DAFTAR ISI... ABSTRACT... RINGKASAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan mengeruk keuntungan semata. Kontribusinya terhadap komunitas hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi yang pesat setelah terjadi revolusi industri

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya.oleh karena itu, dalam menjalankan kegiatannya perusahaan perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tentang. dampak positif secara keseluruhan pada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Permanasari, 2010). Apabila suatu perusahaan berjalan dengan lancar

Nim : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN PADA KINERJA KEUANGAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi tetapi juga mengancam kesehatan dan kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Coorporate Governance (GCG)

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. awam ataupun pihak investor untuk mengetahui dan menilai perkembangan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

Abstrak. Kata kunci: kinerja lingkungan, kinerja ekonomi, manufaktur

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. (2007). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB I PENDAHULUAN. dikontrol dan diupayakan cara yang tepat untuk mengatasinya.

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan sebagai akibat dari aktivitas operasional perusahaan.

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB I PENDAHULUAN. saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. ini juga untuk menarik pihak konsumen untuk membeli produk mereka dan

BAB I PENDAHULUAN. inflasi, dimana hingga Februari 2016 inflasi Indonesia sebesar 4,42%. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

Disusun Oleh : : Lian Ismaya NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk menunjukan prospek perusahaan di masa yang akan datang. margin, return on total asset (ROA), dan return on equity (ROE).

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB V PENUTUP. mengenai pengaruh implementasi corporate social responsibility dan kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara investor dengan perusahaan yang dilakukan melalui perdagangan instrumen

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan tingkat kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya saling memberi dan membutuhkan. Untuk menjaga keberlanjutannya,

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. yakni tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. harus memberikan informasi yang berguna bagi investor potensial dan kreditur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan pengaruh green accunting

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

I. PENDAHULUAN. keuntungan bagi masyarakat, di mana menurut pendekatan teori akuntansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya mengenai coporate social responsibility (CSR), kinerja lingkungan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. membeli saham. Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan. mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kebijakan social dan kinerja lingkungan secara simultan mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yaitu mencapai laba yang sebesar-besarnya dan memakmurkan. pemilik perusahaan atau para pemilik saham (stockholders).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai kegiatan investasi serta memberikan fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena berkaitan dengan going concern perusahaan. Ada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH MAHASISWA... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii ix x xii xv xvi xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan Penelitian... 8 1.4 Manfaat Penelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10 2.1 Teori Legitimasi... 10 2.2 Teori Sinyal... 12 2.3 Kinerja Keuangan... 15 2.4 Return on Asset... 17 2.5. Return Saham... 18 2.6 Kinerja Lingkungan... 20 2.7 Corporate Social Responsibility... 22 2.8 Pengungkapan Corporate Social Responsibility... 25 2.9 Kepemilikan Modal... 26 2.10 Penelitian Terdahulu... 28 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 30 3.1 Kerangka Berpikir... 30 3.2 Konsep Penelitian... 31 i

3.3 Hipotesis Penelitian... 31 3.3.1 Pengaruh Kinerja Lingkungan pada Kinerja Keuangan... 31 3.3.2 Pengaruh Kinerja Lingkungan pada Corporate Social Responsibility.... 33 3.3.3 Pengaruh Corporate Social Responsibility pada Kinerja Keuangan... 34 3.3.4 Pengaruh Kinerja Lingkungan pada Kinerja Keuangan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Intervening... 35 BAB IV METODE PENELITIAN... 37 4.1 Rancangan Penelitian... 37 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 39 4.3 Ruang Lingkup Penelitian... 40 4.4 Penentuan Sumber Data... 40 4.5 Variabel Penelitian... 41 4.5.1 Variabel Independen... 41 4.5.2 Variabel Dependen.... 42 4.5.3 Variabel Intervening... 43 4.5.4 Variabel Kontrol... 44 4.6 Analisis Data... 44 4.6.1 Analisis Jalur (Path Analysis)... 45 4.6.2 Uji Sobel... 49 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 51 5.1 Hasil Penelitian... 51 5.1.1 Statistik Deskriptif... 51 5.1.2 Uji Asumsi Klasik.... 53 5.1.3 Hasil Analisis Jalur... 56 5.1.4 Pengujian Hipotesis... 59 5.2 Pembahasan... 61 5.2.1 Pengaruh Kinerja Lingkungan pada Kinerja Keuangan... 61 5.2.2 Pengaruh Kinerja Lingkungan pada Corporate Social Responsibility.... 62 5.2.3 5.2.3Pengaruh Corporate Social Responsibility pada Kinerja Keuangan... 63 ii

5.2.4 Pengaruh Kinerja Lingkungan pada Kinerja Keuangan dengan Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Intervening... 64 5.2.5 Pengaruh Kepemilikan Modal sebagai Variabel Kontrol... 65 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 67 6.1 Simpulan... 67 6.2 Saran... 68 DAFTAR PUSTAKA... 70 LAMPIRAN... 76 iii

ABSTRAK PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN PADA KINERJA KEUANGAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kinerja lingkungan pada kinerja keuangan dengan corporate social responsibility sebagai variabel intervening dan menggunakan kepemilikan modal sebagai variabel kontrol. Teori yang digunakan adalah teori legitimasi dan teori sinyal. Studi empiris dilakukan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 dengan jumlah sampel sebanyak 95 perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis jalur dengan alat bantu aplikasi stastical product and service solutions versi 17 dan uji Sobel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kinerja lingkungan berpengaruh positif pada kinerja keuangan, (2) kinerja lingkungan berpengaruh positif pada corporate social responsibility, (3) corporate social responsibility berpengaruh positif pada kinerja keuangan, (4) corporate social responsibility sebagai variabel intervening pengaruh kinerja lingkungan pada kinerja keuangan, dan (5) kepemilikan modal dapat berfungsi sebagai variabel kontrol hanya dalam pengaruh kinerja lingkungan, corporate social responsibility dan return saham, sedangkan pada return on asset tidak. Kata kunci: kinerja lingkungan, return on asset, return saham, corporate social responsibility, kepemilikan modal iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat disebabkan oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih. Hal ini memicu persaingan yang sangat kompetitif antar perusahaan untuk menjalankan usahanya dalam rangka meraih tujuannya. Tujuan perusahaan secara umum adalah mencari laba, kontinuitas usaha, pertumbuhan, serta legitimasi dari masyarakat. Laba merupakan tolok ukur dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan mencerminkan prestasi kerja yang telah dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Pada perusahaan go public, kinerja keuangan yang baik akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perdagangan saham di Bursa Efek. Kinerja keuangan yang baik juga akan menambah kepercayaan kreditor untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan. Menurut Al-Tuwaijri et al. (2004), kinerja keuangan perusahaan secara umum dapat dilihat dari dua ukuran yaitu market-based measure dan accountingbased measure. Pengukuran berdasarkan akuntansi hanya fokus dengan reaksi pendapatan perusahaan terhadap perubahan kebijakan yang diambil oleh manajemen. Pengukuran ini hanya berdasarkan kondisi finansial perusahaan tanpa memperhatikan faktor eksternal. Pengukuran berdasarkan pasar menggambarkan evaluasi investor tentang kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan masa 1

depan dibandingkan masa lalu. Namun pengukuran berdasarkan pasar juga memiliki kelemahan, yaitu hanya mewakili perhitungan dari sudut pandang investor. Pengukuran berdasarkan akuntansi yang sering digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah rasio profitabilitas. Return on asset yang selanjutnya disebut ROA merupakan rasio terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada (Ang, 2007: 29). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam operasi perusahaan, sedangkan return on equity yang selanjutnya disebut ROE hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Mawardi, 2005). Pengukuran berdasarkan pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham karena pengukuran ini lebih objektif. Penelitian ini menggunakan kedua ukuran tersebut, yaitu ROA dan return saham agar dapat melihat dari dua persepektif yang berbeda. Prinsip maksimalisasi laba justru banyak dilanggar perusahaan, seperti praktik industri dengan menggunakan teknologi dan bahan kimia berbahaya dan beracun secara tidak bertanggung jawab yang akan berdampak pada permasalahan lingkungan hidup (Angela dan Yudianti, 2015). Selama ini perusahaan dianggap memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat dengan melihat teori akuntansi tradisional bahwa perusahaan harus memaksimalkan labanya agar dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu masyarakat menyadari banyak dampak sosial yang ditimbulkan oleh perusahaan untuk mencapai laba maksimal. 2

Di Indonesia banyak kasus terkait dengan permasalahan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Sebagai contoh Sungai Citarum yang pada 2010 silam, sempat mendapatkan gelar Sungai Paling Tercemar di Dunia oleh situs online terbesar di Amerika Serikat, yaitu huffingtonpost.com. Blacksmith Institute dan Green Cross Swiss (2013) yang memasukkan Sungai Citarum dalam Top Ten Toxic Threats in 2013. Kasus lumpur lapindo yang terjadi di daerah Sidoarjo dinobatkan sebagai perusahaan tidak bertanggung jawab dan kasus pencemaran oleh PT. Freeport Indonesia yang dinilai tidak memenuhi batas air limbah dan telah mencemari biota laut (Arifin dkk, 2012). Beberapa kasus tersebut memberikan gambaran bahwa perusahaan tidak memperhatikan dampak sosial dan lingkungan akibat aktivitasnya. Masyarakat menuntut agar perusahaan memperhatikan dan mengatasi dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh suatu perusahaan. Tuntutan-tuntutan tersebut kemudian muncul konsep akuntansi baru menggantikan konsep akuntansi tradisional, dimana perusahaan tidak hanya memusatkan perhatian kepada shareholder tetapi juga kepada stakeholder. Keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan stakeholder (Ghozali dan Chairiri, 2007: 32). Semakin kuat stakeholder, maka perusahaan harus beradaptasi dengan stakeholder. Pengambilan keputusan ekonomi hanya dengan melihat laba suatu perusahaan saat ini sudah tidak relevan lagi. Hal ini disebabkan oleh aktivitas perusahaan yang tidak terkendali terhadap berbagai sumber daya untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga berdampak pada permasalahan 3

lingkungan hidup. Oleh karena itu masyarakat menuntut terwujudnya kondisi good economic performance yaitu tidak hanya menuntut terciptanya kinerja ekonomi yang hanya memfokuskan pada terciptanya keuntungan yang besar bagi perusahaan, tetapi juga perlu disertai dengan perilaku kinerja ekonomi yang bersifat etis. Tuntutan economic performance yang etis berimplikasi pada perwujudan aktivitas industri sebagai interaksi harmonis antara stakeholder dengan shareholder (Wulandari dan Hidayah, 2013). Tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan harus didukung dengan kegiatan operasional yang cukup dalam menjalankan perusahaan. Kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (Suratno dkk., 2006). Aktivis tanggung jawab lingkungan berpendapat bahwa kinerja lingkungan yang baik dapat menarik lebih banyak investor institusional, mengurangi biaya lingkungan dan biaya politik, kemudian meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Montabon et al., 2007). Teori legitimasi kaitannya dengan kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan adalah apabila terjadi ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dan sistem nilai masyarakat (legitimacy gap), maka perusahaan dapat kehilangan legitimasinya yang selanjutnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan (Rahmawati dan Achmad, 2012). Isu permasalahan lingkungan di Indonesia telah menjadi perhatian Kementerian Lingkungan Hidup bersama Bank Indonesia yang sepakat menggunakan program peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Program tersebut merupakan salah satu usaha Kementerian 4

Lingkungan Hidup dalam menilai kelayakan kredit (Almilia dan Wijayanto, 2007). Program penilaian peringkat kinerja perusahaan yang selanjutnya disebut PROPER sudah dimulai sejak tahun 1996, sempat dihentikan karena krisis ekonomi pada tahun 1997-2001 dan tahun 2002 dihidupkan kembali. Tren global yang terjadi saat ini adalah mulai dimasukkannya pertimbangan perusahaan dalam melaksanakan corporate social responsibility yang selanjutnya disebut CSR dalam aktivitas pasar modal (Solihin, 2008: 35). Salah satu tujuan perusahaan dalam mengungkapkan kinerja lingkungan, sosial dan keuangan di dalam laporan tahunan atau laporan terpisah adalah untuk mencerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas dan transparansi korporat kepada investor dan stakeholder lainnya. Pengungkapan tersebut bertujuan untuk menjalin komunikasi yang baik dan efektif antara perusahaan dengan publik dan stakeholder lainnya tentang bagaimana perusahaan telah mengintegrasikan CSR dan lingkungan sosial dalam setiap aspek kegiatan operasinya (Darwin, 2007). Hubungan antara CSR dengan kinerja keuangan dijelakan oleh teori sinyal yang memberikan informasi dari hasil kerja perusahaan kepada masyarakat. Banyak penelitian terdahulu menemukan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif pada kinerja keuangan dan CSR dalam perspektif yang berbeda. Namun hasil penelitian belum menemukan adanya kekonsistenan antara kinerja lingkungan, CSR, dan kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Nakao et al. (2005), Restuningdiah (2010), Titisari dan Alviana (2012), dan Angelia dan Suryaningsih (2015) membuktikan kinerja lingkungan berpengaruh positif pada kinerja keuangan (ROA). Sedangkan Muliati dkk. (2014) dan Rokhmawati et al. 5

(2015) tidak menemukan pengaruh kinerja lingkungan pada kinerja keuangan (ROA). Penelitian mengenai pengaruh kinerja lingkungan pada kinerja keuangan juga dilakukan oleh Al-Tuwaijri et al. (2004), Suratno dkk. (2006), dan Rakhiemah dan Agustia (2009) membuktikan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif pada kinerja keuangan (return saham). Penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian Almilia dan Wijayanto (2007), Rahmawati dan Achmad (2012), dan Wulandari dan Hidayah (2013) yang tidak menemukan pengaruh kinerja lingkungan pada kinerja keuangan (return saham). Hubungan antara kinerja lingkungan dan CSR telah dibuktikan secara empiris oleh Al-Tuwaijri et al. (2004), Rakhiemah dan Agustia (2009), dan Rahmawati dan Achmad (2012) membuktikan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif pada CSR. Penelitian Suratno dkk. (2006) menunjukkan ada pengaruh positif kinerja lingkungan pada CSR dan kinerja keuangan. Selain itu penelitian yang dilakukan Yu-Shu et al. (2015) menemukan bahwa CSR pertama memiliki dampak positif pada modal sosial dan modal sosial kemudian menghasilkan efek positif pada kinerja keuangan. Temuan tersebut tidak konsisten dengan temuan Sarumpaet (2005) dan Rakhiemah dan Agustia (2009) yang tidak menemukan pengaruh antara pengungkapan CSR dengan kinerja keuangan. Ketidakkonsistenan hasil penelitian yang dilakukan mengenai kinerja lingkungan, kinerja keuangan dan CSR memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian kembali. Peneliti menduga hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut disebabkan adanya variabel lain yang memediasi hubungan kinerja 6

lingkungan dengan kinerja keuangan yaitu CSR. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung kinerja lingkungan pada kinerja keuangan melalui CSR. Terbukti dari nilai koefisien beta kinerja lingkungan pada kinerja keuangan melalui CSR lebih besar dibandingkan dengan koefisien beta kinerja lingkungan pada kinerja keuangan. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini akan melanjutkan penelitian Rakhiemah dan Agustia (2009) dan mengkonfirmasi apakah CSR dapat berfungsi sebagai variabel intervening antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu: (1) Penelitan ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2015. (2) Penelitian ini juga menguji pengaruh langsung dan tidak langsung kinerja lingkungan pada kinerja keuangan dengan menggunakan ukuran berdasarkan akuntansi dan pasar melalui CSR sebagai variabel intervening. (3) Penelitian ini menggunakan GRI versi 4 untuk mengukur CSR. (4) Penelitian ini menggunakan variabel kontrol, yaitu kepemilikan modal yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA), penanaman modal dalam negeri (PDMN), dan badan usaha milik Negara (BUMN). Perusahaan dengan kategori investasi penanaman modal asing diduga lebih memperhatikan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan hidup sekitar dibandingkan dengan perusahaan dengan kategori investasi penanaman modal dalam negeri (Almilia dan Wijayanto, 2007). 7

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah kinerja lingkungan berpengaruh pada kinerja keuangan? 2) Apakah kinerja lingkungan berpengaruh pada CSR? 3) Apakah CSR berpengaruh pada kinerja keuangan? 4) Apakah CSR sebagai variabel intervening pengaruh kinerja lingkungan pada kinerja keuangan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kinerja lingkungan pada kinerja keuangan. 2) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kinerja lingkungan pada CSR. 3) Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh CSR pada kinerja keuangan. 4) Untuk mendapatkan bukti empiris CSR sebagai variabel intervening pengaruh kinerja lingkungan pada kinerja keuangan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak sebagai berikut: 8

1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu akuntansi, khususnya tentang implikasi dari teori legitimasi yaitu untuk meyakinkan bahwa aktivitas perusahaan dapat diterima oleh masyarakat yang nantinya dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehingga perusahaan dapat going concern. Perusahaan menggunakan laporan tahunan untuk menggambarkan tanggung jawab sosial dan lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian sejenis yang akan dilakukan berikutnya. 2) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu perusahaan. Investor dapat mempertimbangkan peringkat PROPER yang diperoleh perusahaan dan kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan ketika akan berinvestasi. Selain itu bagi perusahaan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengelola perusahaan sehingga dapat menarik minat investor untuk berinvestasi. 9