PIJAT PUNGGUNG DAN PERCEPATAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

dokumen-dokumen yang mirip
TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

1

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

181 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

MENGATASI MASALAH PENGELUARAN ASI IBU POST PARTUM DENGAN PEMIJATAN OKSITOSIN. Novia Tri Tresnani Putri, Sumiyati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

SKRIPSI PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PERCEPATAN PENGELUARAN ASI IBU POSTPARTUM DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KECUKUPAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO

EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN ASI DI RSIA ANNISA TAHUN 2017

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLUERAGE DI PUNGGUNG DENGAN ABDOMEN TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI IBU NIFAS DI RUANG TERATAI RSUD BANJARNEGARA

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PROSES INVOLUSI UTERUS THE EFFECT OF OXYTOCIN MASSAGE TO INVOLUTION UTERINE PROCESS

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

EFEKTIFITAS KOMBINASI STIMULASI OKSITOSIN DAN ENDORFIN MASSAGE TERHADAP KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM PRIMIPARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP TANDA KECUKUPAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

PERBEDAAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM SETELAH PEMBERIAN PIJAT OKSITOSIN. Heni Setyowati, Ari Andayani, Widayati. AKBID Ngudi Waluyo Ungaran

PENGARUH PIJAT STIMULASI OKSITOSIN TERHADAP LET DOWN REFLEK PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH BERSALIN MARDI RAHAYU KALIBANTENG SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut laporan WHO (2014) angka kematian ibu di Indonesia menduduki

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK MARMET DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI SURABAYA TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PENGLUARAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJA BASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

PENGARUH PEMBERIAN PAKET EDUKASI TENTANG MANAJEMEN LAKTASI TERHADAP KETERAMPILAN IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA. Karya Tulis Ilmiah

EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN DAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RSAD WIRA BHAKTI MATARAM TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah kira-kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN DAN MOBILISASI DINI TERHADAP PENGELUARAN KOLOSTRUM IBU POST SECTIO CAESAREA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI RSUD dr.soegiri KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POSTPARTUM DI BPM PIPIN HERIYANTI YOGYAKARTA TAHUN 2016

PENGARUH KONSELING MENYUSUI TERHADAP PRAKTEK MENYUSUI IBU DI KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2010

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

ABSTRAK PENGARUH MENYUSUI TERHADAP TEKANAN DARAH IBU

PENGARUH PIJAT WOOLWICH TERHADAP PRODUKSI ASI DI BPM APPI AMELIA BIBIS KASIHAN BANTUL

/ Telp

Volume 08, Nomor 01, Juni 2017 Hal

EFEKTIVITAS MASSAGE ENDORPHINE DAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP KECUKUPAN ASI BAYI PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS NGARINGAN PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manfaat ASI sudah sangat umum diketahui oleh masayarakat luas.

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PENGELUARAN COLOSTRUM PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin (Suherni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia melakukan adanya pembangunan kesehatan sebagai salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BANDUNG TAHUN 2011

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP LAMA PENGELUARAN KOLOSTRUM PADA IBU POST SECTIO CAESARIA DI RSUD KOTA MADIUN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : / EFEKTIFITAS BREAST CARE POST PARTUM TERHADAP PRODUKSI ASI

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM FISIOLOGIS HARI KE

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

PERBEDAAN PRODUKSI ASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN KOMBINASI METODE MASSASE DEPAN (BREAST CARE)

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

PENGARUH MASSAGE PAYUDARA TERHADAP KELANCARAN EKSKRESI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS JATINOM

EFEKTIVITAS METODE BOM TERHADAP PRODUKSI ASI

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KOTA PEKALONGAN

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM

KORELASI LAMA INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP PENGELUARAN ASI DI PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

PENGARUH KONSUMSI JANTUNG PISANG TERHADAP KELANCARAN ASI PADA IBU NIFAS

HUBUNGAN ANTARA JENIS PERSALINAN DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI KOLOSTRUM PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS RASA BOU KECAMATAN HU U KABUPATEN DOMPU ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Sri Lestari Dwi Astuti, Asrining Surasmi Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM. Mimatun Nasihah* Dina Mahaijiran** ABSTRAK

Sekar Laras Amerli Andriani *) Rahardjo Apriyatmoko, SKM., M. Kes **), Puji Lestari, S.Kep., Ns., M. Kes (Epid)***)

ABSTRAK PENGARUH SECTIO CAESAREA TERHADAP KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

ABSTRAK PENGARUH ASI EKSKLUSIF TERHADAP MORBIDITAS BAYI SAMPAI USIA 6 BULAN

SIKAP POSITIF IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA MENDUKUNG KELANCARAN PRODUKSI ASI

ONSET PENGELUARAN KOLOSTRUM PERSALINAN NORMAL LEBIH CEPAT DARIPADA PERSALINAN SECTIO CAESARIA

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

KELUARNYA KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM DI RSUD DR. MOEWARDI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS HARI KE 0-3 DENGAN PIJAT OKSITOSIN DI BPM SRI HARDI RAHAYU DESA CARANGREJO JOMBANG

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PERTAMA PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

Pengaruh Terapi Pijat Oksitosinterhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN KELANCARAN PENGELUARAN ASI DI DESA KARANG DUREN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i3 (83-87)

Transkripsi:

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 2, NOVEMBER 2015: 148-153 PIJAT PUNGGUNG DAN PERCEPATAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM Wahyu Nur Safitri, Susilaningsih, Ardi Panggayuh Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No 77C Malang email: wahyu_ns@yahoo.com Abstract: Scope of exclusive breastfeeding in Indonesia is still low at 42%. This happens because the mother is reluctant to breastfeed with one of the reasons the milk does not come out in the first days after birth. ASI expenditure is influenced by prolactin reflex and let down reflex. Let down reflex is very sensitive to inhibition by physical and psychological stress such as fatigue. Back massage is an attempt to stimulate the oxytocin reflex, because after a massage fatigue due to give birth mother will be lost. The purpose of this study was to determine the effect of back massage to accelerate spending on maternal breastfeeding postpartum. Pre-experimental research design with post-test only design. Total population is 64 maternal postpartum, non-probability sampling technique that is accidental sampling with 20 samples that met the inclusion criteria, each of the 10 samples for the control and intervention groups. Collecting data using observation sheet and analyzed by Mann Whitney U-test. The results showed that there was a back massage effect on the acceleration of spending breastfeeding. This is evidenced by the p-value obtained from the test Man Whitney U-test is 0.029 (p <0.05). The influence that postpartum mothers receiving back massage treatment secrete the milk faster than those not getting back massage. From the results of this study are expected back massage techniques can be applied to all postpartum mothers who still has not issued the milk. Keywords: maternal postpartum, breastfeeding expenditure, back massage Abstrak : Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah yakni 42%, ini terjadi karena ibu enggan menyusui dengan salah satu alasan ASI tidak keluar pada hari-hari pertama setelah melahirkan. Pengeluaran ASI dipengaruhi oleh reflek prolaktin dan let down refleks. Reflek let down ini sangat peka terhadap inhibisi oleh stress fisik dan psikologis seperti rasa lelah. Pijat punggung adalah suatu upaya untuk merangsang reflek oksitosin, karena setelah dipijat rasa lelah ibu akibat melahirkan akan hilang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Pijat Punggung Terhadap Percepatan Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum. Desain penelitian Pre eksperimental dengan rancangan post-test only. Jumlah populasi 64 ibu postpartum, teknik non probability sampling yaitu accidental sampling dengan jumlah 20 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, masingmasing 10 sampel untuk kelompok kontrol dan intervensi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan dianalisa dengan Man Whitney U-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pijat punggung terhadap percepatan pengeluaran ASI, hal ini dibuktikan dengan nilai p yang didapatkan dari uji Man Whitney U-test yaitu 0,029 (p<0,05). Pengaruh tersebut adalah ibu postpartum yang mendapat perlakuan pijat punggung mengeluarkan ASI lebih cepat dibanding yang tidak mendapatkan pijatan. Dengan hasil ini diharapkan teknik pijat punggung dapat diterapkan pada semua ibu postpartum yang ASInya belum keluar. Kata Kunci : Ibu Postpartum, Pengeluaran ASI, Pijat Punggung PENDAHULUAN Cakupan pemberian ASI ekslusif di Indonesia sangat berfluktuatif. Cakupan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan pada tahun 2012 berdasarkan laporan sementara hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar 42%. 148 ISSN 2460-0334 148 Bila dibandingkan dengan survei yang sama pada tahun 2007 telah terjadi kenaikan yang bermakna sebesar 10%. Walaupun sudah mengalami kenaikan, namun angka ini masih jauh dari target yang ditetapkan yakni sebesar 70%.

Safitri, Pijat punggung dan percepatan pengeluaran ASI Kondisi ini bertolak belakang dengan persentase pemberian susu formula sebagai makanan pralakteal yang diberikan kepada bayi baru lahir. Seperti yang dilansir Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, riset ini dilakukan di 33 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa 71,3% bayi baru lahir mendapatkan makanan tambahan berupa susu formula. ASI adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena mengandung zat gizi yang sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Depkes, 2002). Tidak seperti susu formula, terkadang beberapa zat yang terkandung didalamnya tidak bisa dicerna dengan baik oleh usus bayi sehingga menimbulkan permasalahan bagi bayi tersebut. Organisasi Kesehatan dunia (WHO) dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI secara eksklusif semenjak bayi lahir sampai usia 6 bulan serta pemberian ASI terus-menerus yang diiringi dengan asupan makanan komplementer sampai usianya 2 tahun atau lebih. Salah satu komponen ASI yang sudah tidak diragukan lagi manfaatnya bagi bayi adalah zat anti kekebalan. Zat anti kekebalan ini sangat berguna untuk daya tahan bayi agar tidak mudah terserang penyakit. Banyak alasan yang diungkapkan ibu-ibu berkaitan dengan kurang berhasilnya program ASI eksklusif ini. Diantaranya adalah ibu merasa bahwa ASInya tidak cukup, ASI tidak keluar, ibu bekerja dan kesulitan menyusui. Memang pada hari-hari pertama setelah melahirkan produksi ASI belum maksimal bahkan bisa dikatakan sangat sedikit. Merasa ASI yang keluar sedikit kebanyakan ibu menghentikan proses menyusui dan langsung memberikan susu formula. Padahal proses menghisap inilah yang penting untuk merangsang produksi ASI. Selain hisapan bayi, terdapat beberapa teknik atau metode lain untuk merangsang produksi ASI diantaranya adalah penggunaan cara-cara herbal seperti mengkonsumsi daun katuk, marning dan sebagainya. Selain itu juga terdapat teknik yang memiliki dasar stimulasi oksitosin melalui pijat punggung untuk merangsang produksi ASI. Pijat punggung ini dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin atau reflek let down (WHO/UNICEF, 2011). Pijat ini dilakukan dengan cara memijat daerah punggung sepanjang ke dua sisi tulang belakang. Setelah melakukan studi pendahuluan di RB As-Syifa Husada, Kecamatan Poncokusumo, Kab. Malang pada tanggal 11-14 Maret 2014 didapatkan hasil bahwa dari lima ibu post partum tiga ibu tidak mengeluarkan ASI pada hari pertama. Di samping itu poncokusumo merupakan daerah dengan cakupan ASI eksklusif rendah yakni 17,6% (Dinkes Kab. Malang, 2013). Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat punggung terhadap percepatan pengeluaran asi pada ibu post partum. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre Eksperimental Design atau Quasi Experiment dengan rancangan Post-test only. Observasi percepatan pengeluaran ASI dilaksanakan sesudah diberi perlakuan pijat punggung kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan SOP. Lembar observasi berisi data karakteristik responden yaitu kode responden, pendidikan, pekerjaan, usia, paritas (anak ke), tanggal persalinan, informasi perawatan payudara, tambahan susu formula, pantang makan, istirahat dan pengeluaran ASI. Sedangkan SOP berisi prosedur pijat punggung. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi yang berisi tentang percepatan pengeluaran ASI yang diobservasi sampai ASI keluar. Uji statistik yang tepat digunakan sesuai dengan tujuan, jenis sampel dan jumlah sampel dan jenis data, maka ujinya adalah Mann Whitney U- test. Dari dua nilai U tersebut yang digunakan adalah nilai U yang lebih kecil. Bandingkan nilai U yang lebih kecil tersebut dengan nilai U tabel (Sugiyono, 2012). ISSN 2460-0334 149

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 2, NOVEMBER 2015: 148-153 HASIL PENELITIAN Berdasarkan data diketahui bahwa seluruh responden (100%) dalam penelitian ini berusia 20-35 tahun. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa responden primigravida sebanyak 9 responden (45%) dan responden multigravida sebanyak 11 orang (55%). Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa sebanyak 14 responden (70%) pendidikan terakhir SD. Pada tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar responden yakni sejumlah 19 orang (95%) tidak bekerja. Hasil penelitian juga menunjuukan bahwa seluruh responden (100%) tidak pernah mendapatkan informasi tentang perawatan payudara saat hamil. Berdasarkan tabel 4 pada kelompok yang diberikan perlakuan pijat punggung sebanyak 7 responden (70%) ASI keluar menetes sedangkan kelompok yang tidak diberi perlakuan pijat punggung seluruh responden (100%) ASI keluar menetes. Berdasarkan tabel 5 pada kelompok yang diberikan perlakuan pijat punggung seluruh responden (100%) ASI keluar pada hari ke 2 sedangkan pada kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan pijat punggung sebanyak 6 responden (60%) ASI keluar pada hari ke 3. Berdasarkan tabel 6 pada kelompok yang diberikan perlakuan pijat punggung seluruh responden sebanyak 10 orang (100%) percepatan pengeluaran ASI dalam batas normal dan kelompok yang tidak diberi perlakuan pijat punggung 6 responden (60%) percepatan pengeluaran ASI juga dalam batas normal. Untuk mengetahui adanya pengaruh pijat punggung terhadap percepatan pengeluaran ASI, maka dilakukan pengujian hipotesa penelitian dengan menggunakan Uji Mann Whitney U-Test dengan nilai = 0,05. Analisa dilakukan dengan bantuan program SPSS yang bertujuan untuk membandingkan percepatan pengeluaran ASI antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji statistik dengan mannwhitney u test, didapatkan nilai Z hitung -2,179 dimana nilai ini lebih kecil daripada Z tabel (nilai Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan paritas Paritas F % Primigravida 9 45 Multigravida 11 55 Total 20 100 Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Pendidikan F % SD 14 70 SMP 3 15 SMA 2 10 Perguruan Tinggi 1 5 Total 20 100 Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Pekerjaan F % Bekerja 1 5 Tidak bekerja 19 95 Total 20 100 Tabel 4. Jenis pengeluaran ASI pada responden yang mendapatkan perlakuan dan tidak mendapatkan perlakuan pijat punggung Jenis pengeluaran ASI Pijat Punggung Tidak F % F % Menetes 7 70 10 100 Memancar 3 30 0 0 Total 10 100 10 100 Tabel 5. Hari keluarnya ASI pada responden yang mendapatkan perlakuan dan tidak mendapatkan perlakuan pijat punggung Pengeluaran ASI Hari Ke- Pijat Punggung Tidak F % F % 1 0 0 0 0 2 10 100 0 0 3 0 0 6 60 4 0 0 4 40 Total 10 100 10 100 150 ISSN 2460-0334

Safitri, Pijat punggung dan percepatan pengeluaran ASI Tabel 6. Percepatan pengeluaran ASI pada responden yang mendapatkan perlakuan dan yang tidak mendapatkan perlakuan pijat punggung Percepatan pengeluaran ASI Z hitung >1,96 atau Z hitung < -1,96) dan didapatkan pula nilai Asymp Sig (2-tailed) = 0,029 < = 0,05, maka H0 ditolak dan H 1 diterima. Kesimpulannya ada pengaruh yang signifikan antara pijat punggung terhadap percepatan pengeluaran ASI pada ibu post partum di RB As-Syifa Husada Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. PEMBAHASAN Pijat Punggung Tidak F % F % Cepat (hari ke 1) 0 0 0 0 Normal (hari ke 2-3) 10 100 6 60 Lama (hari ke- 4) 0 0 4 40 Total 10 100 10 100 Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu post partum pada kelompok intervensi mengeluarkan ASI lebih cepat dibandingkan dengan ibu post partum pada kelompok kontrol. Setelah dilakukan analisa data menggunakan man whitney U-Test diperoleh nilai Z hitung -2,179 dimana nilai ini lebih kecil daripada Z tabel ( nilai Z hitung >1,96 atau Z < -1,96) dan didapatkan pula nilai Asymp Sig hitung (2-tailed) = 0,029 < = 0,05, maka H0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini menunjukkan hipotesis mayor peneliti terbukti yang berarti intervensi pijat punggung dapat mempercepat pengeluaran ASI pada ibu post partum. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyaningsih (2010) tentang efektifitas kombinasi teknik teknik marmet dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI ibu post sectio di rumah sakit wilayah Jawa Tengah. Produksi ASI ibu post sectio yang mendapat intervensi kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin dibandingkan dengan kelompok kontrol setelah dilakukan pengukuran produksi ASI sebanyak tiga kali. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Mardiyaningsih (2010) adalah ada perbedaan proporsi kelancaran produksi ASI antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p value = 0,005. Fenomena yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa produksi ASI dan ejeksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam pemberian ASI secara dini. Penurunan produksi ASI pada harihari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI. Disamping itu proses laktogenesis II juga sangat berpengaruh terhadap pengeluaran kedua hormon tersebut. Sesaat setelah melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya hormon progesterone, estrogen dan HPL secara drastis, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal inilah yang menyebabkan produksi ASI besarbesaran yang dikenal dengan laktogenesi II. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa prolaktin adalah hormon yang berfungsi untuk memproduksi ASI. Hisapan puting susu oleh bayi adalah rangsangan terbesar dilepaskannya hormon prolaktin oleh hipofifis anterior. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli untuk memproduksi air susu. Menurut Wulandari (2011), penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Oleh karena itu pada hari pertama biasanya ASI tidak langsung keluar. Selain reflek prolaktin, dikenal pula reflek oksitosin atau lebih dikenal dengan let-down reflex. Let-down reflex adalah refleks penyemprotan susu (milk ejection reflex), yang bertanggung jawab menyalurkan susu dari payudara kepada bayi, dan dikendalikan oleh kadar oksitosin. Prosesnya adalah sebagaimana yang akan dijelaskan berikut ini. Oksitosin yang dilepaskan oleh hipofifis posterior akan dialirkan ke dalam darah dan sampai pada organ tujuan yaitu sel mioepitel di sekitar alveoli dan sel mioepitel di uterus. Kemudian hormone oksitosin merangsang sel mioepitel sehingga kantung alveolus tertekan, tekanan meningkat dan duktus memendek dan melebar. Kemudian diejeksikanlah ASI dari put- ISSN 2460-0334 151

JURNAL INFORMASI KESEHATAN INDONESIA (JIKI), VOLUME 1, NO. 2, NOVEMBER 2015: 148-153 ting susu. Sintesis oksitosin meningkat sebagai respon terhadap tindakan memegang bayi, mendengar tangisannya atau membayangkan sedang menyusui serta stimulasi taktil pada puting payudara. Menurut Jane & Melvyn (2007) oksitosin dibebaskan dalam letupan singkat yang berlangsung kurang dari 1 menit sebagai respons terhadap rangsangan. Namun refleks ejeksi susu sangat peka terhadap inhibisi oleh stress fisik, dan stress psikologis seperti emosi, rasa lelah, rasa malu, rasa khawatir, keadaan bingung, pikiran kacau, takut dan cemas (Jane & Melvyn, 2007). Bila faktor inhibisi tersebut muncul maka akan terjadi suatu blockade (hambatan) dari refleks let down. Ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vaso kontriksi dari pembuluh darah alveoli, sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit dari biasanya dan oksitosin sedikit harapannya untuk mencapai target organ mioepitelium. Bila terjadi inhibisi oleh faktor yang disebutkan di atas, maka peluang untuk keluarnya ASI pada masa awal postpartum akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, jika faktor inhibisi tersebut dihindari maka peluang untuk keluarnya ASI akan semakin besar. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam penelitian ini hipotesis mayor peneliti terbukti yang berarti pijat punggung dapat mempercepat pengeluaran ASI pada ibu post partum. Pijat punggung dapat mempercepat pengeluaran ASI karena dasar dari teknik pijat punggung adalah untuk merangsang refleks oksitosin. Seperti yang dilansir Depkes RI (2007) pijat punggung ini dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin dengan cara memijat pada daerah punggung sepanjang kedua sisi tulang belakang dan dari leher ke arah tulang belikat. Telah dikemukaan sebelumnya bahwa let-down refles penting perannya untuk mengejeksikan ASI. Namun Sloane (2003) menyebutkan bahwa pelepasan oksitosin dihambat oleh stress emosional, sumber lain mengatakan reflek ini juga dihambat oleh stress fisik, dan stress psikologis seperti emosi, rasa lelah, rasa malu, rasa khawatir, keadaan bingung, pikiran kacau, takut dan cemas (Jane & Melvyn, 2007). Sehingga dengan teknik akupressur atau pijat dapat mengurangi sensasi nyeri melalui peningkatan endorfin, yaitu hormon yang mampu menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami, memblok reseptor nyeri ke otak sehingga dapat membantu pengeluaran hormon oksitosin yang dapat merangsang pengeluaran ASI. Yessie (2010) menyebutkan pula bahwa tulang belikat merupakan daerah ketegangan otot pada wanita sehingga dilakukan pijatan di daerah tersebut untuk melemaskan atau merilekskan atau menghilangkan stress. Selain pendapat yang telah dijelaskan tersebut, ternyata saat tulang belakang dipijat, timbul reflek neurogenik yang mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang. Akibat sinyal stimulatorik, lalu ada proses respon potensial aksi oksitosin dilepaskan ke dalam darah sistemik dari hipofisis posterior. Lalu dalam aliran darah oksitosin disampaikan ke organ tujuan yakni sel mioepitel alveoli dan uterus. Setelah sampai di sel mioepitel sekitar alveoli, oksitosin merangsang sel tersebut sehingga kantung alveolus tertekan, tekanan meningkat dan duktus memendek dan melebar. Kemudian diejeksikanlah ASI dari putting susu. Inilah yang membuat responden dalam kelompok intervensi mengeluarkan ASI lebih cepat daripada kelompok kontrol. Sedangkan keterlambatan pengeluaran ASI pada kelompok kontrol terjadi karena dalam kelompok kontrol tidak mendapatkan rangsangan untuk merangsang hormon oksitosin yang diperoleh dari pijat punggung. Dalam uraian di atas telah disebutkan bahwa akan ada faktor inhibisi pengeluaran hormon oksitosin yaitu rasa lelah terutama setelah proses persalinan. Karena pada kelompok kontrol tidak dilakukan pemijatan, maka faktor inhibisi tersebut tidak bisa dicegah sehingga ibu mengalami stress fisik berupa kelelahan setelah melahirkan. Karena stress fisik inilah yang menghambat pengeluaran hormon oksitosin sehingga ASI keluar lebih lama dari pada kelompok yang dilakukan pemijatan. Dengan dilakukannya penelitian ini maka terbukti bahwa pijat punggung dapat mempercepat 152 ISSN 2460-0334

Safitri, Pijat punggung dan percepatan pengeluaran ASI pengeluaran ASI. Jika teknik ini dapat dilakukan oleh ibu-ibu post partum maka masalah menyusui yang muncul pada hari-hari pertama kelahiran seperti ASI tidak lancar, ASI belum keluar yang menyebabkan ibu memutuskan untuk memberikan susu formula kepada bayinya dapat diatasi. Sehingga dapat meningkatkan angka cakupan pemberian ASI pada satu jam pertama kelahiran bahkan pemberian ASI eksklusif. PENUTUP Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan: 1) pada kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan pijat punggung 60% responden mengeluarkan ASI pada hari ke 3 (kategori normal) dan 40% responden mengeluarkan ASI pada hari ke 4 (kategori lambat). Pada kelompok yang mendapatkan perlakuan pijat punggung, 100% responden mengeluarkan ASI pada hari ke 2 (kategori normal), 2) berdasarkan hasil uji statistic dengan mann-whitney u test, didapatkan hasil perlakuan pijat punggung berpengaruh secara signifikan terhadap percepatan pengeluaran ASI pada ibu post partum di RB As-Syifa Husada Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Dimana setelah dilakukan pemijatan, ibu post partum mengeluarkan ASI lebih cepat. Penelitian ini merekomendasikan bagi para tenaga kesehatan khususnya bidan untuk memberikan edukasi kepada ibu bersalin tentang manfaat pijat punggung untuk mempercepat pengeluaran ASI. DAFTAR PUSTAKA Afianti, S. 2012. Efektivitas pemijatan payudara dengan senam payudara terhadap kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum. Purwokerto: FKIK Universitas Jenderal Soedirman. Depkes RI. 2002. Ibu Rumah Tangga Selalu Memberikan Air Susu (ASI). Jakarta : Depkes RI. Depkes RI. 2007. Pelatihan Konseling Menyusui. Jakarta : Depkes RI. Jane, Coad & Melvyn Dunstal. 2007. Anatomi dan fisiologi untuk bidan. Jakarta: EGC Mardiyaningsih, E. 2010. Efektivitas kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI ibu post sectio. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman. Pillitteri, A. 2003. Maternal and child health nursing: care of the childbearing and childrearing family. Philadelphia : Lippincott. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penenlitian. Bandung : Alfabeta. Wulanda, Febri Ayu. 2011. Biologi Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika Yesie, Aprilia. 2010. Hipnostetri. Rileks Nyaman dan Aman saat Hamil dan Melahirkan. Jakarta: Gagas Media ISSN 2460-0334 153