BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman di era modern ini, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia yang semakin modern, menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakang ini, menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Produk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks teori perilaku konsumen, kepuasan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin meningkat dan kebutuhan masyarakatnya pun juga

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. merebut konsumen dari tangan pesaing dengan memberikan value yang lebih. seberapa banyaknya kepuasan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha merupakan suatu kondisi yang UKDW. dihadapi oleh perusahaan. Dengan adanya perekonomian global membuat

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja bisa diatur dengan fleksibel juga potensi penghasilan yang bisa lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan bisnis toko ritel,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven).

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. mereka konsumsi dapat diterima atau dinikmatinya dengan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang memadai, maka pergerakan ekonomi antar wilayah suatu

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, persaingan bisnis dalam bidang perawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada abad modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan jasa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menerima produk/jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut. Oleh karenanya

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana semua orang ingin terlihat menarik sehingga orang tersebut memilki nilai

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA TOSERBA LUWES DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan suatu bisnis tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada BAB IV maka, penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB Ι PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive dengan

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang penuh persaingan, perubahan yang cepat dan perekonomian

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berkaitan dengan mutu dan

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN. regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu komponen yang diperlukan dalam memelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, persaingan di dalam industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pelayanan purnajual yang bagus pula. Ketersediaan sparepart dan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN. pada situasi persaingan yang demikian, manajemen perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka kesimpulan pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghasilkan laba yang optimal serta dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. hingga $10 miliar pada tahun 2015 dan pangsa pasar e-commerce Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. Bakpia Pathok 25 ingin menjadikan produknya sebagai market leader. bertahan dan memenangkan persaingan pasar yang ada.

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penampilan telah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat modern. Selain itu, perubahan cara pandang dan perilaku masyarakat modern seperti perilaku metroseksual juga mendorong minat masyarakat baik wanita maupun pria untuk melakukan perawatan dan menjaga penampilannya. Dengan adanya perilaku metroseksual ini maka menjaga penampilan dan citra diri tidak lagi hanya sekedar untuk kesenangan tetapi lebih mengarah kepada gaya hidup. Gaya hidup ini kemudian berkaitan erat dengan perilaku narsisme dan bahkan konsumerisme. Sehingga tidak heran jika tiap tahunnya pasar salon kecantikan di Indonesia terus meningkat seperti yang diungkapkan oleh General Manager Divisi Produk Professional PT Loreal Indonesia, Michel Toth dalam Kompas (5 September 2012). Tabel 1.1 Peningkatan Pasar Salon Kecantikan di Indonesia Tahun Pasar Salon Kecantikan 2010 Rp 13 triliun 2011 Rp 15 triliun 2012 Rp 16,6 triliun 2013 Diproyeksikan mencapai Rp 18 triliun Sumber: Kompas, 5 September 2012 Dengan sekitar 86 persen wanita perkotaan mengunjungi salon secara teratur, industri salon di Indonesia tumbuh sebesar 10 persen dan hingga September 2012 sudah terdapat sekitar 90.000 salon kecantikan yang tersebar di seluruh wilayah di 1

2 Indonesia. Selain itu diperkirakan di akhir tahun 2012 akan mencapai angka 100.000 salon (Kompas, 5 September 2012). Pertumbuhan jumlah salon kecantikan yang cepat ini tentunya didukung dengan perizinan pendirian salon kecantikan yang cukup mudah, khususnya di kota Purwokerto. Informasi yang didapat pada website Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan untuk Wilayah Kabupaten Banyumas, disebutkan bahwa pemerintah Kabupaten Banyumas sangat mendukung masuknya investasi di wilayah kabupaten Banyumas, termasuk di kota Purwokerto. Dengan waktu kerja perizinan pendirian salon kecantikan yang kurang lebih hanya memakan waktu 6 hari kerja dan tidak dikenakan/bebas biaya retribusi, membuat bisnis salon kecantikan semakin diminati. Hal ini terbukti dari banyaknya usaha salon kecantikan yang telah berdiri di Purwokerto sampai sekarang ini. Menurut situs resmi pemerintahan kabupaten Banyumas (2013), luas kota Purwokerto adalah 3.858,34 ha (38,5834 km 2 ). Sedangkan jumlah salon yang terdaftar di kota Purwokerto mencapai 68 salon (lihat Lampiran 1). Jika kemudian luas kota tersebut dibandingkan dengan jumlah salon yang ada, maka kira-kira akan terdapat 1 salon dalam setiap 0,567 km 2 di seluruh wilayah kota Purwokerto. Dari perhitungan tersebut dapat diintepretasikan bahwa angka kepadatan salon kecantikan di Purwokerto cukup tinggi. Oleh karena itu, penelitian mengenai cara memenangkan persaingan dalam industri jasa salon kecantikan tersebut menarik perhatian peneliti. Pada Lampiran 1 terlihat bahwa Jimmy Hair Dressing Salon lah yang paling banyak memiliki cabang. Jimmy Hair Dressing Salon, pertama kali didirikan di Purwokerto oleh Jimmy Arifin pada tahun 1991. Dan seiring perkembangannya, Jimmy Hair Dressing Salon telah menjadi salon yang terkemuka di Purwokerto dengan cabang lainnya yang masing-masing berdiri pada tahun 2009 dan 2011.

3 Tingginya tingkat persaingan yang ada dalam industri salon kecantikan di Purwokerto membuat niat perilaku pelanggan menjadi hal yang penting dimana pelanggan dapat dengan mudah berpindah pada pesaing lain atau menyebarkan hal negatif yang dapat mempengaruhi pelanggan lainnya. Dari sudut pandang manajerial, niat perilaku pasca pembelian yang positif merupakan sumber utama dari pendapatan di masa depan dan dianggap sebagai faktor kunci dalam memenangkan pangsa pasar. Penting bagi perusahaan jasa untuk memahami bagaimana niat perilaku pelanggan dalam rangka untuk merancang segmentasi pasar dan strategi diferensiasi pelayanan (Jankingthong dan Gonejanart, 2012). Oleh karena itu, Jimmy Hair Dressing Salon juga harus memahami niat perilaku pelanggannya sehingga dapat memiliki keunggulan diferensial dan kompetitif dibanding para pesaingnya, terutama dalam hal memuaskan para pelanggannya karena pelanggan yang puas merupakan aset perusahaan yang berharga. Seperti yang dikemukakan oleh Foster (2008:166) bahwa kepuasan pelanggan akan meningkatkan loyalitas pelanggan, mengurangi elastisitas harga, melindungi pangsa pasar dari pesaing, mengurangi biaya menarik pelanggan baru, dan meningkatkan reputasi pelanggan di pasar. Karena itu, pelanggan yang puas akan memberikan niat perilaku yang positif terhadap perusahaan seperti perilaku loyal, merekomendasikan salon kepada kerabatnya, atau bahkan mengatakan hal-hal yang positif mengenai salon tersebut sehingga membantu proses pemasaran salon itu sendiri. Kepuasan pelanggan dapat diketahui setelah pelanggan melakukan proses evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan dan proses ini bergantung pada kondisi emosi pelanggan saat terjadinya pelayanan. Emosi positif dan negatif yang

4 berhubungan dengan pertemuan layanan memainkan suatu peranan penting dalam menjelaskan kepuasan dan meprediksi niat perilaku (Martin et al., 2008). Emosi umumnya dicirikan sebagai reaksi individu untuk peristiwa atau rangsangan dan pada dasarnya merupakan fenomena sosial, dimana kondisi emosi dapat disalurkan dari satu orang pada orang lainnya, atau dikenal dengan istilah penyebaran emosi (emotional contagion). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penyedia layanan yang menunjukkan emosi positif akan mendorong suasana hati pelanggan yang positif, yang mana akan meningkatkan kepuasan dan mengarahkan kepada niat perilaku yang positif seperti keinginan untuk kembali dan word of mouth yang positif (Jiun dan Cheng, 2011). Oleh karena itu, emosi pelanggan yang positif diharapkan dapat menimbulkan niat perilaku pelanggan yang positif juga sehingga dapat memberikan peningkatan margin laba bagi perusahaan. Agar emosi yang diharapkan dapat terwujud maka harus ada suatu pemicu emosi untuk menimbulkan perubahan pada kondisi individu tersebut. Namkung dan Jang (2010) menyatakan bahwa pertimbangan terhadap keadilan pelayanan akan menimbulkan tanggapan emosional karena bagi pelanggan, keadilan dan kualitas jasa tidak dapat dipisahkan. Keadilan bukan hanya pada satu dimensi jasa tetapi lebih pada mencakup semua dimensi dalam kualitas jasa. Namun tidak mudah dalam mewujudkan keadilan pelayanan dalam perusahaan jasa seperti salon kecantikan. Sifat jasa yang tidak berwujud (intangible) akan menambah sensitivitas pelanggan dalam mengevaluasi keadilan pelayanan yang diberikan. Karena itu, persepsi pelanggan mengenai keadilan pelayan menjadi salah satu titik kritis yang perlu diperhatikan oleh salon kecantikan. Selain keadilan pelayanan, perusahaan jasa seperti salon kecantikan dapat menciptakan keunggulan diferensial dalam penyampaian pelayanannya dengan

5 memperhatikan lingkungan pelayanan itu sendiri. Untuk meningkatkan daya saing, salon kecantikan harus memastikan bahwa lingkungan pelayanan tersebut menarik bagi para pelanggannya. Konsumen lebih memilih lingkungan toko yang cocok dengan konsep dirinya (Orth, Heinrich, dan Malkewitz, 2012). Karena itulah Jimmy Hair Dressing Salon menerapkan tiga konsep lingkungan pelayanan yang berbeda bagi ketiga cabangnya yang disesuaikan dengan target pasarnya. Untuk Jimmy Hair Dressing Salon I, konsep yang diterapkan adalah konsep salon yang kasual dan nyaman. Sedangkan untuk Jimmy Hair Dressing Salon II, konsep yang diterapkan lebih mengarah pada konsep yang anggun dan berkelas. Dan untuk Jimmy Hair Dressing Salon III, hadir dengan konsep yang cocok bagi anak muda dan modern. Karena jasa merupakan sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, lingkungan pelayanan yang dijaga oleh Jimmy Hair Dressing Salon diharapkan dapat mengarahkan emosi pelanggan ke arah yang positif sehingga menciptakan suatu pengalaman yang baik dan perilaku yang positif seperti yang di ungkapkan oleh Jiun dan Haw (2011) bahwa ketertarikan pelanggan pada lingkungan pelayanan akan menghasilkan pengalaman emosi yang dapat mempengaruhi hasil dari pelayanan seperti niat perilaku. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah persepsi keadilan pelayanan dan lingkungan pelayanan yang diciptakan oleh Jimmy Hair Dressing Salon memiliki kontribusi terhadap emosi pelanggan sehingga berdampak positif bagi niat perilaku pelanggan maka peneliti melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Persepsi Keadilan dan Lingkungan Pelayanan terhadap Emosi Pelanggan serta Dampaknya terhadap Niat Perilaku Pelanggan (Studi Kasus: Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto).

6 1.2 Identifikasi Masalah Untuk dapat mengembangkan dengan jelas permasalahan yang diteliti dan dengan berdasarkan latar belakang masalah dan penulisan judul penelitian, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut: 1. Apakah persepsi keadilan pelayanan (perceived service fairness) memiliki kontribusi terhadap emosi pelanggan (customer emotions) pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto? 2. Apakah lingkungan pelayanan (service environment) memiliki kontribusi terhadap emosi pelanggan (customer emotions) pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto? 3. Apakah persepsi keadilan pelayanan (perceived service fairness) dan lingkungan pelayanan (service environment) memiliki kontribusi terhadap emosi pelanggan (customer emotions) pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto? 4. Apakah persepsi keadilan pelayanan (perceived service fairness) memiliki kontribusi terhadap niat perilaku (behavioral intentions) pelanggan pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto? 5. Apakah lingkungan pelayanan (service environment) memiliki kontribusi terhadap niat perilaku (behavioral intentions) pelanggan pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto? 6. Apakah emosi pelanggan (customer emotions) memiliki kontribusi terhadap niat perilaku (behavioral intentions) pelanggan pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto? 7. Apakah persepsi keadilan pelayanan (perceived service fairness) dan lingkungan pelayanan (service environment) memiliki kontribusi terhadap

7 emosi pelanggan (customer emotions) serta memberikan dampak terhadap niat perilaku (behavioral intentions) pelanggan pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kontribusi dari persepsi keadilan pelayanan (perceived service fairness) terhadap emosi pelanggan (customer emotions) pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto. 2. Untuk mengetahui kontribusi lingkungan pelayanan (service environment) terhadap emosi pelanggan (customer emotions) pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto. 3. Untuk mengetahui kontribusi persepsi keadilan pelayanan (perceived service fairness) dan lingkungan pelayanan (service environment) terhadap emosi pelanggan (customer emotions) pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto. 4. Untuk mengetahui kontribusi persepsi keadilan pelayanan (perceived service fairness) terhadap niat perilaku (behavioral intentions) pelanggan pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto. 5. Untuk mengetahui kontribusi lingkungan pelayanan (service environment) terhadap niat perilaku (behavioral intentions) pelanggan pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto. 6. Untuk mengetahui kontribusi emosi pelanggan (customer emotions) terhadap niat perilaku (behavioral intentions) pelanggan pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto.

8 7. Untuk mengetahui kontribusi persepsi keadilan pelayanan (perceived service fairness) dan lingkungan pelayanan (service environment) terhadap emosi pelanggan (customer emotions) serta dampaknya terhadap niat perilaku (behavioral intentions) pelanggan pada Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto 1. Dengan mengetahui bahwa persepsi keadilan pelayanan memiliki kontribusi terhadap emosi pelanggan, maka Jimmy Hair Dressing Salon dapat menjaga, meningkatkan, bahkan memperbaiki kualitas pelayanannya dalam hal keadilan pelayanannya bagi pelanggan-pelanggannya sehingga dapat menciptakan emosi pelanggan yang positif. 2. Dengan mengetahui bahwa lingkungan pelayanan memiliki kontribusi terhadap emosi pelanggan, maka Jimmy Hair Dressing Salon dapat mempertahankan atau bahkan mendesain ulang lingkungan pelayanan yang sudah diciptakan sehingga dapat menciptakan emosi pelanggan yang positif. 3. Dengan mengetahui bahwa persepsi keadilan dan lingkungan pelayanan memiliki kontribusi terhadap emosi pelanggan, maka Jimmy Hair Dressing Salon dapat menjadikan hal ini sebagai acuan dalam membuat strategi pemasaran untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penciptaan emosi pelanggan yang positif yang didasari oleh penciptaan keadilan pelayanan dan lingkungan pelayanan yang lebih baik. 4. Dengan mengetahui bahwa persepsi keadilan pelayanan memiliki kontribusi terhadap niat perilaku pelanggan, maka Jimmy Hair Dressing Salon dapat

9 membuat perencanaan dan strategi perusahaan dalam memberikan pelayanan yang lebih adil bagi pelanggan-pelanggannya sehingga dapat menciptakan niat perilaku pelanggan yang positif. 5. Dengan mengetahui bahwa lingkungan pelayanan memiliki kontribusi terhadap niat perilaku pelanggan, maka Jimmy Hair Dressing Salon dapat membuat perencanaan dan strategi perusahaan dalam menciptakan lingkungan pelayanan yang lebih baik sehingga dapat menciptakan niat perilaku pelanggan yang positif. 6. Dengan mengetahui bahwa emosi pelanggan memiliki kontribusi terhadap niat perilaku pelanggan, maka Jimmy Hair Dressing Salon dapat membuat perencanaan dan strategi perusahaan dalam menciptakan emosi pelanggan yang lebih positif sehingga dapat menciptakan niat perilaku pelanggan yang positif. 7. Dengan mengetahui bahwa persepsi keadilan pelayanan dan lingkungan pelayanan memiliki kontribusi terhadap emosi pelanggan serta berdampak terhadap niat perilaku pelanggan, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu Jimmy Hair Dressing Salon dalam menilai kinerja dan kualitas pelayanan perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan strategi perusahaan dalam mengelola dan mempertahankan pelanggannya. Selain itu diharapkan pula hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Jimmy Hair Dressing Salon Purwokerto dalam pengambilan keputusan, menentukan kebijakan dan strategi yang lebih efektif sehingga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif serta diferensial dari salon tersebut di masa yang akan datang.

10 Bagi pengembangan ilmu: Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai kontribusi persepsi keadilan dan lingkungan pelayanan terhadap emosi pelanggan dan dampaknya terhadap niat perilaku pelanggan dengan lebih mengembangkan kerangka hipotesis yang ada sehingga didapat hasil penelitian yang lebih komprehensif.