BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROGRAM PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK MATA PELAJARAN PENJASKES SMP NEGERI 1 TAJURHALANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

I. PENDAHULUAN. Baley (2001:13) mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan. adalah pendidikan kebudayaan, yang didapat secara perorangan,

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Engkos Koswara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai pendidikan atau dengan istilah pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik siswa dalam beraktifitas untuk mendidik lebih mengedepankan pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM

I. PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalar, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional ( Undang-Undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan nasional, tahun 2003 hlm. 113). Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan, nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sehingga pendidikan jasmani sebagai wahana untuk mendidik anak. Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh sebagai keterampilan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta sebagai keterampilan yang kreatif,inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat, sama halnya yang dikemukakan oleh Simon Dkk (2007, hlm. 6) kegiatan anak didik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilainilai fungsional yang mencangkup aspek kognitif, afektif, psikomotor dan sosial, aktifitas ini harus dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan tubuh yang baik diharapkan pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah romawi kuno men sana in corporesano 1

2 Namun anak-anak jaman dulu berbeda dengan anak-anak jaman sekarang, yang dimana anak-anak jaman sekarang banyak yang menggunakan alat elektronik dalam pelaksanaannya, bahkan sudah merambah ke pelosok desa, sedangkan permainan elektronik ini yang sangat jarang sekali yang memerlukan banyak gerak yang artinya cuma tangan saja dan pikiran yang berjalan. Sehingga aktivitas fisik jarang dilakukan. Kurangnya aktivitas fisik sering menjadi persoalan yang dihadapi setiap individu dalam kehidupan, bahkan cenderung menjadi budaya. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik. Olahraga dan bermain dirancang dalam suatu proses pembelajaran yang konduktif, diyakini dapat menghasilkan rasa senang bagi siswanya. Sesuai dengan pendapat Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dalam pendidikan secara keseluruhan yang menunjang perkembangan siswa melalui kegiatan fisik, dalam pendidikan jasmani diharapkan semua anggota badan dituntut untuk bergerak semua. Hal ini kemudian disusun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Safari (2012, hlm. 4 ) kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Kebugaran itu dapat dicapai melalui sebuah kombinasi dari latihan teratur dan kemampuan yang melekat pada seseorng (kebugaran yang terkait dengan performa: agilitas, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, power, dan waktu reaksi). Pendidikan jasmani disekolah merupakan bagian dari tujuan Pendidikan Nasional, pengajaran penjas tidak hanya mengajarkan pada kemampuan gerak saja tetapi arah afektif dan kognitif. Sekolah merupakan gudang bibit olahragawan yang tidak akan ada habisnya apabila program pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Adapun maksud dan tujuan olahraga di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang RI nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab II pasal 4 adalah : Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportifitas, mempererat dan

3 membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta meningkatkan harkat, martabat dan kehormatan bangsa. Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam mencapai tujuan pendidikan. Tujuan umum pendidikan jasmani disekolah dasar adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu melakukan usaha yang sungguh-sungguh dari berbagai kalangan. Dengan usaha tersebut, diharapkan masyarakat Indonesia akan tumbuh dan berkembang dengan baik melalui proses pendidikan yang baik pula. Pendidikan nasional harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu dikembangkan iklim belajar yang menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Proses pendidikan dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah berupa pendidikan in formal, formal, dan non formal, seperti dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1994 hlm. 1) sebagai berikut. Pendidikan jasmani disekolah berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan dan jasmani, perkembagan sikap, mental, sosial dan emosional yang serasi dan selaras serta memenuhi hasrat bergerak, memacu perkembangan dan aktivitas sistem peredaran darah, pencernaan, pernafasan dan syaraf serta memberikan kemampuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Berdasarkan penjelasan diatas, jenis kegiatan ini di sekolah diajarkan meliputi kegiatan pokok yang terdiri atas aspek atletik, senam, permainan, beladiri, renang, dan olahraga diluar sekolah (outdoor education) yang semuanya itu sudah terprogram dalam silabus kurikulum pendidikan jasmani tahun 2006.

4 Mempelajari tujuan pembelajaran secara umum, maka pendidikan jasmani yang diberikan disekolah, merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan berdasarkan pada tujuan pendidikan yang mempergunakan aktivitas jasmani, rohani, mental, intelektual, keindahan serta sosial. Pada dasarnya pendidikan jasmani, berhak diikuti oleh setiap orang sesuai dengan hak memperoleh setiap anak didik, dan guru wajib memberikan perhatiannya. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan, dan pelaksannaanya melalui program-program pengajaran yang bersifat pratik. Salah satu materi dari pendidikan jasmani adalah permainan sepak bola. Dalam silabus materi pokok sepakbola, standar kompetensinya mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga serta nilai yang terkandung didalamnya. Melalui bermain akan terjadi perubahan yang positif dalam hal yang positif dalam hal jasmani meliputi pertumbuhan dan perkembangan jasmani yaitu terjadinya arah pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang baik atau proposional, kebugaran jasmani yaitu terjadinya kemampuan anak dalam hal meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmaninya, sehat jasmaninya dan dalam arti melalui bermain anak beraktivitas jasmani yang merupakan salah satu pemenuh kebutuhan hidup anak yaitu gerak yang berakibat sehat secara fisik bagi anak, selanjutnya melalui bermain juga memberikan perubahan secara fisik dalam hal peningkatkan kemampuan unsurunsur fisik seperti kecepatan, kekuatan daya ledak, kelentukan, keseimbangan, kelincahan, daya tahan, ketepatan, dan koordinasi. Selanjutnya melalui bermain juga membawa perubahan positif dalam hal fisik terutama kemampuan gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif (Cowel dan Hazelton dalam Sukintaka, 1998, hlm. 9) Mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang diberikan seluruh siswa. Dalam mata pelajaran ini anak diberikan materi seperti olahraga bola besar, olahraga bola kecil, olahraga senam, akuatik dan masih banyak. Aktivitas olahraga bola besar misalnya seperti sepakbola, bola voli, bola basket. Sepakbola misalnya didalamnya terdapat materi menendang, passing, shooting, throw in, heading dan masih banyak lagi. Dalam silabus Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, kelas V Sekolah Dasar

5 kegiatan pembelajaran meliputi menendang, mengumpan, dan menahan bola dapat dilakukan secara berpasanga, kelompok, dan peralatan saling membantu. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang populer di seluruh dunia. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya masyarakat yang memainkan olahraga ini. Olahraga ini berkembang mulai dari hobi dan kegemaran sampai pada tingkat yang lebih tinggi yaitu pencapaian prestasi yang dilakukan baik secara amatir ataupun profesional. Permainan sepakbola sekarang sudah masuk pada semua kalangan masyarakat dari yang berusia anak-anak muda sampai dewasa. Hal ini membuat siswa di sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar sudah harus mengenal tentang permainan sepakbola sesungguhnya. Sekolah sebagai sebuah lembaga formal yang mengajari anak tentang pembelajaran pendidikan jasmani yaitu sepakbola, berfungsi untuk mengenalkan kepada anak tentang materi sepakbola terutama menendang. Dalam permainan sepakbola jauhnya menendang sangatlah penting untuk memberi umpan-umpan jarak jauh. Menendang juga dipengaruhi oleh kekuatan otot tungkai, karena kekuatan otot tungkai yang baik mampu menghasilkan tendangan yang baik pula. Tujuan permainan sepakbola adalah memasukan bola ke gawang lawan dan menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan bola oleh lawa. Untuk dapat memainkan bola dengan baik perlu melakukan teknik gerakan dengan baik serta menguasai teknik-teknik dasar permainan. Gerakan yang baik menimbulkan efesiensi kerja dan berkat pembelajaran yang teratur mendapatkan efektivitas yang baik pula. Materi dalam pembelajaran permainan sepakbola meliput: sejarah tentang permainan sepak bola, teknik-teknik dasar, macam-macam pertahanan dalam permainan sepakbola, dan taktik penyerangan dalam permainan sepak bola. Aktivitas jasmani dalam bentuk permainan sepakbola dapat disampaikan dalam setiap semesternya. Adapun teknik-teknik yang perlu disampaikan dalam pembelajaran permainan sepakbola meliputi : (1) Menendang bola atau mengoper bola (passing) dengan berbagai teknik dasar dan variasinya yang baik dan benar, (2) menghentikan bola atau menerima bola (stoping/controlling) dari teman dengan berbagai teknik dasar dan variasinya yang baik dan benar, (3) menggiring bola (dribbling) dengan berbagai teknik dasar dan variasinya yang baik dan benar, (4) menembak bola ke gawang (shooting) dengan berbagai teknik dan variasinya

6 yang baik dan benar. Sehingga dari teknik-teknik tersebut didapatkan permasalahan yang ada pada siswa Sekolah Dasar Negeri Situraja dari yang tidak paham tentang cara melakukan tendangan (passing) yang benar, perkenaan dan pengertian dari passing tersebut juga belum mengerti sehingga menarik untuk dijadikan bahan penelitian dengan mengadakan tes kemampuan menendang (passing) mereka. Permainan sepakbola sangat identik dengan passing dan tujuan passing bola adalah memindahkan bola dari teman yang satu ke teman yang lain, menjaga kekompakan satu tim, mendekati jarak sasaran, melewat lawan, dan memancing lawan untuk mendekati bola agar daerah penyerangan terbuka bebas. Untuk menyempurnakan teknik tersebut, sangat dibutuhkan ketepatan dalam mengoper bola. Untuk mencapai ketepatan dalam mengoper bola harus didukung kondisi fisik yang baik dan teknik mengoper yang baik pula. Dengan begitu penguasaan teknik yang baik maka seorang pemain sepakbola akan lebih mudah mencapai potensi maksimal. Pada olahraga sepakbola terutama pada materi short pass sangat berkaitan erat dengan hubungan panjang tungkai, power tungkai pada saat melakukan tendangan. Kemampuan daya ledak otot atau power ini sangat dipengaruhi oleh dua unsur komponen fisik lainnya yaitu kekuatan otot dan kecepatan. Kedua komponen ini tidak dapat dipisahkan karena pada prinsip kerjanya kedua komponen fisik ini bekerja bersamaan untuk menghasilkan daya ledak otot (power), dan dasar dri pembentukan power ini adalah kekuatan, maka sebelum melatih kondisi fisik power haruslah terlebih dahulu dilatih kekuatan. Pengertian power menurut Harsono (dalam Safari, 2013) mengatakan bahwa : power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Power tungkai dalam menendang pada sepakbola menurut Suharno (1985, hlm. 37) mengemukakan bahwa daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan utuh. Dalam hal inimenendang bola adalah merupakan suatu gerakan yang utuh dimulai dari mengayunkan kaki tendang kebelakang kemudian

7 diayunkan kedepan adalah merupakan suatu gerakan yang utuh, sehingga dibutuhkan perpaduan antara kekuatan maksimal dengan kecepatan. Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dengan pangkal paha yang diukur dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai sebagai bagian dari postur tubuh yang sangat erat dalam kaitannya sebagai pengungkit di saat melompat. Oleh karena itu perlu kiranya suatu penelitian untuk mengetahui Hubungan Panjang Tungkai, Power dan kekuatan tungkai terhadap kemampuan menendang. Berdasarkan PPL (Praktek Pembelajaran Lapangan) dari bulan Februari Mei 2016 saat melakukan pembelajaran materi sepakbola siswa kelas V masih bermasalah dengan teknik dasarnya terutama dalam teknik menendang. Siswa kelas V masih mengalami beberapa permasalahan seperti belum mengeluarkan power tungkai saat mengoper bola kepada temannya, kekuatan dalam passing belum begitu tepat sasaran, belum begitu memahami permainan sepakbola tarutama peraturannya sehingga sering melakukan kesalahan dalam passing. Sebagian besar siswa kelas V SD Negeri Situraja tidak memahami tentang permainan sepakbola sehingga dalam olahraga sepakbola terkadang dalam melakukan passing tidak begitu keras sehingga teknik menendang sering menjadi andalan saat melakukan passing terhadap temannya (melihat saat pembelajaran berlangsung). Sehingga membuat penulis tertarik untuk melakuakan penelitian tentang hubungan antara panjang tungkai dan power tungkai dengan keterampilan menendang bola pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Situraja dan belum pernah dilakukan pengukuran tentang penelitian tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dibahas sebelumnya, maka dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan panjang tungkai dengan keterampilan menendang 2. Apakah ada hubungan power tungkai dengan keterampilan menendang 3. Apakah ada hubungan panjang tungkai dan power tungkai dengan keterampilan menendang

8 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Situraja yaitu untuk mengetahui hasil dari: 1. Ingin mengetahui hubungan antara panjang tungkai dengan keterampilan menendang. 2. Ingin mengetahui hubungan antara power dengan keterampilan menendang 3. Ingin mengetahui hubungan panjang tungkai dan Power tungkai dengan keterampilan menendang D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Sasaran Teoritis a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk acuan penelitian-penelitian selanjutnya, terutama tentang hubungan panjang tungkai, dan power tungkai terhadap kemampuan menendang dalam sepakbola. b. Bagi mahasiswa Fakultas Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dapat dijadikan bahan untuk menambah wawasan dalam bidang sepak bola dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Secara Praktis a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan mampu untuk menjadikan motivasi untuk tetap beaktivitas fisik, baik disekolah maupun diluar sekolah untuk untuk meningkatkan bermain sepakbola dalam menunjang prestasi akademik. b. Bagi pihak sekolah penelitian ini diharapkan untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan ekstrakulikuler dan mata pelajaran pendidikan jasmani, guna menunjang kemampuan bermain sepakbola siswa dalam upaya menunjang prestasi akademik. c. Bagi guru pendidikan Jasmani penelitian ini dapat dijadian sebagai sumber referensi instrumen dalam pembelajaran untuk

9 mengkreasikan cara belajar serta dimasukkan sebagai acuan penelitian didalam upaya penunjang prestasi akademik. E. Struktur Organisasi Pada skripsi ini, penulis menjelaskan tentang Hubungan antara Panjang Tungkai dan Power tungkai Terhadap Keterampilan Menendang Bola yang terdiri dari lima bab. Lima bab tersebut yaitu bab I pendahuluan, bab II kajian pustaka, bab III metode peneliian, bab IV hasil penelitian dan bab V kesimpulan dan saran Untuk lebih jelasnya berikut penulis merupakan struktur organisasi skripsi yang penulis buat. Struktur organisasi skripsi sebagai berikut :

10 SKRIPSI Hubungan Panjang Tungkai dan Power Tungkai Dengan Kemampuan Menendang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis B. Tinjauan Praktik C. Kerangka Berfikir D. Anggapan Dasar E. Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Partisipan C. Populasian Sampel D. Instrumen Penelitian E. Prosedur Penelitian F. Analisis Data BAB IV BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Implikasi Rokumendasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAAN PENELITIAN A. Temuan Penelitian 1. Proses Pengumpulan Data 2. Pengolahan Data 3. Hasil Pengujian Normalitas Data 4. Korelasi Variabel Bebas dengan Variabel Terikat 5. HipotesisStatistik 6. Koefisien Determinasi antara Variabel Bebas terhadap Variabel terikat B. Pembahasan