BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam usahanya

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan akses informasi yang sudah mendunia. Perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Growth Opportunity,

BAB I PENDAHULUAN. lindung nilai atau biasa dikenal dengan sebutan hedging menjadi topik hangat

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016)

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB V PENUTUP. terhadap keputusan hedging bank konvensional maka semakin tinggi. b. Kesulitan keuangan ( financial distress) mempunyai pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dunia usaha dituntut agar mampu bersaing ditengah kompetisi yang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii. PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perdagangan internasional merupakan salah satu ciri dari era globalisasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan cara ekspor dan impor, franchising, maupun membangun kantor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sejak pertengahan tahun menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana)

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

untuk menukarkan atau memperjual-belikan valuta asing, bahkan perbankan mendorong terjadinya hubungan perekonomian perdagangan internasional

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari berbagai negara. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menerapkan strategi strategi baru untuk memperbaiki arus kas

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

: hedging, risiko, leverage, profitabilitas, likuiditas

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Negara. Sesuai dengan Pasal 1 Undang-

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING KONTRAK OPSI SAHAM UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO KERUGIAN AKIBAT FLUKTUASI

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Investasi merupakan usaha investor untuk mendapatkan hasil yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Adanya aktiva produktif

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai. Tujuan jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang akhirnya menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing keuangan negara tertentu. Sejauh ini perdagangan pada pasar berjangka mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi, terutama sebagai sarana pelaksanaan lindung nilai (hedging) dan pembentukan harga. Aplikasi dari instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai telah meningkat secara substansial selama beberapa tahun terakhir. Namun semakin meningkatnya persaingan serta gejolak harga pasar yang dihadapi dapat membuat ketidakpastian atau risiko usaha semakin meningkat dalam mempertahankan usahanya. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam transaksinya dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor eksternal seperti fluktuasi tingkat suku bunga, kurs valuta asing maupun harga komoditas yang berdampak negatif terhadap arus kas, nilai perusahaan serta mengancam kelangsungan hidup perusahaan (Putro, 2012). Risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan risiko. Jadi, risiko adalah akibat yang harus diterima dari suatu proses yang sedang dilakukan atau akan dilakukan. Diperlukan berbagai informasi dan analisa dalam setiap keputusan 1

2 transaksi, hal ini sangat penting untuk meminimalkan risiko. Beberapa bentuk risiko yang diambil merupakan suatu risiko yang menyatu dari kegiatan bisnis yang dilakukan, dan beberapa merupakan hal yang wajar pada bisnis tertentu seperti misalnya pada bidang usaha pertambangan minyak dimana risiko kenaikan dan penurunan harga adalah hal yang wajar. Risiko muncul karena adanya kondisi ketidakpastian. Ketidakpastian bisa berasal dari fluktuasi pergerakan aktivitas yang tinggi, semakin tinggi fluktuasi, semakin besar tingkat ketidakpastiannya (Irawan, 2014). Risiko kegagalan terdapat pada setiap keputusan, dengan adanya ketidakpastian terhadap pergerakan harga yang terjadi, risiko pengambilan keputusan yang ada dalam setiap transaksi menjadi tinggi. Oleh karena itu diperlukan berbagai informasi atau analisis sebelum keputusan diambil dalam setiap transaski, hal ini sangatlah penting untuk meminimalkan risiko karena pertumbuhan ekonomi dan perubahan aspek yang lain terjadi sangatlah cepat (Hayyuza, 2006). Jenis risiko dapat diketahui oleh perusahaan dengan mengukur terlebih dahulu eksposur yang dapat dialam i perusahaan. Eksposur adalah objek yang rentan terhadap risiko dan berdampak pada kinerja perusahaan apabila risiko yang diprediksikan benar-benar terjadi. Eksposur yang paling umum berkaitan dengan ukuran keuangan, misalnya harga saham, laba, pertumbuhan penjualan dan sebagainya (Putro, 2012). Ada beberapa cara untuk menghadapi risiko nilai tukar, seperti lindung nilai alami, manajemen kas dan penyesuaian transaksi antar perusahaan, lindung

3 nilai pendanaan internasional serta lindung nilai mata uang asing melalui kontrak forward, kontrak berjangka (future contract), opsi mata uang, dan swap mata uang. Tetapi tidak semua perusahaan yang terpengaruh risiko fluktuasi mata uang asing melakukan tindakan lindung nilai. (Irawan, 2014) Hedging dengan instrumen derivatif adalah salah satu strategi untuk meminimalisir risiko dalam transaksi-transaksi keuangan tertentu. Lindung nilai atau dalam bahasa Inggris disebut hedge dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai (hedging) merupakan strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut (Putro, 2012). Lindung nilai diperlukan oleh perusahaan, kebanyakan perusahaan menggunakan lindung nilai karena tidak mempunyai kemampuan atau keahlian khusus dalam memprediksi variabel-variabel seperti tingkat bunga, kurs valas, dan harga komoditas. Dengan lindung nilai, perusahaan dapat memfokuskan aktivitas utamanya sesuai dengan kemampuan dan keahlian khususnya. Aktivitas hedging dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif, derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual dan membeli sejumlah barang (baik komoditas, maupun sekuritas) pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati pada saat ini. Faktor eksternal yang mempengaruhi aktifitas hedging antara lain BI rate dan nilai tukar yang menjadi acuan perusahaan dalam melakukan aktifitas

4 hedging. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013, juga melakukan aktivitas hedging karena berkaitan dengan adanya aktivitas perusahaan Manufaktur yang menggunakan mata uang asing dalam transaksi perusahaan sehingga memiliki risiko valuta asing. Tabel 1.1 Data rasio keuangan BI rate dan nilai tukar per 3 bulan tahun amatan 2011-2013 Tahun BI Rate Nilai Tukar (Rp Terhadap $) 2011 6.50 8,798 2012 5.90 9,444 2013 6.55 10,547 Sumber: data diolah www.bi.go.id (2015) Tabel 1.1 menunjukkan data acuan pokok untuk melakukan aktivitas hedging agar dapat menjadikan instrumen di atas sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk melakukan aktivitas hedging atau tidak melakukan aktivitas hedging. Untuk mempermudah analisis, berikut disediakan gambar grafik. Sumber: www.bi.go.id (2015) Gambar 1.1 Fluktuasi Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Pada Gambar 1.1 merupakan grafik fluktuasi nilai tingkat suku bunga Bank Indonesia periode 2011-2013 dengan amatan per 3 bulan. Suku bunga bank

5 adalah persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Pada BI rate seperti yang terlihat dalam grafik menunjukkan angka 6.50% pada bulan Jan 2011. Pada bulan April 2011 tingkat suku bunga Bank Indonesia meningkat menjadi 6,75% dan terus menurun sampai Juli 2013 pada angka 6.50% kembali menunjukan peningkatan di Oktober 2013 sebesar 7.25%. Jika dilihat dari tingkat penurunan tingkat suku bunga yang terus menurun, dan tiba-tiba mengalami peningkatan yang cukup tajam meskipun tidak mencapai titik tertinggi dalam grafik, dari titik terendah membuat beberapa perusahaan disulitkan akan kondisi tersebut yang berhubungan dengan suku bunga pinjaman yang berhubungan dengan suku bunga acuan dari Bank Indonesia. Apabila terdapat perusahaan yang akan melakukan pinjaman pada periode Juli-Oktober 2013, jumlah pinjaman yang akan dikembalikan pun membesar sejumlah peningkatan tingkat suku bunga Bank Indonesia yang ditetapkan. Selama tahun 2011 2013, nilai tukar rupiah cenderung mengalami depresiasi atau melemah terhadap nilai US Dollar. Dengan melihat rata-rata pertahun dari periode 2011-2013 BI Rate terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 5.90%. Rata-rata tertinggi di tahun 2013 dengan angka 6.55%.

6 Sumber: www.bi.go.id (2015) Gambar 1.2 Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Pada Gambar 1.2 menunjukkan grafik fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap Dollar periode 2011-2013, dengan amatan per 3 bulan. Dalam gambar grafik merupakan harga mata uang Rupiah terhadap satu Dollar Amerika. Fluktuasi nilai tukar adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Jenis risiko fluktuasi kurs nilai tukar termasuk dalam eksposur valuta asing, eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan pembayaran dan/atau menerima pendapatan dalam valuta asing (Putro, 2012). Dari periode Januari 2011 sampai dengan Oktober 2011 mata uang Rupiah mengalami apresiasi terhadap Dollar tetapi tidak terlalu signifikan, dengan nilai pada bulan Januari 2011 senilai Rp.9,082/$ menjadi Rp 8,940/$. Pada periode bulan Oktober 2013, mata uang rupiah mengalami depresiasi terhadap Dollar atau Dollar apresiasi terhadap mata uang rupiah, dengan nilai sebelumnya pada bulan

7 Juli 2013 senilai Rp 10,124/$ menjadi Rp 11,420/$ yaitu terdapat kenaikan sebesar Rp 1,296/$. Apabila terdapat perusahaan dengan mengadakan perjanjian pada bulan Juli sebagai periode jatuh tempo, perusahaan tersebut akan membayar lebih mahal sebesar Rp 1,296/$ dari jumlah transaksi yang seharusnya. Namun tidak demikian bila perusahaan tersebut menggunakan salah satu instrumen derivatif sebagai aktivitas hedging untuk menutupi kerugian yang akan timbul dari risiko depresiasinya nilai mata uang rupiah. Pihak swasta pada umumnya lebih mengandalkan instrumen derivatif forward pilihan ini tidak sekedar memenuhi kebutuhan valuta asing, tetapi juga menjadi sarana lindung nilai (hedging) ditengah fluktuasi mata uang. Hedging bagi perusahaan yang punya tanggungan dalam bentuk mata uang asing. Misalkan utang perusahaan, hedging menjadi alat yang membantu dari risiko kerugian terkait nilai tukar mata uang. Tabel 1.2 Tiga Perusahaan Sektor Aneka Industri yang Melakukan Hedging 2011-2013 No. Nama Perusahaan Tahun Total Aset Total Hutang Total Aktiva Lancar Laba (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1. Astra Internasinal 2011 154,319M 78,481M 66,064M 21,077M 2012 182,274M 92,460M 75,799M 22,742M 2013 213,994M 107,806M 25,863M 22,297M 2. Astra Otopart 2011 6,964,227M 2,241,333M 2,564,455M 1,101,583M 2012 8,881,642M 3,396,543M 5,029,517M 1,135,914M 2013 12,617,678M 3,058,924M 3,205,631M 1,058,015M 3. Primarindo Asia 2011 91,525,902M 2,819,672M 72,542,384M 2,436,791M Infrastructure 2012 100,100,820M 287,919,026M 84,504,115M (16,149,760M) 2013 118,007,059M 321,975,025M 97,686030M 2,623,173M Sumber: Laporan Keuangan Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dari tahun 2011-2013 yaitu Rp.8,798 di tahun 2011, Rp.9,444 di tahun 2012 dan sebesar Rp 10,547 di tahun 2013 membuat nilai hutang perusahaan terus membengkak dan perusahaan

8 kehilangan kemampuan untuk membayar. Untuk itu perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi dengan pihak asing disarankan melakukan hedging untuk mengurangi risiko nilai tukar. Risiko nilai tukar dengan lindung nilai masih menjadi permasalahan yang timbul. Sebagian perusahaan masih berpendapat bahwa hedging dalam valuta asing tidak meningkatkan nilai perusahaan dan fluktuasi nilai tukar memiliki kontribusi yang kecil bagi keseluruhan total risiko perusahaan (Sadalia, 2003:9). Demikian yang terjadi pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang melakukan hedging di tahun 2011-2013 memiliki total hutang yang meningkat mengikuti fluktuasi nilai tukar, bahkan laba perusahaan Primarindo Asia Infrastructure pada tahun 2012 mengalami kerugian sebesar Rp.16,149,760,144 dan terus mengalami peningkatan pada total hutang yang seharusnya risiko kerugian bisa dihindari bila melakukan hedging, sesuai dengan fungsinya hedging yaitu strategi untuk meminimalisir, mengurangi, dan meniadakan risiko, tetapi perusahaan Primarindo Asia Infrastructure mengalami risiko kerugian. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka judul yang diambil dalam penelitian ini yaitu Faktor yang mempengaruhi penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh kesempatan pertumbuhan perusahaan

9 (growth opportunity), tingkat likuiditas (liquidity), ukuran perusahaan (firm size), dan leverage terhadap keputusan hedging. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kesempatan pertumbuhan perusahaan (growth opportunity), tingkat likuiditas (liquidity), ukuran perusahaan (firm size), dan leverage terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan: Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan para perusahaan untuk mengambil langkah yang strategis dalam pengambilan keputusan untuk melindungi nilai investasi yang sudah dikeluarkan. 2. Bagi Investor: Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan menjadi salah satu masukan dalam pengambilan keputusan aktivitas hedging dengan derivatif valuta asing. 3. Bagi Akademisi: Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang baik dalam mengembangkan penelitian selanjutnya dan menjadi pedoman untuk memperluas wawasan ilmu terutama dalam bidang Manajemen Keuangan.