BAB I PENDAHULUAN. penggurunan, serta kematian bentuk-bentuk kehidupan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin banyak dan semakin sulit.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasyarakat meningkat, hal ini dapat dilihat pada banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (mandatory disclosure) dan pengungkapan yang sifatnya sukarela (voluntary

BAB I PENDAHULUAN yaitu Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu menghasilkan laba. Dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh akuntansi selama ini hanya berpihak pada shareholder.

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditur, dan pemerintah. Pengungkapan laporan keuangan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. baku yang digunakan oleh pabrik-pabrik berasal dari alam. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan dampak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial berkaitan dengan perkembangan bisnis di era global. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat (social benefit). Akan tetapi perusahaan dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selain menyangkut kesinambungan perusahaan, laba sering digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi, sosial ekonomi, budaya pada abad 18 ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan CSR di Indonesia secara implementatif, masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. (CSR) telah menjadi konsep yang kerap terdengar. Konsep yang digagas Howard

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB I PENDAHULUAN. bersejarah, flora, fauna dan masih banyak kekayaan alam yang lainnya. Namun semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang efisien harus dapat memberikan perlindungan kepada investor publik dari

BAB I PENDAHULUAN. maupun kualitas dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pelaporan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya melaksanakan kegiatan usaha sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB I PENDAHULUAN. jawabnya akan lingkungan hidup melalui environmental disclosure. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu badan usaha yang berdiri di tengah-tengah masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pelaporan keuangan tahunan perusahaan,

SKRIPSI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan usahanya, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor keuangannya saja, namun juga dari faktor non-keuangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kebutuhan akan suatu informasi menjadi suatu hal yang tak

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder yang memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. Earnings response coefficient merupakan indikator yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu alat yang digunakan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaporkan hasil dari kinerjanya adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, termasuk aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

Modul Lima: ASPEK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tingkat kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan atau Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kinerja perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) harus dilandasi oleh

DAFTAR ISI... ABSTRACT... RINGKASAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan informasi perusahaannya. Peran perusahaan tidak. hubungan yang harmonis dengan masyarakat sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang melandasi Corporate Social Responsibility (CSR) atau

BAB I PENDAHULUAN. nilai kualitas lingkungan hidup Indonesia pada tahun 2011 sebesar 60,25 dari

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan khususnya di Indonesia telah terjadi kerusakan

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang semakin berubah. Perusahaan menyampaikan informasi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor riil di Indonesia, khususnya konstruksi, infrastruktur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dan lingkungannya adalah dua hal yang tidak terpisahkan dan saling berkaitan. Keduanya memiliki hubungan yang saling mempengaruhi, terkhusus bagi perusahaan industri. Pencemaran lingkungan yang banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan industri membuat keadaan lingkungan sekitar semakin memburuk. Menurut Bertens (dalam Agoes, 2011) mengungkapkan bahwa dalam pertumbuhan ekonomi global saat ini telah memunculkan enam persoalan lingkungan hidup, yaitu akumulasi bahan beracun, efek rumah kaca, perusakan lapisan ozon, hujan asam, deforestasi dan penggurunan, serta kematian bentuk-bentuk kehidupan. Penyebab persoalan lingkungan hidup bisa dikategorikan dalam dua faktor, yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia. Menurut Alamendah, (2 September 2014), beberapa fakta terkait tingginya kerusakan lingkungan di Indonesia akibat kegiatan manusia antara lain: Laju deforestasi mencapai 1,8 juta hektar/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta hektar hutan Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora dan fauna. 30% dari 2,5 juta hektar terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan yang dapat meningkatkan resiko bencana terhadap daerah 1

2 pesisir, mengancam keanekaragaman hayati laut, dan menurunkan produksi perikanan laut. Tingginya pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran laut di Indonesia. Bahkan pada tahun 2010, Sungai Citarum pernah dinobatkan sebagai sungai paling tercemar di dunia oleh situs huffingtonpost.com. World Bank juga menempatkan Jakarta sebagai kota dengan polutan tertinggi ketiga setelah Beijing,New Delhi & Mexico City. Ratusan tumbuhan dan hewan Indonesia yang langka dan terancam punah. Menurut catatan IUCN Redlist, sebanyak 76 spesies hewan Indonesia dan 127 tumbuhan berada dalam status keterancaman tertinggi (Critically Endangered), 205 jenis hewan dan 88 jenis tumbuhan berstatus Endangered, 557 spesies hewan dan 256 tumbuhan berstatus Vulnerable. Dalam ruang media Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (2012) ditemukan kasus perusahaan-perusahaan pencemaran Kali Surabaya, Jawa Timur yang telah dijatuhkan sanksi. Limbah yang dihasilkan pabrik tersebut sudah melebihi standar baku mutu. Contoh lain kerusakan lingkungan karena industri adalah peristiwa lumpur lapindo dan pencemaran tailing (limbah) di Teluk Buyat. Selain itu terdapat juga empat puluh kasus DAS (Daerah Aliran Sungai) di daerah Jawa Barat yang tercemar karena pabrik industri, dan masalah lingkungan yang menjadi alasan penelitian ini ialah masalah pencemaran Sungai Citarum yang salah satu penyebab utamanya ialah karena pembuangan limbah dari perusahaan tekstil dan perusahaan manufaktur lainnya yang berada di sekitar Sungai Citarum (Greenpeace Indonesia, 2012)

3 Kerusakan lingkungan akibat industri adalah hal yang harus segera ditanggulangi, sebab kelangsungan lingkungan hidup memiliki dampak signifikan bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Oleh karena itu pengelolaan industri harus diimbangi dengan pengelolaan lingkungan hidup, agar permasalahan kerusakan lingkungan oleh industri tidak terjadi lagi. Melihat semakin maraknya isu-isu permasalahan lingkungan yang dilakukan perusahaan-perusahaan membuat pertimbangan atas penerapan akuntansi lingkungan menjadi sangat penting di setiap perusahaan, khususnya bagi perusahaan industri. Akuntansi lingkungan merupakan bagian dari akuntansi sosial sebagai bentuk tanggung jawab social (corporate social responsibility). Pentingnya akuntansi lingkungan dilakukan untuk mewujudkan kesadaran penuh dari perusahaan ataupun organisasi yang mengambil manfaat dari lingkungan. Perusahaan perlu mempertimbangkan usaha dalam meningkatkan konservasi lingkungan secara berkelanjutan. Usaha yang dapat ditempuh perusahaan yaitu dengan memasukkan anggaran lingkungan pada laporan keuangan dan pertanggungjawaban perusahaan. Akuntansi keuangan konvensional dianggap belum dapat menyajikan informasi asset, liabilitas, pendapatan dan beban atau biaya yang terkait dengan pelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan PSAK yang dijadikan sebagai pedoman belum mengatur secara jelas dan tegas kewajiban menyajikan informasi terkait dengan pelestarian lingkungan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi Tahun 2009) tentang penyajian laporan keuangan, paragraf 14 menyatakan bahwa:

4 Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah, khususnya bagi industri di mana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan. Hal ini pula yang mendasari adanya pengungkapan atas informasi akuntansi lingkungan. Pengungkapan atas informasi akuntansi lingkungan tersebut ialah berupa informasi tentang proses, hasil kegiatan konservasi lingkungan, item-item yang membentuk dasar akuntansi lingkungan, dan biaya-biaya konservasi lingkungan yang dikeluarkan suatu perusahaan untuk lingkungan sekitar. Pengungkapan ini dilakukan agar masyarakat dan pengguna laporan keuangan dapat menilai dan membandingkan kesesuaian terhadap laporan dan kenyataan yang terjadi, serta dampak yang akan ditimbulkan bagi perusahaan tersebut terhadap lingkungan sekitar. Adapun jenis-jenis pengungkapan menurut Ikhsan et al (2013:329) yang berhubungan dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu: Pengungkapan wajib (mandatory), dan Pengungkapan sukarela (voluntary). Pengungkapan atas informasi akuntansi lingkungan merupakan pengungkapan sukarela, hal ini dikarenakan belum adanya aturan yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan pengungkapan atas informasi sosial perusahaan. Pengungkapan sukarela yang dilakukan suatu perusahaan atas informasi internal perusahaan yang dapat dipercaya (reliability) tentunya akan memberikan nilai tambah atas perusahaan tersebut, sehingga akan mengurangi ketidakpastian pengguna laporan keuangan tentang prospek masa depan perusahaan. Pengungkapan informasi sosial dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan.

5 Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan informasi sosialnya kepada pemegang saham, sehingga dapat dijelaskan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba demi meningkatkan nilai pemegang saham. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka perusahaan cenderung melaksanakan dan mengungkapkan program tanggung jawab sosialnya (Hackston & Milne (1996), dalam Dyah (2008)). Hal yang mendasari adalah karena pengungkapan informasi sosial merupakan sebuah kegiatan yang memerlukan pembiayaan sehingga jika suatu perusahaan lebih profitable, dimungkinkan perusahaan tersebut akan melaksanakan pengungkapan informasi sosial yang lebih besar. Anggraini (2006) juga berhasil membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan pengungkapan informasi sosial suatu perusahaan. Tetapi penelitian Fitriani (2001) menunjukkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan luas pengungkapan informasi sosial. Masalah lingkungan dapat pula terkait dengan akuntansi (keuangan) lingkungan menurut Hill & Jones, dalam Marina (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengungkapan sosial dengan tingkat financial leverage, yang berarti bahwa semakin tinggi rasio hutang yang dipunyai perusahaan maka semakin sedikit perusahaan untuk melakukan pengungkapan sosialnya. Dyah (2008) dalam penelitiannya menemukan adanya pengaruh leverage terhadap pengungkapan informasi lingkungan. Sedangkan Anggraini (2008) berhasil membuktikan bahwa leverage sama sekali tidak berpengaruh

6 terhadap kebijakan pengungkapan informasi sosial. Leverage berpengaruh signifikan dan negatif, karena manajemen dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Pengungkapan informasi akuntansi lingkungan juga dipengaruhi persentase kepemilikan manajemen. Anggraini (2006) menyatakan bahwa persentase kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap pengungkapan informasi sosial. Seorang manajer akan mengungkapkan informasi sosial perusahaannya dalam rangka untuk meningkatkan penilaian positif terhadap perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas pengungkapan tersebut. Adanya kepemilikan manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh manajemen perusahaan. Perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Semakin banyak pihak yang butuh informasi tentang perusahaan, maka semakin detail pula pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan (Tamba, 2011). Namun Dyah (2008) menyimpulkan bahwa dalam penelitiannya tidak ditemukan pengaruh porsi saham publik terhadap pengungkapan informasi lingkungan hidup. Perlunya pengungkapan informasi akuntansi lingkungan digunakan untuk mengidentifikasi, menilai, mengukur, menyajikan biaya pengelolaan lingkungan atas kegiatan operasional yang dilakukan suatu perusahaan sebagai usaha mengungkapkan kualitas lingkungan dalam mengoptimalkan tanggung

7 jawab sosial industri. Adapun tujuan dari penerapan pengungkapan informasi akuntansi lingkungan adalah sebagai sebuah alat manajemen lingkungan dan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat. Dari penjelasan permasalahan yang terjadi diatas, maka penelitian ini mereplikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu mengenai pengungkapan sosial dan lingkungan hidup. Adapun perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel, populasi dan sampel penelitian, serta periode penelitian laporan tahunan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai populasi penelitian dikarenakan peneliti menganggap bahwa dilihat dari produksinya, perusahaan manufaktur mau tidak mau akan menghasilkan limbah produksi dan hal ini berhubungan erat dengan masalah pencemaran lingkungan. Greenpeace Indonesia (2012) menyatakan bahwa pencemaran Sungai Citarum adalah akibat industri manufaktur yang berada di sekitar Sungai Citarum. Limbah bahan kimia berbahaya yang dibuang oleh perusahaan manufaktur dari sisa proses produksi yang dilakukan perusahaan tersebut membuat Sungai Citarum menjadi salah satu sungai terkotor di dunia. (Alamendah, 2010) Dari latar belakang diatas mendasari peneliti untuk melaksanakan penelitian dengan judul: Pengaruh Pencapaian Profitabilitas, Tingkat Leverage, dan Persentase Kepemilikan Manajemen Terhadap Pengungkapan

8 Informasi Akuntansi Lingkungan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI). 1.2 Identifikasi Masalah 1. Pertumbuhan ekonomi global yang semakin pesat telah menciptakan berbagai masalah lingkungan. 2. Perusahaan-perusahaan perlu mempertimbangkan usaha dalam meningkatkan konservasi lingkungan dengan memasukkan anggaran lingkungan pada laporan keuangan dan pertanggungjawaban perusahaan. 3. Akuntansi keuangan konvensional dianggap belum dapat menyajikan informasi asset, liabilitas, pendapatan dan beban atau biaya yang terkait dengan pelestarian lingkungan. 4. Perlu adanya pengungkapan atas informasi akuntansi lingkungan. 5. Belum adanya aturan yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan pengungkapan atas informasi sosial perusahaan membuat Pengungkapan atas informasi akuntansi lingkungan menjadi suatu pengungkapan yang bersifat sukarela. 6. Apakah pencapaian profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan? 7. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan? 8. Apakah tingkat leverage berpengaruh terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan?

9 9. Apakah tingkat persentase kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan? 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini dibatasi hanya menganalisis pengaruh pencapaian profitabilitas, tingkat leverage, dan persentase kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian merupakan perusahaan manufaktur terdaftar sebagai perusahaan manufaktur di BEI dengan laporan keuangan tahunan yang akan digunakan sebagai dasar penelitian yaitu tahun 2013. 1.4 Rumusan Masalah 1. Apakah pencapaian profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan? 2. Apakah tingkat leverage, berpengaruh terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan? 3. Apakah persentase kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan? 1.5 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh pencapaian profitabilitas terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan. 2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat leverage terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan. 3. Untuk mengetahui pengaruh persentase kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan.

10 1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti: a. Menambah wawasan pengetahuan Peneliti mengenai konsep akuntansi lingkungan, khususnya dalam hal pengungkapan informasi akuntansi lingkungan di Indonesia. b. Serta untuk memperkuat penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh pencapaian profitabilitas, tingkat leverage, dan persentase kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan informasi akuntansi lingkungan. 2. Bagi Lingkungan Akademis a. Untuk menjadikan penelitian ini sebagai referensi bagi para mahasiswa lainnya yang akan melakukan penelitian mengenai akuntansi lingkungan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Untuk menambah referensi bagi peneliti selanjutnya.