I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang menjadi salah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

II. TINJAUAN PUSTAKA (Allem, 2002). Tanaman ini selanjutnya menyebar ke berbagai penjuru

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman pangan potensial masa

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

PENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubikayu berasal dari Brasilia. Ilmuwan yang pertama kali melaporkan hal ini

Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) termasuk tumbuhan berbatang

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah termasuk ke dalam devisi Spematophyta, famili Papilionaceae, genus Arachis, species Arachis hypogaea L.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. sebagai penghias meja kerja dalam bentuk vas bunga, dan dapat dikombinasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubikayu (Mannihot esculenta) merupakan tanaman perdu, berasal dari benua

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Mentimun. keluarga labu - labuan (Cucurbitaceae) yang sudah pupuler di dunia. Menurut

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

KUALITAS NATA DE CASSAVA LIMBAH CAIR TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. manusia di bumi ini masih membutuhkan sandang, pangan dan perumahan dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bit (Beta vulgaris L.) merupakan sejenis tanaman ubi-ubian yang

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN. jumlah bunga, saat berbunga, jumlah ruas, panjang ruas rata-rata, jumlah

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kerontokan Bunga dan Buah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian yang sangat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perimbangan dan Pengendalian Fase Pertumbuhan (Vegetatif-Reproduktif)

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu sarana produksi utama dalam kegiatan. budidaya tanaman. Kebutuhan benih padi di Indonesia pada tahun 2013

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

I. PENDAHULUAN. penggemarnya. Selain itu bunga anggrek memiliki variasi bentuk, warna dan ukuran

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

TANAMAN PENGHASIL PATI

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman buah semangka Citrullus vulgaris Schard. yang termasuk tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia komoditas tanaman pangan yang menjadi unggulan adalah padi,

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widdy Hardiyanti, 2013

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pembentukan buah tanpa biji per tandan. 1. Persentase keberhasilan pembentukan buah tanpa biji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan utama ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Ubi kayu yang berasal dari Brazil, Amerika Selatan, diketahui memiliki kandungan sumber energi yang lebih tinggi dibanding padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum karena ubinya mengandung air sekitar 60%, pati 23-35%, serta protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Sebagai tanaman pangan, ubi kayu merupakan sumber karbohidrat bagi sekitar 500 juta manusia di dunia, terutama bagi penduduk di negara-negara tropis karena mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sebanyak 32,4 gram dan kalori 567,0 kal dalam 100 gram ubi kayu (Wikipedia, 2013). Potensi Indonesia dalam hal budidaya dan produksi ubi kayu sebagai negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga di dunia (13.300.000 ton/tahun) setelah Brazil (25.554.000 ton/tahun) dan Thailand (13.500.000 ton/tahun) (Anonim a, 2007), telah menjadikan pemilihan ubi kayu sebagai bahan pangan subtitusi beras mempunyai alasan yang kuat, karena mudah dibudidayakan, merupakan makanan pokok asli sebagian masyarakat Indonesia, dan memiliki kandungan gizi yang memadai. Hal ini sekaligus memberikan gambaran bahwa di masa yang akan

2 datang, kebutuhan akan produksi ubi kayu diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan tinggi dan luasnya pemanfaatan. Di Indonesia, ubi kayu merupakan salah satu tanaman yang mempunyai peran penting, karena tidak hanya sebagai tanaman pangan melainkan sebagai bahan baku bioenergi terbarukan. Potensi ubi kayu sebagai bahan baku berbagai sektor industri di antaranya dapat diolah menjadi produk turunan seperti gaplek (manioc), pellet, tepung tapioka, tepung ubi kayu (cassava starch), dan beberapa produk kimia seperti alkohol, asam sitrat, monosodium glutamat, sorbitol, siklodekstrin, glukosa kristal, dextrose monohydrate, dextrin, etanol, serta bahan pembuatan edible coating dan biodegradable plastics (Dianasari, 2012). Pemenuhan kebutuhan akan produksi ubi kayu nasional telah banyak diupayakan di Indonesia, satu di antaranya adalah dengan pengembangan tanaman unggul melalui jalur pemuliaan tanaman. Dalam pemuliaan tanaman, bunga merupakan komponen tanaman yang tidak dapat dipisahkan. Produksi bunga sangat penting dalam hal pembiakan karena pembungaan merupakan awal dari keberhasilan tanaman untuk menghasilkan biji. Oleh karena itu, ketersediaan bunga yang cukup menjadi salah satu faktor pendorong dalam hal perakitan klon-klon ubi kayu unggul yang baru, namun dalam prosesnya, menurut Komeda (2004) pembungaan mengalami proses yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti banyaknya cahaya dan suhu. Proses persilangan untuk mendapatkan tanaman unggul baru oleh para pemulia seringkali terhambat akibat ketersediaan bunga ubi kayu yang lambat dan tidak seragam antarvarietas/antargenotipe. Pembungaan pada tanaman ubi kayu yang

3 biasanya terjadi di umur tanaman 8-12 bulan dan sangat bergantung pada genotipe serta lingkungan tumbuh (Hasley et al, 2008), seringkali menjadi faktor pembatas para pemulia dalam melakukan pemuliaan tanaman ubi kayu. Hal ini telah mendorong adanya upaya pengaplikasian zat pengatur tumbuh (ZPT) yang diharapkan mampu menginduksi pembungaan tanaman ubi kayu di umur muda. Kecenderungan penggunaan zat penghambat tumbuh dalam praktik budidaya tanaman dan manipulasi produksi buah-buahan di luar musim merupakan salah satu cara yang dinilai paling memungkinkan untuk mengatur pembungaan. Sejumlah penelitian telah berhasil menemukan bahwa pemberian paclobutrazol mampu menstimulasi dan mempercepat induksi pembungaan pada beberapa tanaman seperti jeruk (Poerwanto dan Inoue, 1994), rambutan (Hartini, 1996), kelengkeng (Yulianto et al., 2008), dan mangga (Rahayu, 2010). Rahayu (2010) menyatakan bahwa pada tanaman mangga yang diberi paclobutrazol sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pembungaan pada bulan April 2010, sementara tanaman mangga kontrol belum menunjukkan tanda-tanda pembungaan dan baru berbunga biasanya di bulan Juni atau Juli. Paclobutrazol merupakan retardan yang berfungsi untuk menghambat pembentukan giberelin, yang merupakan hormon utama pada tanaman yang berperan dalam pemanjangan sel. Prinsip kerja paclobutrazol di dalam tanaman ialah menghambat biosintesis giberelin dengan cara menekan kaurene sehingga tidak terjadi pembentukan kaurenoat. Hal ini mengakibatkan penurunan laju pembelahan sel secara morfologis yaitu terlihat adanya pengurangan asimilat yang diarahkan ke pertumbuhan reproduktif untuk pembungaan (Watson, 2006).

4 Terhambatnya biosintesis giberelin sudah banyak dibuktikan sangat efektif menurunkan pertumbuhan vegetatif tanaman mengingat peran penting giberelin dalam proses pemanjangan sel-sel meristem sub apikal, sehingga penggunaan paclobutrazol pada tanaman dapat merangsang terjadinya pembungaan akibat pengalihan fotosintat pertumbuhan ke fase reproduktif. Umumnya paclobutrazol dapat digunakan pada semua tanaman berkayu yang merupakan tanaman berbiji terbuka atau angiospermae. Poerwanto R. dan R. Nyoman (2008) menyatakan bahwa paclobutrazol terbukti efektif dipergunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk, dan durian. Menurut ICI (1986), pemupukan melalui daun memberikan pengaruh yang lebih cepat terhadap tanaman dibanding lewat akar. Pemupukan melalui daun dengan cara penyemprotan dianggap lebih efektif mengingat daun merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis pada tanaman serta keberadaan stomata yang sebagian besar terletak di bawah permukaan daun sehingga proses penyerapan unsur haranya relatif lebih cepat (Marsono, 2007). Aplikasi paclobutrazol juga dapat dilakukan dengan penyemprotan melalui daun. Erwin et al. (2011) melaporkan bahwa aplikasi paclobutrazol 500 ppm/tanaman melalui daun adalah konsentrasi terbaik dalam merangsang pembentukan cabang dan bunga dua pertiga (66%) populasi tanaman ubi kayu klon Thailand, dibandingkan dengan pemberian konsentrasi paclobutrazol lainnya (0, 250, 750, dan 1.000 ppm/tanaman). Aplikasi paclobutrazol di awal masa pertumbuhan tanaman ubi kayu untuk menginduksi terjadinya pembungaan dini diduga memiliki keterkaitan antara

5 umur tanaman dan waktu penyemprotan. Frekuensi pemberian paclobutrazol yang tepat sangat mempengaruhi cara kerja retardan yang bersifat menghambat biosintesis giberelin, menurunkan fase pertumbuhan vegetatif, dan merangsang terjadinya pembungaan melalui transfer alih fungsi asimilat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yaitu berapa frekuensi pengaplikasian paclobutrazol yang mampu menginduksi pembungaan tanaman ubi kayu terbaik? Dari latar belakang yang telah dikemukakan, penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah pemberian paclobutrazol melalui daun berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman ubi kayu umur muda? 2. Apakah pemberian paclobutrazol melalui daun dapat mempercepat induksi pembungaan tanaman ubi kayu umur muda? 3. Berapakah frekuensi pemberian paclobutrazol terbaik melalui daun yang dapat mempercepat induksi pembungaan tanaman ubi kayu umur muda? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh pemberian paclobutrazol melalui daun terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman ubi kayu umur muda. 2. Mengetahui pengaruh pemberian paclobutrazol melalui daun terhadap optimasi pembungaan tanaman ubi kayu umur muda.

6 3. Mengetahui frekuensi terbaik pemberian paclobutrazol melalui daun yang dapat menginduksi pembungaan tanaman ubi kayu umur muda. 1.3 Kerangka Pemikiran Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ubi kayu dalam rangka pemenuhan kebutuhan nasional adalah dengan menciptakan klon-klon unggul baru melalui pemuliaan tanaman. Pengembangan potensi genetik ubi kayu melalui pemuliaan dapat dengan mudah dilakukan bila tanaman dapat berbunga serentak dan dalam jumlah mencukupi. Namun, lamanya waktu pemunculan bunga pada tanaman ubi kayu yang umumnya terjadi pada umur tanaman 8-12 bulan (Hasley et al., 2008), seringkali menjadi faktor pembatas para pemulia untuk melakukan persilangan. Pembungaan pada umumnya dipengaruhi aktivitas hormon endogen pada tanaman. Pada tanaman ubi kayu, pembungaan juga sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sepertinya banyaknya cahaya dan suhu. Untuk menginduksi pembungaan yang lebih dini pada tanaman ubi kayu diperlukan adanya perlakuan senyawa kimia yang dapat mempengaruhi sistem hormon dalam tanaman. Adanya pengalihan fotosintat dari fase pertumbuhan yang jumlahnya ditekan oleh zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk kemudian dialihkan ke arah fase reproduktif diharapkan mampu mempercepat masa pembungaan. Menurut Watson (2006), paclobutrazol merupakan zat penghambat tumbuh (growth retardant) yang bersifat menghambat biosintesis giberelin yang merupakan hormon utama tanaman yang berperan dalam pemanjangan sel.

7 Aplikasi paclobutrazol terbukti sangat efektif menurunkan pertumbuhan vegetatif tanaman. Terhambatnya pembentukan giberelin akan mengakibatkan pertumbuhan tunas dan daun terhambat akibat penurunan laju pembelahan sel secara morfologis dimana terlihat adanya pengurangan asimilat yang penggunaan zat tersebut diarahkan ke fase reproduktif untuk kemudian dapat merangsang terjadinya pembungaan. Aplikasi paclobutrazol dapat dilakukan melalui penyemprotan pada daun. Penyemprotan paclobutrazol pada daun diharapkan bersifat lebih efektif dalam hal menginduksi pembungaan tanaman ubi kayu umur muda. Hal ini dikarenakan paclobutrazol yang diaplikasikan dapat langsung diserap oleh tanaman melalui stomata, menghambat sintesis giberelin, dan mampu mengarahkan suplai fotosintat yang dihasilkan dari proses fotosintesis di daun. Fotosintat yang semula digunakan untuk pertumbuhan vegetatif nantinya akan dialokasikan untuk pertumbuhan generatif dan memicu terjadinya pembungaan dini pada tanaman ubi kayu. Pemberian paclobutrazol untuk menginduksi pembungaan dini pada tanaman ubi kayu umur muda harus dilakukan secara tepat cara dan tepat dosis, baik konsentrasi, volume maupun frekuensi. Penelitian sebelumnya oleh Erwin et al. (2011) melaporkan bahwa aplikasi paclobutrazol melalui daun dengan konsentrasi 500 ppm dan volume semprot 100 ml/tanaman dalam 3 kali waktu penyemprotan mampu menginduksi pembentukan cabang dan bunga dua per tiga (66%) populasi tanaman ubi kayu klon Thailand yang ditanam di dataran rendah, dibandingkan

8 dengan pemberian konsentrasi paclobutrazol lainnya (0, 250, 750, dan 1.000 ppm). 1.4 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Pemberian paclobutrazol melalui daun mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman ubi kayu umur muda. 2. Pemberian paclobutrazol dengan frekuensi 2 kali dapat mengoptimumkan induksi pembungaan tanaman ubi kayu umur muda.