) yang menyatakan bahwa indikator yang dapat mengungkapkan kemampuan komunikasi matematis antara lain: (a) menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram kedalam ide matematika; (b) menjelaskan ide, situasi dan relasi matematis secara lisan atau tulisan dengan bendanya, gambar, grafik dan aljabar; (c) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; (d) mendengarkan, berdiskusi dan menulis tentang matematika; (e) membaca pemahaman suatu persentase matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang relevan; (f) membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi; (g) menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari; (h) mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sehari-hari. B. METODE PENELITIAN Penelitian yang berjudul deskripsi kemampuan komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 1 Kabila merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 1 Kabila pada semester genap Tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 252 siswa yang tersebar dalam delapan kelas. Karena keterbatasan waktu dan faktor lainnya, maka sumber informasi yang menjadi fokus dalam penelitian ini dianbil dengan tehnik penganbilan Simple Random Sampling yakni dengan car merandom

kedelapan kelas tersebut sehingga di peroleh kelas VII A yang berjumlah 28 siswa sebagai kelas penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap, yaitu pemberian tes dan wawancara dan tehnik analisis data yang di lakukan dalam penelitian ini adalah Reduksi data, dimaksudkan untuk memilih dan memilah data yang diperlukan dengan data yang diperlukan. Data yang memilah data yang sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan, Data Display (Penyajian Data), Data disajikan dalam bentuk rangkaian kata tersusun dalam kalimat, bagan alur dan sejenisnya yang menggambarkan keadaan dari hasil penelitian, Conclusion drawing/verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi), Setelalah data disajikan dalam bentuk naratif yang menggambarkan hasil penelitian maka langkah terakhir dilakukan penarikan kesimpulan. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data hasil tes kemampuan komunikasi matematika siswa yang tersebar ke dalam 6 butir pertanyaan secara umum dari ketiga aspek yang akan diukur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Persentase Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa No. Soal Jumlah Responden Skor Tiap Item Persen (%) 1 28 6 97,025 2 28 4 48,214 3 28 6 79,168 4 28 4 97,321 5 28 8 81,250 6 28 4 61,667

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persentase kemampuan komunikasi matematis siswa lebih tinggi terdapat pada soal nomor 4 yakni sebesar 97,321%. sedangkan untuk persentase yang rendah terdapat pada soal nomor 2 yaitu sebesar 48,214%. Seperti yang telah diuraikan pada Bab I tentang tujuan yang ada dalam penelitian yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII pada materi bangun datar segiempat yang terinci dalam tiga indikator berikut, yaitu : (1) Menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram kedalam ide matematika;(2) Menyatakan peristiwa sehari-hari dengan menggunakan istilahistilah, notasi-notasi dan struktur-struktur matematis untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan-hubungan, dan membuat model matematika; (3) Menuliskan penjelasan dari jawaban permasalahannya secara matematik, masuk akal dan jelas serta tersusun secara logis dan sistematis. Untuk mengetahui gambaran kemampuan komunikasi matematika, maka peneliti menggunakan tes dalam penelitian ini. Tes yang digunakan dalam penelitian berjumlah 6 butir soal yang di uji kevaliditas dan reliabilitas. Hasilnya 6 butir soal yang digunakan dalam penelitian ini, terbukti valid. Soal yang digunakan terlebih dahulu diuji cobakan pada kelas VII sebanyak 28 orang yang merupakan kelas bukan sampel. Hasilnya untuk butir soal yang diberikan semuanya bertsatus valid. Jadi soal yang diberikan pada siswa kelas VII sebanyak 28 orang yang dijadikan sampel sebanyak 6 butur soal. Dalam membahas kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi bangun datar segi empat maka telah dipilih enam orang siswa sebagai subjek

penelitian yang telah dideskripsikan hasilnya pada bagian sebelumnya dan ditemukan bahwa kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki oleh setiap subjek penelitian ini berbeda-beda. 1. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram kedalam ide matematika. Kemampuan komunikasi matematis dalam menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram kedalam ide matematika dalam penelitian ini dapat diungkapkan subjek melalui penyelesain pada soal nomor 1 dan 2. a) Untuk subjek pada kelompok kemampuan tinggi (SP-1 dan SP-2). Berdasarkan deskripsi hasil tes dan cuplikan wawancara sebelumnya diperoleh kemampuan komunikasi matematis dalam menghubungkan gambar kedalm ide matematika untuk SP-1 dan SP2 dapat dikategorikan ke level tinggi terutama tampak pada jawaban SP-1 untuk soal nomor 1,3 dan 6 dan jawaban SP-2 untuk soal nomor 1,3 dan 6. Hal ini disebabkan kedua subjek mampu menggunakan/lambang matematika dan mampu membuat model matematika dengan baik sehingga subjek memperoleh solusi dari masalah yang disajikan. b) Untuk subjek pada kelompok kemampuan sedang (SP-3 dan SP-4). Berdasarkan deskripsi hasil tes dan cuplikan wawancara sebelumnya diperoleh gambaran kempuan komunikasi matematis dalam menghubungkan gambar kedalam ide matematika untuk SP-3 dan SP-4 dapat dikategorikan kelevel sedang terutama tampak pada jawaban SP-3 untuk soal nomor 3 dan 6 dan SP-4 untuk soal nomor 3 dan 6. Kedua subjek penelitian kurang mampu menggunakan simbol/lambang matematika dan

kurang mampu membuat model matematika dengan baik sehingga subjek penelitian memperoleh solusi dan masalah yang disajikan. c) Untuk subjek pada kelompok kemampuan rendah (SP_5 dan SP-6). Sama halnya dengan SP-3 dan SP-4 berdasarkan hasil tes dan cuplikan wawancara sebelumnya dalam menghubungkan gambar kedalam ide matematika SP-5 dan SP-6 tergolong masih sangat rendah. Hal ini tampak pada jawaban soal SP-5 untuk soal nomor 3 dan 6 dan SP-6 untuk soal nomor 3 dan 6. Kedua subjek tidak mampu menghubungkan gambar kedalam ide matematika selain itu SP-5 dan SP-6 tidak dapat menjawab untuk soal nomor 6. 2. Menyatakan peristiwa sehari-hari dengan menggunakan istilah-istilah, notasonotasi dan struktur-struktur matematis untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan-hubungan, dan membuat model matematika. Kemapuan komunikasi matematika dalam menggunakan istilah-istilah, atau lambang matematika, menggambarkan hubungan dan membuat model matematika dalam penelitian ini dapat diungkapkan subjek melalui penyelesaian untuk soal nomor 4 dan 5. a) Untuk subjek pada kelompok kemampuan tinggi (SP-1 dan SP-2). Berdasarkan hasil tes dan cuplikan wawancara, kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menggunakan simbol/lambang matematika, menggambarkan hubungan dan membuat model matematika subjek pada kelompok tinggi dapat dikategorikan pada level tinggi. Hal ini tampak pada jawaban soal SP-1 dan SP-2 untuk soal nomor 4 dan 5. b) Untuk subjek pada kelompok berkemampuan sedang (SP-3 dan SP-4). Sama halnya dengan SP-1 dan SP-2, berdasarkan deskripsi hasil tes dan cuplikan

wawancara kemampuan komunikasi matematis dalam menggunakan istilah/simbol, menggambarkan hubungan dan membuat model matematika subjek pada kelompok sedang dapat dikategorikan sedang. Hal ini tampak pada jawaban SP-3 untuk soal nomor 4 dan jawaban SP-4 untuk soal nomor 4. Kedua subjek tidak mampu memaknai maksud dari masalah yang disajikan sehingga subjek tidak mampu menggunakan istilah/lambang dan membuat model matematika dengan baik tetapi mendapatkan solusi. c) Untuk subjek pada kelompok kemampuan rendah (SP-5 dan SP-6). Berdasarkan deskripsi hasil tes dan cuplikan wawancara sebelumnya diperoleh gambaran bahwa kemampuan komunikasi matematik dalam menggunakan simbol/lambang, menggambarkan hubungan dan membuat model matematika yang dimiliki subjek sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada jawaban SP-5 untuk soal nomor 4 dan jawaban SP-6 untuk soal nomor 5. SP-5 tidak mampu membuat model matematika dengan baik dan benar sehingga jawaban yang diperoleh salah. Sedangkan SP-6 tidak mampu memberikan jawaban atas masalah yang disajikan. 3. Meniliskan penjelasan dari jawaban permasalahan matematik, masuk akal, dan jelas serta tersusun secara logis dan sistematis. Kemampuan komunikasi matematis dalam memberikan penjelasan dari jawaban permasalahan secara logis dan sistematis dalam penelitian ini dapat diungkapkan subjek melalui penyelesaian untuk soal nomor 2. a) Untuk subjek pada kelompok kemampuan tinggi (SP-1 dan SP-2). Berdasarkan deskripsi hasil tes dan cuplikan wawancara kemampuan

komunikasi matematis dalam menuliskan jawaban permasalahan secara logis dan sistematis untuk subjek pada kelompok tinggi dapat dikategorikan pada level sedang. Hal ini tampak pada hasil jawaban soal SP-1 dan SP-2 untuk nomor 2. Kedua subjek penelitian mampu memberikan jawaban dari permasalahan yang disajikan dengan kata-kata sendiri secara logis namun belum mendapatkan solusi.. b) Untuk subjek pada kelompok berkemampuan sedang (SP-3 dan SP-4). Sama halnya dengan SP-1 dan SP-2, berdasarkan deskripsi hasil tes dan cuplikan wawancara sebelumnya kemampuan komunikasi matematis dalam menuliskan jawaban secara logis dan sistematis untuk subjek pada kategori rendah. Hal ini tampak pada jawaban SP-3 dan SP-4 untuk soal nomor 2, SP-3 tidak mampu memberikan jawaban dari permasalahan yang ada sedangkan SP-4 mampu memberikan jawaban dari permasalahan yang ada namun belum mendapatkan solusi. c) Untuk subjek pada kelompok berkemampuan rebdah (SP-5 dan SP-6). Berdasarkan deskripsi hasil tes dan cuplikan hasil wawancara sebelumnya diperoleh gambaran bahwa kemampuan komunikasi matematis dalam menuliskan jawaban dari permasalahan yang dimiliki subjek penelitian masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada jawaban SP-5 dan SP-6 kedua subjek tidak mampu meniliskan jawaban permasalaha yang disajikan secara logis dan sistematis. Dengan demikian dapat diketahui secara jelas bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa dalam mentelesaikan soal berbeda-beda tingkat

atau level yang dimiliki. Sebagian siswa belum memiliki kemampuan komunikasi matematika yang baik. Hal ini terlihat pada ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal bangun datar segiempat dengan benar. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kabila pada materi bangun datar segiempat dapat dikategorikan pada level sedang. D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kemampuan komunikasi matematis untuk tiap nomor soal berbeda-beda, hal ini dapat dilihat pada hasil tes dan wawancara peneliti dalam beberapa indikator yang tersebar pada 6 butir soal yang telah diberikan. Adapun level kemampuan-kemapuan komunikasi matematis yang dimiliki oleh subjek penelitian pada materi bangun datar segi empat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.1 Kemampuan komunikasi matematis siswa Subjek Indikator 1 indikator 2 indikator 3 SP-1 Sedang Tinggi Rendah SP-2 Sedang Tinggi Rendah SP-3 Sedang Sedang Rendah SP-4 Sedang Sedang Rendah SP-5 Rendah Sedang Rendah SP-6 Rendah Sedang Rendah Berdasarkan Tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kabila pada materi bangu datar segiempat dapat dikategorikan sedang.

DAFTAR PUSAKA Ambarjaya. S, Beni. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran: Teori dan Praktik. Yogyakarta: CAPS. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Pratik. Jakarta: Rineka Cipta. Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Dasar. Edisi Khusus No.1, Agustus 2011. ISSN 1412-565X Jazuli, Akhmad. 2009. Berpikir Kreatif Dalam Kemampuan Komunikasi Matematik. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 5 Desember 2009. ISBN: 978-979-16353-3- 2. Kamariyatiningsi, Novi. Dan Kesumawati, Nila. 2012. Keterkaitan Kemampuan Komunikasi Matematis Dengan Pendekatan Matematika Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY pada tanggal 10 november 2012. Lateka, Nangsi. 2012. Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing dan Proses Berpikir Siswa Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika. Tesis Pada Program Paska Sarjana (PPS) (UNG). Machmud, Tedi. 2013. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Pemecahan Masalah Matematis dan Self-Efficacy Siswa SMP Melalui Pendekatan Problem- Cebtered Learning Dengan Strategi Scaffolding. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung. Tidak Dipublikasikan. Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi Dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Termuat Pada Jurnal Pendidikan UNHALU Vol.8, No.1, Februari 2009. ISSN: 11412-2318. Malabali, Fredi A. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kontruktifisme Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Ditinjau Dari Pemahaman Matematik Siswa Sekolah Dasar. Tesis Pada Program Paska Sarjana (PPS) UNG. Moleong. Lexi J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Naim, Ngainun. 2011. Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Yogyakarta: AR- Ruzz Media. Pauweni, Khardiyawan A, Y. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kontruktifisme Berdasarkan Masalah dan Perbedaan Gender Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika. Tesis pada Program Paska Sarjana (PPS) UNG. Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.