KOORDINASI CAMAT SECARA VERTIKAL DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI WILAYAH KECAMATAN NANUSA KABUPATEN TALAUD. Oleh : Serly Rosali Tawatuan

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN CAMAT SEBAGAI KOORDINATOR DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN FISIK DI KECAMATAN BOLANGITANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA 1

PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO. Oleh RICHY SUAWAH. Abstrak BAB I PENDAHULUAN

PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN SEBERANG ULU 1 KOTA PALEMBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. daerah memiliki perangkat masing-masing baik di tingkat provinsi maupu di

EFEKTIFITAS PENGAWASAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN SARANA FISIK DI KECAMATAN AERTEMBAGA KOTA BITUNG

Koordinasi. 1. Pengertian Koordinasi

MADE WIDHITAMA HARIANTO

KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (Studi di Desa Sinsingon Barat Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow)

BAB II KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA. bencana terdapat beberapa unit-unit organisasi atau stakeholders yang saling

KOORDINASI CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KECAMATAN PASIR BELENGKONG KABUPATEN PASER

BAB II URAIAN TEORITIS

Bahan Presentasi KOORDINASI DAN KOLABORASI

PENERAPAN FUNGSI PEMBINAAN CAMAT TERHADAP APARATUR DESA DI KECAMATAN GALELA BARAT

PERAN KEPALA DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI DESA MUKTI UTAMA KECAMATAN LONG MESANGAT KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Negara Republik Indonesia saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan

PERAN BIRO HUKUM DALAM HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH (STUDI DI BIRO HUKUM SETDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN DI KECAMATAN MOROTAI SELATAN BARAT. Oleh Alfrits Labage.

mekanisme pemerintahan negara dijalankan oleh presiden sebagai pemegang kekuasaan

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan di Indonesia, kecamatan mempunyai kedudukan cukup strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

Jurnal Administratie

BAB I PENDAHULUAN. bentuk negara kesatuan ini maka penyelenggaraan pemerintahan pada prinsipnya

Pelaksanaan Program Pembangunan Fisik di Desa Gunungsari Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Anis Karnita ABSTRAK

EKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volome 2 No. 2 Tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

PERAN CAMAT DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN MADIDIR 1. Oleh : Billdy Sondakh 2

PERANAN CAMAT SEBAGAI KOORDINATOR DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI DISTRIK MASYETA. Titus Ogoney 1

PROFESIONALISME CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DIKECAMATAN PULUTAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN LURAH DENGAN PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN FISIK DI KELURAHAN BUKUAN KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERANAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) DALAM PENYELENGGARAN PEMBANGUNAN DI KOTA MANADO. Oleh : CINDY RATU NIM : ABSTRAKSI

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

KOORDINASI CAMAT DENGAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA WANASARI KECAMATAN MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dampak menurut Gorys Kerap dalam Otto Soemarwoto (1998:35), adalah

ASEP NURWANDA Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas Galuh ABSTRAK. Kata Kunci : Pelaksanaan, Pemungutan Retribusi, Bahan Beton Jalan

PELAKSANAAN FUNGSI KOORDINASI DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA KENDARI KASMIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 6 TAHUN 1988 TENTANG KOORDINASI KEGIATAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH

PENGARUH KOORDINASI DAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA CV. PERMATA 7 WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten atau Kota di seluruh Indonesia wajib

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

MODEL KEPEMIMPINAN CAMAT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN KAPUAS BARAT KABUPATEN KAPUAS PROPINSI KALIMANTAN TENGAH.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136 TAHUN 1998 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI LEMBAGA PEMERINTAH NON-DEPARTEMEN

PEMERINTAHAN DAERAH DESENTRALISASI, DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR i KATA SAMBUTAN..iii DAFTAR ISI...iv

PENGARUH PENGAWASAN OLEH INSPEKTORAT TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DENGAN TITIK BERAT PADA DAERAH TINGKAT II

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

IMPLEMENTASI FUNGSI KOORDINASI PEMERINTAHAN PADA KANTOR DISTRIK ALAMA KABUPATEN MIMIKA. Oleh : Eneas Mulugol 1 Arpi.R.Rondonuwu 2 Ventje Kasenda 3

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DENGAN TITIK BERAT PADA DAERAH TINGKAT II

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1988 Tentang : Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal Di Daerah

SKRIPSI PROSES BERPERKARA PERDATA SECARA PRODEO DALAM PRAKTEK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PURWODADI )

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian. Hal ini dilakukan berdasarkan bahwa mereka dapat memberikan

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga

PERATURAN DAERAH KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

SKRIPSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PADANG PERIODE TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

PENGHARMONISASIAN PERATURAN PUSAT & DAERAH TERKAIT PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk. mewujudkan tujuan nasional. Tujuan nasional yang tercantum dalam alenia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DENGAN TITIK BERAT PADA DAERAH TINGKAT II

KOORDINASI MASALAH-MASALAH PENCAPAIAN KOORDINASI EFEKTIF PENGERTIAN KOORDINASI KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu, dan peningkatan kinerja perusahaan yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh seseorang yang menempati posisi di dalam status sosial (Margono Slamet, 1995: 15).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam sistem dan struktur pemerintahan daerah. Undang-Undang No. 5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

EFEKTIVITAS PEMBINAAN DAN PENGAWASAN CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN TERTIB ADMINISTRASI DESA (Suatu Studi Di Desa Bumbiha Di Kecamatan Siau Barat)

PERANAN KEPALA DESA SEBAGAI PELOPOR PEMBANGUNAN. Dra. T. IRMAYANI Msi Fakultas FISIPOL Ilmu Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM : , JUR : ILMU PEMERINTAHAN)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya mengenai analisis pelaksanaan penyelenggara administrasi

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi, dan pelaporan kinerja pemerintahan oleh pihak-pihak yang

PERAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI BIDANG PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERTANAHAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

Transkripsi:

KOORDINASI CAMAT SECARA VERTIKAL DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI WILAYAH KECAMATAN NANUSA KABUPATEN TALAUD 1. Latar Belakang Penelitian Oleh : Serly Rosali Tawatuan BAB I PENHDAHULUAN Dewasa ini pelaksanaan pembangunan ditingkat kecamatan yakni desa desa didaerah mendapat perhatian utama yang sekaligus sebagai subjek pembangunan. Oleh sebab itu wajar apabilah pembanguan diwilayah kecamatan didaerah daerah yang jauh dari kota besar mendapat penanganan yang serius dari aparat pemerintah. Pembangunan yang sudah direncanakan ditingkat kecamatan oleh aparat pemerintah kecamatan sering tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi dari pemerintah kecamatan dalam proses pembangunan di kecamatan itu sendiri, seperti yang terjadi dikecamatan Nanusa masih kurangnya peran aparat untuk mewujudkan dan peran sertanya dalam proses pembangunan kecamatan serta sistem koordinasi yang lemah meupakan salah satu kendala yang cukup serius dalam pembangunan kecamatan. Dalam pembangunan dibutuhkan strategi yang tepat karena akan menentukan dimana peran pemerintaha dan diman peran masyarakat sehingga dapat berperan secara optimal dala melaksanakan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam UUD No 32/2004 tentang perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya harus berorientasi kebawah dan melibatkan masyarakat luas melalui pemberian wewenang perencanaan pelaksanaan pembanguan ditingkat daerah. Dari pengamatan penulis yang terjadi di kecamatan Nanusa pelaksanaan pembangunan belum terkoordinasi secara optimal oleh aparat pemerintah. Hal ini belum didukung oleh sarana prasarana yang representative yang sesuai dengan harapan

masyarakat. Pelaksanaan pembangunan belum terbangun seperti jalan kecamatan, pembuatan fasilitas umum seperti pembangunan saluran air, pembuatan tempat sampah, belum berjalan secara maksimal, ini terlihat dari lambatnya pekerjaan, ketidak pastian waktu pelaksanaan dan letak geografis kecamatan yang jauh dari pusat pemerintahan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan hal hal yang telah diuraikan dalan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana pelaksanaan koordinasi camat dalan menunjang keberhasilan pembanguanan di wilayah kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud? 3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengatahui koordinasi camat dalam menunjang keberhasilan pembangunan kecamatan di kecamatan Nanusa Kabupaten Talaud. BAB II KERANGKA KONSEPTUAL A. Konsep Koordinasi Secara etimologi kata koordinasi berasal dari perkataan cum yang berarti berbeda beda dan ordinare yang berarti penyesuaian atau penempata pada keseharusannya. (Pariata Westra. 1983 : 53). Kata coordination berasal co dan ordinare yang berarti to regulate. Dilihat dari pendekatan empiric dikaitkan dengan segi etimologi koordinasi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat untuk saling memberi informasi dan mengatur bersama (meyepakati) hal tertentu, sehingga disatu sisi proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang satu tidak mengganggu proses pelaksanaan tugas dan

keberhasilan pihak yang lain, sementara disisi lain yang satu langsung atau tidak langsung mendukung pihak yang lain. Dilihat dari sudut normative koordinasi diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakan, menyerasikan, menyelaraskan dan menyeimbangkan kegiatan kegiatan yang spesifik atau berbeda beda agar semuanya terarah pada penyamapaian tujuan tertentu pada saat yang telah ditetapkan. Dari sudut fungsional koordinasi dilakukan guna mengurangi dampak negative, spesialisasi dan perefektifan pembagian kerja (Taliziduhu Ndraha, 2003 : 290). Menurut G. R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkon dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindaka yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Menurut Handoko (2003 : 195) mendefinisakan koordinasi (coor dination) sebagai proses pengintegrasian tujuan tujuan dan kegiatan kegiatan pada satuan satuan yang terpisah (Departemen atau bidang bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. B. Konsep Pembangunan Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk diperdebatkan dan mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat mengartikan pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang pemikiran telah berkembang muali dari perspektif sosiologi klasik, pandangan marxis, dan modernisasi. Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh Bangsa, Negara, dan Pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Nation building). Sedanagkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana yaitu sebagai suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.

C. Konsep Kecamatan Dalam ensiklopedia Nasional Indonesia (1990:269) kecamatan adalah sebuah wilayah administrasi dibawah kabupaten.kecamatan terdiri dari desa-desa. Menurut UU No 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kebupaten dan daerah kota. Dalam peraturan pemerintah No 19 Tahun 2008 tentang kecamatan mengatakan : kecamatn atau sebutan lain adalah wilayah kerjasama sebagai perangkat daerah Kabupaten/Kota. D. Camat Camat menurut Bayu Suryaningrat (1981 : 2) adalah seorang yang mengepalai dan membina suatu wilayah yang biasanya terdiri dari beberapa desa atau keluarahan. Camat juga sebagai eksekutif seorang pelaksana tugas pemerintah. Dari pengertian diatas Camat sebagai aparat pemerintah daerah mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mengkoordinasikan, memimpin pemerintahan yang ada diwilayah kecamatan disamping merencanakan dan melaksanakan program pemerintah, Camat juga dapat membina ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu penelitian kontekstual yang menjadikan manusia sebagai instrument dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data pada umumnya bersifat kualitatif.pendekatan kualitatif dicirikan oleh tujuan penelitian yang berupaya memahami gejala-gejala yang

sedemikian rupa yang tidak memerlukan kuantitatif, karna gejala tidak memungkinkan untuk dikur secara tepat(gana,1993 : 32) B. Fokus penelitian Sesuai dengan judul serta rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka focus penelitian adalah: 1. Koordinasi pembangunan dimaksudkan adalah kesatuan usaha atau kesatuan yang berkaitan dengan program pembangunan kecamatan yang dilakukan oleh instansi-instansi pemerintah baik ditingkat kecamatan secara vertikal. 2. Keberhasilan pembangunan kecamatan dimaksudkan adalah tercapainya atau terselenggaranya program-program atau proyek-proyek pembangunan kecamatan baik yang dilakukan oleh instansi-instansi pemerintah itu sendiri. C. Informan Informan dari penelitian ini adalah: 1. Camat Nanusa 2. Kepala desa 3. Masyarakat D. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif dimana jenis data yang berbentuk informasi baik lisan maupun tulisan yang sifatnya bukan angka. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Koordinasi Vertikal Camat Dalam Pembangunan Fisik

Koordinasi mempunyai arti penting dalam pembangunan, hal ini disebabkan karena pelaksanaanya melibatkan lebih dari satu instansi pemerintah. Adapun pelaksanaan koordinasi dalam penelitian ini akan dibahas mengenai koordinasi vertikal. Koordinasi vertikal adalah koordinasi yang dilakukan oleh Camat dengan para Kepala Desa. Camat dalam menggunakan kewenangannya senantiasa mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan para Kepala Desa atau mengadakan rapat koordinasi, sehingga masing masing pihak dapat mengetahui dan menjalankan tugas dan fungsinya. Camat dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada Bupati/Wali Kota melalui sekertaris daerah. Dari wawancara dengan pegawai kecamatan bagian pemerintahan, Bapak Kres mengatakan : ada pembagian tugas dan tanggung jawab dalam organisasi tempat mereka bekerja dengan alasan : 1. Tidak semua tugas dibebankan kepada atasan. 2. Supaya setiap individu yang bergabung dalam organisasi mereka tidak lalai dalam melaksanakan tugasnya dan target organisasi dapat dicapai dengan maksimal. Penulis juga mewawancarai kepala desa Karatung beliau mengatakan : dalam setiap rapat koordinasi di kecamatan Pak Camat selalu membagi tugas setiap kepala kepala desa dalam pembangunan fisik yang sedang berjalan. B. Keberhasilan Pembangunan Dalam proses pembangunan diwilayah kecamatan, fungsi aparat pemerintah merupakan pelaksanaan pembangunan diwilayah ini. Peran serta masyarakat pada umumnya tidak akan lepas dalam kaitan ini, karena tanggung jawab pembngunan tidak hanya semata mata berada ditangan pemerintah saja akan tetapi menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Adapun tanggapan dari responden terhadap intensitas kerja sama antara camat dan kepala desa di kecamatan Nanusa menyatakan bahwa camat selalu melakukan koordinasi dan

koordinasi dapat menghasilkan kerja sama yang baik, pentingnya kerja sama dapat dirasakan terutama dalam memecahkan masalah diwilayah kecamatan Nanusa. Seorang informan masyarakat nanusa Bapak Carlos mengatakan bahwa pembangunan yang sudah direncanakan berjalan dengan lancar, terlihat dengan beberapa pembangunan jalan pembuatan tempat sampah, pembuatan saluran air atau selokan sudah terlihat meskipun belum berjalan 100% setidaknya sudah ada pembangunan yang terlihat. C. Hubungan Antara Koordinasi dan Keberhasilan Pembangunan Antara koordinasi dan keberhasilan pembangunan mempunyai hubungan yang erat, dimana dengan adanya koordinasi dapat menunjang keberhasilan pembangunan. Hal diatas ditinjau oleh beberapa informan yang diwawancarai oleh penulis salah satunya pak camat Nanusa mengatakan : hubungan koordinasi dengan keberhasilan pembangunan sangatlah erat karena tanpa adanya koordinasi dengan pihak pihak tertentu terutama atasan dan bawahan maupun pemerintah dan masyarakat pembangunan itu tidak akan berjalan dengan baik, sebaliknya meskipun ada beberpa kendala namun apabila komunikasi dan koordinasi dengan baik, maka setipa permasalahan dapat diselesaikan dan pembangunan dapat berhasil. Hal ini senada dikatakan oleh kepala desa Karatung, beliau mengatakan : koordinasi sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan di kecamatan Nanusa, koordinasi camat dengan para pegawai kecamatan serta kepala desa sangat menentukan keberhasilan beberapa pembangunan seperti pembangunan jalan, pembuatan tempat sampah/selokan. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa :

1. Koordinasi merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan pembangunan kecamatan, karena berbagai pengamatan dan pengalaman menunjukan bahwa pelaksanaan pembangunan termasuk pembangunan kecamatan, sering mengalami/kendala baik ditingkat pusat, daerah maupun kecamatan. 2. Koordinasi perlu dilakukan karena dengan adanya koordinasi dapat menjamin kelancaran berbagai kegiatan untuk meningkatkan efektifitas kerja, dan untuk menghindari terjadinya kekacauan, percekcokan, atau kekosongan kerja dan menyelaraskan orang orang dalam pekerjaanya. 3. Dalam melaksanakan pekerjaan untuk organisasi perlu ada kerja sama antara bagian satu dengan bagain yang lain dalam suatu organisasi karena dalam organisasi kerjasama itu penting dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan, degan adanay kerjasama tujuan yang hendak dicapai organisasi yang sudah digariskan dalam bentuk keputusan bersama akan terwujud, dan pada dasarnya organisasi pemerintahan kecamatan merupakan satu sistem dimana antara bagian yang satu dengan bagian yang lain merupakan satu keutuhan yang tidak terpisahkan. B. Saran Adapun saran saran dari penulis, yaitu : 1. Pentingya dalam mengevaluasi setiap kegiatan pembangunan,supaya apa yang direncanakan dapat berjalan dengan baik. 2. Diharapkan kepada pemerintah kecamatan/pihak penyelenggara dan unit satuan kerja dalam lingkungan kecamatan dapat bekerja sama supaya tidak menimbulkan kesalahakesalahan yang dapat mempengaruhi kelancaran pembangunan. 3. Penulis juga mengajak seluruh masyarakat kecamatan nanusa untuk berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan karna tanpa partisipasi dari masyarakat pembangunan tidak akan berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syafarudin, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta : BPFE. Effendi, Onong U, 1992. Kepemimpinan dan Komunikasi. Bandung. Nugroho Iwan dan R. Dahuri, 2004, Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi Sosial dan Lingkungan,Pustaka LP3ES Indonesia, Anggota IKAPI. Poerwadaraminta, W. J. S. 1985 Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Siagian, S. P. 1994, Peranan Sraf dalam Manajemen,Jakarta, Gunung Agung. Siagian, S. P. 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Gunung Agung. Siagian, S. P. 1984, Administrasi Pembangunan,Jakarta, Penerbit Gunung Agung. Suryaningrat. B, 1989, Perumusan Kebijaksanaan dan Koordinasi Pembangunan di Indonesia, Jakarta, Bina Aksara. Westra Pariata, 1983, Ensiklopedia Administrasi, Jakarta, Gunung Agung. UU No 22 Tahun 1995, 2001. Otonomi Daerah Pemerintahan Daerah, Penerbit CV. Tamita Utama Jakarta. UU No 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah, Penerbit Citra Umbara Bandung. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2008, Tentang Kecamatan.