PENERAPAN QUANTUM TEACHING DI SD TIMBUSENG MAKASSAR IBM QUANTUM TEACHING ON TIMBUSENG ELEMENTARY TEACHERS MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

siswa yang memilih menyukai pelajaran fisika, sedangkan 21 siswa lagi lebih memilih pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan olahraga, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS IV SDN MINOMARTANI 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan Nasional (UU No. 20/2003),menyatakan: Manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun Sejalan dengan pernyataan di atas, Munib (Daryanto, 2004: 34)

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sesuatu informasi agar saling memahami satu sama lain. Oleh karena

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

dapat dikatakan berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Menurut Susanto (2013: 4) Belajar adalah suatu aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. proses pengembangan potensi dirinya agar dapat menghadapi perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru siswa, kurikulum,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 KEDAWUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bertujuan agar guru menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN SINGOYUDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 telah menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Untuk mencapai itu, perlulah prilaku kritis dipupuk sejak dini,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

Siti Mawaddah, Raihanatul Jannah

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

Irdes Hidayana Siregar dan Rita Juliani Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DI SD TIMBUSENG MAKASSAR IBM QUANTUM TEACHING ON TIMBUSENG ELEMENTARY TEACHERS MAKASSAR Nur Abidah Idrus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar e-mail: nurabidah@yahoo.co.id Abstrak Belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatanyang secara sadar telah terencana. Dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung keberhasilan pengajaran. Usaha perencanaan pengajaran diupayakan agar peserta didik memiliki kemampuan maksimal dan meningkatkan motivasi, tantangan dan kepuasan sehingga mampu memenuhi harapan baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun peserta didik sebagai penggarap ilmu pengetahuan. Kata Kunci: Pelatihan, Pembelajaran inovatif, Quantum Teaching. Abstract Teaching and learning in schools is a series of activities has been planned consciously. With good planning will support the teaching success. Planning efforts pursued teaching so that learners have the ability to leverage and increase motivation, challenges and satisfaction so as to better meet the expectations of the teacher as a carrier material and the students as tenants science. Keyword: Training, Inovatif learning, Quantum Teaching ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN MITRA Pada pembelajaran konvensional yang sering dilakukan guru suasana kelas cenderung teacher-centered (berpusat pada guru) sehingga siswa menjadi pasif, jenuh dan bosan. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan pendekatan tersebut, sebab tidak memerlukan alatdan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas. Oleh karena itu, seorang guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih termotivasi dan lebih memahami materi ajar. Kosasih (Solihatin dan Raharjo, 2007) menjelaskan bahwa pemilihan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru/dosen. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa ketepatan dalam memilih model dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa. Jarolimek (Solihatin dan Raharjo, 2007) model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru berpengaruh terhadap kualitas proses belajar mengajar yang dilakukannya. Wahab (Solihatin dan Raharjo, 2007). Pembelajaran yang dilaksanakan secara efektif dengan strategi pembelajaran yang tepat guna pula mampu menciptakan suasana proses Jurnal Publikasi Pendidikan 227

belajar mengajar yang kondusif dan merancang aktifitas belajar siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Karena bagaimanapun hasil belajar siswa tidak dapat dicapai secara maksimal jika kondisi dan situasi proses belajar mengajar yang dilaksanakan tidak memberikan ruang dan gerak kepada siswa dalam menggali dan mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran berikut media yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Berkaitan dengan itu, maka perlu dicari solusi yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut, dalam hal ini guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi murid yang memungkinkan murid semakin terlatih/terbiasa dalam membaca. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menarik minat murid dalam belajar adalah metode Quantum Teaching. Metode Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya, serta menyertakan segala kaitannya, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi. Quantum Teaching merupakan salah satu metode pembelajaran yang menguraikan tentang cara-cara baru yang memudahkan proses pembelajaran dan menekankan pada terciptanya suasana yang menyenangkan sehingga termotivasi untuk belajar dan mempunyai kemauan untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar. Permasalahan yang dihadapi oleh guruguru SD Timbuseng (Mitra) dalam program penerapan Ipteks bagi Masyarakat (IbM ) ini adalah sebagai berikut: 1. Guru-guru di SD Timbuseng kurang mendapatkan pelatihan tentang pendekatan pembelajaran inovatif. 2. Siswa sebagai peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya keterampilan membaca merasa jenuh mengikuti proses pembelajaran yang tidak variatif/beragam sehingga mempengaruhi ketuntasan belajar. 3. Selama ini siswa hanya diberikan bacaan/materi tanpa dibimbing dan diarahkan dan melahirkan pengetahuan awal siswa. Manfaat yang diperoleh bagi masyarakat dalam Penerapan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) adalah sebagai berikut : 1. Guru-guru di SD Timbuseng (Mitra) dapat memiliki Pengetahuan mengenai pendekatan pembelajaran inovatif. 2. Guru-guru di SD Timbuseng terampil dalam mengelola kelas dengan metode yang bervariasi, sehingga memperkaya proses pembelajaran yang semakin baik. 3. Siswa dapat meningkatkan motivasi belajar melalui pembelajran inovatif yang diterapkan oleh guru. Luaran kegiatan pelatihan ini : 1. Meningkatkan pengetahuan guru guru khususnya di SD Timbuseng mengenai pendekatan pembelajaran inovatif. Jurnal Publikasi Pendidikan 228

2. Meningkatkan keterampilan mengelola kelas dengan metode yang bervariasi, sehingga memperkaya proses pembelajaran yang semakin baik. 3. Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman peserta didik melalui metode/strategi yang lebih bervariasi. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, biaya, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan. Apabila faktor-faktor tersebut dapat terpenuhi sudah tentu akan memperlancar proses belajar-mengajar, yang akan menunjang pencapaian hasil belajar yang maksimal yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini tercantum dalam undang-undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional (2009: 2) menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, antara lain dengan perbaikan mutu belajar-mengajar. Belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan yang secara sadar telah terencana. Dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung keberhasilan pengajaran. Usaha perencanaan pengajaran diupayakan agar peserta didik memiliki kemampuan maksimal dan meningkatkan motivasi, tantangan dan kepuasan sehingga mampu memenuhi harapan baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun peserta didik sebagai penggarap ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan hal yang sangat urgen bagi setiap orang dalam rangka pengembangan potensi diri. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir dan termotivasi diri sendiri. Masalah ini banyak dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi kuliah, memecahkan persoalan, atau mengapliksaikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah, antara lain dengan perbaikan mutu belajar-mengajar. Belajar mengajar di sekolah merupakan serangkaian kegiatan yang secara sadar telah terencana. Dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung keberhasilan pengajaran. Usaha perencanaan pengajaran diupayakan agar peserta didik memiliki kemampuan maksimal dan meningkatkan motivasi, tantangan dan kepuasan sehingga mampu memenuhi harapan Jurnal Publikasi Pendidikan 229

baik oleh guru sebagai pembawa materi maupun peserta didik sebagai penggarap ilmu pengetahuan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menarik minat murid dalam belajar adalah metode Quantum Teaching. Metode Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya, serta menyertakan segala kaitannya, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi. Quantum Teaching merupakan salah satu metode pembelajaran yang menguraikan tentang cara-cara baru yang memudahkan proses pembelajaran dan menekankan pada terciptanyasuasana yang menyenangkan sehingga termotivasi untuk belajar dan mempunyai kemauan untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar. Quantum Teaching adalah suatu metode pembelajaran yang menyenangkan dengan interaksi antara guru dan murid yang terjalin dengan baik. Metode Quantum Teaching membantu dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan cara memanfaatkan unsur-unsur yang ada pada murid, misalnya rasa ingin tahu murid dan lingkungan belajar melalui interaksi-interaksi yang terjadi di dalam kelas. Metode ini mempunyai kerangka pembelajaran berupa TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan). Tujuan dari pelatihan ini adalah : (1) Meningkatkan pengetahuan guru-guru khususnya di SD Timbuseng mengenai pendekatan pembelajaran inovatif. (2) Meningkatkan keterampilan mengelola kelas dengan metode yang bervariasi, sehingga memperkaya proses pembelajaran yang semakin baik. (3) Meningkatkan motivasi siswa dengan penerapan pembelajaran yang lebih inovatif/strategi yang lebih bervariasi. BAHAN DAN METODE Sebelum terjun ke lokasi Penerapan Ipteks bagi masyarakat (IbM) terlebih dahulu menyiapkan materi model pembelajaran Quantum Teaching menyiapakan materi pelatihan, spidol, alat tulis, LCD, kertas catatan/note book. Metode utama yang ditempuh dalam penerapan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini adalah sebagai berikut : 1. Pada waktu penyajian materi penyuluhan, metode yang digunakan adalah : ceramah dan tanya jawab. 2. Pada saat pelatihan Quantum Teaching yang digunakan adalah demonstrasi atau praktek. Metode ceramah yang digunakan untuk menyampaikan materi terhadap mitra yakni memberikan penjelasan atau pemahaman tentang tahap pelaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching. Metode tanya jawab digunakan untuk umpan balik terhadap materi yang telah dijelaskan. Mitra diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai proses model pembelajaran Quantum Teaching. Metode demontrasi digunakan untuk mendemontrasikan bagaimana langkah-langkah penerapan model pembelajran snowbaall trhowing, mitra langsung mempergakan langkah-langkah Quantum Teaching. Jurnal Publikasi Pendidikan 230

Masalah-masalah yang dikemukakan di atas, solusinya adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan pengetahuan guru guru khususnya di SD Timbuseng mengenai pendekatan pembelajaran inovatif. (2) Meningkatkan keterampilan mengelola kelas dengan metode yang bervariasi, sehingga memperkaya proses pembelajaran yang semakin baik. (3) Meningkatkan motivasi peserta didik melalui metode/strategi yang lebih bervariasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan pada pelatihan ini adalah Pelaksanaan kegiatan pelatihan pada guru guru di SD Timbuseng dengan memberikan gambaran permasalahan konkret pada materi pelajaran. 1) Alami: Guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata siswa dengan kategori kurang. 2) Alami: Mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang guru memberikan LKS kepada masingmasing kelompok dengan kategori kurang, 3) Alami: Guru mengamati proses diskusi sambil membimbing kelompok yang kesulitan dengan kategori cukup, 4) Namai: Pada tahapan ini siswa melaporkan hasil pekerjaannya dengan kategori kurang. Guru menamai hasil pekerjaan dan kesimpulan yang telah disampaikan siswa sehingga siswa mendapatkan konsep, model, dengan kategori kurang. 5) Demonstrasikan: Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya dengan mendemonstrasikan hasil pekerjaan didepan teman-temannya dengan kategori kurang. 6) Ulangi: Pada tahapan ini guru menjelaskan secara ulang tentang konsep pada, sehingga siswa tahu kategori kurang. Guru memberi soal latihan yang dikerjakan secara individual dalam kategori cukup. 7) Rayakan: Setelah siswa berhasil dalam mengerjakan soal latihan maka sebelum ditutup perlu dirayakan sehingga siswa bersemangat dalam pembelajaran dalam ketegori kurang. Guru terkadang lupa dalam memberikan motivasi apabila ada salah satu murid atau kelompok yang mengungkapkan pendapat. Peserta menyadari bahwa materi yang diberikan sangat memberikan motivasi dan keberagaman dalam mengajar. Peserta yang mengikuti pelatihan adalah semua guru-guru SD Timbuseng Kotamadya Makassar serta honorer yang sudah cukup berpengalaman dalam pembelajaran. Dan pada saat pelatihan berlangsung mereka sangat antuasias mengikuti proses pelatihan. Hasil pelatihan ini sangat memperkaya pengetahuan yang dapat dijadikan bekal untuk masa yang akan datang. Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan ini menunjukkan bahwa apa yang diajukan pada rumusan masalah dapat terlaksana dengan baik dan terarah. Dari hasil kegiatan pelaksanaan ini mendapatkan suatu jawaban bahwa metode Quantum Teaching sangat memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa serta dapat memperkaya kompetensi pengajar dalam hal variasi pembelajaran. Sesuai hasil belajar dari metode Quantum Teaching didapatkan hasil/informasi bahwa selama ini kebanyakan pengajar masih menerapkan pendekatan yang konvensional. Dalam Jurnal Publikasi Pendidikan 231

pengelolaan pada proses di kelas tugas guru adalah membantu murid mencapai tujuannya, bagaimana menerapkan membaca pemahaman yang lebih efektif, Tugas guru mengelolah kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi murid. Pengetahuan guru-guru tentang pendekatan inovatif masih sangat terbatas. Olehnya itu, dapat disimpulkan bahwa guru-guru di SD Timbuseng Kotamadaya Makassar pada kegiatan ini memperoleh peningkatan wawasan tentang metode Quantum Teaching yang sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan mengajarkhususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan hasilnya menunjukkan nilai positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching. Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar (SD) Kelas V. Jakarta Depdikbud. DePorter, Bobbi dkk. 2000. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learning di ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta Enny Wahyuni. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Model Pembelajaran Koperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) pada Kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 5 Mariso. Skripsi Unismuh Makassar. DAFTAR PUSTAKA A la. 2010. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa Ayudia, Fitri. 2007. Kesiapan Guru Sejarah SMA Negeri di Kabupaten Brebes Utara dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun ajaran 2007/2008. Tersedia pada:http:digilib. unnes.ac.id/gsdl/colled/skripsi/index/asso c/hasho1b8/9390 bb4. dir/doc.pdf Diakses pada tanggal 3 Oktober 2010. Bundu. Patta & Ratna Kasim. 2000. Konsep Dasar IPA I. Makassar. Universitas Negeri Makassar. Basiran. 1999. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Depdikbud. 1995. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-garis Besar Program Jurnal Publikasi Pendidikan 232