2015 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

I. PENDAHULUAN. masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan latihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kegiatan proses pembelajaran. Kegiatan proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

oleh : YOGI RAHAYU NPM : P

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI GAMES COMPETITION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, bangsa Indonesia masih mengalami hambatan dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

I. PENDAHULUAN. Menurut Hasbullah (2009:2). Kegiatan pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan kelas bagi siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM harus dimiliki. Kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik siswa itu sendiri. Dalam hal ini menurut Mujiman (2007:11)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam belajar sangat diperlukan motivasi. Motivation is an essential

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI S-1 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB V PENUTUP. konvensional, seperti metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab, siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses interaksi yang. dilakukan antara guru dengan siswa. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi dan menentukan hasil dari proses kegiatan belajar siswa di sekolah. Motivasi muncul karena adanya dorongan untuk melakukan kegiatan belajar di sekolah. Menurut Sukmadinata (2003,hlm 62) pada hakikatnya motivasi memiliki dua fungsi yaitu: a) Mengarahkan (directional function), artinya bahwa motivasi berfungsi mendekatkan atau menjauhkan tujuan yang akan dicapai. Jika tujuan tersebut sesuatu yang diharapkan oleh seseorang, maka motivasi akan mendekatkan pada tujuan yang akan dicapai. Sebaliknya, jika tujuan tersebut bukanlah sesuatu yang diinginkan, maka motivasi akan menjauhkan pada tujuan yang akan dicapai. b) Mengaktifkan serta meningkatkan kegiatan, memiliki makna bahwa jika suatu perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tidak memiliki motivasi yang kuat maka kegiatan yang akan dilakukan tidak sungguhsungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil. Sebaliknya, jika memiliki motivasi yang kuat maka kegiatan tersebut akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, terarah dan penuh semangat serta kemungkinan besar membawa hasil yang lebih besar. Motivasi belajar memegang peranan untuk memunculkan semangat belajar dalam setiap individu yang ditunjukan siswa ketika mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa memiliki dorongan atau keiginan yang kuat dalam dirinya akan membuat peserta didik bersemagat untuk melakukan kegiatan belajar dikelas. Pembelajaran bertujuan untuk menambah pengetahuan, keterampilan serta dapat merubah sikap individu dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dalam kegiatan pembelajaran dipengaruhi dengan adanya semangat untuk belajar maka dibutuhkannya suatu dorongan untuk menumbuhkan semangat dalam belajar yang akan mendorongan individu untuk selalu memperhatikan pembelajaran

2 dimana motivasi berperan penting. Menurut Nigrum (2009,hlm.33) motivasi menjadi penting dalam pembelajaran (motivation is an essential condition of learning), karena berfungsi sebagai katalisator bagi tercapainya tujuan belajar, menentukan arah dan perbuatan belajar. Menurut Hamalik (2007. hlm.173) bahwa Motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan kearah tujuan tersebut. Sedangkan menurut Nurhayati (Maulana.2003,hlm.17) motivasi belajar adalah salah satu dorongan atau usaha untuk menciptakan situasi, kondisi dan aktifitas belajar, karena didorong adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan belajar. Kegiatan belajar tidak terlepas dari motivasi karena dalam pembelajaran terdapat tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan hasil observasi di SMA PGII 2 Bandung pada tanggal 16 oktober 2014, proses pembelajaran geografi masih menggunkan metode ceramah dan buku ajar yang diberikan ke peserta didik hanyalah dalam bentuk LKS dan memberikan tugas kepada peserta didik. Dengan menggunakan metode ceramah ini menimbulkan rasa bosan sehingga peserta didik menjadi cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Selain itu metode ceramah ini membuat kurang berpartisipasinya peserta didik dalam proses pembelajaran dengan kata lain peserta didik lebih banyak diam dan guru lebih aktif. Ketika proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pelajaran. Selain dari proses pembelajaran geografi menjadi monoton yang berdampak kepada rendahnya motivasi belajar peserta didik. Jika motivasi belajar peserta didik berkurang akan berdampak kepada prestasi belajar peserta didik itu sendiri. Keadaan seperti penjelasan di atas tidak bisa dibiarkan, karena dalam proses pembelajaran akan berdampak pada prestasi belajar peserta didik yang akan dicapai pada pelajaran tersebut. Model pembelajaran yang baik dan sesuai akan dapat membuat munculnya motivasi dan meningkatnya minat belajar pada peserta didik pada pembelajaran geografi. Untuk dapat meningkatkan semangat dalam belajar perlu ditunjang dengan adanya motivasi belajar peserta didik atau siswa untuk tercapai suatu tujuan pembelajaran, dibutuhkan metode yang sesuai. Dalam belajar dikelas terdapat

3 suatu model pembelajaran yaitu dengan menggunakan model kooperatif dimana model ini dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Menurut Thompson (Yuhana, 2003,hal.1) pembelajaran kooperatif mempunyai manfaat untuk meningkatkan hasil belajar, meningkatkan motivasi, dan memperdalam pemahaman. Menurut Webb (Solihatin,2008,hlm 13) pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif, sikap dan perilaku siswa berkembang kearah suasana demokratisasi dalam kelas. Disamping itu, penggunaan kelompok kecil siswa mendorong siswa lebih bergairah dan termotivasi dalam pembelajaran. Banyak pendapat para ahli tentang model pembelajaran untuk menunjang keberhasilan dalam belajar di kelas, salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Quiz. Menurut Silberman (2007,hlm.163) teknik team quiz meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa dengan menggunakan model Team Quiz akan membuat paserta didik termotivasi untuk belajar sehingga dalam proses pembelajaran yang membuat peserta didik menjadi bersemangat untuk belajar. Dari latar belakang yang dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul Penerapan Model Kooperatif Team Quiz Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Geografi di Kelas XI IPS-1 SMA PGII 2 Bandung. B. Identifikasi Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat diidentifikasi bahwa permasalahan yang terjadi melalui studi observasi, wawancara, dan dokumentasi yang tertuju pada peningkatan motivasi belajar peserta didik. Masalah-masalah yang terjadi dapat diidentifikasi yaitu, sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran yang digunakan pada saat observasi dilakukan adalah menggunkan motode konvensional atau ceramah. Pada saat pembukaan kegitan pembelajaran guru mengabsen peserta didik setelah itu mengulas materi pada minggu sebelumnya kemudian guru menanyakan mengenai tugas

4 Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah diberikan pada minggu lalu, selanjutnya guru memaparkan materi dengan sumber belajar LKS, pada kegiatan penutup guru menanyakan materi yang belum jelas untuk merefleksi hasil belajar dan memberi tugas mengisi LKS. 2. Peserta didik dalam kegitan belajar nampak masih ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya, tidur, ijin kelur masuk kelas, mengerjakan tugas pelajaran lain, tidak aktif dalam kegiatan tanya jawab dan tidak mengerjakan tugas pada saat kegiatan belajar. 3. Karakteristik peserta didik SMA PGII 2 Bandung rata-rata tidak terlalu menonjol dalam bidang akademik serta orientasi peserta didik yang setelah lulus adalah bekerja sehingga peserta didik nampak tidak memiliki motivasi dan semangat untuk memperdalam ilmu dari setiap pelajaran. Pengamatan yang dilakukan selama 90 menit (3 jam pelajaran) pada mata pelajaran geografi, 30 menit pertama peserta didik nampak cukup fokus dan mendengarkan apa yang guru sampaikan, setelah itu peserta didik nampak tidak memperhatikan materi. 4. Tugas yang dikumpulkan peserta didik kelas XI IPS 1 dalam bentuk mengisi Lembar Kerja Peserta Didik (LKS) mata pelajaran geografi dikerjakan dalam waktu yang lama dan melebihi batas waktu, tidak mencapai 8 orang yang mengumpulkan tugas sesuai dengan perintah guru yaitu satu minggu. Bahkan lebih dari lima orang peserta didik tidak mengumpulkan tugasnya. Isi dari tugas pun tidak sesuai dengan materi dan pemaparan guru, walaupun dalam LKS ada penjelasan secara tertulis namun jawaban peserta didik terlihat berbeda dan menunjukan tingkat pemahaman yang rendah. 5. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah disiapkan menunjukan bahwa dalam penggunaannya, metode pembelajaran tidak hanya akan menggunakan metode ceramah, melainkan dipadukan dengan metode pembelajaran kooperatif. Selain itu, dalam RPP seharusnya peserta didik mengumpulkan tugas LKS minggu sebelumnya yang seharusnya telah diisi. Namun pada pelaksanaannya, metode pembelajar tidak diterapkan di kelas serta sebagian besar peserta didik tidak mengerjakan tugasnya, sehingga tugas

5 tersebut kembali dijadikan pekerjaan rumah untuk dikumpulkan minggu selanjutnya. Peneliti membatasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini untuk mengantisipasi terjadi penyimpangan terhadap fokus kajian.batasan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah peningkatan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran geografi melalui penggunaan model pembelajaran Team Quiz Kelas XI IPS SMAPGII 2 Bandung. C. Rumusan masalah Berdasarkan latarbelakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu, Apakah penggunaan Model Pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan motivasi peserta didik siswa di kelas XI IPS SMA PGII 2 Bandung?. Adapun yang menjadi batasan masalah dari penelitin ini, sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan model kooperatif Team Quiz dalam pembelajaran geografi di kelas XI IPS 1 SMA PGII 2 Bandung? 2. Apakah model kooperatif Team Quiz dalam pembelajaran geografi dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas XI IPS 1 pada indikator adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, menghargai proses belajar, adanya keinginan untuk memahami materi lebih baik? 3. Bagaimana respon peserta didik kelas XI IPS 1 SMA PGII 2 Bandung terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Team Quiz? D. Tujuan penelitian: Berdasarkan tujuan yang ingin di capai dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif team quiz adalah sebagai berikut: 1. Untuk menerapkan metode kooperatif team quiz pada pembelajaran geografi di kelas XI IPS 1 SMA PGII 2 Bandung 2. Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dikelas XI IPS I pada indikator adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, menghargai proses

6 belajar, adanya keinginan untuk memahami materi lebih baik dengan menggunkan metode kooperatif Team Quiz. 3. Untuk mengetahui respon peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA PGII 2 Bandung terhadap pembelajaran dengan menggunkan model Team Quiz dalam pelajaran geografi. E. Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang diharapkan muncul dari penelitian ini mengenai penggunaan model pembelajaran Team Quiz untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas XI IPS SMA PGII 2 Bandung dalam mata pelajaran geografi, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian dalam mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Quiz dalam pembelajaran geografi atau pun mata pelajaran yang lainnya. 2. Manfaat praktis a. Bagi peserta didik akan memiliki motivasi belajar (adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, menghargai proses belajar, dan adanya keinginan untuk memahami materi lebih baik), meningkatkan kerjasama dalam kelompok, serta memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan model Team Quiz. b. Bagi guru dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan guru dalam menggunakan metode kooperatif Team Quiz untuk meningkatkan motivasi belajar : memberikan pengalaman bagi guru dalam melaksanakan variasi metode pembelajaran; dan meningkatkan profesionalitas guru. c. Bagi guru lain : sebagai sumber referensi dan motivasi untuk memecahkan permasalahan pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

7 d. Bagi sekolah : meningkatkan kualitas sekolah dengan menggunkan metode kooperatif Team Quiz membuat siswa termotivasi belajarnya serta memberikan lulusan yang lebih baik. F. Definisi Operasional 1. Kooperatif Team Quiz Team Quiz merupakan salah satu tipe dalam metode pembelajaran kooperatif yang berfungsi untuk menghidupkan suasana belajar, mengaktifkan siswa untuk bertanya maupun menjawab dan meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak membosankan. Isjoni (2013 hlm 44) Pembelajaran harus menekankan kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Oleh sebab itu, penanaman keterampilan cooperative sangat perlu dilakukan, antara lain menghargai pendapat orang lain, mendorong berpartispasi, berani bertanya, mendorong teman untuk bertanya, mengambil giliran dan berbagai tugas. Menurut Silberman (2007,hlm.163) adapun langkah-langkah Penerapan prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe Team Quiz sebagai berikut: a) Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga bagian. b) Bagilah siswa menjadi tiga kelompok. c) Siswa diminta untuk membaca buku yang berkaitan dengan materi yang sedang di bahas. d) Setiap kelompok memberi pertanyaan e) Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru. 2. Motivasi belajar Sardiman (2001,hlm.3) motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga mau dan ingin melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Sutadipura (1985, hlm.114) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang dapat : 1) membimbing anak didik kita kearah pengalaman-pengalaman di mana kegiatan belajar itu dapat berlangsung. 2) memberikan kepada peserta didik kita kekuatan dan keaktifan serta memberikan

8 kepadanya kewaspadaan yang memadai. 3) pada suatu saat mengarahkan perhatian mereka terhadap suatu tujuan. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu proses pengarahan atau pemberian perangsang terhadap peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain motivasi merupakan dorongan dan kekuatan keras dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin di capainya. Untuk lebih jelasnya indikator dari motivasi belajar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Menurut Uno (2014,hlm.23) (1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil (2) Adanya dorongan dan kebutuhan untuk belajar (3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan (4) Adanya penghargaan dalam belajar (5) Adanya kegitan yang menarik dalam belajar (6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. G. Struktur Organisasi skripsi Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan darisetiap bab dan bagian bab yaitu, sebagai berikut ini : Bab I Pendahuluan Bab I skripsi ini membahas uraian tentang latar belakang penelitian,penelitian ini berdasarkan data-data, fakta-fakta sumber referensi dan permasalahan yang terjadi yaitu mengenai kurangnya motivasi Belajar peserta didik dalam pembelajaran geografi. Identifikasi masalah penelitian, dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sehingga peneliti dapat menentukan batasan masalah dengan fokus kajian. Tujuan penelitian, menjelaskan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan poin-point dalam rumusan masalah. Manfaat penelitian, dalam penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis. Struktur organisasi skripsi.. Bab II Kajian Pustaka Bab II dalam penelitian ini berisi uraian tentang ; Kajian Pustaka, membahas mengenai teori-teori yang relevan yang memperkuat dalam penelitian ini, yang

9 berisi konsep-konsep sebagai berikut ; belajar dan pembelajaran geografi, model pembelajaran kooperatif Team Quiz untuk memotivasi belajar peserta didik. Hipotesis tindakan,berupa jawaban sementara terhadap masalah yang terdapat dalam penelitian tindakan ini. Bab III Metode Penelitian Bab III dalam penelitian tindakan kelas ini memaparkan setting penelitian, aspek yang dikaji, metode penelitian, penejelasan istilah, rencana tindakan, instrument penelitian, pengujian instrumen, pengumpulan data, analisis data, dan indikator keberhasilan. Bab IV Deskripsi Lokasi penelitian serta Hasil dan Pembahasan Pada Bab IV, dimana peneliti akan memaparkan lokasi penelitian serta memaparkan dan menguraikan mengenai Penerapan model pembelajaran kooperatif Team Quiz untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi. Bab V Kesimpulan dan Saran Membahas penjelasan secara singkat mengenai hasil dari penellitian dan rekomendasi untuk penelitian berikutnya. Skripsi ini dilengkapi juga dengan daftar pustaka sumber-sumber yang digunakan, serta lampiran-lampiran dari kegiatan baik pra penelitian maupun selama penelitian berlangsung.