BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dengan teori-teori berikut ini (Shield dan Shield, 1998 dalam Sumarno, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi organisasi, namun sebuah sistem pengendalian tertentu hanya efektif

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis (Darsono, 2010). mengemukakan bahwa dalam penyusunan anggaran perlu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Argyris (1957) (dikutip dari Brownell dan McInnes (1983). Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat manajemen yang digunakan untuk mengendalikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif mendorong perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. antara fakta dan teori. Keputusan tersebut merupakan penafsiran dari hal-hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja organisasi yang optimal tergantung dari bagaimana perusahaaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada

BAB II LANDASAN TEORI. disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan kunci penting bagi seluruh jenis organisasi, baik

PENGARUH USIA, KEINGINAN SOSIAL DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. waktu yang akan datang dapat diukur (Handoko, 1997). berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. anggaran partisipatif dengan kinerja manajerial. untuk beroperasi lebih efisien dan efektif. Untuk itu pihak manajemen harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut (Hansen dan Mowen [1997]). Proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PERANAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL (Survei pada BAPPEDA Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dinyatakan dalam satuan moneter standar. Anggaran dapat berupa rencana jangka

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang. Anggaran menjadi alat manajerial yang umum digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun Piaget

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasaan, dan ketenangan. Resort berarti tempat beristirahat untuk sementara waktu.

CHRISTINE PRAMITA W.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakibatkan lingkungan organisasi yang tidak pasti, sementara sumberdaya yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

/BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan pada dunia baik yang ada di luar negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan dalam jangka pendek yang dinyatakan dalam unit

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KESENJANGAN ANGGARAN DAN MOTIVASI KERJA PADA PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemimpin dengan kondisi yang tepat. Teori yang dikemukakan oleh fiedler s ini

BAB I PENDAHULUAN. publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis saat ini begitu pesat, kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. dipimpin oleh satu hierarki manajer, dengan chief exeutive officer (CEO) pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep dan Peranan Anggaran. dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan global akan menyebabkan suatu ketidakpastian dalam lingkungan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang penelitian yang mendasari penulis untuk

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pertumbuhan yang pesat tersebut mengakibatkan terjadinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana setiap tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mardiasmo,

Pratama Ilham Safitrie B

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian melihat ke belakang, yaitu melihat apa yang telah dihasilkan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan timbulnya suatu ketidakpastian lingkungan bisnis. Hal ini akan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai dampak yang besar terhadap perencanaan tujuan dan

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

Kategori manakah dibawah ini yang menjelaskan dengan baik alasan yang diberikan oleh atasan Anda ketika revisi anggaran dibuat?alasannya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha pada saat ini diharapkan pada banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. untuk beroperasi seefisien mungkin. Untuk itu pihak manajemen harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah laporan-laporan formal sumber daya-sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu. mempertahankan kelangsungan hidup serta mampu untuk maju dan terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL. Silfi Lestari Wijaya Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi UNISMA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis makin berkembang dan persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan organisasi hingga tujuan

Oleh : DIDHIK HERMANSAH B

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin kompleks dan di sisi lain industri perbankan

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN JOB RELEVANT INFORMATION DAN KEPUASAN KERJA VARIABEL MODERATING

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Manajerial Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan efektivitas kinerja organisasional. Menurut Mahoney dkk. (1963) yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatankegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, supervise, pengaturan staf, negosiasi dan representasi. Stoner dkk. (1992) memberikan definisi kinerja manajerial adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja merupakan penampilan hasil kerja baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja individu, perlu dilakukan pengkajian terhadap teori kinerja. Secara umum faktor fisik dan non fisik sangat mempengaruhi. Berbagai kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi kondisi dalam bekerja. Selain itu, kondisi lingkungan fisik juga akan mempengaruhi berfungsinya faktor lingkungan non fisik. Pada kesempatan ini pembahasan di fokuskan pada lingkungan non-fisik, yaitu kondisi-kondisi yang sebenarnya sangat melekat dengan sistem manajerial perusahaan.

Menurut Prawirosentono (1999) pada website http://cokroaminoto. wordpress.com/2007/06/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-individurespon-untuk-zaenul/ di download tanggal 20 Juli 2010 kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan/upah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu: variabel individu, variabel psikologis dan variabel organisasi. Menurut Gibson (1987) pada website http://cokroaminoto.wordpress.com /2007/06/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-individu-respon-untuk-zaenul/ di download tanggal 20 Juli 2010 kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan ketrampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis. Kelompok variabel organisasi terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Menurut Kopelman (1986) pada website http://cokroaminoto.wordpress.com/2007 /06/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhikinerja-individu-respon-untuk-zaenul/ di download tanggal 20 Juli 2010 variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manejerial secara langsung adalah faktor individu yaitu kemampuan dan keterampilan, faktor psikologis yaitu sikap dan kepribadian serta faktor organisasi yaitu sumber daya, kepemimpinan dan imbalan. 2.1.2. Anggaran Partisipatif Anggaran partisipatif memberikan dampak positif terhadap prilaku karyawan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerjasama di antara para manajer. Meskipun demikian, bentuk keterlibatan si pelaksana anggaran di sini dapat bervariasi, tidak sama satu organisasi dengan yang lain. Siegel dan Ramanauskas-Marconi, (1989) dalam Clinton dan Hunton (2001) menyatakan bahwa tidak ada pandangan yang seragam mengenai siapa saja yang harus turut berpartisipasi, seberapa dalam mereka terlibat dalam pengambilan keputusan dan beberapa masalah menyangkut partisipasi. Organisasi harus memutuskan sendiri batasan-batasan mengenai partisipasi yang akan mereka terapkan. Anggaran merupakan rencana jangka pendek (biasanya satu tahun) perusahaan untuk melaksanakan sebagaian rencana jangka menengah dan jangka panjang yang berisi langkah-langkah strategi untuk mewujudkan strategi objektif tertentu beserta taksiran sumber daya yang diperlukan. Nafarin (2007) mengemukakan bahwa anggaran merupakan suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang disahkan.

Kenis (1979) mengemukakan bahwa dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan prilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan halhal berikut ini : 1. Anggaran harus dibuat serealistis mungkin, secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan. 2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran. 3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan tetapi termotivasi. 4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang memungkinkan dapat segera diantisipasi lebih dini. Menurut Brownell (1980), partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran, sementara Chong dkk (2002) menyatakan sebagai proses di mana si pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran. Kesempatan yang diberikan diyakini dapat meningkatkan pengendalian dan rasa keterlibatan dikalangan si pelaksana anggaran. Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa partisipasi manajer dalam proses penyusunan anggaran menunjukkan seberapa besar tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran. Hal

ini diperlukan agar para manajer merasa lebih puas dan produktif dalam bekerja karena adanya negosiasi dalam keputusan terhadap target anggaran yang mengakibatkan timbulnya perasaan berprestasi dengan komitmen yang dimiliki. Banyak penelitian di bidang akuntansi manajemen yang menaruh perhatian terhadap masalah partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, karena anggaran partisipatif dinilai mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan prilaku anggota organisasi. Partisipasi pekerja dalam proses penyusunan anggaran dapat mengakibatkan motivasi untuk mencapai target yang ditetapkan dalam anggaran, selain itu anggaran partisipatif juga menyebabkan sikap respek bawahan terhadap pekerjaan dan perusahaan (Milani, 1975). Cherrington dan Cherrington (1973) menemukan hubungan yang positif antara partisipasi dengan kepuasan kerja dan kinerja manajerial. Studi eksperimental tersebut menguji pengaruh pengendalian melalui anggaran dan pemberian penghargaan terhadap kepuasan kerja dan kinerja manajerial. Argyris (1952) yang melakukan penelitian empiris terhadap proses penyusunan anggaran pada empat perusahaan manufaktur skala menengah menemukan adanya disfungional anggaran terhadap sikap dan prilaku. Anggaran yang terlalu menekan cenderung menimbulkan sikap agresi bawahan terhadap atasan dan menyebabkan ketegangan dan hal tersebut justru tidak memotivasi bawahan untuk meningkatkan kinerjanya, bahkan menyebabkan inefisiensi sebagai dampak dari penyusunan anggaran yang kaku dengan target yang sulit dicapai. Disamping itu, Merchant (1981) menemukan hasil bahwa dengan partisipasi anggaran yang tinggi

akan berdampak kepada menurunnya kinerja yang dipengaruhi oleh kesenjangan anggaran yang timbul akan partisipasi yang tinggi didalam penyusunan anggaran tersebut. Hal ini terjadi akibat terbuka seluas-luasnya bagi bawahan untuk berpartisipasi terhadap proses penyusunan anggaran. 2.1.3. Kesenjangan Anggaran Siegel & Marconi (1989) dalam Puspaningsih (2002) menyatakan bahwa kesenjangan anggaran merupakan usaha yang dapat dibuat oleh manajer sehubungan dengan partisipasi dalam penganggaran. Manajer membuat kesenjangan ini dengan mengestimasikan pendapatan lebih rendah, biaya lebih tinggi atau mengestimasikan terlalu tinggi jumlah input yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu unit output. Hopwood (1976) menyatakan bahwa kesenjangan anggaran merupakan suatu usaha untuk memanipulasi target agar lebih mudah dicapai. Hal ini juga merupakan disfungsional organisasi yang justru akan mengakibatkan kinerja manajerial yang sebenarnya menjadi rendah karena target yang ditentukan terlalu rendah. Merchant (1981) menyatakan hubungan negative antara anggaran partisipatif dan kinerja manajerial dapat terjadi akibat tingkat partisipasi yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh kesenjangan anggaran yang timbul akibat partisipasi yang tinggi dalam penganggaran tersebut. Kesenjangan anggaran yang merupakan disfungsional dalam penganggaran ini adalah usaha yang dilakukan untuk melonggarkan anggaran dengan harapan dapat mencapai kinerja yang lebih baik.

2.1.4. Motivasi Kerja Menurut Mitchell (1982), motivasi merupakan suatu derajat di mana seseorang individu ingin dan berusaha untuk melaksanakan tugas dengan baik. Sedangkan Dhanim (2004) menjelaskan bahwa motivasi merupakan kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dalam arti kognitif, motivasi dianggap sebagai aktivitas individu untuk menentukan kerangka dasar tujuan dan penentuan apa yang diinginkan. Dalam arti afeksi motivasi merupakan sikap dan nilai dasar yang dianut oleh seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak atau tidak bertindak. Lebih lanjut Dhanim (2004), menyatakan bahwa terdapat 3 unsur esensial yang melekat dalam pengertian motivasi, yaitu pertama, faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal, kedua, tujuan yang ingin dicapai, dan ketiga, strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut. Faktor internal sebagai pendorong motif bersumber dari dalam diri individu itu sendiri seperti kepribadian, intelegensi, kebiasaan, kesadaran, minat, bakat, kemauan dan semangat. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar individu, yaitu lingkungan, seperti lingkungan sosial, tekanan dan regulasi keorganisasian. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, teori motivasi yang digunakan adalah expectancy theory yang dikemukakan oleh Vroom (1964) dan dikembangkan oleh Lyne (1995). Esensi teori ini adalah bahwa prilaku individu dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Dalam teori ini dijelaskan bahwa motivasi

adalah proses pilihan di antara beberapa alternative kegiatan sukarela. Menurut pandangan Vroom, sebagian besar individu dianggap berada di bawah pengendalian orang dan karenanya perlu dimotivasi. Ia menganjurkan untuk menerapkan prinsip kompensasi (reward) yang berkaitan dengan prilaku dan harus dilaksakan secara konsisten. Inti teori ini menurut Siagian (1999) terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada besarnya harapan bahwa tindakan tersebut akan menghasilkan sesuatu dan adanya daya tarik dari hasil tersebut bagi orang yang bersangkutan. Dhanim (2004) menemukan 2 konsep pemikiran yang mendasari motivasi, yaitu pengharapan dan nilai. Pengharapan merupakan keyakinan bahwa usaha seseorang akan membuahkan hasil. Nilai adalah tingkat kesenangan yang ada dalam diri individu untuk memperoleh sejumlah keuntungan. Oleh karenanya, tugas individual cenderung berbeda yang menyebabkan nilai (berupa insentif atau uang, prestasi yang dicapai, kesempatan untuk meningkatkan karir) yang diterima berbeda pula pada setiap kondisi. Jadi, nilai dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diharapkan dari pekerjaan yang dilakukan. 2.2. Review Peneliti Terdahulu Beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh anggaran partisipatif terhadap kinerja manajerial adalah Sinurat (2009) dengan judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job Relevant Information (JRI) dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PDAM di Provinsi Sumatera Utara

dengan hasil penelitian yaitu partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Maisyarah (2008) dengan judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating pada PDAM Provinsi Sumatera Utara dengan hasil penelitian yaitu partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Alfar (2006) dengan judul : Pengaruh Partisipasi Manajer Dalam Penganggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Budgetary Slack Sebagai Variabel Intervening dengan hasil penelitian yaitu partisipasi Manajer dalam penganggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial baik secara langsung maupun melalui kesenjangan anggaran sebagai variabel intervening. Yusfaningrum (2005) dengan judul : Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Tujuan Anggaran Dan Job Relevant Information (JRI) Sebagai Variabel Intervening (Penelitian Terhadap Perusahaan Manufaktur Di Indonesia) dengan hasil penelitian yaitu partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Adapun penelitian sebelumnya tersebut dapat juga dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Sinurat (2009) Maisyarah (2008) Alfar (2006) Yusfaningrum (2005) Judul Penelitian Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan JRI Dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PDAM di Provinsi Sumatera Utara Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PDAM Provinsi Sumatera Utara Pengaruh Partisipasi Manajer Dalam Penganggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Budgetary Slack Sebagai Variabel Intervening Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Tujuan Anggaran Dan Job Relevant Information (JRI) sebagai variabel intervening Variabel Yang Digunakan Variabel Independen (X) : Partisipasi Penyusunan Anggaran Variabel Dependen (Y) : Kinerja Manajerial Variabel Moderating : Job Relevant Information (JRI) dan Komunikasi Variabel Independen (X) : Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Variabel Dependen (Y) : Kinerja Manajerial Variabel Moderating : Komunikasi dan Komitmen Variabel Independen (X) : Partisipasi Anggaran Variabel Dependen (Y) : Kinerja Manajerial Variabel Intervening : Budgetary Slack Variabel Independen (X) : Partisipasi Anggaran Variabel Dependen (Y) : Kinerja Manajerial Variabel Intervening : Komitmen Tujuan Anggaran dan JRI Hasil Penelitian - Partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. - Partisipasi anggaran, JRI dan Komunikasi juga berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. - Partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. - Partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan komunikasi sebagai variabel moderating tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. - Partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. - Partisipasi Manajer dalam penganggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial baik secara langsung maupun melalui kesenjangan anggaran sebagai variabel intervening. - Partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. - Partisipasi anggaran juga berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja manajerial melalui komitmen tujuan anggaran. - Partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial melalui JRI.