BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan


BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Abstract. Analisis Kinerja Keuangan PT. PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara. Grace Persulessy. Key Words : ISSN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan

Dwi Ningrum Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan rumah sakit harus memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan pada Pabrik Gula Kebon

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan (Bambang Riyanto, 2001 ) merupakan ikhtisar

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA BUMN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) Tbk. TAHUN TUGAS AKHIR

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS KINERJA PT. PLN (PERSERO) AREA BALI UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD TAHUN 2015

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN...ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. MOTTO... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH SAKIT

Fitri Rezeki Amalia 1

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

III. METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEDIRI (TAHUN )

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO: KEP-100/MBU/2002

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

ANALISA RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA III CABANG GRESIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul (Barlian, 2003). (Orniati, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah analisis

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) SELAMA PERIODE

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa

Dewi Melati Putri Iswahyudi Dwiatmanto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

Shantylana Butar-butar

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KESEHATAN PERUSAHAAN BUMN (Studi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta)

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas seperti sekarang ini, persaingan antar

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) SKRIPSI. Derajat Sarjana Ekonomi

ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, perusahaan harus meningkatkan kinerja perusahaannya yang bertujuan

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pelaksanaannya tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data dan penyusunan data, melainkan meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Winarno Surakhmad (1995 : 140) memberikan ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut: 1. Memusatkan diri pada masalah-masalah masa sekarang dan masalah aktual, 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis (karena itu metode ini disebut metode analitik). 3.2 Definisi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. ( Sugiyono : 58 ) Sedangkan menurut Kerlinger (dalam Sugiyono : 58)... variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. 37

38 Dari uraian tersebut yang menjadi unsur variabel dari penelitian ini adalah: Tingkat Kesehatan Perusahaan, yaitu kondisi yang menunjukkan keadaan perusahaan berkaitan prestasi dan hasil-hasil yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu. 3.3 Sumber Data Pemilihan objek yang tepat dapat diperoleh data yang menunjang penelitian. Unit analisis dari penelitian ini adalah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Data yang diambil untuk penelitian ini berupa data time series. Jika data yang diambil dalam suatu penelitian hanya menggunakan data time series, maka populasi dan teknik sampling tidak dapat dilakukan karena sampel data yang diambil tidak dapat mewakili karakteristik dari suatu populasi tersebut. (Naomi Nababan, 44 : 2008) Oleh karena itu dibutuhkan suatu sumber data yang menjadi subjek dari mana data tersebut diperoleh. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan berupa dokumen yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan. Adapun laporan keuangan yang digunakan adalah laporan laba rugi dan neraca PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten untuk periode tahun 2003-2007. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik studi dokumentasi

39 dilakukan dengan meneliti dan mempelajari dokumen-dokumen dan arsip yang ada di perusahaan, yang berkaitan dengan data yang diperlukan berupa Neraca perusahaan, Laporan Laba Rugi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kelistrikan, serta data-data lain yang mendukung. 3.5 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari pengumpulan data diatas merupakan data yang masih memerlukan pengolahan dan penganalisisan lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif terhadap data historis keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba rugi periode tahun 2003-2007. Dalam teknis analisis ini menggunakan analisa rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas serta rasio rentabilitas dengan berpedoman pada Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 Tahun 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis tersebut adalah sebagai berikut : a. Mengumpulkan data mengenai laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi tahun 2003-2007; b. Menganalisis data hasil penelitian, antara lain: 1) Menganalisis laporan keuangan perusahaan tahun 2003-2007 dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Cash Ratio, Current Ratio, Collection

40 Periods, Perputaran Persediaan, Perputaran Total Asset, dan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset, 2) Menginterpretasikan hasil analisis rasio keuangan tersebut berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 Tahun 2002; c. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui baik atau tidaknya tingkat kesehatan perusahaan tersebut dan dapat dijadikan sumber informasi bagi pihak-pihak ekstern perusahaan mengenai tingkat kesehatan perusahaan berdasarkan aspek keuangan dari perusahaan tersebut. Berikut ini penilaian tingkat kesahatan BUMN berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 Tahun 2002 : a. SEHAT, yang terdiri dari : AAA apabila total (TS) lebih besar dari 95 AA apabila 80 <TS< ="95 A apabila 65 <TS< ="80 b. KURANG SEHAT, yang terdiri dari : BBB apabila 50 <TS< ="65 BB apabila 40 <TS< ="50 B apabila 30 <TS< ="40 c. TIDAK SEHAT, yang terdiri dari : CCC apabila 20 <TS< ="30 CC apabila 10 <TS< ="20 C apabila TS< =10

41 Kriteria penilaian tingkat kesehatan BUMN tersebut ditetapkan berdasarkan kinerja perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. Untuk aspek keuangan penilaian ditetapkan dengan total bobot 50 untuk BUMN infrastruktur dan 70 untuk BUMN non infrastruktur. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No.100 Tahun 2002 Pasal 5 ayat (1) yang dimaksud dengan BUMN Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidang usahanya meliputi: Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik. Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut atau sungai atau danau, lapangan terbang dan bandara. Bendungan dan irigasi. Sedangkan ayat (3) menyebutkan bahwa BUMN non infrastruktur adalah BUMN yang bidang usahanya diluar bidang usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Adapun indikator yang ditetapkan untuk menilai aspek keuangan beserta masingmasing bobotnya tersaji pada tabel dibawah ini:

42 Tabel 3.1 Daftar Indikator Penilaian Aspek Keuangan Indikator Bobot Infra Non Infra 1. Imbalan kepada pemegang saham (ROE) 15 20 2. Imbalan investasi (ROI) 10 15 3. Rasio kas 3 5 4. Rasio lancar 4 5 5. Collection period 4 5 6. Perputaran persediaan 4 5 7. Perputaran total asset 4 5 8. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva 6 10 Total Bobot 50 70 Total bobot diperoleh dari penjumlahan skor bobot masing-masing indikator yang dinilai. bobot dari tiap indikator diperoleh dari tolak ukur yang ditentukan. Berikut ini rumus dan tolak ukur untuk masing-masing indikator: 1. Imbalan kepada pemegang saham / Return On Equity (ROE)

43 Tabel 3.2 Daftar Penilaian ROE ROE (%) Infra Non Infra 15 < ROE 15 20 13 < ROE < = 15 13,5 18 11< ROE < = 13 12 16 9 < ROE < = 11 10,5 14 7,9 < ROE < = 9 9 12 6,6 < ROE < = 7,9 7,5 10 5,3 < ROE < = 6,6 6 8,5 4 < ROE < = 5,3 5 7 2,5 < ROE < = 4 4 5,5 1< ROE < = 2,5 3 4 0 < ROE < = 1 1,5 2 ROE < 0 1 0 2. Imbalan investasi / Return On Investment (ROI)

44 Tabel 3.3 Daftar Penilaian ROI ROI (%) Infra Non Infra 18 < ROI 10 15 15 < ROI < = 18 9 13,5 13 < ROI < = 15 8 12 12 < ROI < = 13 7 10,5 10,5 < ROI < = 12 6 9 9 < ROI < = 10,5 5 7,5 7 < ROI < < = 9 4 6 5 < ROI < = 7 3,5 5 3 < ROI < = 5 3 4 1 < ROI < = 3 2,5 3 0 < ROI < = 1 2 2 ROI < 0 0 1 3. Rasio kas / Cash Ratio Tabel 3.4 Daftar Penilaian Cash Ratio Cash Ratio = X(%) Infra Non Infra X > = 35 3 5 25 < = X < 35 2,5 4 15 < = X < 25 2 3 10 < = X < 15 1,5 2 5 < = X < 10 1 1 0 < = X < 5 0 0

45 4. Rasio lancar / Current Ratio Tabel 3.5 Daftar Penilaian Current Ratio Current Ratio = X (%) Infra Non Infra 125 < = X 3 5 110 < = X < 125 2,5 4 100 < = X < 110 2 3 95 < = X < 100 1,5 2 90 < = X < 95 1 1 X < 90 0 0 5. Collection Periods (CP)

46 Tabel 3.6 Daftar Penilaian Collection Periods CP = X (hari) Perbaikan = X (hari) Infra Non Infra X < = 60 X > 35 4 5 60 < X < = 90 30 < X < = 35 3,5 4,5 90 < X < = 120 25 < X < = 30 3 4 120 < X < = 150 20 < X < = 25 2,5 3,5 150 < X < = 180 15 < X < = 20 2 3 180 < X < = 210 10 < X < = 15 1,6 2,4 210 < X < = 240 6 < X < = 10 1,2 1,8 240 < X < = 270 3 < X < = 6 0,8 1,2 270 < X < = 300 1 < X < = 3 0,4 0,6 300 < X 0 < X < = 1 0 0 6. Perputaran Persediaan (PP) Tabel 3.7 Daftar Penilaian Perputaran Persediaan PP = X (hari) Perbaikan (hari) Infra Non Infra X < = 60 35 < X 4 5 60 < X < = 90 30 < X < = 35 3,5 4,5 90 < X < = 120 25 < X < = 30 3 4 120 < X < = 150 20 < X < = 25 2,5 3,5 150 < X < = 180 15 < X < = 20 2 3 180 < X < = 210 10 < X < = 15 1,6 2,4 210 < X < = 240 6 < X < = 10 1,2 1,8 240 < X < = 270 3 < X < = 6 0,8 1,2 270 < X < = 300 1 < X < = 3 0,4 0,6 300 < X 0 < X < = 1 0 0

47 7. Perputaran total asset / Total Asset Turn Over (TATO) Tabel 3.8 Daftar Penilaian Perputaran Total Asset TATO = X (%) Perbaikan = X (%) Infra Non Infra 120 < X 20 < X 4 5 105 < X < = 120 15 < X < = 20 3,5 4,5 90 < X < = 105 10 < X < = 15 3 4 75 < X < = 90 5 < X < = 10 2,5 3,5 60 < X < = 75 0 < X < = 5 2 3 40 < X < = 60 X < = 0 1,5 2,5 20 < X < = 40 X < 0 1 2 X < = 20 X < 0 0,5 1,5 8. Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (TMS terhadap TA)

48 Tabel 3.9 Daftar Penilaian Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva TMS thd TA (%) = X Infra Non Infra X < 0 0 0 0 < = X < 10 2 4 10 < = X < 20 3 6 20 < = X < 30 4 7,25 30 < = X < 40 6 10 40 < = X < 50 5,5 9 50 < = X < 60 5 8,5 60 < = X < 70 4,5 8 70 < = X < 80 4,25 7,5 80 < = X < 90 4 7 90 < = X < 100 3,5 6,5 Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung target kinerja dari persfektif keuangan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Banten: a. Rasio Operasi (Operating Ratio = OPR); adalah indikator kinerja untuk mengukur rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi, satuannya (%). *) jumlah pendapatan operasi tidak termasuk subsidi b. Harga Pokok Penjualan ( Cost Of Good Sold = COGS); adalah indikator kinerja untuk mengukur harga pokok penjualan dengan membandingkan total biaya dengan daya yang tersedia, satuannya (Rp./ (kva avability / kw Mampu Netto). *) Total Biaya = Biaya operasi + Biaya diluar operasi

49 **) Satuan kva = availability untuk unit PLN P3B, kw Mampu Netto untuk Unit Pembangkitan c. Operating Asset Turn Over (OAT); adalah indicator kinerja untuk mengukur efektivitas aktiva operasi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan, satuannya (kali). *) aktiva beroperasi = total aktiva PDP aktiva lain-lain (tidak lancar) tidak termasuk ATTB yang telah disetujui penghapusannya. d. Umur Piutang (Collecting Period = COP); adalah indicator kinerja untuk mengukur jangka waktu rata-rata antara penagihan dan pelunasan, satuannya (hari). *) Piutang Penjualan Tenaga Listrik = Piutang Beban & Pemakaian TL + Tagihan Susulan **) Tagihan susulan = piutang pelanggan (usaha) + Piutang Opal + Tagihan lainnya yang berasal dari pemakaian tenaga listrik e. Rasio Piutang Ragu-Ragu terhadap Penjualan (Bad Debt Ratio To Sales = BDRS); adalah indicator kinerja untuk mengukur rasio piutang ragu-ragu terhadap pendapatan penjualan tenaga listrik, satuannya (%). *) piutang ragu-ragu yang telah disetujui oleh DEKOM untuk dihapus, dan rekening listrik yang sudah diserahkan unit kepada KP2LN, tidak diperhitungkan. f. Perputaran Material Pemeliharaan (Inventory Turn Over = ITO HAR); adalah indikator kinerja untuk mengukur banyaknya persediaan material pemeliharaan yang ada di gudang, satuannya (kali).

50 g. Return On Asset (ROA); adalah indicator kinerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memberdayakan aktivitasnya, satuannya (%).