BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN PEMECAHANNYA

METODE TAHFIDZUL QUR AN PROGRAM IBTIDAIYYAH PONDOK PESANTREN IMAM BUKHARI SURAKARTA 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DALAM PENGAJARAN MEMBACA AL-QURAN

KOMPETENSI GURU BAHASA ARAB DALAM MENINGKATKAN. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs. MUHAMMADIYAH WARU BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu masa kanak-kanak. Sebagaimana diungkapkan oleh Syaiful Bahri

BAB I PENDAHULUAN. membimbing dan mengembankan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. tenaga ahli pendidikan dan visi pendidikan yang tidak jelas. Selain itu masih. Indonesia semakin menurun (Silberman, 2007: xi).

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. keistimewaan yang tidak dimiliki kitab kitab lain. Beberapa keistimewaannya

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu dibutuhkan suatu keadaaan yang menyenangkan demi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. yang tepat pula dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 1

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh fakta fakta dan prinsip prinsip dengan sabar, hati hati dan

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) di Fakultas Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Saripraja dengan rincian sebagai berikut: Jumlah Populasi keseluruhan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. SKI), dalam kurikulum SMP Muhammadiyah 5 menjadi salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik anaknya terutama dalam pendidikan agamanya. Pendidikan. pondasi atau landasan dalam diri seseorang.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh faktor- faktor dan prinsip- prinsip dengan sabar, hati- hati dan. sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan induk dari segala ilmu. Matematika

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. kemuliyaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lapangan yang dipilih adalah MTs Al-Hikmah Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kondusif. Untuk membuat pembelajaran pendidikan Islam kondusif di semua

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. langkah-langkah yang antara lain : pendekatan penelitan, penentuan objek

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan semua zaman. Di dalamnya terkandung nilai-nilai dan aturan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Ayat Al-Qur an yang ditulis dalam bahasa Arab kemudian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

mencatat merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 2 pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN BELAJAR CARA MEMBACA AL-QUR AN (TAJWID) BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rosulullah Shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: Menuntut ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach), yakni

Penerapan Strategi Active Learning Dalam Pembelajaran Akidah Di Pondok Pesantren Islam Darusy Syahadah Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. manusia yang lebih utama untuk dibina dan dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang sebaiknya harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Sedangkan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan yaitu: penelitian lapangan, penelitian pustaka, dan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia, tetapi gairah dan minatuntuk mempelajarinya sangat

BAB III METODE PENELITIAN. data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)

BAB III METODE PENELITIAN

B A B III METODE PENELITIAN. ditentukan. Pelaksanaan penelitian membutuhkan banyak waktu, tenaga, alat,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan

BAB III METODE PENELITIAN. research) penulis menggunakan jenis penelitian campuran (mixed

BAB III METODE PENELITIAN

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pertama (usia 0-12 tahun). Masa ini merupakan masa yang

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jika dilihat dari salah satu fungsi diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap terjaga. Sejalan dengan hal ini telah banyak pesantren-pesantren ataupun kelompok (halaqoh) yang menjadikan Al-Qur'an sebagai program utamanya, entah bidang tahsin (perbaikan bacaan) ataupun tahfizh (hafalan) Al-Qur'an. Mengacu pada hal di atas Allah SWT telah menegaskan dalam firman-nya dalam surat Al-Hijr ayat 9 yang artinya Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Ad-Dzikra (Al-Qur'an) dan sesungguhnya kami (pula) yang menjaganya. Dalam kitab tafsir Karimir Rahman ulama terkenal Nasir Assa'di manyatakan bahwa salah satu jalan terjaganya keaslian Al-Qur'an adalah melalui lisan para Hafizhul Qur'an (penghafal Al-Qur'an). Untuk menjadi seorang hafizhul Qur'an tidaklah mudah terlebih di era globalisasi dan westernisasi yang menuntut lebih mementingkan dunia pada sebagian orang. Proses pembelajaran Al-Qur'an tidaklah jauh beda dengan mata pelajaran lainnya. Namun pada umumnya sering dijumpai dan berkembangnya anggapan bahwa: 1) menghafal/belajar Al-Qur'an itu sangat sulit melebihi menghafal rumus Kimia Fisika, 2) menghafal Al-Qur'an tidak banyak memberi keuntungan (dunia), 3) banyaknya waktu yang diperlukan untuk menghafal dan mengulang-ulang ayat, 4) adanya kesan bahwa 1

2 menghafal itu bersifat monoton tidak menarik dan membosankan serta pernyataan-pernyataan lainnya. Secara jujur hal-hal tersebut di atas ada benarnya, tapi adalah lebih baik jika para pengajar dan pengelola lembaga pendidikan mengetahui dan menjalankan kebijakan serta sistem tertentu untuk menghilangkan anggapan di atas. Karena mempelajari Al-Qur'an termasuk seutama-utama pekerjaan. Al- Qur'an merupakan landasan hukum dan way of life umat Islam. Mempelajari, membaca dan menghafal Al-Qur'an hendaknya lebih diprioritaskan dari pada hal yang lain. Telah banyak hadits yang menyebutkan tentang keutamaan orang yang belajar dan atau menghafal Al-Qur'an di antaranya Sabdi Nabi SAW yang berbunyi: Artinya: Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengamalkanya (HR. Imam Bukhori) Dan dalam sabdanya yang lain dikatakan: Artinya: Orang yang ahli di dalam Al-Qur'an mereka adalah keluarganya Allah dan pilihan-nya (HR. Ibnu Majah) Agar proses belajar mengajar Al-Qur'an dapat berjalan dengan konsisten, efektif dan menarik ada beberapa hal yang harus di perhatikan: materi (bahan hafalan), tenaga pendidik yang berkualitas, waktu, metode

3 mengajar, sarana dan prasarana. Dari usaha-usaha tersebut diharapkan mampu meningkatkan minat dan kesadaran siswa dalam mengembangkan kemampuan hafalannya. Karena banyak juga kita jumpai siswa yang mandeg dan gagal dalam bidang tahfizh (hafalan) ini. Hal ini disebabkan adanya hambatan yang dialami baik oleh guru maupun siswa itu sendiri. Adapun faktor utama yang menghambat belajar siswa dibagi menjadi beberapa faktor. Pertama faktor dari dalam diri anak didik (faktor internal) seperti; sebab-sebab yang bersifat biologis dan sebabsebab yang bersifat psikologis. Kedua faktor dari luar diri anak didik (faktor eksternal) seperti faktor keluarga, faktor pesantren (sekolah), faktor lingkungan, teman bergaul dan faktor-faktor lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut maka sebaiknya guru melakukan suatu usaha. Karena masalah belajar khususnya hambatan dalam menghafal bukanlah suatu hal yang baru. Sejak menjadi siswa hal-hal mengenai hambatan belajar dapat di temui. Berkaitan dengan masalah di atas guna melengkapi tugas akhir, penulis mengajukan sebuah judul Skripsi Hambatan Proses pembelajar dan usaha mengatasinya. Studi tentang Tahfizh Al-Qur'an di Mutawassithoh Pondok Pesantren Imam Bukhori. Penulis mengambil tempat penelitian di Ma'had Imam Bukhori karena adanya kelebihan/keunggulan yang dimiliki dalam hal pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an di antaranya Metode Pembelajaran yang diadopsi dari Timur Tengah, semangat santri yang kebanyakan datang dengan keinginan sendiri, fasilitas yang cukup dan lain sebagainya.

4 B. PENEGASAN ISTILAH Dalam Skripsi ini kami memakai beberapa istilah yaitu: 1. Hambatan Hambatan adalah halangan atau rintangan (Poerwodarminto 1982: 341). Adapun yang dimaksud adalah kendala yang di hadapi/muncul yang dapat menghalangi untuk tercapainya suatu tujuan. 2. Proses Pembelajaran Proses berarti runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu (Poerwodarminto 1982: 769). Yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah rangkaian kejadian yang dapat menimbulkan suatu interaksi antara peserta didik dengan guru dalam rangka mencapai tujuan. 3. Usaha Mengatasi Menurut WJS. Poerwodarminto usaha adalah kegiatan dengan menggerakkan tenaga, pikiran dan badan untuk mencapai suatu tujuan. 4. Studi Studi artinya tela'ah, pelajaran. Sedangkan dalam istilah Indonesia studi berarti waktu dan fikiran untuk memperoleh pengetahuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia DepDikbud, 1988: 965). 5. Tahfizh Al-Qur'an Kata Tahfizh berasal dari Bahasa Arab yang asal katanya hafizha-yahfazhu, hifdzhon yang berarti menjaga atau menghafal. Jadi Tahfizh Al-Qur'an artinya hafalan Al-Qur'an.

5 Penjelasan istilah di atas dari judul skripsi: Hambatan dalam proses pembelajaran dan usaha mengatasinya: Studi tentang Tahfizh Al-Qur'an adalah tela'ah/kajian tentang suatu yang menghalangi pembelajaran hafalan Al-Qur'an serta kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut. C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka hambatan proses pembelajaran serta usaha untuk mengatasinya mempunyai beberapa permasalahan yang menarik untuk diteliti. Adapun permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Hal-hal apa sajakah yang menghambat proses pembelajaran Tahfizh Al- Qur'an? 2. Bagaimanakah usaha dan langkah yang ditempuh guru dan siswa dalam mengatasi hambatan tersebut? 3. Bagaimanakah kebijakan yang seharusnya diterapkan oleh pimpinan pesantren khususnya kepala bidang Tahfizh untuk membina dan mengembangkan sistem pembelajaran?

6 D. TUJUAN PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam rangka untuk mencapai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menelaah faktor-faktor apa sajakah yang menghambat proses pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an. 2. Untuk menelaah usaha dan langkah yang ditempuh guru dan siswa dalam mengatasi hambatan tersebut. 3. Untuk merumuskan kebijakan yang seharusnya diterapkan dalam membina dan mengembangkan sistem pembelajaran. E. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada semua pihak, baik kalangan akademis, pengambil kebijakan maupun. para pengelola lembaga pendidikan Tahfizh secara spesifik, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Siswa, agar siswa dapat mengantisipasi diri untuk tidak melakukan serta menghindari hal-hal yang dapat menghambat belajar Tahfizh. 2. Pendidik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang usaha guru dalam mengatasi hambatan pembelajaran. 3. Memberikan masukan data dan pertimbangan ilmiah kepada pimpinan pesantren khususnya kepala bidang tahfizh dalam mengambil kebijakan dalam membina dan mengembangkan sistem pembelajaran.

7 4. Peneliti, hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi untuk mengadakan penelitian yang terkait selanjutnya. F. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang hambatan belajar telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti lainnya diantaranya: 1. Siti Suryani (2001) yang berjudul Pengaruh Hambatan Belajar Terhadap Prestasi Aqidah Akhlaq Siswa Kelas II SMK Muhammadiyah Surakarta Tahun 2000/2001. Dia menyimpulkan bahwa masih kurangnya pendidikan akhlaq pada anak didik, karena akhlaq merupakan dasar pembentuk sikap mental yang baik, tanpa pendidikan akhlaq siswa akan mudah terpengaruh hal-hal negatif yang akan mempengaruhi belajar anak didik. 2. Ninik Eni Wulandari (2005) yang berjudul Hambatan dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam Pada Guru Dan Siswa Serta Usaha Untuk Mengatasinya: Studi Kasus Siswa Kelas II SMP Muhammadiyah 2 Masaran Sragen. Dia menyimpulkan bahwa rendahnya pendidikan agama siswa akan menyebabkan guru memberi tambahan pelajaran di luar jam pelajaran. Selain itu metode mengajar pun harus divariasikan agar siswa tertarik untuk terus mengikuti pelajaran. Berdasarkan pada penelitian di atas tampak belum ada yang meneliti tentang hambatan proses pembelajaran tahfizh Al-Qur'an serta usaha guru dan

8 siswa untuk mengatasinya. Dengan demikian masalah yang diangkat dalam penelitian ini memenuhi unsur kebaruan. Berkaitan dengan permasalahan yang penulis angkat yaitu tentang Tahfizh Al-Qur'an, sebagaimana dikatakan oleh (Abdul Mu'thi 1997: 8 9) bahwa dalam menghafal Al-Qur'an ada beberapa aspek penting yang mesti ketahui dan difahami oleh para penghafal (guru dan siswa) yaitu adab ketika belajar, jenis Al-Qur'an (Mushaf) yang digunakan harus satu, guru haruslah orang yang profesional. Waktu hendaknya disesuaikan dengan lembaga tempat dilangsungkannya kegiatan. Hendaknya guru/siswa mencatat bagian mana yang telah dihafal dan pada kalimat apa kesalahan-kesalahan terjadi, dan tidak dianjurkan pada siswa untuk pindah ke surat (hafalan) berikutnya sebelum surat yang diberikan oleh guru benar-benar dihafalnya. Hendaknya para penghafal lebih sering melakukan muroja'ah (pengulangan) untuk memantapkan hafalannya. Terkait dengan hal itu juga (Dr. Musthofa Muradi 2003: 16-22) mengatakan perlunya para penghafal mengetahui cara-cara menghafal, ilmu tajwid, sebab dan cara-cara agar hafalan tetap terjaga. Sedangkan dalam bukunya yang berjudul: Petunjuk Praktis Bagi para Pendidik Muslim (Syekh Muhammad bin Jamil Zainu 1997: 17-26) menjelaskan hendaknya para pendidik sadar akan tugas dan tanggung jawabnya karena tujuan pendidikan bukan hanya memenuhi otak anak dengan berbagai ilmu tapi lebih dari itu pendidikan ditujukan untuk membentuk kepribadian anak, oleh karena itu

9 hendaknya seorang pendidik menjadi suri teladan jujur dan sabar dalam menghadapi anak didiknya. Sementara itu dalam proses pembelajaran banyak kendala yang akan dijumpai. Adapun faktor penghambat dalam belajar siswa menurut (Kartini Kartono 1985: 61-67) antara lain: a) faktor internal: yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa di antara sebab yang bersifat biologis seperti kesehatan, cacat badan. Sebab yang bersifat psikologis seperti tingkat intelegensi, perhatian, minat dan bakat serta konstelasi psikis, b) faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti keluarga, masyarakat, dan faktor lain seperti metode belajar anak yang kurang baik tugas-tugas yang terlalu banyak. Untuk mengatasi siswa yang bermasalah tersebut (Syaiful Bahri 2002: 95) menganjurkan agar guru mengadakan observasi sambil dilakukan pencatatan terhadap gejala-gejala yang tampak. Kemudian guru dapat melakukan interview (menanyakan) langsung sebab-sebab itu pada siswa. Setelah itu baru kemudian diadakan diagnosa dan pengumpulan data (dokumentasi) untuk mencari faktor penyebab hingga ditemukannya cara mengatasi masalah yang dihadapi. G. KERANGKA BERFIKIR Untuk melakukan penelitian ini kerangka berfikir yang digunakan adalah bahwa sistem pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an tidaklah sedikit mengalami hambatan dan tantangan. Yang mana untuk tiap tingkatan/kelas

10 menghadapi kasus yang berbeda-beda berbagai upaya serta kebijakankebijakan pesantren juga mempengaruhi hal tersebut dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, terlebih bila Tahfizh Al-Qur'an merupakan program unggulan pesantren. Untuk kepentingan ini ada 4 (empat) tahapan yang dilakukan. Keempat tahapan tersebut adalah sebagai berikut: - Pertama, menelaah sistem pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an yang telah dan sedang digunakan, - kedua, menelaah hambatan dan problem yang dihadapi dalam proses pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an, yang pada satu sisi pembelajaran ini merupakan program unggulan pesantren, - ketiga, menelaah dan mengkaji usaha guru dan siswa dalam mengatasi permasalahan dan hambatan dalam pembelajaran ini, - keempat, mengkaji ulang kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan pimpinan pesantren dalam mengelola dan mengembangkan sistem pembelajaran. Hasil dari kajian ulang ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk menawarkan kebijakan guru dalam mengelola dan mengembangkan pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an. Untuk memudahkan kerja kerangka berfikir, di atas berikut digambarkan alur berfikir dalam bentuk bagan.

11 Bagan I ALUR KERANGKA BERFIKIR Sistem dan Proses Pembelajaran Tahfizh Al-Qur an Hambatan dalam Pembelajaran Kebijakan baru Tahfizh Al-Qur an sebagai program unggulan Pesantren Kebijakan dalam mengelola dan mengembangkan sistem pembelajaran Usaha dalam mengatasi hambatan

12 H. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan studi deskripsi yaitu dengan membuat gambaran secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diteliti. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pendekatan kualitatif digunakan untuk mengkaji hambatan dan usaha yang dilakukan oleh guru, siswa dan pengelola pesantren dalam mengembangkan program tersebut. 3. Subyek dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Pondok Pesantren Imam Bukhori Solo, yang merupakan salah satu pondok pesantren yang menjadikan bidang Tahfizh Al-Qur'an sebagai program unggulannya. 4. Teknik Pengumpulan Data a) Observasi (Sutrisno Hadi, 1986:136), menyatakan Metode Observasi Sebagai teknik utama, dimaksudkan sebagai pengambilan data dengan cara melalui pungutan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode observasi digunakan untuk mengetahui keadaan atau kondisi sekolah, letak geografis. sarana dan prasarana Pondok Pesantren Imam Bukhori Solo.

13 b) Wawancara (interview) (Sutrisno Hadi, 1986, 92), menyatakan bahwa Metode Interview adalah suatu pengumpulan data melalui proses tanya jawab secara lisan (wawancara) dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Penulis menggunakan metode interview untuk mengumpulkan data-data tentang sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi, sarana dan prasarana hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran dan usaha untuk mengatasinya Sedangkan yang menjadi narasumber adalah kepala sekolah, guru dan pengurus yayasan dan siswa kelas III Mutawassithoh Imam Bukhori. c) Dokumentasi (Suharsimi Arikunto, 1983: 236), menyatakan bahwa Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan menyalin dan mencatat langsung dari data yang ada dalam objek penelitian seperti surat-surat, buku induk, catatan-catatan biografi. Metode dokumentasi untuk mengumpulkan data melalui sumber-sumber dari dokumen. Metode dokumentasi yang penulis gunakan untuk memperoleh data sebagai berikut: 1) Gambaran umum Pondok Pesantren Imam Bukhori 2) Jumlah siswa tahun ajaran 2006/2007

14 5. Sumber Data a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari sumbernya. Diperoleh dengan memberikan kuisioner atau daftar pertanyaan secara langsung kepada responden. Data ini diperoleh langsung dari guru, siswa serta pengelola pesantren. b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, artinya data tersebut sampai ke peneliti sudah dalam bentuk jadi dan telah dipublikasikan, sumber data tersebut bisa dari buku, majalah, brosur dan lain-lain. 6. Populasi dan Sampel Populasi Pengertian populasi menurut (Sutrisno Hadi, 1981: 16), Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti atau dengan diperoleh dari sampel yang hendak digeneralisasikan. Sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas III yang berjumlah 21 siswa di Mutawassithoh Imam Bukhori, Guru bidang Tahfizh, Kepala Madrasah Mutawassithoh, kepala bidang tahfizh dan pimpinan pesantren Imam Bukhori. Sampel Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diselidiki (Suharsimi Arikunto, 1998: 117)

15 Adapun yang menjadi sampel adalah sebagian murid Kelas III Mutawassithoh yang akan diambil dengan menggunakan teknik simpel random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyono, 2002: 57-58) 7. Analisis Data Kegiatan analisis ini terbagi menjadi tiga langkah yaitu: a) Reduksi data b) Penyajian data c) Penyimpulan

16 I. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Penegasan Masalah, Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Berfikir, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II : HAMBATAN PEMBELAJARAN TAHFIZH AL-QUR AN DAN USAHA UNTUK MENGATASINYA Bab ini terdiri dari masalah yang menghambat pembelajaran tahfizh Al-Qur'an yang meliputi Pengertian Pembelajaran, Pengertian Tahfizh Al-Qur'an, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an, Faktor-faktor yang menghambat pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an, dan Usaha Guru dan Siswa untuk Mengatasi Hambatan Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an. BAB III : HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN TAHFIZH AL-QUR'AN DAN USAHA UNTUK MENGATASINYA DI MUTAWASSITHOH PONDOK PESANTREN IMAM BUKHORI SOLO Bab ini akan memuat gambaran Umum Pondok Pesantren Imam Bukhori yang meliputi Sejarah Berdirinya, Lokasi dan Letak Geografis, Struktur Organisasi, Keadaan Guru, Karyawan dan Murid Madrasah Mutawassithoh Pondok Pesantren Imam Bukhori. Keadaan Fasilitas dan peralatannya, Kegiatan Proses

17 Belajar Mengajar Tahfizh Al-Qur'an yang terdiri dari Materi Tahfizh Al-Qur'an, Metode Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an, Latar Belakang Pendidikan Guru Pengampu Tahfizh Al-Qur'an, Siswa, Evaluasi serta Hambatan yang dihadapi Dalam Proses Belajar Mengajar dan Usaha Guru dan Siswa untuk Mengatasi Hambatan Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an Kelas III Mutawassithoh Imam Bukhori. BAB IV : ANALISA DATA Bab ini memuat analisa data tentang Keadaan Umum Lingkungan Pesantren Imam Bukhori, Hambatan yang Dihadapi dalam Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an dan Usaha Guru dan Siswa untuk Mengatasi Hambatan tersebut. BAB V : PENUTUP Bab ini terdiri dari Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup dan bagian akhir dari penyusunan skripsi ini meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.