Analisis Cost-Benefit pada Pemasangan Lock Out-Tag Out (LOTO) untuk Pengendalian Risiko Keselamatan Pada Pekerjaan Maintenance

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. telah melakukan upaya untuk mengendalikan energi melalui salah satu program

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

LOCK OUT TAG OUT (LOTO)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis risiko..., Septa Tri Ratnasari, FKMUI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. seperti ini bisa dicegah dengan melakukan Procedure Lock dan Tagging serta

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Analisis Identifikasi Bahaya Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol, Dengan Metode HIRARC dan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (BCA)

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah. Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 2 LOTO

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per

OVERVIEW KONSEP HAZARD, RISK AND CONTROL PERTEMUAN 1 FIERDANIA YUSVITA PRODI KESEHATAN MASYARAKAT, FIKES UEU

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Divisi Main Power Station PT Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta Tahun 2013

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

Setyobudi, et al, Analisis Penerapan Lockot/Tagout (LOTO) Sebagai Upaya Pengendalian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Identifikasi Bahaya

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah. Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 1. LOTO (bagian 1)

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

OPERASIONAL DAN PERAWATAN MESIN CARTONING C2404 DI PT. KALBE FARMA Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PT MDM DASAR DASAR K3

KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control

PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN PADA PEKERJAAN BLANK MATERIAL PADA PROSES PEMBUATAN BRACKET 54P DI PT SAKURA JAVA INDONESIA TAHUN 2013

Sistem Manajemen Maintenance

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan salah satu aspek yang

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KUISIONER PENELITIAN PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD. Pengantar

LOCKOUT / TAGOUT (PENGUNCIAN / PENANDAAN)

BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan layout untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Layout

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan atau K3L masih menjadi sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab VII menggambarkan ringkasan dan simpulan hasil analisis dan

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI METAL STAMPING PART

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu sumber daya penting bagi perusahaan selain modal dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SIMULASI HEATER OTOMATIS MENGGUNAKAN PNEUMATIK PADA MESIN BARDI DI PT. TIRTA INVESTAMA KEBONCANDI.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A.

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Data Kecelakaan Kerja Tahun Cacat Total

BAB II LANDASAN TEORI

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 2

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai perusahaan kabel nasional terkemuka, PT Kabel XYZ Tbk

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisa hasil dalam penelitian ini

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciesek

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari

BAB I PENDAHULUAN. besar atau kecil sangat membutuhkan sumber daya manusia yaitu karyawan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. akal sehingga dapat merencanakan sesuatu, menganalisa yang terjadi serta

Transkripsi:

Analisis Cost-Benefit pada Pemasangan Lock Out-Tag Out (LOTO) untuk Pengendalian Risiko Keselamatan Pada Pekerjaan Maintenance Di PT Kalbe Farma Tbk. Tahun 2012 Abstrak Agung Supriyadi Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM-UI Recycle_area@yahoo.com Penelitian ini membahas proyek pengadaan LOTO untuk seluruh mesin produksi PT Kalbe Farma Tbk. yang belum dapat terlaksana karena belum adanya informasi yang cukup tentang manfaat (benefit) pemasangan LOTO dari biaya pengadaan (cost) LOTO yang besar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar manfaat dalam sisi ekonomi dari pengurangan risiko keselamatan pada pekerjaan maintenance dengan menggunakan LOTO. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan analisis risiko semikuantitatif serta perbandingan cost dari biaya yang diperlukan untuk mengurangi risiko dengan benefit dari keuntungan langsung atau tidak langsung yang didapat karena risiko dapat berkurang. Hasil penelitian menyarankan bahwa proyek pengadaan LOTO untuk semua mesin di area produksi PT Kalbe Farma segera dilaksankan karena risiko keselamatan pekerjaan maintenance mesin di area produksi adalah 225-450 (priority 1-very high), nilai Rasio BC (benefit-cost) adalah 1.79 untuk mesin-mesin dengan risiko terjepit/terpotong dan 5.66 untuk mesin-mesin dengan risiko kematian (BC>1) sehingga pengendalian risiko keselamatan kerja dengan LOTO layak untuk dilakukan, serta estimasi penurunan kerugian dari turunnya risiko keselamatan kerja dengan menggunakan LOTO adalah Rp. 98.072.820,00. Kata kunci: LOTO, cost-benefit, analisis risiko. Pendahuluan Kemajuan tekhnologi membuat manusia dapat menciptakan alat-alat baru untuk membantu mereka dalam pekerjaannya. Di satu sisi, pekerjaan manusia dapat semakin ringan dengan adanya alat-alat baru, namun di sisi lain, kecelakaan kerja dapat muncul dari risiko (risk) yang ditimbulkan oleh alat-alat baru tersebut. Kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan korban dari para pekerja tetapi juga kerugian ekonomi yang sangat besar. Total $ 53 trilyun dihabiskan perusahaan untuk merawat pekerja dan membayar ganti rugi untuk pekerja yang mengalami kecelakaan (Liberty Mutual Insurance,2010). Di Indonesia, kerugian akibat kecelakaan kerja mencapai Rp. 280 triliun namun keselamatan dan kesehatan untuk para pekerja masih dianggap sebagai sebuah beban bukan sebuah investasi (Menakertrans,2012). Pekerjaan pada industri manufaktur menjadi pekerjaan dengan jumlah kecelakaan kerja terbesar di Indonesia sehingga meningkatkan peluang kerugian dari sisi ekonomi. Pada tahun 2008 lalu telah terjadi 46.109 kecelakaan atau setara dengan 70,56% dari total semua kecelakaan yang ada di Indonesia (ASEANOSHnet,2009

dalam Yanuar,2011). Hal ini sekaligus menjadi indikasi bahwa penerapan Keselamatan Kerja di industri manufaktur belum maksimal. PT Kalbe Farma Tbk. merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar se-asia Tenggara yang termasuk dalam kategori industri manufaktur. Perusahaan ini memiliki komitmen yang baik dalam penerapan Keselamatan Kerja karena sudah mendapatkan Sertifikat OHSAS 18001. Berbagai macam upaya untuk meningkatkan Keselamatan Kerja telah dilakukan namun masih banyak hal terkait dengan Keselamatan Kerja di perusahaan tersebut yang harus diperbaiki. Salah satu pekerjaan yang harus ditingkatkan Keselamatan Kerjanya adalah pekerjaan maintenance. Pekerja maintenance memiliki tugas utama untuk memperbaiki dan merawat seluruh mesin di area produksi PT Kalbe Farma. 1 kecelakaan dan 1 near miss tercatat pernah terjadi dalam 2 tahun terakhir (Kalbe Farma,2012). Untuk menurunkan tingkat risiko Keselamatan Kerja pada pekerjaan maintenance, implementasi prosedur Lock Out Tag Out (LOTO) berupa penguncian pada mesin-mesin yang sedang diperbaiki telah diajukan oleh QHSE Officer kepada pihak perusahaan. Akan tetapi, upaya ini belum dapat terlaksana karena belum ada informasi yang cukup tentang manfaat (benefit) yang diperoleh dari pemasangan LOTO dari harga pengadaan (cost) LOTO yang besar. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah implementasi LOTO untuk pekerjaan maintenance dapat dilaksanakan dari pandangan finansial melalui analisis costbenefit. Metode Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan analisis risiko semikuantitatif serta perbandingan cost dari biaya yang diperlukan untuk mengurangi risiko keselamatan pada pekerjaan maintenance dengan benefit dari keuntungan langsung atau tidak langsung yang didapat karena risiko dapat berkurang. Penelitian ini dilaksanakan selama Bulan November- Desember 2012 dengan objek pekerjaan maintenance pada area produksi line 1-9 PT Kalbe Farma Tbk. Analisis cost-benefit (CBA) adalah sebuah alat dalam sebuah pembuatan proses keputusan dengan memberikan nilai-nilai moneter, biasanya dalam jumlah uang, kepada biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang dihasilkan sehingga memungkinkan untuk memberikan perbandingan kuantitas (Health Safety Executive,2001). Dengan analisis ini, peneliti dapat mengetahui seberapa besar keuntungan/kerugian yang didapat dari sebuah pengendalian risiko dalam besaran Rupiah dan dapat mengetahui apakah pengendalian risiko itu masuk akal untuk dilakukan (reasonably practicable). Analisis cost-benefit ini juga dapat menjadi alat bantu dalam pembuatan keputusan (decision making) dari pilihan-pilihan pengurangan risiko keselamatan kerja yang ada. Analisis cost-benefit terdiri dari 4 bagian yaitu menghitung biaya (cost), menghitung manfaat (benefit), menghitung risiko serta melakukan perbadingan cost-benefit. Cost diperoleh dari biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan LOTO di seluruh sumber bahaya untuk pekerjaan maintenance. Benefit terdiri dari biaya kompensasi,

pengobatan, transportasi ke rumah sakit, biaya penundaan produksi, biaya workhour yang hilang, dan biaya perekrutan pegawai. Tingkat risiko diperoleh dari analisis semikuantitatif menggunakan AS/NZS: 2004. Data-data tingkat risiko berasal dari analisis semikuantitatif AS/NZS: 2004 terhadap konsekuensi, pajanan, dan probabilitas pada pekerjaan maintenance. Kemudian, risiko sebelum pemasangan LOTO akan dibandingkan dengan perkiraan risiko sesudah pemasangan LOTO. Data-data hasil perhitungan biaya pengadaan LOTO dimasukkan dalam katagori cost dan data-data tentang biaya tidak langsung ataupun langsung yang harus dikeluarkan perusahaan jika terjadi kecelakaan akibat tidak adanya LOTO dimasukkan ke dalam katagori benefit. Kemudian, nilai cost dibandingnkan dengan benefit untuk mendapatkan nilai BC Ratio guna mengetahui apakah LOTO bisa dipakai sebagai sebuah pengendalian yang masuk akal (reasonably practicable ) atau tidak. Cost dan benefit ini diukur dengan menggunakan lingkup waktu selama 1 tahun yaitu tahun 2012. Estimasi kerugian PT Kalbe Farma Tbk. yang dapat dihindari oleh pengurangan risiko keselamatan kerja dengan menggunakan LOTO dapat dilakukan rumus berikut: Hasil Pekerjaan di ruang produksi yang terkait dengan perbaikan,perawatan, penggantian mesin, dan kegiatan semacamnya yang bersinggungan langsung dengan sumbersumber energi adalah operator maintenance dari bagian tekhik. Ada 8 operator maintenance yang khusus menangani proses maintenance di area produksi line 1-9. Operator ini bekerja dengan pengaturan shift khusus agar mereka dapat membagi tugas dan selalu siap jika ada mesin di area produksi yang membutuhkan maintenance.tugas operator maintenance dibagi menjadi 3 jenis.

Tabel 1. Jenis Pekerjaan Maintenance Jenis Maintenance Definisi Preventive Maintenance Perawatan mesin reguler dengan frekuensi 2 kali sebulan untuk melakukan deteksi awal terhadap kerusakan mesin. Pelayanan Produksi Breakdown Maintenance Kegiatan melakukan setting terhadap mesin baru, memastikan mesin dapat bekerja dengan baik termasuk melakukan sosialisasi cara penggunaan mesin kepada operator mesin tersebut. Perbaikan elektrikal terhadap mesin yang rusak. Pada proses pekerjaan maintenance mesin, bahaya keselamatan kerja dapat timbul dalam tahap perbaikan dan maintenance mesin. Bahaya keselamatan kerja ini dapat muncul karena mainswitch mesin hanya dipasang label tag-out saja tanpa disertai dengan gembok lock-out. Dengan kondisi seperti ini, pekerja maintenance dapat saja mengalami kecelakaan akibat mesin yang tak sengaja dinyalakan oleh pekerja lain yang tidak tahu kalau sedang ada perbaikan di mesin tersebut. Bahaya-bahaya keselamatan kerja tersebut bergantung dari mesin yang sedang diperbaiki. Tabel 2. Jenis Bahaya Pekerjaan Maintenance Jenis Bahaya Asal Bahaya Bahaya Mekanik Bahaya Tegangan Listrik Tinggi Bahaya Ledakan dari Tekanan Tinggi Mesin di PT Kalbe Farma yang memiliki fungsi untuk memindahkan produk (conveyor), memutar produk, mengisi obat ke dalam kemasan ataupun memasukkan produk ke dalam paket. Tegangan listrik yang tinggi ini biasanya terdapat pada control panel mesin-mesin yang membutuhkan daya listrik besar. Tegangan listrik yang terdapat di mesinmesin ini bisa mencapai hingga 400 volt. Mesin-mesin yang memproses produk dalam tekanan udara yang tinggi. Jika tekanan udara ini melebihi batas yang dapat ditoleransi oleh mesin, maka mesin dapat meledak. Risiko-risiko keselamatan kerja yang terkait dengan proses pekerjaan operator maintenance terutama terjadi dalam proses-proses elektrikal yang bersentuhan langsung dengan sumber energi. Risiko-risiko tersebut dapat dihitung dari perkalian

probabilitas terjadinya kecelakaan, pajanan pekerja kepada sumber bahaya serta konsekuensi yang ditimbulkan jika terjadi kecelakaan. Pada pekerjaan maintenance, nilai probabilitas adalah 3 (tidak biasa namun mungkin). Nilai ini diberikan karena pernah terjadi sebuah kecelakaan pada proses maintenance dan sudah ada sistem tag-out yang bisa memberikan informasi kepada pekerja lain agar tak menggunakan mesin yang sedang diperbaiki. Nilai pajanan maintenance adalah 3. Hal ini dikarenakan operator maintenance mendapatkan jadwal untuk melakukan maintenance rata-rata 2 kali per bulan untuk setiap mesinnya. Sedangkan, nilai konsekuensi dibagi menjadi 2 jenis: pada mesin yang memiliki energi kinetik sebagai bahaya utama, nilai konsekuensi yang diberikan adalah 25 karena mesin tersebut diperkirakan memiliki dampak maksimal berupa cacat permanen seperti tangan terpotong. Pada mesin yang memiliki bahaya utama berupa tegangan listrik tinggi (400 volt) atau mesin yang memiliki bahaya utama berupa tegangan tinggi sehingga dapat menyebabkan ledakan, nilai konsekuensi yang diberikan adalah 50 karena mesin tersebut diperkirakan dapat menimbulkan risiko kematian terhadap operator maintenance. Rekapitulasi risiko keselamatan pada pekerjaan maintenance dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3. Rekapitulasi Risiko Pekerjaan Maintenance Mesin Jenis Bahaya Risiko Risiko (R0) : Awal Sesudah (R1) Jumlah Mesin (R0) (R1) Bahaya Kinetik Pemotong Energi /Alat 225 7.5 0.03 90 buah Bahaya listrik/ tinggi tegangan tekanan 450 15 0.03 21 buah Cost yang dikeluarkan untuk mengadakan LOTO dan benefit yang didapat dari pengadaan LOTO tersebut perlu dihitung untuk menentukan besaran BC Ratio. Karena terdapat 2 jenis nilai risiko, maka nilai benefit pun terbagi menjadi 2.

Tabel 4. Cost Pemasangan LOTO per Mesin di PT Kalbe Farma Tahun 2012 Jumlah Nama Barang Harga satuan Harga (Rp) (Rp) 2 Masterlock Safety Padlock tipe 406 1 Masterlock Lockout Hasp tipe 428 145.000 290.000 45.000 45.000 1 Label tag-out 26.204 26.204 Total Harga 361.204 Tabel 5. Benefit Pemasangan LOTO per Mesin Untuk RisikoTerjepit/Terpotong No. Komponen Jenis Benefit Nilai 1. Pengobatan Langsung Rp. 0,00 2. Kompensasi Langsung Rp. 0,00 3. Transportasi ke rumah sakit Langsung Rp. 100.000,00 4. Biaya penundaan produksi Tidak langsung Rp. 0,00 5. Biaya work-hour yang hilang Tidak langsung Rp. 546.000,00 Total Estimasi Benefit Rp. 646.000,00

Tabel 6. Benefit Pemasangan LOTO per Mesin Untuk Risiko Kematian No. Komponen Jenis Benefit Nilai 1. Pengobatan Langsung Rp. 0,00 2. Kompensasi Langsung Rp. 0,00 3. Transportasi ke rumah sakit Langsung Rp. 100.000,00 4. Biaya penundaan produksi Tidak langsung Rp. 0,00 5. Biaya work-hour yang hilang 6. Biaya perekrutan dan pelatihan pekerja baru Tidak langsung Rp. 546.000,00 Tidak langsung Rp. 1.500.000,00 Total Estimasi Benefit Rp. 2.046.000,00 Pembahasan Awali pembahasan dengan merangkum hasil. Jangan mengulang angka-angka yang tercantuk dalam tabel. Pembahasan menjelaskan hasil riset. Hasil (data dan informasi) yang didapat dijelaskan dengan merujuk temuan-temuan (riset-riset lain, teoriteori yang telah mapan, keterangan umum dalam buku teks, observasi lapangan dan data kualitatif lain). Jelaskan temuan penting apa yang didapat, apakah tujuan riset tercapai, apa kontribusinya bagi perkembangan ilmu dan kesehatan masyarakat. Jika tujuan riset tidak tercapai, jelaskan sebab-sebabnya. Sebutkan secara singkat keterbatasan riset ini dan kemungkinan (usulan) solusinya. Gunakan format APA untuk sistem referensi dan sangat dianjurkan menggunakan program EndNote (Gorini, 2003). Hanya referensi yang dikutip, bukan hanya dibaca, yang boleh dicantumkan dalam daftar pustaka. Informasi referensi dalam daftar pustaka harus lengkap dapat menunjukkan jenis publikasinya (nama penulis, tahun, judul, jenis pubikasi [buku, jurnal, laporan, tesis/skripsi, sumber elektronik, peraturan, dll], kota, penerbit) (Cargill & O Connor, 2009; Peat, Elliott, Baur, & Keena, 2002). [Calibri, 12, normal, rata kiri-kanan] Perbandingan nilai risiko sebelum dan sesudah pengendalian dengan menggunakan LOTO perlu dilakukan untuk mendapatkan estimasi nilai rupiah yang bisa disimpan dari berkurangnya risiko setelah pengendalian dengan menggunakan LOTO. Pada perbandingan risiko sebelum dan sesudah pemasangan LOTO ini, nilai komponen risiko yang berubah hanyalah nilai pajanan. Nilai pajanan ini berubah dari nilai 3 ke 0.01 sehingga terdapat perbandingan risiko yang konstan pada semua mesin yang dipasang LOTO yaitu senilai 0.03. Rasio benefit-cost dilakukan untuk menilai dari sisi ekonomi apakah sebuah program pengendalian layak diterapkan atau tidak. Rasio benefit-cost ini dihitung per mesin. Dengan menggunakan data dari tabel 6.2, 6.3, dan 6.4 total benefit untuk risiko

terjepit/terpotong adalah Rp. 282.000,00 sedangkan risiko kematian adalah Rp. 1.782.000,00 sedangkan total cost adalah Rp. 361.204,00. Karena terdapat 2 jenis benefit, maka rasio benefit-cost pun terbagi menjadi 2 jenis. Tabel 7. Rasio BC Risiko Terjepit/Terpotong dan Kematian Jenis Risiko Besar Benefit (B) Besar Cost (C) Rasio BC (B/C) Risiko terjepit/terpotong Rp. 646.000,00 Rp. 361.204,00 1.79 Risiko Kematian Rp. 2.046.000,00 Rp. 361.204,00 5.66 Nilai akhir rasio benefit-cost pemasangan LOTO untuk pengendalian risiko keselamatan kerja di PT Kalbe Farma Tbk. adalah 1.79 dan 5.66 (BC>1). Dengan nilai rasio BC tersebut, pemasangan LOTO layak untuk dilakukan dari pandangan finansial. Estimasi biaya kerugian setelah pemasangan LOTO (L1) dihitung per mesin. Data yang digunakan adalah perbandingan risiko setelah dan sebelum pengendalian sebesar 0.03 serta biaya-biaya yang dapat timbul jika terdapat kecelakaan (benefit) yang meliputi benefit untuk risiko terjepit/terpotong dan risiko kematian. Estimasi biaya kerugian setelah pemasangan LOTO (L1) dapat dilihat dalam Tabel 8. Tabel 8. Estimasi Biaya Kerugian Setelah Pemasangan LOTO (L1) Jenis Risiko Perbandingan Risiko ( R) Benefit Awal (L0) L1 ( Rx L0) Biaya yang Disimpan (L0-L1) Risiko Terjepit/Terpotong 0.03 646.000 19.380 626.620 Risiko Kematian 0.03 2.046.000 61.380 1.984.620 Nilai biaya yang dapat timbul setelah pemasangan LOTO (L1) diprediksi dapat turun hingga Rp. 19.380,00 per mesin untuk mesin dengan risiko terjepit/terpotong dan Rp. 61.380,00 atau penurunan biaya setelah pemasangan LOTO diprediksi sebesar Rp. 626.620,00 per mesin dengan risiko terjepit/terpotong dan Rp. 1.984.620,00 per mesin dengan risiko kematian. Estimasi biaya yang bisa disimpan terbagi menjadi 2 jenis, estimasi biaya yang bisa disimpan dari mesin yang memiliki risiko terjepit/terpotong dan mesin dengan risiko kematian. Pada mesin yang memiliki risiko terjepit/terpotong, estimasi biaya yang disimpan per mesin setelah pemasangan LOTO adalah Rp. 626.620,00. Dengan jumlah mesin yang memiliki risiko terjepit/terpotong adalah 90, maka total estimasi biaya yang disimpan adalah Rp. 56.395.800,00. Sedangkan untuk mesin dengan risiko menyebabkan kematian, estimasi biaya yang disimpan per mesin setelah

pemasangan LOTO adalah Rp 1.984.620,00. Dengan jumlah mesin yang memiliki risiko kematian adalah 21, maka total estimasi yang bisa disimpan adalah Rp. 41.677.020,00. Total estimasi biaya yang bisa disimpan setelah pemasangan LOTO untuk mengurangi risiko keselamatan pada pekerjaan maintenance di seluruh mesin PT Kalbe Farma adalah Rp. 98.072.820,00. Tabel 9. Total Jumlah Biaya Yang Bisa Disimpan Jenis Risiko Biaya Yang Disimpan (L0-L1) Jumlah Mesin (n) Jumlah Biaya Yang Bisa Disimpan (n(l0-l1)) Risiko Terjepit/Terpotong 626.620 90 56.395.800 Risiko Kematian 1.984.620 21 41.677.020 Total Jumlah Biaya Yang Bisa Disimpan 98.072.820 Kesimpulan dan Saran Nilai risiko pekerjaan maintenance setelah pemasangan LOTO terdiri dibandingkan dengan nilai risiko pekerjaan maintenance sebelum pemasangan LOTO adalah 0.03 karena terdapat perubahan pada nilai probabilitas. Nilai Rasio BC (benefit-cost) adalah 1.79 untuk mesin-mesin dengan risiko terjepit/terpotong dan 5.66 untuk mesin-mesin dengan risiko kematian (BC>1). Dengan nilai rasio BC tersebut, pemasangan LOTO layak untuk dilakukan.total estimasi biaya yang bisa disimpan setelah pemasangan LOTO untuk mengurangi risiko keselamatan pada pekerjaan maintenance di seluruh mesin PT Kalbe Farma adalah Rp. 98.072.820,00. Sebaiknya segera dilakukan pemasangan LOTO dan diprioritaskan pada semua mesin karena memiliki nilai risiko sebesar 225-450. Apabila pemasangan LOTO dengan kombinasi dari 2 lock dan 1 hasp masih terasa memberatkan, maka PT Kalbe Farma dapat melakukan pemasangan LOTO dengan 1 lock saja. PT Kalbe Farma sebaiknya melakukan sosialisasi kepada pekerja maintenance dan pekerja lain tentang LOTO karena dari pengamatan lapangan, banyak pekerja yang tidak tahu tentang fungsi LOTO. PT Kalbe Farma juga sebaiknya melakukan perbandingan biaya-biaya manfaat (benefit) dan biaya-biaya pengendalian risiko dari berbagai macam program yang lain sebagai upaya advokasi dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja kepada pihak manajemen perusahaan.

Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas yang telah membantu tekhis dan mendanai riset ini. Daftar Pustaka Health Safety Executive. Cost Benefit Analysis (CBA) checklist.november 27,2012. http://www.hse.gov.uk/risk/theory/alarpcheck.htm Liberty Mutual Research Institute. (2010). 2010 Liberty Mutual Workplace Safety Index. PT Kalbe Farma Tbk. "Controlled Copy OHS&E." Prosedur tetap, Bekasi, 2012. Standards Australia and Standards New Zealand. (2004). Risk management AS/NZS 4360:2004. Sydney: Standards Australia International Ltd. Tanpa nama. Menakertrans: Dianggap Beban, K3 Belum Jadi Prioritas.November 22,2012. http://www.investor.co.id/home/menakertrans-dianggap-beban-k3-belum-jadiprioritas/34719. Standards Australia and Standards New Zealand. (2004). Risk management AS/NZS 4360:2004. Sydney: Standards Australia International Ltd. Yanuar, Muzdalipah. Hubungan Pengawasan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dengan Efektivitas Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Skripsi, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2011.