LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN KARAKTERISTIK BATAKO

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DENSITAS

LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN DENSITAS

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

LAMPIRAN 1 HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIK

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI ( RICE HUSK ASH ) PADA PEMBUATAN BATAKO DENGAN TAMBAHAN PEREKAT LIMBAH PADAT ABU TERBANG BATUBARA ( FLY ASH ) SIBOLGA TESIS

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

Lampiran A. Perhitungan Untuk Menentukan Densitas

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Revisi SNI Daftar isi

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2010

Ws(massa kering,gr) Perhitungan densitas benda uji beton ringan umur 21 hari. Wg(massa benda dlm air,gr)

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BUBUR KERTAS DAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA BATAKO PAPERCRETE. Oleh: SONDANG DWIPUTRA PAIDING

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

Viscocrete Kadar 0 %

Revisi SNI Daftar isi

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN, MUTU DAN BIAYA KONSTRUKSI GEDUNG MENGGUNAKAN, BATA PRESS DAN BATA KONVENSIONAL DI ATMI SURAKARTA

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

Lampiran I Data Pengamatan. 1.1 Data Hasil Pengamatan Bahan Baku Tabel 6. Hasil Analisa Bahan Baku

BAB III LANDASAN TEORI

DINDING DINDING BATU BUATAN

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi

Lampiran A. Densitas Dari Papan Gipsum Plafon Terhadap Sampel (Gipsum : Serbuk Batang Kelapa Sawit : Tapioka) M k M g M t ρ air Ρ

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 55% dari ampas tebu yang dihasilkan tersebut dimanfaatkan oleh pabrik

BAB II LANDASAN TEORI

Revisi SNI Daftar isi

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

PEKERJAAN JUMLAH HARGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

Tabel Lampiran 1. Hasil Pengukuran Densitas n-hap/cs. (gram) (cm) A 10% B 20%

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

LAMPIRAN II PERHITUNGAN. = 18 cm x 15 cm x 25 cm = 6750 cm 3 = 6,750 m 3

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

6.16 Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 3 PP Memasang 1 m 2 dinding HB 20, campuran spesi 1 PC : 4 PP

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

SIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA. Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng

Transkripsi:

L-1 LAMPIRAN A PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN KARAKTERISTIK BATAKO Contoh perhitungan Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Tanpa Menggunakan Fly Ash dan Yang Menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Massa pengikat sampel dalam air W k 0 ( massa benang ). Untuk sampel nomor 1 ( tanpa menggunakan fly ash ) : Densitas 1,72 g/cm 3 Serapan Air 9,55 % Untuk sampel nomor 3 ( menggunakan fly ash 20% ) : Densitas 1,74 g/cm 3 Serapan Air 10,53 %

L-2 Dengan cara yang sama diperoleh nilai Densitas dan Serapan Air batako untuk komposisi yang menggunakan fly ash 10%, 30%, 40% dan 50%. Tabel A.1. Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Tanpa Menggunakan Fly Ash dan yang Menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. No Sampel Semen Komposisi Bahan Fly Ash W s (gr) W b (gr) W g (gr ) Densitas ( g/cm 3 ) Serapan Air 1. I o 100-199 218 102 1,72 9,55 2. I 90 10 196 217 101 1,69 10,71 3. II 80 20 190 210 101 1,74 10,53 4. III 70 30 183 202 98 1,76 10,38 5. IV 60 40 182 203 98 1,73 11,54 6. V 50 50 181 202 100 1,67 11,60

4. III 70 30 183 202 98 1,76 10,38 5. IV 60 40 182 203 98 1,73 11,54 6. V 50 50 181 202 100 1,67 11,60 L-3 Contoh perhitungan Pengujian Kuat Tekan Sampel Tanpa menggunakan Fly Ash dan yang menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Untuk sampel nomor 1 ( tanpa menggunakan fly ash ) : Kuat Tekan, P 3,26 MPa Untuk sampel nomor 3 ( menggunakan fly ash 20 % ) : Kuat Tekan, P N/mm 2 3,17 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 2, 4, 5, 6 pada tabel A.2. Tabel A.2. Pengujian Kuat Tekan Sampel Batako Tanpa Menggunakan Fly Ash dan yang Menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Sampel Bahan Gaya Penekan F Kuat Tekan No Sampel Semen Fly Ash ( N ) ( Mpa ) 1. I o 100-832 3,26 2. I 90 10 820 3,21 3. II 80 20 810 3,17 4. III 70 30 780 3,06 5. IV 60 40 660 2,58 6. V 50 50 580 2,27

L-4 Contoh perhitungan Pengujian Kuat Patah Sampel Tanpa Menggunakan Fly Ash dan yang Menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Jarak penumpu L 9 cm ; b d 3 cm ; g 9,8 m/s 2. Untuk sampel nomor 1 ( tanpa menggunakan fly ash ) : Kuat Patah 2,70 MPa Untuk sampel nomor 3 ( menggunakan fly ash 20% ) : Kuat Patah 2,53 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 2, 4, 5, 6 pada tabel A.3. Tabel A.3. Pengujian Kuat Patah Sampel Batako Tanpa menggunakan Fly Ash dan yang Menggunakan Fly Ash 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Sampel Bahan Gaya Penekan P Kuat Patah No Sampel Semen Fly Ash ( N ) ( MPa ) 1. I o 100-54 2,70 2. I 90 10 45 2,25 3. II 80 20 50,5 2,53 4. III 70 30 46 2,30 5. IV 60 40 44 2,18 6. V 50 50 36 1,80

L-5 Tabel A.4. Pengujian Kekerasan Sampel Batako Tanpa menggunakan Fly Ash dan yang Menggunakan Fly Ash 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. No Sampel Komposisi Bahan Kekerasan Semen Fly Ash BHN RHN 1. I o 100-188 91 2. I 90 10 153 82 3. II 80 20 127 72,5 4. III 70 30 116 67,6 5. IV 60 40 110 64,7 6. V 50 50 106 62,8 BHN Brinell Hardness Number ; RHN Rockwell Hardness Number

L-6 Contoh perhitungan Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Menggunakan Fly Ash 20% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 4 dengan komposisi fly ash 20% dari volume semen dan RHA 20% dari volume pasir. Densitas 1,68 g/cm 3 Serapan Air 15,50 % Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 1, 2, 3, 5 pada tabel A.5 Tabel A.5. Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 20% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. No S a m p e l Komposisi Bahan Semen Fly Ash R H A (%) W s (gr) W b (gr) W g (gr ) Densitas ( g/cm 3 ) Serapan Air 1. I 80 20 5 184 215 105,5 1,68 16,85 2. II 80 20 10 183 213 105 1,69 16,39 3. III 80 20 15 176,5 205 102 1,71 16,15 4. IV 80 20 20 200 231 112 1,68 15,50 5. V 80 20 25 181,5 211 104 170 16,25

L-7 Contoh perhitungan Kuat Tekan Sampel Menggunakan Fly Ash 20% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 4 dengan komposisi fly ash 20% dari volume semen dan RHA 20% dari volume pasir. Kuat Tekan, P N/mm 2 3,76 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 1, 2, 3, 5 pada tabel A.6 Tabel A.6. Pengujian Kuat Tekan Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 20% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. Komposisi Bahan RHA Gaya Penekan F Kuat No Sampel Semen Fly Ash ( N ) Tekan ( MPa ) 1. I 80 20 5 830 3,25 2. II 80 20 10 824 3,23 3. III 80 20 15 858 3,35 4. IV 80 20 20 960 3,76 5. V 80 20 25 1100 4,31

L-8 Contoh perhitungan Kuat Patah Sampel Menggunakan Fly Ash 20% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 4 dengan komposisi fly ash 20% dari volume semen dan RHA 20% dari volume pasir. Kuat Patah 3,50 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 1, 2, 3, 5 pada tabel A.7 Tabel A.7. Pengujian Kuat Patah Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 20% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% 25% dari Volume Pasir. Komposisi Bahan No Sampel Semen Fly Ash RHA Gaya Penekan P ( N ) Kuat Patah ( MPa ) 1. I 80 20 5 60 3,0 2. II 80 20 10 66 3,30 3. III 80 20 15 64 3,20 4. IV 80 20 20 70 3,50 5. V 80 20 25 72 3,60

L-9 Tabel A.8. Pengujian Kekerasan Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 20% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. No Sampel Komposisi Bahan RHA Kekerasan Semen Fly Ash BHN RHN 1. I 80 20 5 113 66,2 2. II 80 20 10 117 68,1 3. III 80 20 15 120 69,4 4. IV 80 20 20 128 72,9 5. V 80 20 25 150 78,7 BHN Brinell Hardness Number ; RHN Rockwell Hardness Number

L-10 Contoh perhitungan Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Menggunakan Fly Ash 30% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 5 dengan komposisi fly ash 30% dari volume semen dan RHA 25% dari volume pasir. Densitas 1,72 g/cm 3 Serapan Air 15,50 % Dengan cara yang sama diperoleh nilai densitas dan serapan air untuk nomor 1, 2, 3, 4 pada tabel A.9. Tabel A.9. Pengujian Densitas dan Serapan Air Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 30% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. No S a m p e l Komposisi Bahan Semen Fly Ash R H A (%) W s (gr) W b (gr) W g (gr ) Densitas ( g/cm 3 ) Serapan Air 1. I 70 30 5 185 215 108 1,73 16,22 2. II 70 30 10 183 214 107 1,71 16,94 3. III 70 30 15 176,5 205 102 1,71 16,15 4. IV 70 30 20 181 209,5 105,5 1,74 15,75 5. V 70 30 25 200 231 115 1,72 15,50

L-11 Contoh perhitungan Kuat Tekan Sampel Menggunakan Fly Ash 30% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 5 dengan komposisi fly ash 30% dari volume semen dan RHA 25% dari volume pasir. Kuat Tekan, P N/mm 2 5,37 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat tekan untuk nomor 1, 2, 3, 4 pada tabel A.10. Tabel A.10. Pengujian Kuat Tekan Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 30% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. Komposisi Bahan RHA Gaya Penekan F Kuat No Sampel Semen Fly Ash ( N ) Tekan ( MPa ) 1. I 70 30 5 585 2,,29 2. II 70 30 10 895 3,51 3. III 70 30 15 880 3,45 4. IV 70 30 20 1175 4,61 5. V 70 30 25 1370 5,37

L-12 Contoh perhitungan Kuat Patah Sampel Menggunakan Fly Ash 30% dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Untuk sampel nomor 5 dengan komposisi fly ash 30% dari volume semen dan RHA 25% dari volume pasir. Kuat Patah 3,20 MPa Dengan cara yang sama diperoleh nilai kuat patah untuk nomor 1, 2, 3, 4 pada tabel A.11 Tabel A.11. Pengujian Kuat Patah Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 30% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% 25% dari Volume Pasir. Komposisi Bahan No Sampel Semen Fly Ash RHA Gaya Penekan P ( N ) Kuat Patah ( MPa ) 1. I 70 30 5 42 2,10 2. II 70 30 10 46 2,30 3. III 70 30 15 46 2,30 4. IV 70 30 20 56 2,80 5. V 70 30 25 64 3,20

L-13 Tabel A.12. Pengujian Kekerasan Sampel Batako Menggunakan Fly Ash 30% dari Volume Semen dan RHA 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari Volume Pasir. No Sampel Komposisi Bahan RHA Kekerasan Semen Fly Ash BHN RHN 1. I 70 30 5 150 78,7 2. II 70 30 10 155 82,7 3. III 70 30 15 158 83,7 4. IV 70 30 20 149 80,7 5. V 70 30 25 135 75,7 BHN Brinell Hardness Number ; RHN Rockwell Hardness Number

L-14 LAMPIRAN B GAMBAR SAMPEL DAN ALAT UJI SAMPEL Gambar B.1. Beberapa Sampel yang telah dicetak Gambar B.2. Alat Ayakan Beberapa Ukuran

L-15 Gambar B.3. Alat Uji Tekan Gambar B.4. Alat Uji Patah

Gambar B.5. Alat Foto Mikroskopik L-15 Gambar B.6. Alat Uji Kekerasan (Hardness)

L-17 LAMPIRAN C DAFTAR PERHITUNGAN KONVERSI BANYAK BAHAN (STOF) DAN HAWA (LUCHT) SERTA AIR YANG DIBUTUHKAN UNTUK PEMBUATAN ADUKAN / PEREKAT (SPESIE) No Nama Bahan Bangunan A B C A + C Bahan Sesungguhnya (Vestestof) Hawa Bagian Yang Kosong (Lucht) Air Bahan Perekat Basah Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 1. Kapur Koral 0.34 0.66 0.18 0.52 2. Kapur batu 0.325 0.675 0.225 0.55 gamping 3. PC.(Portland 0.51 0.49 0.25 0.76 Cement) 4. Trass (Muria) 0.48 0.52 0.25 0.73 5. Semen Merah 0.57 0.43 0.175 0.745 (S.M) 6. Pasir 0.60 0.40 0.075 0.675 7. Batu kricak/ kerikil 8. Pecahan bata merah 1 ltr. PC 1.25 Kg 1 kantong 50 Kg a 40 liter 0.52 0.48 0.-- 0.52 Satu dan lainnya menurut jenis Contoh Perhitungan : 1 M 3 campuran : 1 Semen : 4 Pasir : 0.6 Air 1 M 3 Semen P.C 1 x 0.76 M 3 0.76 M 3 4 M 3 Pasir 4 x 0.675 M 3 2.7 M 3 J u m l a h 3.46 M 3

L-18 Jadi banyak bahan yang dibutuhkan untuk 1 M 3 adalah : (Dalam Besaran Volume) 1.0 3.46 4.0 3.46 0.6 3.46 x 1 M 3 Semen P.C x 0.76 0.289 M 3 x 1 M 3 Pasir x 0.675 0.780 M 3 x 1 M 3 Air x 0.001 M 3 0.0002 M 3 J u m l a h 1.069 M 3 Selanjutnya untuk perbandingan berat atau massa; maka masing-masing bahan dikalikan dengan massa jenisnya.

L-19 LAMPIRAN D KORELASI NILAI KEKERASAN BRINELL, ROCKWELL DAN VICKERS

L-20 Batako Mutu LAMPIRAN E SYARAT DAN KETENTUAN PEMBUATAN BATAKO Tabel 1. Persyaratan Fisik Batako Kekuatan Tekan Bruto Minimum*) (Kgf/cm 2 ) Penyerapan Maksimum (% Berat) Rata-rata dari benda uji Masing-masing benda uji A1 20 17 - A2 35 30 - B1 50 45 35 B2 70 65 25 Sumber : PUBI, 1982:27 *) Kuat tekan bruto adalah beban keseluruhan pada waktu benda uji pecah dibagi dengan luas ukuran nominal batako, termasuk luas lubang serta cekung tepi. Tabel 2. Ukuran Standar dan Toleransi Jenis Ukuran Nominal*) (mm) Tebal Kelopak (Dinding Rongga) Minimum (mm) Panjang Lebar Tebal Luar Dalam Tipis 400±3 200±3 100±2 20 15 Sedang 400±3 200±3 150±2 20 15 Tebal 400±3 200±3 200±2 25 20 Sumber PUBI, 1982:28 *) Ukuran nominal sama dengan ukuran batako sesungguhnya ditambah 10 mm, tebal siar/adukan. Klassifikasi Mutu Batako : Mutu A1 ; adalah batako yang digunakan hanya untuk konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindung dari cuaca luar. Mutu A2 ; adalah batako yang digunakan hanya untuk hal-hal seperti tersebut dalam jenis A1, hanya permukaan dinding/konstruksi dari batako tersebut boleh tidak diplester. Mutu B1 ; adalah batako yang digunakan untuk konstruksi yang memikul beban,

tetapi penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindung dari cuaca luar (untuk konstruksi di bawah atap). Mutu B2 ; adalah batako untuk konstruksi yang memikul beban dan dapat digunakan pula untuk konstruksi yang tidak terlindung.

L-22 LAMPIRAN F DAFTAR KONVERSI AYAKAN DARI MESH KE MIKRON