BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Biologi merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN EKSTRAK BUAH Breynia sp DAN. KUNCUP DAUN JATI (Tectona grandis) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI LUGOL PADA KEGIATAN PRAKTIKUM

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 1. PENGAMATAN OBJEKLatihan Soal 1.3

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS ISOLASI NEMATODA TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE BARLENSE-TULGREEN DAN METODE BASKOM

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Spesimen Awetan dalam Blok Resin untuk Media Pembelajaran Biologi. Oleh: Budiwati Staf pengajar FMIPA UNY

PEWARNA ALTERNATIF DAUN JATI MUDA (Tectona grandis) DAN DAUN JAMBU MONYET (Annacardium occidentale L.)

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

PENGOLAHAN DAN PEMUSNAHAN LIMBAH LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN. karena dapat diolah menjadi berbagai macam menu dan masakan 1.Selain itu,

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN MELALUI METODE PARAFIN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM. Herbarium

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

PENGAWETAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sanitasi. Banyaknya lingkungan kita yang secara langsung maupun tidak lansung. merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

terhadap lingkungan (Khomsan, 2003). Kemasan polistirena foam atau Styrofoam

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN CUKA KAYU DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN. Oleh : Sri Komarayati

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

1. Pengertian Perubahan Materi

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Pendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP

Pengawetan pangan dengan pengeringan

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

MIKROSKOP A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Didalam pembuatan minyak goreng dapat dikelompokkan menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

MANISAN BASAH BENGKUANG

BAB III BAHAN DAN METODE

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

II. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup beserta lingkungan tempat hidupnya. Agar tujuan pembelajaran dapat terwujud dan tercapai dengan baik, diperlukan ketekunan dan ketrampilan serta semangat juang yang tinggi dari guru biologi, disamping adanya faktor yang mendukung proses pembelajaran. Salah satu yang mendukung adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran, karena dengan adanya media pembelajaran siswa dapat lebih mudah dan cepat untuk menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Apalagi mata pelajaran Biologi erat kaitannya dengan kegiatan praktikum yang dalam hal ini akan selalu membutuhkan media pembelajaran yaitu dalam bentuk preparat atau spesimen biologi (Roestiah, 2001). Preparat dapat berupa benda tiruan seperti : Torso, Poster, dan lainlain. Selain itu terdapat juga preparat asli atau benda sebenarnya yang terdiri atas contoh hewan dan tumbuhan, potongan struktur anatomis maupun histologis hewan dan tumbuhan. Preparat dapat berupa masih dalam keadaan hidup dan segar ataupun dalam bentuk awetan. Preparat yang paling mudah dan ekonomis adalah preparat awetan karena umumnya sudah tersedia dan dapat dipakai untuk generasi berikutnya, salah satu contohnya adalah awetan basah yang 1

2 direndam dalam Thinner. Namun pada dasarnya koleksi kering tersimpan dalam bentuk ditusuk jarum, ditempel pada kertas runcing, dimasukkan ke dalam kantong kertas / plastik bebas asam, dan awetan kaca (slide). Koleksi kering ditata di dalam kotak karton (unittray), dengan ph netral, disimpan di dalam kabinet logam kedap udara. Untuk mencegah terjadinya jamur, serangan hama dan mengurangi kecepatan penguapan akan penyimpanan dilakukan pengendalian suhu dan kelembaban udara supaya stabil. Suhu yang ideal untuk ruang koleksi adalah 20 sedangkan kelembaban sekitar 45-55%. Pengeringan spesiesmen dilakukan dengan oven yang dirancang sendiri oleh laboratorium di sesuaikan kebutuhan. Spesiesmen-spesiesmen yang sudah kaku supaya dapat diopset atau diatur posisi untuk diawetkan harus dilemaskan terlebih dahulu didalam eksikator (pelemas). Salah satu alat yang disebut Critical point dryer yang digunakan untuk membuat tubuh hewan yang berukuran mikro atau mini tidak mengerintingkan ketika dikeringkan untuk diopset lebih lanjut. Formalin digunakan untuk mengawetkan spesimen hayati, formalin dehida dalam larutan bergabung dengan protein dalam jaringan sehingga membuat keras dan tidak larut dalam air, keadaan ini mencegah pembusukan spesimen. Formalin dapat pula digunakan sebagai anti septik (Wilbraham. 1992) Bahan yang umum digunakan untuk mengawetkan spesimen adalah formalin. Formalin merupakan larutan formal dehida dalam air dengan kadar 36-40% yang berfungsi sebagai stabilisator agar formal degidanya tidak

3 mengalami polimerasi. Disamping dalam bentuk cairan, formalin dapat diperoleh bentuk tablet dan dalam bentuk gas H 2 C = 0 (Andi Wisastra, 1987). Bahwa formalin tergolong sebagai karsinogen yaitu senyawa yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu formalin dilarang digunakan untuk mengawetkan makanan dan minuman, melalui berbagai penelitian banyak ditemukan makanan yang diawetkan dengan menggunakan formalin misalnya pada tahu, ikan asin, mie basah dan lain-lain., sehingga perdagangan formalin dibatasi untuk keperluan medis, laboratorium dan industri-industri yang berhubungan dengan formalin. Hal itu ternyata berdampak negatif terhadap kreatifitas guru biologi, karena disamping menggunakan preparat awetan, guru juga dituntut dapat membuat sendiri serta mengajarkan cara-cara pengawetan preparat tadi kepada siswanya. Karena perdagangan formalin dibatasi, guru akan kesulitan untuk mendapatkan formalin guna proses pengawetan spesimen biologi. Untuk itulah perlu dicarikan alternatif lain, yaitu bahan yang dapat menggantikan formalin untuk proses pengawetan spesimen biologi. Adapun yang akan dijadikan bahan percobaan untuk pengawetan spesimen biologi adalah thinner. Thinner merupakan bahan pelarut cat yang sering dan paling banyak digunakan, terutama di industri permebelan dan thinner mempunyai kandungan sama dengan formalin, serta mudah didapat pasaran atau tokotoko bangunan. Menurut Koeswartadi (1999), menyatakan bahwa bahan pelarut dan pengecer cat termasuk thinner dapat bersifat racun, sehingga selain sebagai

4 pengecer juga dapat melindungi permulaan kayu yang dicat dari aktifitas serangga dan mikrobia. Dengan demikian sifat thinner sesuai dengan prinsip pengawetan spesimen. Pada prinsipnya awetan basah pada spesimen yaitu disimpan dalam thinner didalam botol-botol yang tertutup rapat, sebelim disimpan dalam botol spesimen disuntik formalin lalu dibersihkan selama dua hari, baru dimasukkan dalam botol dan diberi thinner. Untuk mencegah terjadinya serangan hama, jamur dan mengurangi kecepatan penguapan maka ruang penyimpanan dilakukan pengendalian suhu dan kelembaban udara yang stabil. Awetan kering : hasil eksplorasi dari hutan dipilih spesiesmen yang bagus kemudian dibius sampai mati dibedah diambil organ dalamnya dan dibersihkan, kemudian dikeringkan setelah kering bagian dalam diisi kapas dan serbuk. Pemberian serbuk bertujuan supaya bagian dalam awet. Kemudian dijahit kembali dengan rapi seperti bentuk aslinya. Spesiemenspesiesmen yang sudah kaku di opset / diatur dalam kotk kaca. Thinner tergolong sebagai minyak pengering (Driying oil) yaitu minyak yang mempercepat proses pengeringan cat tanpa berpengaruh terhadap warna cat itu sendiri. Thinner juga dapat mengeraskan jaringan hewan karena mengandung Aseton (HC=0). Dengan cara menghilangkan kandungan air (dehidrasi) di dalam jaringan hewan, sehingga dapat menggumpalkan protein, protein akan segera mengalami denaturasi termasuk

5 juga enzim pelisis menjadi inaktif. Hal ini akan mencegah antilisis pada jaringan hewan setelah dimatikan dan diawetkan (Morrison. 1992) Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan mengadakan penelitian tentang penggunaan thinner untuk pengawetan spesimen biologi. Adapun judul yang diambil pada penelitian ini adalah PENGGUNAAN THINNER SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI FORMALIN UNTUK PENGAWETAN SPESIMEN BIOLOGI PADA VERTEBRATA. B. Pembatasan Masalah Untuk menghindari agar pembahasan tidak menyimpang dari permasalahan maka perlu dibatasi permasalahannya sebagai berikut : 1. Obyek penelitian yang digunakan yaitu ikan mas (Carrasseius auratur), kodok (Rana sp), Kadal (Maboya Sp), kelelawar (Rhinoopus attinis). 2. Subyek penelitian yaitu thinner A (Produksi PT, Avian Paint). Untuk mengawetkan spesimen biologi. 3. Perendaman spesimen dalam thinner : 2 hari, 4 hari, 6 hari. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : Apakah thinner dapat digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi.

6 D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :Mengetahui apakah thinner dapat digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi sehingga dapat dijadikan pengganti formalin. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Memberikan sumbangan informasi tentang thinner yaitu disamping sebagai pengencer cat juga dapat dipakai untuk mengawetkan spesimen biologi. 2. Bagi Dunia Pendidikan Memudahkan proses pengawetan spesimen biologi sehingga guru dapat memanfaatkan sebagai media pembelajaran.